Ads - After Header

Adat Ka Kurung Ku Iga: Warisan Budaya yang Kian Memudar

Semesta

adat ka kurung ku iga

Halo Pembaca rinidesu.com, apakah Anda pernah mendengar tentang adat ka kurung ku iga? Adat yang berakar dari budaya Suku Dayak di Kalimantan Tengah ini seiring dengan perkembangan zaman semakin terkikis dan sulit untuk ditemukan. Oleh karena itu, dalam artikel ini kita akan membahas secara lengkap tentang adat ka kurung ku iga, kelebihan dan kekurangannya, serta kesimpulan yang dapat menginspirasi Anda untuk melestarikan adat ini.

Apa Itu Adat Ka Kurung Ku Iga?

Adat ka kurung ku iga merupakan salah satu adat istiadat dari Suku Dayak di Kalimantan Tengah. Adat ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan serta rasa syukur atas berkah dan simbol kejayaan hidup bagi suku Dayak. Adat ka kurung ku iga memiliki makna yang sangat mendalam bagi Suku Dayak, karena iga merupakan bagian daging dari binatang buruan yang diartikan sebagai kehidupan dan keberuntungan serta bentuk penghormatan pada tanah dan alam sekitar.

Sejarah Adat Ka Kurung Ku Iga

Sejarah adat ka kurung ku iga berasal dari zaman dulu ketika suku Dayak masih bermukim di hutan belantara. Pada waktu itu, suku Dayak mempercayai bahwa mereka harus memberikan tanda kehormatan pada alam dan binatang buruan yang mereka peroleh melalui berburu. Oleh karena itu, mereka menerapkan adat ka kurung ku iga sebagai bentuk penghormatan pada tanah dan binatang buruan yang sukses mereka dapatkan melalui usaha dan jerih payah mereka.

Bagaimana Adat Ka Kurung Ku Iga Dilakukan?

Dalam pelaksanaan adat ka kurung ku iga, biasanya pengambilan daging iga dilakukan dengan cara membelah tulang di tengah-tengah hingga terbelah menjadi dua bagian yang sama rata. Setelah itu, kedua bagian tersebut akan diikat erat-erat dengan tali rotan dan diletakkan pada sebuah lantai dari kayu atau bambu yang telah dipersiapkan sebelumnya. Kemudian, orang-orang yang berkumpul sekeliling akan menyanyikan lagu-lagu adat dan memberikan doa sebagai bentuk penghormatan pada alam, roh leluhur, serta perlindungan dari musuh atau bencana alam. Selain itu, dalam adat ka kurung ku iga juga dikenal istilah “pake lulut” atau pengenalan sesama penduduk sekitar, di mana warga saling bertemu, berbincang dan berbagi bagiannya dari daging iga tersebut.

Also Read

Bagikan:

Tags

Ads - Before Footer