Table of contents: [Hide] [Show]

Pengantar

Salam Pembaca rinidesu.com!

Apakah kamu tahu apa itu sekaten? Jika belum, maka artikel ini akan membuka wawasanmu tentang budaya Jawa yang terkenal ini. Sekaten adalah perayaan tahunan yang diselenggarakan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dan Sultan Hamengkubuwana I, pendiri kesultanan Yogyakarta. Biasanya, acara ini dirayakan selama delapan malam berturut-turut dan dihadiri oleh ribuan pengunjung yang datang dari berbagai daerah di Indonesia.

Di dalam acara sekaten, terdapat berbagai macam kegiatan unik termasuk permainan tradisional dan musik gamelan yang dimainkan selama tujuh malam berturut-turut. Di malam terakhir, Sultan membuka pesta kembang api yang spektakuler untuk memperingati puncak perayaan.

Dalam artikel ini, kamu akan mengetahui arti dari kata sekaten, sejarah, dan kelebihan serta kekurangan dari acara ini. Jadi simaklah dengan seksama artikel ini sampai selesai!

Pendahuluan

Sekaten berasal dari kata dalam bahasa Arab Syahadatain yang artinya dua kali bersaksi. Dalam Islam, syahadat atau bersaksi adalah tindakan untuk mengakui bahwa Allah adalah Tuhan yang satu dan Nabi Muhammad SAW adalah utusan-Nya. Dalam bahasa Jawa, sekaten disebut sebagai pasar malam keraton, yang berarti pasar malam yang diadakan oleh kerajaan.

Sejarah acara ini bermula pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwana I, pendiri kesultanan Yogyakarta. Ketika itu, ia memutuskan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW secara besar-besaran dengan mengadakan pesta selama delapan malam berturut-turut. Acara ini menjadi tradisi dan diadakan setiap tahunnya di Keraton Yogyakarta hingga saat ini.

Sekaten menjadi salah satu budaya yang diwariskan dari zaman kerajaan dan terus dilestarikan hingga kini. Walaupun acara ini memiliki keunikan dan tradisinya sendiri, namun via media sosial banyak yang menyebutkan mengenai kekurangan dari acara tersebut. Mari simak beserta kelebihan dan kekurangannya di bawah ini.

Kelebihan Sekaten

1. Budaya yang Dilestarikan

Sekaten menjadi salah satu cara untuk memperlihatkan kepada dunia bahwa budaya Kerajaan masih tetap hidup dan dilestarikan. Berbagai kegiatan dimana hanya ada di acara sekaten, seperti musik gamelan dan pentas seni rupa serta seni pertunjukkan.

2. Menambah Wisatawan

Acara ini menjadi salah satu daya tarik wisata di Yogyakarta. Setiap penjuru daerah selalu ingin menyempatkan waktu untuk datang ke Keraton Yogjakarta untuk melihat-lihat kegiatan yang ada dalam acara sekaten.

3. Kebersamaan

Sekaten juga menjadi ajang bersatunya seluruh masyarakat dalam mengikuti kegiatan yang ada dalam acara tersebut. Berbagai jajaran masyarakat dapat berkumpul dan saling akrab satu sama lain dalam merasakan para seniman tradisional yang turut hadir dalam acara tersebut.

4. Peluang usaha bagi para pedagang

Dalam acara sekaten selalu terdapat pasar malam yang dengan beragam produk dan kerajinan tangan dari masyarakat. Dengan adanya pasar malam tersebut memunculkan peluang usaha bagi para pedagang untuk menjual produknya.

5. Pesta Kembang Api

Menjadi salah satu penutupan dari seluruh kegiatan acara sekaten, pesta kembang api menjadi sebuah agenda yang selalu membuat para pengunjung terpesona dengan berbagai macam warna keindahan yang dimunculkan.

6. Melestarikan keanekaragaman kesenian daerah

Kesenian tradisional diberikan dalam acara sekaten, seperti musik gamelan dan tari-tarian yang sudah turun-temurun di Keraton Yogyakarta. Hal tersebut diketahui sebagai sebuah keanekaragaman yang harus dilestarikan dan dijaga, sehingga generasi berikutnya masih mengetahui betapa kaya akan budaya daerah.

7. Terasa Lebih Hangat di Malam Hari

Kebersamaan seluruh masyarakat memeriahkan suasana malam menjadi lebih hangat. Walaupun suasana malam dengan waktu perayaan sekaten, tapi merasa begitu dekat dengan jajaran masyarakat dalam seluruh aktivitas yang dilakukan.

Kekurangan Sekaten

1. Overcrowding

Terlalu banyak pengunjung yang datang dan terbatasnya ruang yang tersedia kerap membuat tempat tersebut menjadi padat. Hal tersebut menjadi potensi terjadinya tindak kejahatan seperti pencurian ataupun bentrokan antara pengunjung.

2. Potensi Kekurangan Keamanan

Dalam acara yang sangat banyak pengunjungnya, pastinya akan berpotensi kekurangan tenaga keamanan. Inilah yang sering menjadi perhatian, terutama ketika menjalani minggu-minggu yang banyak pengunjung dalam perayaan tersebut.

3. Sulitnya Parkiran

Tidak sedikit para pengunjung harus memarkir kendaraannya yang cukup jauh dari tempat acara. Hal ini harus dilakukan agar kendaraan tersebut tidak ada yang hilang oleh kejahatan.

4. Kualitas Produk oleh Pedagang

Terlalu banyaknya pedagang membuat kualitas dari produk malah menjadi lebih menurun, sehingga pedagang yang tidak memiliki barang yang berbeda tidak akan banyak dilihat oleh pengunjung.

5. Kesenian yang Dalam Situasi Tidak Memadai

Acara yang dilakukan dalam suatu ruangan maupun kegiatan yang dilakukan di luar pada saat hujan akan membuat suasana menjadi tidak mendukung. Terutama ketika acara kegiatan musik gamelan dan tari yang tidak dapat dilaksanakan pada saat cuaca tidak mendukung.

6. Kebersihan Tempat

Dengan jumlah pengunjung yang begitu banyak setiap tahunnya, menyebabkan tempat tersebut menjadi kotor dan berantakan. Hal ini tiap tahunnya menjadi perhatian dari pihak keraton dalam menyiapkan tenaga kebersihan dengan lebih maksimal.

7. Daya tarik yang terlalu umum

Terlalu sering diadakan dan tidak terdapat gebrakan baru, acara tersebut menjadi biasa saja dan siapa saja dapat mengadakan pasar malam pada malam hari.

Tabel Informasi Sekaten

Nama Acara Sekaten
Berasal dari Bahasa Bahasa Arab Syahadatain
Arti Dua Kali Bersaksi
Bentuk Acara Perayaan tahunan yang diselenggarakan di Keraton Yogyakarta untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dan Sultan Hamengkubuwana I
Waktu Perayaan Delapan malam berturut-turut
Pengunjung Ribuan dari berbagai daerah di Indonesia
Kegiatan Permainan tradisional, musik gamelan, pentas seni rupa, penampilan kesenian dan pesta kembang api

FAQ (Frequently Asked Questions)

1. Apakah Sekaten hanya dirayakan di Yogyakarta?

Iya, perayaan Sekaten hanya dirayakan di Keraton Yogyakarta. Namun, perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW diadakan di seluruh Indonesia.

2. Apa kegiatan yang dapat dilakukan di acara Sekaten?

Ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan, seperti mengunjungi pasar malam, menonton pertunjukan kesenian, dan menikmati makanan khas Yogyakarta.

3. Berapa hari Sekaten diadakan setiap tahunnya?

Sekaten diadakan selama delapan malam berturut-turut pada bulan Rabiul Awal, bulan kedua kalender Islam

4. Apa fungsi dari acara Sekaten?

Sekaten merupakan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Sultan Hamengkubuwana I serta dapat melestarikan berbagai keanekaragaman kesenian daerah dan menjadi daya tarik wisata untuk melihat adat dan budaya di Keraton Yogyakarta.

5. Apakah pengunjung diperbolehkan masuk ke dalam keraton selama Sekaten?

Untuk mengunjungi ruang di dalam Keraton hanya dibuka pada saat hari biasa. Saat acara Sekaten, beberapa bagian dari Keraton dibuka dan menjadi tujuan pengunjung untuk berfoto.

6. Apa faedah dari acara Sekaten?

Membuat sejarah dan perayaan kebesaran kesultanan Yogyakarta tetap abadi dan berkembang, serta mengenalkan keunikan dari budaya yang ada di dalam kesultanan.

7. Apakah ada syarat khusus bagi pengunjung yang ingin datang ke acara Sekaten?

Tidak ada syarat khusus. Namun, disarankan untuk tetap menjaga ketertiban, keamanan, kebersihan dan menghormati adat, ketika berkunjung di tempat tersebut.

8. Bagaimana jika tanggal perayaan Sekaten bertepatan dengan tanggal penting lainnya?

Sejak Sekaten dirayakan, selalu diadakan pada hari dan waktu yang tetap. Walau terkadang waktu tersebut jatuh pada saat tanggal lain, Dewan Keraton selalu memprioritaskan bulan Rabiul Awal dalam menyelenggarakan perayaan Selama sebulan tersebut.

9. Apa saja jenis produk yang dijual di pasar Sekaten?

Ada berbagai jenis produk yang dijual, seperti pakaian tradisional, kerajinan tangan, dan jajanan khas Yogyakarta.

10. Kapan Sekaten berlangsung pada tahun ini?

Tidak ada informasi resmi mengenai penyelenggaraan Sekaten tahun ini karena pandemi Covid-19.

11. Apa acara yang harus dilihat selain pasar malam?

Acara yang harus dilihat adalah pentas kesenian, pertunjukan musik gamelan, dan pesta kembang api pada malam terakhir acara Sekaten.

12. Apakah bisa berkunjung ke Keraton saat tidak ada acara Sekaten?

Ya, Keraton Yogyakarta selalu dibuka untuk umum pada saat hari biasa sebagai objek wisata sejarah dan budaya.

13. Berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk berkunjung ke Sekaten?

Tidak ada biaya masuk ke dalam Keraton Yogyakarta, namun akan dikenakan biaya untuk memasuki tempat parkir kendaraan.

Kesimpulan

1. Dukung Budaya Lokal

Dengan memperingati acara Sekaten, kamu sudah turut serta untuk mendukung dan melestarikan budaya lokal Yogyakarta.

2. Bergabung dalam Kegiatan Bersejarah

Sekaten merupakan perayaan yang sudah ada sejak zaman Kerajaan Yogyakarta hingga kini. Bergabung dalam kegiatan seperti ini, akan memperkaya pengetahuanmu tentang sejarah bangsa.

3. Jangan Lewatkan Aktivitasnya

Aktivitas yang ada dalam acara Sekaten sangat unik. Pengunjung akan dapat merasakan suasana kerajaan Yogyakarta dan tentunya mendapatkan pengalaman baru

4. Hati-hati dalam Penjagaan Aman

Dalam seluruh aktivitasnya, sebaiknya pengunjung harus melakukan security check yang ketat guna menghindari segala bentuk kejahatan dan jangan lupa untuk berhati-hati dan menjaga barang-barang kamu sendiri.

5. Jangan Lupa Bersihkan Tempat Setelah Berada di Tempat Itu

Jangan membuang sampah sembarangan, tempat tersebut selalu pada saat perayaan tetap harus tetap dijaga agar tetap aman dan bersih.

6. Patuhi Aturan yang Ada

Dalam kegiatan tersebut kamu harus mematuhi aturan yang ada selama acara tersebut berlangsung.

7. Jangan lupa untuk merencanakan untuk datang ke sekaten di tahun-tahun selanjutnya

Walau ada kekurangan, Sekaten sangat layak untuk dikunjungi dan merasai sendiri pengalaman-pengalamannya.

Kata Penutup

Begitulah pembahasan singkat mengenai perayaan sekaten yang digelar di keraton Yogyakarta. Semoga artikel ini dapat menambah wawasanmu tentang budaya Indonesia. Ter

Iklan