Keluarga Sejahtera, Haruskah? 4 Hal Ini Alasannya!

 

Kalau sudah ngobrolin keluarga sejahtera, tentu banyak yang setuju !. Yep, kali ini kita akan bicara keluarga sejahtera.

Sebelum itu, saya mau tanya “Apa definisi keluarga sejahtera menurut mama-mama cantik?”. Sudah punya jawaban? Ada yang sudah & ada yang belum? Baiklah, kita break down dua kata ini ya untuk mendapatkan definisinya.

Keluarga Sejahtera terdiri dari dua kata, kata “keluarga” dan kata “sejahtera”. Keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat yang umumnya terdiri dari orang tua dan anak. Sejahtera adalah kata sifat yang berarti terpenuhinya segala kebutuhan material. Singkatnya, keluarga sejahtera adalah keluarga yang anggotanya tercukupi kebutuhannya.

Pentingkah membangun keluarga sejahtera itu? Jawabannya tidak hanya penting tapi amat sangat penting sekali, kenapa? Ini dia alasannya!

1. Absolute demand

Sebelum beranjak lebih jauh, alasan pertama membangun keluarga sejahtera adalah karena absolute demand, kebutuhan pokok. Suami tidak bisa sekedar bilang cinta, bilang sayang, tapi saat istri minta makan salmon atau minta beli baju, suaminya enteng jawab:

“Ntar dulu ya sayang, sini duduk sama papi, kita cerita masa lalu yang indah”. Hello, nostalgia nih ya ceritanya. Boleh deh satu dua kali pakai alasan ini, tapi kalau sudah 100 kali, dijamin istri bakal baper, nangis di dapur sambil ngiris bumbu. Kapok minta apa-apa lagi. Batin istri tertekan, tertindas dan kelaparan.

Sebagai suami yang katanya cinta dan sayang dengan keluarga, let’s be realistic, yang real-real saja. Letakkan segudang teori yang ada di kepala, usaha semaksimal mungkin, dan penuhi kebutuhan anak-istri. Nafkah lahir yang tidak hanya cukup untuk kepentingan absolute demand saja akan meningkatkan cinta kasih istri kepada pasangannya, dan anak kepada ayahnya.

2. Jauh dari kriminalitas

Tetangga nyuri ayam kita, kenapa? karena mereka butuh makan. Di mikrolet dompet di saku tiba-tiba hilang, kenapa? karena ada pencuri yang di desak kebutuhan ekonomi. Kalau ada pejabat kaya raya masih juga ngantongin uang rakyat, kenapa? karena imannya kurang, hehe. Apa pemicunya? Karena mereka masih jauh dari keluarga sejahtera (disini kita kesampingkan dulu obrolan mengenai karakter pribadi masing-masing ya).

Kalau sudah cukup, kalau sudah kaya, kenapa harus mencuri. Mencuri adalah tindakan criminal yang image nya jelek. Pencuri yang tertangkap harus siap digebukin, siap dicap jelek seumur hidupnya. Mau kaya’ gitu? Nggak ‘kan?

3. Bebas dari image pemalas

Berangkat pagi-pagi, pulang sore hari, setiap hari seperti itu. Wajar ‘kan kalau keluarganya sejahtera?. Bekerja adalah perintah yang wajib hukumnya. Mencarikan nafkah anak istri dan membahagiakan mereka wajib hukumnya. Karena kebutuhan keluarga nyata, meningkat setiap harinya. Masa’ ya istri anak yang minta baju baru kita bilang “udeh, kita ngaji aje!”. Sedih ‘kan pastinya hati mereka?. Gigih mencari nafkah adalah ciri orang yang bertanggung jawab, bebas dari image pemalas dan paham betul bagaimana memposisikan dirinya dalam keluarga.

4. Jaminan masa depan

Memang betul, fokus kita sebaiknya pada saat ini saja, tidak terlalu merenungi masa lalu, dan tidak sibuk mengkhayalkan masa depan. Hari kemarin adalah masa lalu yang sebaiknya diambil hikmahnya dan masa depan adalah masa yang abu-abu dan penuh tanda tanya. Meski begitu, masa depan sebaiknya direncanakan dengan baik, karena lucky tidak datang pada semua orang.

Mayoritas orang yang masa depannya terjamin adalah karena usaha yang dirajut sejak masih muda. Antisipasi adalah poin penting yang harus disiapkan daripada hanya menggantungkan diri pada faktor lucky saja. Tercukupi hari ini dan ada persiapan di masa mendatang adalah ciri keluarga sejahtera. Setuju kan?

Iklan