Apa Arti Kata Ibu dalam Bahasa Jepang?


Kata Ibu dalam Bahasa Jepang

Bahasa Jepang merupakan bahasa yang sangat menarik, karena memiliki banyak kosakata yang berbeda dengan bahasa lain. Salah satu kata yang penting dan sering dipakai adalah “ibu”. Jika menanyakan arti kata ibu dalam bahasa Jepang, maka ia memiliki beberapa varian antara lain Haha (母), Okaasan (お母さん) dan Mama (ママ). Penggunaan dari ketiga kata ini pun berbeda-beda tergantung situasi dan orang yang kamu ajak bicara.

Haha (母) atau sering juga disebutibo, adalah istilah yang digunakan untuk nyanyian, untuk memanggil ibu dan juga untuk menyebutkan orang lain sebagai ibu. Haha adalah kata formal yang paling umum digunakan untuk menggambarkan hubungan darah dan penghormatan yang dalam antara seorang anak dan ibunya. Kata Haha umumnya digunakan pada saat orang tersebut ingin bersikap sopan dan menghindari bahasa yang terlalu santai.

Selain Haha, terdapat juga Okaasan (お母さん) yang lebih merujuk pada budaya Jepang. Okaasan banyak digunakan dalam situs-situs resmi dan di dalam surat yang dikirim oleh perusahaan atau organisasi. Kata ini juga lebih umum digunakan anak-anak yang berbicara satu sama lain atau dengan orang dewasa yang banyak lebih tua daripada mereka. Kata ini memiliki kesan yang lebih hangat dan bersahabat dari pada Haha.

Terakhir, Mama (ママ), istilah yang akrab digunakan oleh semua dari kita. Mama berasal dari pengucapan bahasa Inggris untuk ‘Ma’ atau ‘Mum’ dan digunakan secara sering dalam percakapan sehari-hari. Mama umumnya digunakan anak-anak yang berbicara kepada orang tua mereka dan seringkali sebagai candaan antara teman dekat dan kerabat. Mama tidak umum digunakan di dalam situasi serius atau formal.

Dari ketiga kata tersebut, Haha merupakan kata yang paling sering digunakan untuk menggambarkan seorang ibu dalam bahasa Jepang. Namun, dalam penggunaannya, kamu perlu memberikan atensi serta memperhatikan situasi dan anggota keluarga ataupun kerabatmu, untuk memutuskan kata mana yang tersesuaikan dengan situasi.

Cara Menggunakan Kata Ibu dalam Bahasa Jepang


Cara Menggunakan Kata Ibu dalam Bahasa Jepang

Saat kita berbicara tentang keluarga, maka ibu merupakan salah satu sosok yang teramat penting. Tanpa ibu, kita tidak akan lahir ke dunia ini. Saat berbicara dalam bahasa Jepang, ada beberapa cara untuk menggunakan kata ‘ibu’. Cara-cara penggunaannya bisa berbeda-beda tergantung pada situasi atau keadaan. Yuk, simak penjelasannya!

Kata ‘Haha’

Kata yang paling umum digunakan dalam menyebut ibu dalam bahasa Jepang adalah ‘haha’. Seiring dengan berjalannya waktu dan perubahan bahasa, kata ini menjadi umum digunakan. Kata ‘haha’ digunakan secara umum oleh anak-anak untuk menyebut ibu mereka.

Kata ‘Okasan’

Kata ‘Okasan’ berasal dari kedua kanji 歩 (o) dan 母 (kaasan), yang berarti “ibu yang berjalan”. Katakana ini lebih umum digunakan untuk menghormati ibu, seperti dalam bahasa Jepang formal. Biasanya, kata ini digunakan oleh anak-anak yang ingin memanggil ibu mereka dengan cara yang lebih sopan.

Kata ‘Kaa-chan’

Kata ‘Kaa-chan’ hampir mirip dengan kata ‘mama’ dalam bahasa Inggris, yang mengacu pada panggilan sehari-hari untuk ibu. Kata ‘Kaa-chan’ tidak terlalu formal, dan digunakan pada keluarga. Penggunaan kata ‘Kaa-chan’ sangat umum di anime dan film Jepang atau ketika kita ingin bergurau dengan ibu kita.

Kata ‘Haha-ue’

Kata ‘Haha-ue’ berasal dari kata ‘haha’ dan ‘ue’, yang artinya adalah “ibu yang ada di atas”. Kata ini digunakan untuk menghormati ibu yang telah meninggal di Jepang kuno. Kata ini digunakan dalam bahasa Jepang apa adanya, bahkan dalam budaya zaman modern.

Kata ‘Oya’

Kata ‘Oya’ sama artinya dengan ‘orangtua’ dalam bahasa Indonesia. Ada beberapa situasi di mana kamu harus menggunakan kata ‘oya’ daripada kata ‘haha’.Kata ‘Oya’ digunakan ketika kamu berbicara kepada seseorang yang tidak dikenal dengan baik, atau untuk mengganti kata ‘haha’ atau ‘chichi’ saat kamu mengajukan pertanyaan tentang orangtua temanmu.

Kata ‘Kanai’

Kata ‘Kanai’ berarti keluarga atau rumah tangga. Biasanya, kata ini digunakan oleh ibu rumah tangga untuk menjelaskan lingkaran keluarga mereka. Namun, di beberapa daerah di Jepang, kata ‘Kanai’ bisa digunakan sebagai ganti kata ‘haha’.

Kata ‘Kataoka’

‘Kataoka’ adalah nama keluarga di Jepang yang digunakan secara umum pada masa lampau yang merupakan panggilan untuk ‘ibu’ di desa pada saat itu.

Itulah beberapa cara yang biasa digunakan orang Jepang untuk menyebut ibu. Apapun kata yang digunakan, pastikan kamu bersikap sopan dan menghormati ibu. Bagaimana dengan kamu, teman-teman? Apa panggilanmu saat berbicara dengan ibu? Share di kolom komentar ya!

Perbedaan Penggunaan Kata Ibu dalam Bahasa Jepang dan Bahasa Indonesia


Ibu dalam bahasa Jepang

Kata “ibu” merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Di dunia, setiap negara memiliki bahasa dan budaya yang berbeda-beda. Begitu juga dengan penggunaan kata “ibu” dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia. Berikut adalah perbedaan penggunaan kata “ibu” dalam kedua bahasa tersebut.

Ibu dalam bahasa Indonesia

1. Bahasa Jepang

Di dalam Bahasa Jepang, kata “ibu” memiliki beberapa penulisan tergantung pada situasi saat digunakan. Huruf kanji yang digunakan untuk “ibu” adalah “母” yang artinya “ibu kandung”. Namun, terdapat beberapa kata lain yang juga digunakan untuk mengganti kata “ibu”. Beberapa di antaranya adalah:

  • okaasan (お母さん) digunakan ketika berbicara dengan orang lain dan merujuk pada ibu mereka
  • hahaoya (母親) digunakan ketika merujuk pada ibu seseorang
  • bo (母) digunakan dalam bahasa tulisan atau pidato resmi

2. Bahasa Indonesia

Di dalam Bahasa Indonesia, kata “ibu” digunakan untuk merujuk pada orangtua wanita yang memiliki hubungan keluarga dengan seseorang. Namun, terdapat beberapa istilah lain yang memiliki makna sama dengan kata “ibu”. Beberapa di antaranya adalah:

  • emak / mamah / bunda digunakan untuk merujuk pada ibu sendiri (bahasa sehari-hari)
  • nyokap digunakan untuk merujuk pada orang tua wanita seseorang (bahasa gaul)

3. Penggunaan Resmi

Di dalam Bahasa Indonesia, nama-nama panggilan untuk ibu seperti “emak”, “mamah” dan “bunda” biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari. Namun, jika dijadikan dalam aturan tata bahasa atau etiket resmi maka nama yang digunakan harus merupakan nama asli dari sang ibu. Bahkan untuk beberapa daerah di Indonesia, terdapat nama panggilan khusus untuk ibu dalam bahasa daerah seperti “ina” di Jawa Tengah dan “mamak” di Sumatera Barat.

Sementara itu, di dalam Bahasa Jepang, penggunaan nama panggilan di kalangan keluarga sangat erat kaitannya dengan tingkatan sosial yang diperhatikan. Keluarga Jepang terbiasa untuk memanggil salah satu orangtua dari pasangan suami-istri dengan sebutan “otousan” (ayah) dan “okaasan” (ibu) meskipun mereka memanggilnya dengan nama aslinya. Sedangkan secara resmi, nama lengkaplah yang digunakan dalam situasi formal atau penting seperti pidato resmi, rapat atau dalam sebuah majalah.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kata “ibu” memiliki penggunaan yang berbeda dalam Bahasa Jepang dan Bahasa Indonesia. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memahami cara penggunaan kata tersebut agar tidak salah dalam menyebut atau memanggil ibu dalam bahasa yang sedang digunakan.

Bagaimana Menerjemahkan Kata Ibu ke dalam Bahasa Jepang?


ibu dalam bahasa jepang

Berdasarkan perbedaan bahasa Indonesia dan bahasa Jepang, terdapat perbedaan dalam pengucapan dan penulisan kata “ibu” dalam bahasa Jepang. Dalam bahasa Jepang, kata “ibu” ditulis sebagai “母” dengan pengucapan “haha”. Namun, terdapat pula beberapa variasi dari kata “ibu” dalam bahasa Jepang sesuai dengan konteks penggunaannya.

Secara umum, kata “ibu” dalam bahasa Jepang mengacu pada seorang wanita yang menjadi ibu biologis dari seseorang. Namun, terdapat beberapa variasi kata lain yang juga memiliki arti yang mirip dengan “ibu” namun berbeda konteks penggunaannya. Berikut adalah penjelasan dari beberapa variasi kata “ibu” dalam bahasa Jepang.

1. 母親 (hahaoya)
Kata ini berarti “ibu” dalam arti yang paling umum. Biasanya digunakan untuk mengacu pada sosok ibu biologis dari seseorang. Contohnya adalah ketika seseorang memperkenalkan ibunya pada orang lain.

2. お母さん (okaasan)
Kata “okaasan” memiliki arti yang serupa dengan “hahaoya”. Namun, kata ini lebih sering digunakan dalam bahasa sehari-hari untuk memanggil ibu. Contohnya adalah ketika seorang anak memanggil ibunya di rumah.

3. 母上 (hahaue)
Kata ini memiliki arti yang lebih formal daripada “hahaoya” dan “okaasan”. Biasanya digunakan dalam situasi resmi seperti pidato atau surat resmi. Contohnya adalah ketika seorang anak ingin menulis surat resmi kepada ibunya.

4. お袋 (otta)
Kata “otta” memiliki arti yang kurang formal dan biasanya digunakan dalam bahasa sehari-hari oleh anak laki-laki untuk memanggil ibunya. Biasanya digunakan dalam keluarga yang lebih tradisional.

5. 姉さん (neesan)
Kata “neesan” memiliki arti “kakak perempuan” namun dalam penggunaannya bisa mengacu pada sosok wanita yang bertindak seperti seorang ibu. Biasanya digunakan oleh anak kecil untuk memanggil wanita muda yang merawat mereka, seperti pengasuh atau kakak perempuan yang lebih tua.

6. 保母さん (hobo-san)
Kata “hobo-san” memiliki arti “pengasuh anak”. Biasanya digunakan oleh anak-anak ketika memanggil pengasuh mereka. Seorang pengasuh anak sering kali dianggap sebagai pengganti sosok ibu ketika mereka tidak ada di rumah.

Dengan memahami variasi kata “ibu” dalam bahasa Jepang, seseorang dapat menggunakan kata yang tepat sesuai dengan situasi yang ada. Namun, terlepas dari variasi kata yang digunakan, penting untuk tetap menghormati sosok yang menjadi “ibu” dalam kehidupan seseorang.

Kata Pengganti Ibu dalam Bahasa Jepang


Kata Pengganti Ibu dalam Bahasa Jepang

Setiap bahasa pasti memiliki kata pengganti “ibunya”. Hal tersebut juga berlaku untuk bahasa Jepang. Ada beberapa kata pengganti “ibunya” dalam bahasa Jepang yang memiliki aturan dan penggunaannya masing-masing. Oleh karena itu, untuk lebih mengetahui tentang kata pengganti “ibunya” di bahasa Jepang, mari simak penjelasan di bawah ini.

1. Okaasan

Okaasan

Kata pengganti “ibunya” yang pertama adalah “okaasan”. Kata ini sering digunakan untuk memanggil/menyapa ibu kandung atau ibu sendiri di keluarga orang yang sedang kita bicarakan.

2. Haha atau Chichi

Haha Chichi

“Haha” dan “chichi” adalah kata pengganti “ibunya” yang digunakan secara umum dalam bahasa Jepang. Biasanya digunakan untuk menyebut ibu atau ayah anak orang lain. Contohnya “anak dari haha-nya teman saya” atau “saya suka makanan yang dimasak oleh chichi teman saya”.

3. Oyasan atau Ryoushin

Oyasan

Oyasan atau ryoushin biasanya digunakan untuk menyebut ibu-ayah atau orang tua secara umum. Contohnya “orang tua teman saya” atau “restoran ini direkomendasikan oleh oyasan saya”.

4. Kaa-san

Kaa-san

“Kaa-san” merupakan panggilan informal untuk ibu di antara keluarga dan teman-teman dekat. Kata ini lebih sering digunakan oleh remaja atau anak-anak daripada orang dewasa.

5. Mama

Mama

Sebenarnya, kata “mama” bukanlah kata dalam bahasa Jepang. Namun, banyak masyarakat Jepang, terutama anak-anak kecil, yang meminjam kata “mama” dari bahasa Inggris sebagai kata pengganti “ibunya”. Hal ini disebabkan oleh pengaruh budaya Barat yang semakin kuat di Jepang juga.

Itulah beberapa kata pengganti “ibunya” dalam bahasa Jepang yang perlu kita ketahui. Bagi kamu yang sedang belajar bahasa Jepang, penting untuk mempelajari penggunaan kata-kata tersebut agar tidak salah dalam menyebut ibu seseorang atau menyapa ibu sendiri. Semoga bermanfaat!

Iklan