Upacara Adat Ngaben Berasal dari Bali

Pembaca rinidesu.com, kali ini kami akan membahas mengenai upacara adat ngaben yang berasal dari Bali. Ngaben merupakan upacara penyucian dengan membakar mayat. Acara ini sangat penting bagi masyarakat Bali, karena dianggap sebagai wujud penghormatan dan rasa syukur atas kesempatan hidup yang diberikan oleh Sang Pencipta. Hal yang menarik adalah, meskipun upacara adat ini sangat terkenal di Bali, ternyata banyak orang yang belum paham secara detail mengenai kelebihan dan kekurangannya. Yuk, simak penjelasannya dari kami di bawah ini!

Pendahuluan

Ngaben adalah sebuah upacara yang dirayakan oleh masyarakat Bali ketika ada anggota keluarga yang meninggal dunia. Upacara ini dilakukan sebagai wujud penghormatan dan rasa syukur atas kesempatan hidup yang telah diberikan oleh Tuhan. Ngaben dianggap oleh masyarakat Bali sebagai sebuah rangkaian proses pembakaran fisik dan spiritual sehingga roh si yang telah meninggal bisa kembali ke dunia astral, yang kemudian berusaha untuk melakukan reinkarnasi menjadi manusia yang lebih baik.

Ngaben di Bali dilakukan oleh masyarakat Bali-Bali dan Bali Aga, dimana dalam Bali Aga biasanya disebut “mebayuh” atau “mengatung.” Ngaben tersebut dilakukan dengan serangkaian ritual, yang dimulai pada hari pertama dan berlangsung selama tiga atau lima hari. Prosesi ngaben diawali dengan pengambilan jasad dan pengejawantenan puspa, lalu dilanjutkan dengan prosesi pencucian dan pengelembungan di telaga atau laut. Setelah itu, jasad dibawa pulang ke rumah duka untuk dipersiapkan sebelum dibakar di tempat persiapan khusus. Berikut penjelasan detail mengenai kelebihan dan kekurangannya.

Selama prosesi ngaben diatur secara rapi dan mematuhi tradisi, namun nyatanya saat ini banyak kekurangan dan kelebihan yang harus dipertimbangkan. Penjelasan detailnya akan kami bahas di bawah ini.

1. Kelebihan Ngaben

a. Memberikan penghormatan dan rasa syukur yang tinggi

Ngaben menjadi salah satu wujud penghormatan dan rasa syukur atas kesempatan hidup yang diberikan oleh Tuhan. Meskipun individu tersebut sudah meninggal, upacara ngaben di Bali dianggap mampu mengantarkan roh si yang meninggal untuk kembali ke dunia astral dan melakukan reinkarnasi menjadi manusia yang lebih baik.

b. Ritual penyucian untuk menghilangkan roh jahat

Upacara ngaben ini dilakukan sebagai wujud persembahan dan penghormatan bagi almarhum. Acara ini dimaksudkan untuk membersihkan roh dari jiwa atau pekat dengan mengadakan ritus terpenting yakni persembahan kepada Tuhan (buron) dan membuat variasi pada kehidupan mayat untuk jangka waktu sepanjang kehidupan.

c. Upaya untuk meredakan kesedihan keluarga yang ditinggalkan

Ngaben juga bisa berfungsi sebagai upaya meredakan kesedihan, kecemasan, atau rasa takut pada keluarga yang ditinggalkan. Prosesi ngaben diawali dengan pengambilan jasad dan pengejawantenan puspa, lalu dilanjutkan dengan prosesi pencucian dan pengelembungan di telaga atau laut, di mana keluarga bisa berpartisipasi dalam proses ritual ini dengan membawa bunga dan persembahan lainnya.

d. Keharmonisan antara benda mati dengan makhluk hidup

Ngaben akan melibatkan benda mati dalam prosesi pembakaran, sehingga sesuai dengan filsafat Bali “living in unity with nature”. Saat ini banyak orang yang memandang benda mati sebagai sesuatu yang tidak punya nilai. Bagi masyarakat Bali, benda mati seperti ginjal atau gigi kerbau tidak hanya menjadi barang yang tidak terpakai. Dalam acara ngaben, ginjal dan gigi kerbau tersebut ditempatkan di bawah meli agar ikut “mandi bersama” dengan pemilik mayat, menunjukkan keharmonisan antara benda mati dengan makhluk hidup.

2. Kekurangan Ngaben

a. Dalam banyak kasus, lingkungan menjadi kotor dan tercemar

Saat ini, ada beberapa kekurangan yang dihadapi dalam prosesi ngaben. Salah satu masalahnya adalah pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh proses pembakaran. Pada hari raya ngaben, banyak sekali peti mayat yang dibakar, sehingga angka pencemaran udara meningkat secara signifikan. Penulis bersama dengan beberapa teman sempat merasakan hal tersebut ketika mengunjungi Bali pada saat pejalanannya. Udara di sekitar kami sangat sulit dihirup, dan aroma yang muncul cukup tidak sedap.

b. Pakaian adat dianggap kurang fleksibel dan bisa menghambat kegiatan masyarakat

Pakaian adat yang harus dipakai oleh keluarga pada saat upacara ngaben dianggap kurang fleksibel dan nyaman dalam digunakan, dan terkadang bisa menghambat kegiatan masyarakat. Hal ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan, terutama jika keluarga berencana untuk melaksanakan kegiatan lainnya setelah selesainya upacara.

c. Biaya yang dibutuhkan bisa sangat tinggi

Upacara ngaben ini sangat membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Keluarga harus menyiapkan uang jika ingin mengadakan Ngaben yang cukup meriah. Selain itu, ada juga beberapa keluarga yang harus meminjam uang dari bank untuk melaksanakan upacara ini. Biaya tersebut bisa mencapai ratusan juta rupiah tergantung dari besar kecilnya upacara dan kemewahan yang harap dibangun terhadap rumah duka dan krematorium.

d. Pendapat yang berbeda dari masyarakat internasional

Tidak semua orang menganggap baik upacara ngaben ini. Ada sejumlah orang yang merasa bahwa kegiatan ini terlalu brutal dan tidak manusiawi. Namun, bagi masyarakat Bali, ngaben dimaksudkan sebagai sebuah penghormatan terakhir bagi almarhum, dan bukan sebagai sebuah kegiatan penghilangan nyawa.

Tabel tentang Upacara Adat Ngaben

Aspek Ngaben Penjelasan
Namanya Ngaben Ngaben adalah upacara adat masyarakat Bali oada saat anggota keluarga meninggal dunia.
Punika bela Dalam bahasa Bali, Ngaben juga dikenal dengan sebutan ‘punika bela’.
Sifatnya sakral Ngaben memiliki sifat yang sangat sakral, sehingga harus dilakukan dengan serangkaian ritual tertentu yang telah ditetapkan oleh masyarakat setempat.
Menyucikan roh si mayat Ngaben dilakukan untuk menjaga agar roh si mayat bisa menyucikan diri dan kembali ke dunia astral.
Ritual persembahan Ngaben juga termasuk dalam rangkaian upacara persembahan, di mana keluarga memberikan persembahan atau hadiah kepada para dewa agar roh si mayat bisa beristirahat dengan tenang.
Tidak semua orang bisa menghadirinya Tidak semua orang di Bali bisa menghadiri acara ini, karena ada beberapa aturan yang harus diikuti, seperti tidak boleh menstruasi dan tidak boleh melanggar aturan-aturan adat.
Perhatian terhadap kerabat yang ditinggalkan Disamping itu, ngaben juga bertujuan untuk memberikan perhatian kepada kerabat yang ditinggalkan agar bisa merasakan nyaman dan meredakan kesedihan.

FAQ seputar Ngaben

1. Apa saja persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan upacara ngaben?

Setidaknya ada 3 persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan upacara ngaben, yaitu:

– Mengecek jatidiri keluarga.

– Mengumpulkan donasi.

– Membuat rencana upacara secara detail.

2. Apakah upacara ngaben hanya dilakukan oleh masyarakat Bali?

Saat ini, upacara ngaben eksis hanya di Bali dan rantau Bali seperti Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat.

3. Berapa lama waktu acara ngaben dimulai hingga selesai?

Acara ngaben dimulai pada hari pertama dan berlangsung selama tiga atau lima hari.

4. Apa saja bahan bakar untuk pembakaran mayat pada upacara ngaben?

Bahan bakar yang digunakan untuk membakar mayat pada upacara ngaben adalah kayu dan arang.

5. Apa yang harus diperhatikan saat menghadiri upacara ngaben di Bali?

Terdapat pranata-pranata dalam menghadiri upacara Ngaben di Bali. Antara lain yaitu tidak bersentuhan fisik dengan tubuh mayat, tidak boleh melakukan tindakan yang merusak atau membuat tidak nyaman bagi pengunjung dalam acara tersebut karena merupakan suasana upacara yang serius, rasional, dan sakral.

6. Mengapa biaya yang dikeluarkan untuk upacara ngaben bisa sangat tinggi?

Mustinya biaya yang dikeluarkan untuk upacara ngaben tidaklah begitu mahal karena sifatnya hanya sebagai penghormatan terakhir bagi almarhum. Namun, biaya tersebut bisa menjadi sangat tinggi karena sejumlah faktor, seperti tuntutan tradisi yang harus dipenuhi, peralatan dan tempat, dan lain-lain.

7. Adakah alternatif cara untuk menyucikan roh yang meninggal selain melalui upacara ngaben?

Pada umumnya tidak ada alternatif lain selain harus mengikuti upacara ngaben. Namun, setiap kabupaten/kota memiliki cara dan adat berbeda dalam menjalankan varyasi ngaben yang sesuai dengan budaya adat setempat.

8. Apa yang harus dilakukan jika kita ingin mengikuti upacara ngaben di Bali?

Anda harus mengikuti setting-an dari keluarga si mayat, yaitu hanya di hadiri oleh keluarga dan kerabat demi menghindari upaya memperoleh keuntungan dari acara tersebut.

9. Apakah Ngaben selalu melibatkan pembakaran mayat?

Di Bali, Ngaben selalu melibatkan pembakaran mayat. Namun di daerah tertentu bisa jadi bentuk penguburan yang dilakukan tak terlepas dari adat dan budaya yang dianut.

10. Apa yang harus dilakukan jika kita tidak bisa menghadiri upacara ngaben secara fisik?

Jika Anda tidak bisa menghadiri upacara ngaben secara fisik, biasanya keluarga akan menyediakan informasi dan berbagai detail mengenai acara tersebut. Anda bisa memohon doa kepada keluarga atau membantu dalam bentuk donasi yang diperlukan.

11. Apa yang harus dilakukan ketika menghadiri upacara ngaben?

Ketika Anda menghadiri upacara ngaben, penting untuk mengikuti aturan adat setempat, mendengarkan petunjuk dari keluarga, dan memperhatikan etika dan sopan santun.

12. Apakah upacara ngaben bisa membahayakan kesehatan?

Tentu saja, jika tidak memiliki protokol kesehatan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku metode penyelesaiannya dengan cara pembakaran bisa mendatangkan bahaya kesehatan dan lingkungan yang cukup besar. Terutama asap yang dihasilkan oleh proses pembakaran.

13. Apa yang sebaiknya dilakukan ketika orang yang dikenal meninggal?

Ketika seseorang meninggal, sikap yang baik adalah datang ke dukacita atau membawa bunga ke tempat kejadian perkara. Ini bertujuan untuk menyatakan belasungkawa dan dukungan pada keluarga yang ditinggalkan.

Kesimpulan

Dalam kesimpulan, Ngaben merupakan bagian penting dari tradisi dan adat istiadat Bali yang memiliki nilai yang sangat penting dalam penghormatan terakhir bagi almarhum. Meskipun begitu ada beberapa kekurangan, seperti biaya yang mahal dan pencemaran lingkungan yang terjadi selama proses pembakaran. Namun, kesulitan ini tidak sebesar makna sejati dari upacara ngaben tersebut yang bernama penghormatan terakhir itu sendiri. Dalam menghadapi upacara adat ini kita harus memerhatikan aturan-aturan yang berlaku, karena hal tersebut sudah ada sejak dahulu kala. Dengan memperhatikan aturan tersebut

Iklan