Memahami Penyebab Anak Nakal dan 8 Cara Ampuh Mengatasinya

 

Penyebab Anak Nakal-Agaknya saya pribadi kurang nyaman dengan frase “anak nakal” ini. Sebagai ibu dimana kata-kata yang dikeluarkan adalah doa bagi anaknya, agaknya saya pribadi tidak ingin menyebutnya demikian. Kata “nakal” adalah kata sifat yang menerangkan kata “anak”. Untuk kali ini, tak apalah kita menggunakan frase ini sebagai topik utama bahasan untuk memudahkan peng-kategori-an.

Hidup memang penuh dengan oposisi biner, jika ada anak baik maka ada anak nakal sebagai pembanding.

Anak baik adalah anak yang patuh pada norma dan aturan yang berlaku sedangkan anak nakal bertindak sebaliknya. Parent yang memiliki anak baik wajib bersyukur, dan parent yang kebetulan saat ini anaknya masih masuk dalam kategori “anak nakal” wajib bagi parent untuk meningkatkan kesabaran dan mencari cara bagaimana agar anak nakal ini bisa berubah menjadi lebih baik lagi.

Ada beberapa penyebab anak nakal, diantaranya adalah:

  • Faktor lingkungan

Lingkungan adalah cerminan kepribadian seseorang. Anak-anak sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan tempat tinggalnya. Lingkungan yang baik berdampak baik pula pada anak dan lingkungan buruk berpengaruh buruk pula bagi anak. Sering kita jumpai anak-anak yang dahulunya baik, saat masuk ke lingkungan yang kurang mendukung berubah menjadi tidak terkendali.

  • Broken home

Setiap pasangan tentu tidak menginginkan perpisahan. Jika faktanya itulah yang terjadi, kita tidak bisa berbuat apa-apa. Perpisahan tersebut terjadi karena banyaknya penyebab, sebut saja karena ketidakcocokan antar pasutri, karena perbedaan prinsip, karena masalah finansial, karena perselingkuhan yang dilakukan, dan masih banyak lagi penyebabnya.

Ada memang orang tua yang sebelum memutuskan mengakhiri pernikahan mempertimbangkan bagaimana kondisi psikis buah hatinya kelak. Namun tidak jarang pula yang mengabaikan itu sehingga berdampak pada kepribadian anak yang berubah nakal dan tidak terkontrol.

Biasanya, anak nakal yang dikarenakan oleh keputusan orang tuanya mengakhiri rumah tangga mendapatkan empati dan pemakluman dari masyarakat, sebab anak-anak tersebut adalah korban dari keputusan orang tuanya untuk berpisah.

  • Tidak adanya figure yang menjadi tauladan

Anak adalah imitator terbaik. Mereka meniru apa saja yang positif dan negatif yang ada di lingkungan kanan dan kirinya. Anak butuh figur untuk dicontoh. Mereka membutuhkan teladan atau role model dimana ini biasanya di praktikkan oleh orang tua masing-masing.

Orang tua, kakak, dan guru adalah sosok yang ideal untuk dijadikan panutan. Jika kita sebagai parent melakukan hal positif di depan anak-anak maka mereka akan melakukan hal yang sama positifnya saat bersama dengan teman-temannya.

Sebaliknya, jika mereka mengamati hal-hal negatif dari sosok tersebut, mereka akan berubah menjadi anak nakal dan tidak terkendali. Ini seperti hal negatif yang mereka lakukan mendapatkan persetujuan dan sah-sah saja untuk melakukannya.

  • Konflik Pribadi yang Dialami Anak

Apa yang dialami anak ketika tidak sedang mengalami konflik pribadi entah itu bersama teman atau kerabatnya tidak hanya diutarakan dengan cara menangis. Mereka butuh pelampiasan yang salah satunya dilakukan dengan tindakan-tindakan menyimpang seperti kenakalan remaja untuk mendapatkan perhatian dari orang lain. Anak nakal yang mengalami konflik dalam dirinya cenderung meluapkan apa yang ingin dilakukan sesuka hatinya.

Menemukan penyebab anak nakal terlebih dahulu agaknya adalah sikap yang bijak daripada meng-klaim bahwa anak tersebut nakal, titik. Penyebab yang telah ditemukan bisa Anda jadikan referensi untuk mencari solusi atas masalah yang sedang dihadapi. Ya, berfikir dengan cara mengamati alasan disebalik apa yang terjadi adalah cara bijak agar kita semakin mengerti anak dan anak pun tidak merasa tersudut. Berikut cara menghadapi anak nakal yang bisa Anda jadikan referensi.

1. Menyelami Dunia Anak

Kita sering mendengar bahwa setiap orang memiliki sudut pandang dan dunianya masing-masing.  Dalam rumah tangga, biasanya salah satu pemicu konflik adalah ketika kita memaksakan sudut pandang kita pada anggota keluarga yang lain dengan cara yang frontal.

Sedikit cerita, ada salah satu teman yang saat itu ingin bersekolah di kampus Islami tetapi ayahnya ingin dia bersekolah di kampus yang berkaitan dengan lembaga keuangan. Dia berangkat mengabulkan keinginan orang tuanya, namun selama bersekolah dia melakukan banyak sekali pemberontakan.

Everybody is unique, setiap pribadi adalah unik termasuk anak-anak kita. Anak-anak dengan rentang usianya yang masih belia berbeda cara berfikirnya dengan kita yang sudah banyak menyelami manis pahit kehidupan.

Parent mungkin ingin agar anak tidak salah dalam memilih keputusan dalam hidup, namun terkadang cara ini dikomunikasikan dengan cara yang kurang tepat sehingga anak menerima perlakuan itu sebagai bentuk ketidaksayangan yang menyebabkan pemberontakan dalam dirinya.

Yuk, selami dunia mereka, pahami bagaimana sudut pandang mereka dan berkomunikasi dengan cara yang mereka pahami dan sukai. Usaha kita sebagai orang tua untuk menyelami dunia anak adalah tindakan preventif yang bisa kita lakukan untuk mencegah anak nakal.

2. Mendengarkan apa yang Anak Ingin Sampaikan

Anak-anak bukanlah makhluk yang cukup dengan dipakaikan baju dan sepatu baru, diberi uang lalu selesai. Ada sesuatu yang tumbuh dalam dirinya yaitu perkembangan kepribadian dan pola pikir. Proses perkembangan tersebut diwujudkan melalui keinginannya untuk banyak bertanya dan bercerita.

Sesibuk apapun kita, meluangkan sedikit waktu untuk anak bercerita akan memberikan kebahagiaan tersendiri bagi mereka. Anak tidak merasa diabaikan dan merasa memiliki kanal untuk menyalurkan apa yang ingin mereka sampaikan. Idealnya, anak akan bercerita kepada orang tuanya selaku orang terdekatnya. Saat anak merasa terabaikan karena kita enggan meluangkan waktu untuk mendengarkan cerita mereka, tidak menutup kemungkinan anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang nakal.

3. Dua Peran, Teman dan Orang Tua

Hubungan orang tua kepada anak memerankan peran ganda. Sebagai orang tua, parent punya relasi untuk melindungi anak, memenuhi kebutuhannya, memberikan nasihat, dan menegur saat anak melakukan kesalahan. Kita tau kapan harus bersikap tegas dengan mengambil posisi sebagai parent.

Lain halnya dengan saat kita menjadi teman, kita memerankan peran sebagai teman yang mengerti dunia anak dan memahami bagaimana pola pikir mereka. Kita membuat mereka menjadi diri mereka sendiri dan anak merasa happy.

Dua fungsi yang kita perankan dengan baik membantu anak mendapatkan keseimbangan dalam dirinya. Pada diri Anda, anak melihat sosok yang tegas sekaligus menyenangkan. Anak akan menjadi pribadi yang utuh serta menjadi pengendali agar mereka terhindar dari sikap nakal yang kita khawatirkan. Tidak ada alasan bagi mereka untuk nakal jika kita mengambil kendali yang baik entah itu saat menjadi orang tua atau saat menjadi teman bagi si kecil.

4. Tau Kapan Harus Otoriter

Yang perlu kita garis bawahi adalah, anak bukan bawahan yang karena di gaji lantas mereka harus mengikuti apapun yang kita katakan. Bawahan yang mendapatkan perlakuan demikian pun tidak akan merasa nyaman.

Sikap otoriter dalam mendidik anak memang perlu, namun kita harus tau kapan harus bersikap otoriter dan kapan harus menanggalkan itu. Hidup dalam ritme yang tegang dan kaku menyebabkan anak menjadi terkekang dan mati kreativitasnya. Anak yang merasa ketakutan, terkekang, terbebani, dan tidak happy berpotensi melakukan pemberontakan saat sedang jauh dari orang tuanya.

5. Mengabulkan Permintaan pada saat yang Tepat

Mendidik anak sama dengan tarik ulur tali, kapan harus bersikap lentur dan kapan harus bersikap keras, kapan harus mengabulkan, dan kapan harus menunda permintaan. Anak-anak yang terus-menerus mendapatkan apa yang di inginkan tidak menutup kemungkinan akan tumbuh menjadi pribadi yang manja, dan anak-anak yang selalu mengalami penolakan akan merasa terkucil dan apatis. Sikap manja dan apatis adalah sikap yang tidak disarankan saat sedang berinteraksi dengan orang lain di masyarakat.

Yuk, kabulkan permintaan anak pada saat yang tepat. Anda bisa memberikan syarat untuk memberikan imbalan tersebut saat anak selesai melakukan tugasnya dengan baik. Ada proses pendisiplinan disini yang membantu anak berfikir bahwa untuk mendapatkan sesuatu mereka harus berproses dengan lebih baik lagi. Sikap manja dan apatis karena perlakuan yang kurang tepat pada anak bisa kita hindari dengan cara ini.

6. Hindari Marah-marah Berlebihan

Bicara praktik di lapangan memang tidak semudah membicarakan teorinya. Saat kita menghadapi anak nakal berlebihan, hal paling mudah yang bisa kita lakukan adalah dengan marah-marah. Ya, sepertinya lega sekali jika bisa meluapkan kekesalan kita termasuk pada anak yang membuat kita pusing bukan main.

Marah sesekali dalam batas wajar tidak ada masalah. Karena ini adalah bentuk pendisiplinan dimana anak-anak sangat membutuhkannya. Namun marah-marah dengan intensitas yang sering apalagi kemarahan tersebut sudah tidak lagi fokus pada obyek permasalahannya, tetapi lebih kepada cacian atas subyek tersebut, maka dampaknya akan sangat fatal pada psikis anak. Mari bersikap sedikit lebih tenang dan terkontrol dengan meluapkan kekesalan itu dalam bentuk dialog yang logis.

7. Pahami Apa yang Anak Inginkan

Setiap anak memiliki keinginan, itu pasti. Keinginan itu mulai dari hal-hal yang paling kecil seperti ingin membeli es krim dan cemilan hingga keinginan yang besar seperti keinginan memilih profesi dan tempat pendidikannya sendiri.

Keinginan tersebut muncul tidak hanya karena ambisi tetapi juga karena adanya bisikan hati nurani. Pilihan anak dipengaruhi oleh sesuatu yang innate yang ada di dalam diri dan itu perlu untuk dipahami. Jika kita tidak memahaminya, besar kemungkinan anak akan melakukan pemberontakan apalagi jika kita memaksakan sesuatu pada mereka sedangkan mereka sama sekali tidak menginginkannya. Selama keinginan tersebut positif, mari kita dukung keinginan anak.

8. Konsultasikan dengan Psikolog Anak

Banyak dari kita selaku parent yang memiliki keterbatasan pengetahuan mengenai materi diskusi anak nakal. Memperbanyak referensi dari membaca buku mengenai parenting khususnya tema kenakalan anak akan sangat membantu.

Anda bisa konsultasikan masalah anak nakal yang sedang Anda hadapi dengan pakarnya untuk mendapatkan teman berbagi yang profesional dan akan memberikan masukan real yang bisa Anda praktikkan saat itu juga. Akan lebih baik lagi jika setiap keluarga memilih satu psikolog keluarga sebagai tempat konsultasi terpercaya.

Anak nakal banyak sekali penyebabnya. Dari penyebab tersebut Anda bisa menilai alasan kenapa anak sampai nakal. Mengetahui penyebab anak nakal lalu mencari solusi yang pas adalah cara bijak untuk menghadapi anak nakal. Yuk, terapkan beberapa solusi diatas untuk mempermudah Parent menghadapi anak nakal.

Baca juga

13 Tips Sukses Mendidik Anak untuk Mendapatkan Prestasi Belajar yang Bagus

Iklan