Pembaca rinidesu.com, negara Singapura termasuk negara maju yang memiliki kepadatan penduduk tinggi. Menurut data Worldometer, populasi Singapura pada tahun 2021 diperkirakan mencapai 5,9 juta orang dan kepadatan penduduknya mencapai 8.118 orang per km persegi. Menanggapi kondisi ini, pemerintah Singapura telah mengambil berbagai upaya untuk mengatasi kepadatan penduduknya. Dalam artikel ini, kita akan membahas upaya-upaya tersebut dengan lebih detail.
Solusi Singapura untuk Mengatasi Kepadatan Penduduknya
Singapura memiliki berbagai strategi untuk mengatasi kepadatan penduduknya, antara lain:
1. Kebijakan Keluarga Berencana
Untuk menekan laju kelahiran, pemerintah Singapura memberlakukan kebijakan keluarga berencana sejak tahun 1960-an. Di bawah kebijakan ini, pasangan dibatasi untuk memiliki hanya dua anak. Keluarga yang memiliki lebih dari dua anak akan dikenakan biaya tambahan dalam bidang pendidikan dan layanan kesehatan. Kebijakan ini telah terbukti berhasil, jumlah kelahiran di Singapura menurun dari rata-rata 5,2 anak per keluarga pada tahun 1960 menjadi 1,2 anak per keluarga pada 2018.
2. Pendirian HDB (Housing Development Board)
Pemerintah Singapura mendirikan badan pengembangan perumahan, HDB, pada tahun 1960-an untuk membangun perumahan yang terjangkau dan berkualitas bagi rakyatnya. Lebih dari 80% penduduk Singapura tinggal di perumahan HDB yang terdiri dari blok tinggi dan yang diakui sebagai salah satu program pengembangan perumahan yang terbaik di dunia. Pembangunan perumahan terus berlanjut dengan skala besar dan sekarang juga termasuk pembangunan kondominium dan properti mewah lainnya.
3. Pengembangan Wilayah
Pemimpin Singapura selalu mengakui bahwa mempertahankan batas wilayah pada masa depan akan memberikan dampak terhadap sukses negara dalam mengatasi kepadatan penduduknya. Oleh karena itu, Singapura mengembangkan berbagai daerah pendukung untuk memindahkan penduduk ke daerah-daerah yang lebih lapang, misalnya: pusat dan timur Singapura.
