Pengertian Dasar “20” dalam Bahasa Jepang


20 dalam bahasa Jepang

“20” atau “ni-jū” dalam bahasa Jepang merupakan sebuah angka yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Angka ini memiliki arti yang sangat spesifik di dalam budaya Jepang, terutama ketika berbicara mengenai usia. Kebanyakan orang Jepang menganggap usia 20 sebagai pembatas antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, di mana mereka dianggap telah memiliki tanggung jawab dan kebebasan yang lebih besar dari sebelumnya.

Dalam upacara adat Jepang yang disebut “seijin no hi” atau “hari otonomi”, perayaan diadakan untuk memperingati kelulusan remaja ke usia 20. Upacara ini sering diadakan pada minggu pertama bulan Januari setiap tahunnya, dan dihadiri oleh orang yang telah berusia 20 tahun sebelum upacara tersebut diadakan. Selain itu, di Jepang, orang yang berusia 20 tahun juga dianggap sudah cukup dewasa untuk dapat memilih suara dalam pemilihan umum dan dapat melakukan banyak hal yang tidak dapat dilakukan sebelumnya.

Meskipun angka 20 ini memiliki arti penting pada beberapa aspek kehidupan, dalam bahasa Jepang, cara mengucapkan angka 20 cukup unik dibandingkan dengan cara mengucapkan angka lainnya. Dalam bahasa Jepang, setiap angka yang berada pada puluhan memerlukan penambahan kata khusus – yaitu “jū”. Oleh karena itu, “20” diucapkan sebagai “ni-jū”. Angka 30 juga diucapkan sebagai “san-jū”, angka 40 sebagai “yon-jū”, dan seterusnya.

Tetapi, di satu sisi, penggunaan angka 20 tidak hanya dibatasi pada perayaan Seijin No Hi atau kegiatan terkait usia manusia. Angka ini juga digunakan dalam banyak aspek kehidupan lainnya seperti pertanian, teknologi, olahraga, dan masih banyak lagi. Bahkan dalam bahasa Jepang, angka ini juga dijadikan sebagai basis tolak ukur penting seperti nilai 20:80, pembayaran cicilan selama 20 tahun, dan sebagainya. Artinya, angka 20 dapat diinterpretasikan dalam berbagai konteks yang berbeda tergantung pada cara penggunaannya.

Karenanya, walaupun “20” memiliki arti penting dalam budaya Jepang dan mencakup berbagai penggunaan dalam kehidupan, tetap saja, setiap orang memiliki kesempatan berbeda untuk menginterpretasikan angka itu memuat pemaknaan apa. Namun, bagaimanapun, “20” sendiri memiliki arti yang sangat spesifik dalam penggunaannya, khususnya dalam kehidupan di Jepang.

Sistem penghitungan angka hingga “20” dalam bahasa Jepang


angka dalam bahasa Jepang

Pengetahuan angka atau numerasi dalam bahasa Jepang sangatlah penting, terlebih lagi bagi mereka yang ingin belajar bahasa Jepang dan ingin menggunakan bahasa tersebut dalam aktivitas sehari-hari. Meskipun sama-sama menggunakan simbol untuk angka sebagai dasar penulisannya, namun angka dalam bahasa Jepang memiliki cara pengejaan yang berbeda-beda saat dibandingkan dengan bahasa lain, termasuk bahasa Indonesia.

Berikut adalah 20 angka dalam bahasa Jepang hingga dengan “20” disertai cara pengejaannya:

  1. 1 – ichi (いち)
  2. 2 – ni (に)
  3. 3 – san (さん)
  4. 4 – yon / shi (よん / し)
  5. 5 – go (ご)
  6. 6 – roku (ろく)
  7. 7 – nana / shichi (なな / しち)
  8. 8 – hachi (はち)
  9. 9 – kyuu / ku (きゅう / く)
  10. 10 – juu (じゅう)
  11. 11 – juuichi (じゅういち)
  12. 12 – juuni (じゅうに)
  13. 13 – juusan (じゅうさん)
  14. 14 – juuyon (じゅうよん)
  15. 15 – juugo (じゅうご)
  16. 16 – juuroku (じゅうろく)
  17. 17 – juushichi (じゅうしち)
  18. 18 – juuhachi (じゅうはち)
  19. 19 – juuku (じゅうきゅう)
  20. 20 – nijuu (にじゅう)

Saat mengucapkan angka, biasanya orang Jepang akan menekankan bunyi konsonan di akhiran setiap angka, baik itu “i”, “u” atau “n”. Selain itu, mereka juga akan menambahkan bunyi “tsu” di antara angka 3 dan 10, misalnya “mitsu” untuk angka 3 dan “yattsu” untuk angka 8.

Contoh penggunaan angka dalam kalimat:

  1. Watashi no namae wa ichi desu. (Nama saya adalah satu.)
  2. Tomodachi wa ni-nin desu. (Teman saya ada dua orang.)
  3. Nanatsu no umi ni hairimashou. (Mari kita masuk ke dalam tujuh lautan.)
  4. Mushi ga yottsu imasu. (Ada empat serangga.)
  5. Watashi no ie wa juugo-mai no kagu ga arimasu. (Rumah saya memiliki lima belas mebel.)

Berikut adalah beberapa tips dalam menghafal angka dalam bahasa Jepang:

  • Biasakan membaca angka dengan suara yang jelas dan benar.
  • Mencoba untuk menghafal dengan berulang-ulang.
  • Mendengarkan dan mengamati cara pengucapan dari orang-orang yang fasih dalam bahasa Jepang.
  • Menggunakan angka sehari-hari dalam keseharian.

Menguasai cara menghitung dan melafalkan angka dalam bahasa Jepang merupakan kunci utama bagi seorang pelajar maupun orang yang ingin mempelajari bahasa Jepang dengan baik. Dengan menguasai pengejaan angka ini, kita akan lebih mudah untuk memahami serta berkomunikasi dalam bahasa Jepang, terutama saat melakukan transaksi pembelian, penggunaan uang, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan sistem penghitungan angka.

Ekspresi penggunaan angka “20” dalam percakapan sehari-hari


20 dalam bahasa jepang

Angka “20” merupakan angka yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Berikut ini adalah beberapa ekspresi penggunaan angka “20” dalam Bahasa Jepang yang sering kita dengar dan gunakan:

1. Hatachi (二十歳)


Hatachi

Hatachi berarti usia 20 tahun. Di Jepang, usia 20 tahun dianggap sebagai usia dewasa dan sering disebut sebagai “seijin no hi” atau hari dewasa. Pada hari ini, orang yang berusia 20 tahun akan menghadiri upacara dan merayakan hari kelahiran dan keberadaannya sebagai warga dewasa yang baru.

2. Nijuu (二十)


Nijuu

Nijuu adalah kata untuk angka “20”. Kata ini juga bisa digunakan dalam berbagai konteks, seperti untuk menyebutkan jumlah barang, waktu, dan nominal uang. Misalnya, jika Anda ingin memesan dua puluh potong sushi di restoran, Anda bisa mengatakan: “Watashi wa sushi wo nijuu mai kudasai” yang artinya “Saya ingin memesan dua puluh potong sushi”.

3. Hatsuka (二十日)


Hatsuka

Hatsuka adalah kata untuk tanggal “20”. Tanggal 20 sering diasosiasikan dengan berbagai acara atau perayaan. Misalnya, tanggal 20 April pada setiap tahunnya di perayaan sebagai “Hari Konstitusi” di Jepang. Pada hari tersebut, beberapa sekolah dan instansi pemerintah memberikan hari libur untuk memperingatinya.

4. Kaimono de nijuu pai (買い物で二十杯)


Kaimono de nijuu pai

Kaimono de nijuu pai berarti “Dua puluh gelas untuk berbelanja”. Ekspresi ini sering digunakan di Jepang untuk menggambarkan jumlah yang cukup banyak untuk membeli beberapa produk. Misalnya, jika seseorang membeli dua puluh gelas air mineral, seseorang bisa mengatakan “Kaimono de nijuu pai” untuk menggambarkan jumlah yang dibeli.

5. Nijuu monme (二十文目)


Nijuu monme

Nijuu monme adalah satuan untuk berat dalam Bahasa Jepang. Satuan ini digunakan untuk mengukur berat benda seperti kain atau benang sutra. Nijuu monme setara dengan sekitar 66 gram. Misalnya, jika Anda ingin membeli 20 monme benang untuk merajut, Anda bisa mengatakan “Watashi wa rajio wo nijuu monme no ito wo kudasai” yang artinya “Saya ingin membeli benang rajut seberat 20 monme”.

Itulah beberapa ekspresi penggunaan angka “20” dalam Bahasa Jepang yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Dengan memahami ekspresi-ekspresi tersebut, kita bisa lebih mudah berkomunikasi dengan orang Jepang serta dalam mencari informasi tentang produk atau hal yang ingin kita beli di Jepang.

Kata-kata terkait “20” dalam bahasa Jepang seperti “hatachi”


hatachi

Dalam bahasa Jepang, angka 20 memiliki beberapa istilah terkait, seperti “hatachi”, “nijuu”, “nijuusai”, “hatsumoude”, “seijinshiki”, dan “tsumotteoku”. Masing-masing istilah tersebut sebenarnya memiliki makna yang berbeda, sehingga kebanyakan di antaranya digunakan dalam situasi yang berbeda pula. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai beberapa istilah terkait angka 20 dalam bahasa Jepang, terutama “hatachi”.

Hatachi


hatachi

Hatachi merupakan istilah umum yang digunakan untuk menyebut usia dua puluh tahun dalam bahasa Jepang. Di Jepang, usia dua puluh tahun dianggap sebagai batas usia yang menandakan seseorang telah resmi dewasa dan memiliki hak dan tanggung jawab yang sama dengan orang dewasa lainnya. Oleh karena itu, perayaan dan upacara khusus sering diadakan untuk merayakan moment ini.

Selain di Jepang, istilah “hatachi” juga sering dipakai dalam bahasa Indonesia untuk mengacu pada usia dua puluh tahun. Biasanya, di Indonesia, usia ini juga dianggap sebagai batas usia yang menandakan seseorang telah “dewasa secara hukum” dan dapat melaksanakan hak dan kewajiban dewasa dengan penuh tanggung jawab.

Di Jepang, perayaan “Seijinshiki” (晴れ着) atau “Coming of Age Day” biasanya dirayakan pada hari Minggu kedua bulan Januari untuk memperingati dan merayakan anak-anak yang telah berusia 20 tahun. Hari tersebut secara resmi mengukuhkan status hukum mereka sebagai orang dewasa dan Pemerintah Jepang memberikan cendera mata atau suvenir khusus untuk orang yang baru berusia 20 tahun. Banyak wanita muda memakai kimono tradisional untuk merayakan “Seijinshiki” mereka.

Nijuu dan Nijuusai


nijuusai

“Juu” dalam bahasa Jepang berarti “sepuluh”, sehingga “nijuu” berarti dua puluh. Biasanya, istilah ini digunakan sebagai pengganti “hatachi” dalam situasi yang lebih formal atau resmi. “Nijuusai” juga merupakan istilah yang dijadikan kata benda untuk menyebut orang yang berusia dua puluh tahun dalam bahasa Jepang.

Hatsumoude


hatsumoude

“Hatsumoude” adalah istilah Jepang untuk menggambarkan kunjungan pertama seseorang ke kuil Shinto selama Tahun Baru Jepang. Tradisi hatsumoude sangat penting bagi orang Jepang sehingga, kuil-kuil paling terkenal di Jepang seperti kuil Meiji-Jingu di Tokyo atau Fushimi-Inari Taisha di Kyoto umumnya sangat ramai pada awal Tahun Baru. Istilah ini juga berhubungan dengan angka 20 karena para pemuda dan remaja Jepang yang merayakan “Seijinshiki” biasanya mengunjungi kuil pada hari itu sebagai bagian dari perayaan mereka.

Tsumotteoku


tsumotteoku

“Tsumotteoku” dalam bahasa Jepang berarti “menyisakan (uang)”. Istilah ini sering dikaitkan dengan angka 20 karena di Jepang orang sering menyarankan bahwa orang berusia 20-an harus mulai “menyisihkan” uang mereka sejak dini untuk menyiapkan masa depan mereka. Istilah ini sebenarnya lebih luas dipakai, dan tidak hanya terkait dengan uang saja tapi juga nasihat untuk tidak menunda-nunda kewajiban, tanggung jawab, dan pekerjaan. “Tsumotteoku” hanya menjadi salah satu kata kunci yang menunjukan bahwa lebih baik memulai sekitar usia dua puluhan daripada menundanya.

Perbedaan antara angka “20” dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia


Angka 20 Jepang dan Indonesia

Angka 20 merupakan angka yang penting dalam urutan bilangan, di mana pada tahap ini seseorang mulai belajar melakukan perhitungan dasar. Seiring dengan belajar, seseorang akan mulai mempelajari cara mengucapkan angka dalam bahasa Inggris, bahasa Indonesia, bahasa Prancis, bahasa Spanyol, bahasa Jepang, dan lain sebagainya.

Dalam bahasa Indonesia, angka 20 dieja dengan “dua puluh”, yang merupakan gabungan dari angka 2 dan 10. Sedangkan dalam bahasa Jepang, angka 20 ditulis sebagai “二十” dalam karakter Kanji.

Pada dasarnya, dua bahasa ini memiliki cara yang sama dalam hal penulisan angka 20, yaitu menggunakan penggabungan angka 2 dan 10. Namun, ada beberapa perbedaan dalam cara membaca kedua angka ini di kedua bahasa.

Di Indonesia, angka 2 diucapkan sebagai “dua”, dan angka 10 diucapkan sebagai “sepuluh”. Sedangkan di Jepang, angka 2 diucapkan sebagai “ni”, dan angka 10 diucapkan sebagai “jū”. Dalam bahasa Jepang, “ni-jū” adalah cara mengucapkan angka 20.

Ada juga istilah lain yang digunakan dalam bahasa Jepang, terutama dalam konteks perhitungan uang. Contohnya, “nijuppun” yang artinya “dua puluh menit” atau “nijūendai” yang artinya “dua puluh yen”. Namun, istilah tersebut tidak ditemukan dalam pengucapan angka dasar dalam bahasa Jepang.

Selain itu, kedua bahasa ini juga memiliki perbedaan dalam hal tulisan angka. Dalam bahasa Indonesia, angka 20 ditulis dengan menggunakan huruf latin dan terdiri dari dua kata, yaitu “dua” dan “puluh”. Sedangkan dalam bahasa Jepang, angka 20 ditulis menggunakan karakter Kanji tunggal, yaitu “二十”.

Meskipun terdapat perbedaan dalam cara membaca dan menulis angka 20 di kedua bahasa, penting bagi seseorang untuk memahami konsep tersebut dengan benar. Angka 20 merupakan angka dasar yang hampir selalu muncul dalam keseharian, baik dalam hal uang, waktu, ataupun jumlah barang.

Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk mendalami konsep angka 20 dalam berbagai bahasa, termasuk dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia. Selain mempermudah perhitungan dalam keseharian, juga membantu dalam pemahaman bahasa secara umum.

Iklan