Ads - After Header

Daftar Nama Kota dalam Bahasa Jepang untuk Kamu yang Suka Berpetualang

Rinidesu

Sejarah dan Asal-usul Nama Kota dalam Bahasa Jepang


Nama Kota dalam Bahasa Jepang

Nama kotam dalam Bahasa Jepang memiliki sejarah dan asal-usulnya sendiri yang menarik. Beberapa nama kota Jepang berdasarkan lokasi geografisnya, sementara yang lainnya terinspirasi dari mitos dan legenda. Nama kota juga seringkali memiliki hubungan erat dengan budaya dan sejarah Jepang, terutama pada periode Heian. Berikut adalah penjelasan lebih detail tentang beberapa nama kota dalam bahasa Jepang dan asal usulnya.

1. Tokyo (東京)
Tokyo merupakan salah satu kota terbesar di Jepang dan merupakan ibu kota negara Jepang. Nama Tokyo sebenarnya berasal dari bahasa Jepang kuno, yakni “Tokei”. Tokei berarti “jam” atau “bel” yang biasanya digunakan sebagai sinyal untuk mengatur waktu di kota-kota besar. Pada abad ke-16, Tokugawa Ieyasu, seorang daimyo dari klan Tokugawa, memilih kota ini sebagai tempat kedudukan pemerintahan. Ketika kota ini menjadi pusat politik dan kebudayaan, banyak orang mulai menyebut kota ini sebagai Tokei-kyo (Kota Jam). Kemudian, nama ini berganti spelling menjadi Tokyo oleh pemerintah Meiji pada tahun 1868.

2. Kyoto (京都)
Kyoto juga dikenal sebagai kota seni dan budaya di Jepang. Nama Kyoto, sebenarnya berasal dari dua karakter bahasa Jepang yaitu “kyo” (kyoobu) dan “to” (toshi). “Kyo” merujuk pada sastra, kesenian, dan kebudayaan, sementara “to” diartikan sebagai “ibu kota” atau “kota” secara umum. Jadi, Kyoto secara harfiah berarti “kota yang berbudaya”. Hingga tahun 1868, Kyoto menjadi pusat kebudayaan Jepang dan menjadi ibu kota negara selama lebih dari 1000 tahun pada zaman Edo dan Heian.

3. Osaka (大阪)
Osaka adalah kota terbesar kedua di Jepang, dan juga merupakan salah satu pusat finansial dan industri di Jepang. Nama Osaka sebenarnya berasal dari dua karakter bahasa Jepang yaitu “Oo” (大) yang berarti besar dan “Saka” (阪) yang berarti bukit. Pada zaman dahulu, Osaka terkenal sebagai kota pengumpulan barang-barang perdagangan yang besar, seperti garam dan beras. Oleh karena itu, kota ini dijuluki sebagai “kota besar di bukit” dalam bahasa Jepang. Nama ini kemudian menjadi tradisi dan diabadikan sebagai nama kota.

Also Read

Bagikan:

Rinidesu

Rinidesu Merupakan Seorang Mahasiswi Sastra Jepang di Universitas Indonesia, Memiliki Passion Berbagi ilmu Bahasa Jepang Melalui Situs Rinidesu.com ini

Tags

Ads - Before Footer