Tugas ayah sebagai kepala keluarga dan Penerapannya

 

Tugas ayah sebagai kepala keluarga seringkali tidak dianggap sepenting tugas ibu yang banyak berkutat di ranah domestic, padahal tidak demikian kenyataannya. Tugas ayah sebagai kepala keluarga sangat kompleks. Ayah tidak hanya pengatur bagaimana agar rutinitas di dalam dan di luar keluarga bisa berjalan dengan lancar, tetapi ayah sekaligus sebagai praktisi dari aturan yang dibuatnya sendiri.

Tugas ayah sebagai kepala keluarga tidak hanya di luar rumah untuk memenuhi kebutuhan material saja, tetapi seorang ayah juga terlibat urusan di dalam rumah yang identik dengan pekerjaan perempuan. Ayah yang mampu melakukan seluruah tugasnya dengan baik adalah tipikal lelaki ideal, dimana istri dan anak-anak akan semakin mencintainya. Ayah yang demikian adalah kunci keharmonisan rumah tangga. Lalu, apa saja tugas ayah sebagai kepala keluarga?

 1.   Pemimpin Keluarga

Pertama, dalam keluarga, ayah adalah simbol maskulinitas, simbol pemimpin yang tangguh yang mengatur segala rutinitas keluarga. Yang dimaksud pemimpin disini tidaklah pemimpin yang otoriter yang bahkan untuk mendekat padanya saja istri dan anak tidak berani. Tidak demikian adanya!. Ayah adalah orang yang paling didengar suaranya, apakah arah keluarga akan berjalan ke barat ataukah ke timur.

Dibalik keputusan-keputusannya itu, seorang ayah yang ideal memiliki cara pikir yang matang dan bijaksana, tidak emosional dan tidak hanya berdasar pada like dan dislike saja.

Saat ayah  menjalankan perannya sebagai seorang pemimpin, ayah akan berubah menjadi sosok yang tegas, sosok yang disiplin, sosok yang berani mengambil risiko dan bertanggung jawab demi kebaikan bersama. Ayah yang sukses menjadi pemimpin dalam keluarganya memiliki charisma di depan anak istrinya, menjadi tempat mencari solusi dan didengar selalu arahannya.

2.   Pelindung Keluarga

Pelindung keluarga adalah tugas ayah sebagai kepala keluarga. Ayah adalah pribadi yang menjadi canopy bagi anak dan istrinya. Seorang ayah wajib memiliki power untuk melindungi anak-anaknya, tidak terlalu lemah lembut apalagi mudah merasa kasihan. Ayah akan melindungi anak-anaknya dari berbagai hal, mulai dari kejahatan verbal, kejahatan fisik, dan bencana yang mungkin akan menimpanya.

Seorang ayah tidak ingin hati anaknya retak atau tubuh anaknya penuh luka memar karena ulah orang lain yang iseng. Tidak hanya anak yang menjadi perhatian, istripun mendapatkan porsi perlindungan yang sama.

Ayah bijak tidak akan membiarkan istri jatuh sakit tanpa perawatan sama sekali. Jikalau mampu secara ekonomi, seorang suami akan membawa istrinya untuk mendapatkan perawatan VVIP yang ekspres dan berkelas. Perlindungan yang diberikan ayah kepada anggota keluarganya tidak hanya pada saat mereka jatuh sakit saja. Adanya rumah adalah simbol perlindungan, baju yang cocok dan helm yang dikenakan si kecil adalah simbol perlindungan. Ya, makna perlindungan disini sangat luas.

3.   Penyedia Kebutuhan

Dalam bahasa sehari-hari, kita menyebut tugas ini sebagai “pencari nafkah”. Sebelum menikah, orang tua dari pihak wanita akan bertanya “Apa pekerjaan suamimu?”, ini adalah pertanyaan wajib yang dilontarkan. Orang tua umumnya akan melepas putrinya bila calon pasangannnya memiliki pekerjaan, entah itu di lembaga formal maupun non formal.

Pekerjaan adalah simbol kesejahteraan dan adanya garansi bahwa seluruh anggota keluarga akan terpenuhi kebutuhannya.

Kebutuhan dalam keluarga begitu banyak, mulai dari kebutuhan dasar, kebutuhan pendidikan, kebutuhan kesehatan, kebutuhan sosial, dan sebagainya. Kebutuhan itu berjalan terus menerus setiap harinya dan perlu ada pihak yang berperan memenuhi kebutuhan itu hingga anak-anak siap dilepas dan mandiri. Kebutuhan keluarga yang tidak tercukupi rawan memicu konflik.

4.   Pemberi Kasih Sayang

Menjadi seorang ayah harus memiliki banyak bakat, bakat sebagai seorang pemimpin yang tegas dan disipilin dan juga bakat sebagai seorang penyayang yang menjadi penyebab lahirnya anak-anak ke dunia. Bertemunya Anda dan pasangan bermula dari cinta kasih dalam dada. Hadirnya anak adalah buah cinta Anda dan pasangan yang harus dijaga dan senantiasa di pupuk hingga dewasa.

Kenapa demikian? karena manusia bukanlah makhluk logis saja yang cukup diberi kecukupan materi lalu urusan selesai. Manusia memiliki hati, memiliki perasaan yang harus dijaga dengan rasa kasih dan perhatian. Ya, parameter kasih sayang bisa dirasakan hanya dengan hati. Cukupi asupan materi anak, dan penuhi cinta dalam batinnya agar anak dan istri senantiasa merasa dekat hubungannya dengan Anda.

5.   Pembimbing dalam Keagamaan

Ungkapan yang sering kita dengar adalah “kepala keluarga bertanggung jawab atas selamat atau tidaknya anggota keluarga di dunia dan di akhirat”. Ada tugas spiritual yang diberikan kepada ayah. Tugas spiritual itu berupa kewajiban untuk membimbing istri dan anaknya ke jalan yang benar.

Membimbing yang dimaksud adalah dalam hal agama, dimana istri dan anak wajib paham ajaran agama, dan konsisten mem-praktik-kannya. Bahkan, orang tua wajib membiasakan anak agar rutin melakukan sholat sejak dini, mengaji, belajar bersedekah, dan menjalin hubungan baik dengan sesama. Tanggung jawab ini adalah tugas ayah sebagai kepala keluarga yang cukup berat.

6.   Pemberi Tauladan

Tugas ayah sebagai kepala keluarga tidak hanya berbagi teori saja tetapi lupa memberikan tauladan. Seringkali, saat seseorang hanya mengumbar teori, orang disekitarnya akan berkata “omdo” alias omong doang. Jangan sampai anak memberikan julukan ini pada orang tuanya. Tidak perlu banyak memberikan perintah dan larangan.

Anda cukup berikan tauladan secara terus menerus. Anak akan merekam apa saja yang Anda lakukan dalam memorinya. Jika Anda memberikan tauladan yang baik, mereka akan mencontohnya. Tauladan adalah cara pengajaran yang paling efektif. Siapa saja yang secara langsung memberikan tauladan, akan berbeda nilainya dengan yang hanya banyak berteori saja.

7.   Motivator

Menjadi motivator adalah tugas ayah sebagai kepala keluarga yang harus Anda lakukan dengan baik dan pada momen yang tepat. Memberikan motivasi tidak hanya kepada anak-anak saja, tetapi juga kepada istri tercinta yang mungkin saat itu sedang tidak bisa meng-handle kenakalan anak-anak.

Saat anak sedang down semangat belajarnya, Anda bisa membangkitkan semangatnya itu dengan banyak metode. Anda bisa cari tau apa hal yang disukai anak, memberikan hadiah, mengajaknya jalan-jalan, memberikan dorongan berupa kata-kata bijak, dan sebagainya. Yang perlu digaris bawahi adalah, jangan sampai Anda menggunakan kata-kata yang menyudutkan, yang mengintimidasi dan membuat anak-anak seolah tidak berharga.

Pilih cara memotivasi yang tepat sesuai karakter anak. Berikan motivasi pada saat anggota keluarga benar-benar membutuhkan, jangan sampai mengumbar motivasi karena ini akan membuat anggota keluarga bosan.

8.   Pengajar

Pengajar adalah peran lain dari seorang ayah. Anda sebagai seorang ayah bisa meluangkan waktu untuk mengajarkan materi-materi yang diperlukan anak. Anda bisa mengajarkan anak jika anak memintanya, atau dengan inisiatif Anda sendiri. Ini adalah simbol perhatian dan juga tanggung jawab Anda sebagai kepala keluarga.

Tugas ini akan mendekatkan keintiman Anda dan anggota keluarga yang lainnya. Adapun materi yang bisa Anda ajarkan kepada anak adalah drilling bacaan al-Qur’annya, mengajarkan anak naik sepeda ontel, menemaninya mengerjakan PR, menemani anak mengasah bakatnya. Jika kebetulan Anda memiliki bakat yang sama dengan anak, sesekali Anda bisa berikan koreksi pada anak. Bentuk perhatian yang seperti inilah yang akan meningkatkan keharmonisan rumah tangga yang Anda bina.

9.   Pemberi Perhatian

Setiap orang pada dasarnya suka diperhatikan. Perhatian bisa Anda wujudkan dalam hal-hal kecil yang akhirnya membuat mereka merasa bahwa Anda ada untuk mereka. Sebut saja, sebelum tidur, Anda bertandang ke kamar si kecil lalu mengecup keningnya, saat istri ulang tahun Anda memberikan surprize mukena baru, atau setiap berangkat ke kantor Anda tidak lupa mengecup kening istri sambil berkata “Ayah berangkat dulu, Ma”.

Anda tidak perlu melakukan hal-hal besar yang menguras dana dan menghabiskan waktu  untuk mencurahkan perhatian. Sesekali bolehlah planning liburan ke luar kota atau ke luar negeri bersama anak-anak, namun untuk kesehariannya, Anda cukup praktikkan hal-hal kecil seperti diatas.  Perhatian Anda adalah kebahagian bagi istri dan semangat baru bagi anak-anak.

10. Melatih Disiplin

Anak-anak jika dibiarkan saja tentunya lebih suka bermain daripada belajar. Sebagai ayah, Anda wajib membiasakan anak agar disiplin dalam segala hal. Memang, ibulah yang menemaninya setiap waktu. Intensitas ibu untuk mendampinginya yang cukup sering inilah yang membuat ibu lebih tidak disegani daripada Anda selaku ayah. Anda sebagai seorang ayah memiliki power yang kuat untuk melatih anak-anak agar disiplin dalam belajar, beribadah, dan berbuat baik.

Anda bisa berikan sanksi yang tegas agar anak jera dan tidak kembali malas-malasan saat harus melakukan kewajibannya sebagai seorang anak. Anda bisa manfaatkan power dan kharisma sebagai kepala keluarga yang Anda miliki agar anak menjadi lebih bertanggung jawab dimana sikap ini penting untuk masa depannya nanti.

11.  Merancang Quality Time

Nah, ayah yang bijak tau bagaimana cara memprioritaskan keluarganya meski dia tidak memiliki banyak waktu. Ayah akan merancang quality time setiap harinya dengan anak seperti yang dilakukan pada saat sarapan dan dinner.

Atau, di sela-sela kesibukan di kantor, ayah akan menelfon istrinya untuk menanyakan adakah kendala berarti yang dialami di rumah terkait anak-anak. Selanjutnya, ayah akan merancang waktu kumpul yang lebih lama dan dengan nuansa berbeda setiap akhir pekan, setiap 2 pekan sekali, atau setiap bulan sekali.

12. Teman Curhat

Ayah adalah teman curhat yang mengasyikkan bagi anak-anaknya. Ya, tugas ayah sebagai kepala keluarga adalah sebagai teman curhat. Saat istri kesulitan mengatur anak-anaknya, ayah akan menjadi teman curhat yang menyenangkan. Atau, saat anak-anak bermasalah dengan teman-temannya yang jahil banget, ayah menjadi tempat curhat yang akan mendengarkan anak tanpa menyalahkan dan memberikan solusi.

13. Asisten Rumah Tangga

Bagi para istri, tugas ayah sebagai kepala keluarga ini bisa Anda jadikan parameter betapa suami Anda menghargai Anda. Ayah yang tau bahwa istrinya sedang mengurus banyak pekerjaan rumah sekaligus dalam satu waktu, sedangkan dia sedang tidak beraktivitas, ayah yang bijak akan berinisiatif membantu, tanpa disuruh dan dengan senang hati.

Mereka akan rela mencuci piring, cuci baju, momong anak, ganti popok si kecil, dan sebagainya meski dalam keadaan lelah. Super sekali jika suami Anda mau melakukan hal ini untuk Anda dan keluarga. Nah, berapakah persentase tugas ayah sebagai keluarga yang sudah dilakukan suami Anda? Semoga artikel ini bermanfaat bagi para ayah ya.

Baca juga

Kebutuhan Keluarga Meningkat dan 15 Cara Ampuh Mengatasinya

Iklan