Mengenal Nama-Nama Bulan dalam Bahasa Indonesia


nama bulan

Bulan adalah satuan waktu yang digunakan dalam sistem penanggalan. Bahasa Indonesia mengenal nama setiap bulan dalam satu tahun. Mari mengenal nama-nama bulan dalam bahasa Indonesia!

1. Januari

Januari

Bulan pertama dalam satu tahun. Bulan ini berasal dari Bahasa Latin “Januarius” yang artinya “bersih, tidak ternoda”. Bulan Januari dalam bahasa Jawa disebut Suro.

2. Februari

Februari

Bulan kedua dalam satu tahun. Bulan ini berarti “bulan Februa”, yaitu istilah dalam Bahasa Latin untuk “festival pembuangan dosa”. Sebelumnya, bulan ini bernama “Februarius” dan dalam bahasa Jawa disebut Rejeb.

3. Maret

Maret

Bulan ketiga dalam satu tahun. Bulan ini berasal dari Bahasa Latin “Martius” yang awalnya merupakan peringatan untuk dewa perang, Mars. Bulan ini juga merupakan awal musim semi di belahan utara. Dalam bahasa Jawa, bulan ini disebut Pasa.

4. April

April

Bulan keempat dalam satu tahun. Bulan ini berasal dari Bahasa Latin “Aprilis” yang berarti “terbuka” atau “melepaskan”. Bulan ini juga sering disebut sebagai awal musim semi di belahan utara. Bulan April dalam bahasa Jawa disebut dengan Rejeban.

5. Mei

Mei

Bulan kelima dalam satu tahun. Nama bulan ini berasal dari Bahasa Yunani “Maia” yang merupakan nama seorang dewi kesuburan. Bulan Mei dalam bahasa Jawa disebut Ruang.

6. Juni

Juni

Bulan keenam dalam satu tahun. Bulan Juni berasal dari Bahasa Latin “Junius” yang diambil dari nama dewa pelindung keluarga Romawi, Juno. Bulan Juni juga menjadi awal musim panas di belahan utara. Dalam bahasa Jawa, bulan ini disebut Sada.

7. Juli

Juli

Bulan ketujuh dalam satu tahun. Awalnya bulan ini bernama “Quintilis” dalam Bahasa Latin yang berarti “bulan kelima” sebelum Romawi mengubah kalender mereka. Kemudian nama bulan diganti menjadi “Julius”, diambil dari nama Julius Caesar. Dalam bahasa Jawa, bulan ini disebut S

Sejarah dan Asal Usul Nama Bulan


Sejarah dan Asal Usul Nama Bulan

Bulan adalah satelit alami Bumi yang mengorbit mengelilingi planet kita. Setiap bulan memiliki nama sendiri dalam bahasa Indonesia. Namun, tahukah Anda Darimana Nama-nama Bulan di Indonesia berasal? Berikut ini adalah beberapa asal usul nama-nama bulan Indonesia:

1. Januari – Januari berasal dari kata ‘Janus’ yang merupakan dewa Romawi yang mempunyai dua wajah.

Dalam mitologi Romawi, Janus dianggap sebagai dewa bertopeng yang mengawasi pintu gerbang matahari terbit dan terbenam. Karena bertopeng, Janus dianggap mempunyai dua wajah yang dapat melihat ke masa lalu dan masa depan. Oleh karena itu, bulan pertama dalam kalender Romawi diberi nama Januari.

2. Februari – Nama Februari mempunyai asal usul dari kata ‘Februare’ yang berarti ‘Bersuci’ dalam bahasa Latin.

Bulan Februari sendiri dianggap sebagai awal musim semi di Romawi Kuno. Pada saat ini, penduduk Romawi mengadakan upacara bersuci untuk membersihkan diri dari dosa-dosa yang dilakukan di musim dingin. Upacara ini kemudian memberi nama pada bulan ke dua kalender Romawi, yaitu Februari.

3. Maret – Nama bulan Maret berasal dari nama dewi perang Romawi, ‘Mars’.

Mars dianggap sebagai dewa perang yang kuat dan tangguh. Pada bulan Maret, penduduk Romawi sering mengadakan upacara keagamaan untuk memohon pertolongan dan perlindungan dewa Mars. Upacara ini kemudian memberi nama pada bulan ketiga kalender Romawi

4. April – Asal Usul nama bulan April tidak diketahui dengan pasti.

Beberapa ahli mengatakan bahwa nama April berasal dari kata ‘Aprillis’ yang berarti ‘Terbuka’ dalam bahasa Latin. Hal ini mungkin mengacu pada bulan April sebagai awal musim semi di belahan Bumi Utara. Namun, beberapa ahli lain mengatakan bahwa nama April justru berasal dari nama dewi Romawi, Aphrodite atau Venus.

5. Mei – Nama Mei berasal dari nama dewi kesuburan Romawi, ‘Maia’.

Dewi Maia dianggap sebagai lambang kesuburan dan pertumbuhan. Oleh karena itu, bulan kelima kalender Romawi diberi nama Mei untuk memperingati dewi Maia.

6. Juni – Nama Juni diambil dari nama dewi pernikahan dan keluarga Romawi, ‘Juno’.

Dalam mitologi Romawi, Juno dianggap sebagai pelindung pernikahan dan keluarga. Upacara pernikahan sering diadakan di bulan Juni untuk meminta keberuntungan dan perlindungan dari dewi Juno.

7. Juli – Juli awalnya bernama ‘Quintillis’ dalam bahasa Latin, yang berarti ‘Bulan ke lima’.

Namun, pada tahun 44 SM, nama bulan ini diubah menjadi ‘Julius’ untuk menghormati Julius Caesar yang meninggal pada tanggal 15 Juli. Kemudian pada tahun 8 SM saat keponakan Julius Caesar, Augustus Caesar menjadi kaisar, bulan ‘Sextillis’ berganti nama menjadi ‘Agustus’ untuk menghormatinya.

8. Agustus – Nama Agustus dipilih untuk menghormati kaisar Romawi pertama, Augustus Caesar.

Agustus Caesar merupakan keponakan Julius Caesar yang berhasil menggantikan pamannya sebagai kaisar Romawi pertama setelah kematiannya. Untuk menghormati jasanya, kalender Romawi mengubah nama bulan ‘Sextilis’ menjadi ‘Agustus’ pada tanggal 8 SM.

9. September – Nama September berasal dari kata ‘Septem’ yang berarti ‘Tujuh’ dalam bahasa Latin.

Pada awalnya, September merupakan bulan ke tujuh kalender Romawi. Kemudian, saat kalender Romawi direvisi untuk menyesuaikan diri dengan kalender Matahari, bulan-bulan pada kalender Romawi dipindahkan, membuat September dan bulan-bulan lainnya bergeser ke posisi yang baru dalam kalender.

10. Oktober – Nama Oktober berasal dari kata ‘Octo’ yang berarti ‘Delapan’ dalam bahasa Latin.

Pada awalnya, Oktober merupakan bulan ke delapan kalender Romawi sebelum kalender romawi mengalami revisi.

11. November – Nama November berasal dari kata ‘Novem’ yang berarti ‘Sembilan’ dalam bahasa Latin.

Pada awalnya, November adalah bulan ke sembilan kalender Romawi sebelum kalender Romawi mengalami revisi.

12. Desember – Nama Desember berasal dari kata ‘Decem’ yang berarti ‘Sepuluh’ dalam bahasa Latin.

Seperti bulan-bulan sebelumnya, Desember dulunya adalah bulan ke sepuluh di kalender Romawi sebelum kalender tersebut diubah.

Itulah sejarah dan asal usul nama-nama bulan dalam kalender bahasa Indonesia. Masing-masing bulan memiliki alasan tertentu dan merupakan warisan dari waktu kuno yang bisa kita kenang sampai sekarang.

Simbolisme Bulan dalam Kearifan Lokal Indonesia


Bulan Purnama Indonesia

Bulan termasuk objek langit yang memiliki arti penting bagi kebudayaan Indonesia. Tak hanya sebagai penanda waktu, bulan juga menjadi simbol spiritual dan kearifan lokal. Bulan dalam bahasa Indonesia disebut “bulan” dan memiliki nama-nama yang beragam di setiap daerah. Dalam artikel ini, kita akan membahas simbolisme bulan dalam kearifan lokal Indonesia.

Bulan Sabit

Sari Bulan Sabit Indonesia

Bulan sabit memiliki arti penting dalam kebudayaan Indonesia. Bulan sabit sering muncul dalam banyak seni dan karya seni rupa Indonesia, mulai dari kain khas Indonesia, batik, hingga tari-tarian tradisional. Simbol ini juga sering digunakan dalam gerakan sosial dan politik di Indonesia. Bulan sabit biasanya diartikan sebagai simbol keberhasilan, kebangkitan dan harapan.

Bulan Purnama

Bulan Purnama Indonesia

Bulan purnama merupakan fase bulan yang paling terang dan sempurna. Dalam kearifan lokal Indonesia, bulan purnama dianggap sebagai waktu yang ideal untuk melakukan ritual spiritual dan keagamaan. Bulan purnama juga identik dengan keabadian dan kelimpahan. Tak jarang, bulan purnama juga digambarkan dalam seni rupa Indonesia seperti batik, ukiran, dan lukisan.

Bulan Sembunyi

Bulan Sembunyi Indonesia

Bulan sembunyi atau bulan baru seringkali dikaitkan dengan ritual tertentu dan dipercayai sebagai saat yang baik untuk memulai sesuatu yang baru. Bulan sembunyi dianggap sebagai waktu transisi di mana bulan sedang menuju ke siklus berikutnya. Ini juga dianggap sebagai saat ketika roh-roh leluhur berkumpul dan memberikan perlindungan bagi keluarga dan masyarakat.

Bulan Komering

Bulan Komering Indonesia

Bulan komering merujuk pada periode di mana bulan terbit di atas bukit atau gunung. Dalam kearifan lokal Indonesia, bulan komering sering dianggap sebagai waktu yang penuh khayalan dan magis. Ada beberapa kisah rakyat Indonesia yang melibatkan bulan komering sebagai simbol suatu kejadian penting dalam hidup manusia dan alam.

Bulan Panglong

Bulan Panglong Indonesia

Bulan panglong adalah fase bulan ketika cahaya bulan masih redup. Dalam kearifan lokal Indonesia, bulan panglong dianggap sebagai waktu peralihan tetapi juga dianggap sebagai waktu yang cocok untuk melakukan ritual keagamaan terutama untuk mendapatkan ketenangan batin. Bulan panglong juga biasa dihubungkan dengan kepercayaan pada kesuburan dan kelahiran.

Itulah beberapa simbolisme bulan dalam kearifan lokal Indonesia. Dari keberhasilan hingga harapan, abadi hingga magis, bulan terus menjadi unsur penting dalam kebudayaan dan kearifan lokal kita.

Peran Bulan dalam Budaya dan Adat Istiadat Indonesia


Nama Nama Bulan Bahasa Indonesia

Saat berbicara tentang budaya dan tradisi Indonesia, tidak dapat dipungkiri bahwa bulan memiliki peran yang besar. Bulan di Indonesia dipercaya memiliki dampak besar terhadap kehidupan sehari-hari. Ini tidak hanya dilihat dari segi penggunaannya dalam perhitungan kalender, tetapi juga dalam kepercayaan dan adat-istiadat.

Bulan pertama dalam kalender Indonesia adalah Januari, yang dikenal sebagai bulan Muharram dalam kalender Islam, yang dipakai sebagai rujukan dalam kebudayaan Indonesia. Bulan ini penting bagi masyarakat Muslim di Indonesia, yang memperingati Tahun Baru Islam. Selain itu, momen ini juga dirayakan oleh masyarakat non-Muslim sebagai momen untuk mempererat hubungan sosial, karena hausnya kegembiraan dan perdamaian.

Bulan lain yang memiliki peran penting dalam budaya Indonesia adalah bulan Ramadhan. Selama bulan Ramadhan, umat Muslim di Indonesia menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh. Selain itu, di akhir Ramadhan, umat Muslim merayakan Idul Fitri, atau yang disebut dengan Hari Raya, yang biasanya dirayakan selama satu atau dua hari.

Nyepi Bali

Selain bulan Ramadhan, ada beberapa bulan lainnya dalam kalender Indonesia yang memiliki peran penting dalam adat istiadat setempat. Sebagai contoh, di Bali, ada perayaan unik bernama “Nyepi”, yang jatuh pada bulan Saka baru, atau Maret dalam kalender Internasional. Pada hari ini, selama 24 jam, orang Bali diminta untuk tidak melakukan aktivitas apa pun. Ini adalah hari untuk membersihkan pikiran dan memulai tahun yang baru dengan baik. Di tempat lain, seperti Jawa, ada banyak festival budaya, seperti “Larung Sembonyo”, di mana orang-orang mengeluarkan perahu ke laut untuk membawa bahagia dalam hidup mereka.

Selain itu, bulan juga dilihat sebagai pengaruh dalam kehidupan sehari-hari, seperti penentuan hari keramat dalam budaya Jawa dan Sunda. Biasanya, pada malam bulan purnama, banyak orang berziarah ke tempat-tempat suci, seperti makam leluhur mereka atau kuil-kuil.

Di seluruh Indonesia, banyak perayaan hari besar berdasarkan bulan. Misalnya, pada bulan Agustus, Indonesia merayakan hari Kemerdekaan, atau kadang-kadang disebut sebagai Hari Ulang Tahun Kebangsaan. Ini adalah hari penting bagi orang Indonesia, di mana lebih dari 260 juta orang merayakan kemerdekaan Indonesia dari kolonialisme.

Peran bulan dalam budaya dan adat istiadat Indonesia menunjukkan betapa pentingnya obejek ini bagi kehidupan sehari-hari rakyat Indonesia. Bulan bukan hanya memengaruhi kehidupan sehari-hari dalam hitungan kalender, tetapi juga dalam kepercayaan dan tradisi. Melihat betapa pentingnya peran bulan, tidak mengherankan bahwa bulan menjadi bagian dari kehidupan Indonesia dan turut memperkuat nilai-nilai yang menjadi dasar dari kebudayaan dan tradisi Indonesia.

Nama Nama Bulan Bahasa Indonesia


Upacara Tradisional yang Dikaitkan dengan Bulan


Upacara Tradisional Bulan Bahasa Indonesia

Di Indonesia, banyak sekali budaya tradisional yang masih dijalankan hingga saat ini. Salah satu budaya tersebut adalah upacara tradisional yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia yang dikaitkan dengan pergerakan bulan. Setiap bulan memiliki makna dan filosofi tersendiri sehingga diiringi dengan upacara adat yang berbeda-beda pada setiap daerahnya. Berikut ini beberapa upacara tradisional yang dikaitkan dengan bulan:

1. Bulan Puasa


Bulan Puasa Upacara

Upacara tradisional yang dikaitkan dengan bulan ini adalah menyambut bulan puasa. Pada saat itu, masyarakat Indonesia akan melaksanakan upacara yang dikenal dengan istilah Ruwatan Bulan Puasa. Upacara ini dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan diri dari segala macam dosa dan kesalahan serta membuka jalan bagi kebaikan dan kesuksesan dalam hidup kita.

2. Bulan Safar


Bulan Safar Upacara

Bulan yang satu ini seringkali dianggap sebagai bulan yang membawa sial atau malapetaka. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia yang menganut agama Islam seringkali melakukan upacara tradisional di bulan Safar. Upacara ini bertujuan untuk memohon keselamatan, keberuntungan, dan perlindungan di dalam menjalani hidup sehari-hari.

3. Bulan Rajab


Bulan Rajab Upacara

Upacara tradisional yang dikaitkan dengan bulan Rajab adalah doa bersama yang dilakukan di malam Nisfu Sya’ban. Masyarakat Indonesia yang beragama Islam akan melakukan doa bersama dan membaca zikir untuk memohon ampun dan memohon keberkahan dari Allah SWT.

4. Bulan Suro


Bulan Suro Upacara

Upacara tradisional yang dikaitkan dengan bulan Suro adalah Upacara Grebeg Suro. Upacara ini dilaksanakan oleh masyarakat Jawa dengan tujuan untuk memperingati Tahun Baru Hijriyah. Saat upacara ini dilaksanakan, masyarakat akan menyerbu ke pasar dan mengambil makanan dan barang-barang lainnya. Tujuannya adalah untuk memperoleh keberkahan dan kelimpahan rezeki di Tahun Baru Hijriyah.

5. Bulan Rebo


Bulan Rebo Upacara

Bulan Rebo dianggap sebagai bulan yang suci bagi masyarakat Jawa. Oleh karena itu, pada bulan ini diadakan upacara tradisional yang disebut dengan Upacara Labuhan. Upacara ini adalah bentuk rasa syukur dan penghormatan kepada leluhur dan juga sebagai doa untuk keselamatan orang yang melakukan upacara tersebut.

Itulah beberapa upacara tradisional yang dikaitkan dengan bulan di Indonesia. Semua upacara tersebut memiliki makna dan filosofi yang berbeda-beda sehingga sangat penting untuk dijaga dan dilestarikan agar tradisi ini tidak hilang dari budaya masyarakat Indonesia.

Iklan