Sejarah dan Perkembangan Buku Jepang


Buku Jepang

Buku Jepang adalah salah satu dari beberapa karya sastra yang sangat penting dan terkenal di seluruh dunia. Jenis buku-buku ini telah menjadi populer di kalangan orang-orang dari berbagai negara dan budaya. Hal ini disebabkan oleh banyaknya nilai budaya dan sejarah yang terkandung di dalamnya, serta kualitas karya sastra Jepang yang tinggi secara estetis. Buku-buku ini mencakup berbagai genre, termasuk novel, cerita pendek, puisi, dan teks referensi.

Buku Jepang memiliki sejarah yang panjang dan mulai berkembang sejak era Heian (794-1185 M). Pada masa itu, rokugo, yaitu bentuk teater tradisional Jepang awal, menjadi populer. Rokugo didasarkan pada cerita-cerita lucu yang diceritakan oleh seorang aktor tunggal, tanpa adanya set atau dialog. Kecintaan orang Jepang pada cerita dan kisah pada masa itu menjadi awal bagi pengembangan karya sastra di Jepang.

Pada abad ke-11, karya sastra Jepang mulai dikenal di seluruh dunia melalui tafsiran karya sastra seperti Genji Monogatari karangan Murasaki Shikibu dan Kojiki atau “Records of Ancient Matters” yang berisi banyak kisah dan legenda Jepang. Karya-karya tersebut banyak dijadikan bahan untuk penelitian oleh para ilmuwan barat pada masa itu.

Selama periode Tokugawa (1603-1868 M), Jepang mengalami masa perdamaian yang panjang, dan ini memungkinkan perkembangan dalam bidang sastra. Selama abad ke-18 dan 19, Jepang mulai mengeksplorasi bentuk-bentuk baru karya sastra dan keragaman genre, seperti novel, drama, dan puisi.

Banyak dari karya sastra Jepang yang paling terkenal dan berpengaruh, seperti Karya-karya Soseki Natsume yang diminati secara global, tetap menjadi referensi penting bagi para penulis dan penggemar buku di seluruh dunia pada saat ini.

Bukan hanya itu, perkembangan teknologi pada masa modern juga telah memungkinkan munculnya berbagai jenis buku Jepang, seperti manga dan light novel. Kedua jenis buku ini mendapat popularitas yang tinggi di kalangan masyarakat Jepang dan dewasa ini juga mulai mendunia.

Manga, sebagai genre khas Jepang, sudah memiliki penggemar di Indonesia pada saat sekarang. Bahkan, bukan hanya pencinta manga saja, sekarang orang Indonesia juga semakin tertarik pada budaya Jepang dan mencintai berbagai jenis novel dan sastra Jepang.

Buku Jepang memang memiliki nilai estetis yang unik, membuat pembaca menjadi tertarik dan merasa kagum ketika membacanya. Pengembangan karya terus berjalan dan karya-karya baru terus muncul dari generasi ke generasi berikutnya, membantu menjaga keunikan dan kekhasan budaya Jepang yang terus berkembang.

Gaya Menulis dalam Buku Jepang


Gaya Menulis dalam Buku Jepang

Buku Jepang identik dengan gaya menulis yang unik dan berbeda dengan buku dari negara lainnya. Hal ini karena Jepang memiliki budaya literasi yang kaya serta pengarang yang cenderung menggunakan bahasa yang indah dan metafora. Berikut adalah beberapa gaya menulis yang umum ditemukan dalam buku Jepang.

1. Kireji


Kireji

Kireji adalah suatu teknik dalam bahasa Jepang yang digunakan untuk memberi jeda atau memisahkan suku kata. Teknik ini memungkinkan pembaca untuk merenungkan atau mempertimbangkan makna dari kata-kata yang dibaca. Teknik ini ditemukan dalam puisi, lagu, dan teks prosa, dan dianggap sebagai ciri khas dari sastra Jepang.

2. Kigo


Kigo

Kigo adalah kata atau frase dalam bahasa Jepang yang merujuk pada musim tertentu. Teknik ini umumnya digunakan dalam sastra Jepang sebagai cara untuk menunjukkan jangka waktu atau konteks di mana cerita terjadi. Penggunaan kigo ini dapat memberikan nuansa tersendiri dalam karya sastra, serta mengarahkan pembaca pada pikiran-pikiran yang terkait dengan musim tertentu.

Contoh penggunaan kigo dalam novel Haruki Murakami, “1Q84”, di mana karakter utama mengikuti seekor lebah dan menemukan dirinya di dunia paralel yang aneh.

“Kemudian lebah itu membawanya ke luar lapangan, ke sebuah wilayah yang berasa akan musim gugur. Mereka menyentuhkan pondok-pondok kayu memudar yang menyembunyikan tetangganya, dan melewati polong jagung dan kebun labu dengan lingkaran kuning yang semakin mengerucut,” – 1Q84 (bagian 1)

3. Mono no aware


Mono no aware

Mono no aware adalah suatu konsep dalam budaya Jepang yang menunjukkan kesedihan yang muncul karena pemahaman akan sifat sementara dari semua benda. Teknik ini banyak digunakan dalam sastra Jepang sebagai cara untuk mengekspresikan kecantikan yang ditemukan dalam kehancuran dan keberadaan seseorang di dunia ini.

Contoh penggunaan mono no aware dalam novel “Norwegian Wood” karya Haruki Murakami, di mana karakter utama, Toru, mengalami kesedihan mendalam atas kehilangan kekasihnya, Naoko.

“Sebuah perasaan sedih tumbuh di hatinya dari pemahmaman: kecantikan dunia ini, yang Teriko dambakan, masih akan terus hidup bahkan setelah mereka semua pergi. Kalau saja Toru bisa merangkum keindahan yang sementara itu dalam hidupnya. Kalau saja keindahan itu bisa tinggal selamanya dalam dunia ini,” – Norwegian Wood (Chapter 10)

4. Yugen


Yugen

Yugen adalah konsep dalam sastra Jepang yang merujuk pada kesadaran akan keindahan yang tersembunyi, dan menyiratkan bahwa keindahan tidak dapat sepenuhnya diungkapkan atau dipahami. Teknik ini banyak ditemukan dalam sastra Jepang yang berkaitan dengan keindahan alam dan keberadaan manusia di alam ini.

Contoh penggunaan yugen dalam cerpen “The Garden” oleh Tanizaki Junichiro, di mana keindahan taman dan kolam disadari oleh karakter utama, Toshio, tetapi tidak dapat benar-benar dimengerti.

“Taman itu dipenuhi dengan sebuah tanda yang sama sekali tidak dimengerti manusia, seni alam yang memiliki makna rahasia sendiri.” – The Garden

Gayanya yang unik dan banyak teknik sastra yang digunakan dalam buku Jepang membuat buku-buku dari Jepang memiliki daya tarik tersendiri bagi pembaca. Selain itu, buku-buku Jepang juga telah diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa lain untuk diterbitkan di seluruh dunia, memperkenalkan budaya dan sastra Jepang kepada pembaca di luar negeri.

Klasik vs. Kontemporer: Jenis-Jenis Buku Jepang


klasik vs kontemporer buku jepang

Buku Jepang tidak hanya dikenal dengan ceritanya yang unik, tetapi juga dengan pegaruh dan gaya penulisannya. Ada 2 jenis buku Jepang yaitu buku klasik dan buku kontemporer, di mana keduanya memiliki ciri khas dan gaya penulisannya tersendiri. Berikut adalah jenis-jenis buku Jepang berdasarkan klasifikasi klasik dan kontemporer.

Buku Klasik

buku klasik jepang

Buku klasik Jepang umumnya ditulis sebelum revolusi industri Jepang, yakni pada periode Edo (1603-1868) dan Meiji (1869-1912). Buku-buku ini terkenal karena nilai sejarah dan budayanya, sehingga banyak dipelajari oleh para budayawan dan penggemar seni tradisional Jepang secara keseluruhan. Jenis buku klasik ini juga meliputi berbagai kategori, seperti:

  • Haiku

    Haiku merupakan puisi pendek yang memiliki 17 suku kata yang dibagi dalam tiga baris. Karya pelopor sastra haiku dari Jepang, Matsuo Basho, menjadi inspirasi bagi banyak penyair di seluruh dunia.

  • Romansa

    Seiring dengan perkembangan zaman, jenis buku klasik ini mulai digemari oleh para penulis wanita. Roman tersebut mengetengahkan tokoh-tokoh masyarakat pada era Edo dan Meiji

  • Onsen

    Buku jenis ini menceritakan sejarah pengembangan onsen atau pemandian air panas di Jepang, juga kisah-kisah seputar onsen yang berisi nilai-nilai budaya lokal, serta mitologi.

Buku Kontemporer

buku kontemporer jepang

Sejak pengenalan gaya penulisan Barat pada akhir periode Meiji, gaya penulisan buku Jepang mengalami perubahan drastis dalam hal gaya dan sudut pandang. Penulis saat ini cenderung mengembangkan karyanya melalui penggunaan bahasa yang lebih ringkas, mudah dipahami, dan efektif.

Di bawah ini adalah jenis-jenis buku kontemporer Jepang:

  • Light novel

    Jenis buku Jepang ini memadukan elemen sastra dengan gambar, seperti manga, yang membuat cerita lebih mudah diikuti oleh pembacanya. Genre ini meliputi cerita-cerita fiksi seperti fantasi, romansa dan bergenre komedi.

  • Manga

    Buku Jepang yang populer ini pasti tidak asing mendengarnya dimana-mana. Menurut survei 2019, manga adalah jenis buku terlaris di Jepang. Bermacam-macam genre yang disajikan, seperti aksi, romansa, fantasi, cerita horor, dan sebagainya.

  • Nobel

    Buku kontemporer Jepang yang disebut “Nobel sastra” biasanya menggambarkan masyarakat Jepang modern serta melihat problema-problema yang dihadapi oleh masyarakat saat ini dengan sudut pandang yang seringan mungkin.

Dalam ringkasan, buku klasik Jepang menawarkan tampilan yang menarik tentang sejarah dan budaya Jepang, sementara buku kontemporer menampilkan tren yang modern dan kreatif dalam sastra Jepang.

Keduanya memiliki kesan yang kuat terhadap budaya populer global dan sangat layak untuk ditelusuri dan dinikmati. Buat kalian yang menyukai sastra Jepang, jangan ragu untuk mulai menemukan karya-karya menarik yang berasal dari dua jenis buku ini!

Penerjemahan Buku Jepang ke dalam Bahasa Indonesia


Penerjemahan Buku Jepang ke dalam Bahasa Indonesia

Buku Jepang memang memiliki daya tarik tersendiri bagi penggemar sastra. Tak heran jika banyak orang di Indonesia yang mencari dan membaca buku tersebut, terlebih lagi setelah booming-nya anime dan manga di tanah air. Namun, dengan bahasa yang berbeda, tentu saja melakukan penerjemahan adalah hal yang penting untuk memperkenalkan buku-buku Jepang ke Indonesia.

Penerjemahan buku Jepang ke dalam bahasa Indonesia ditujukan agar buku tersebut dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia tanpa perlu mengerti bahasa Jepang. Proses penerjemahan ini tentu saja tidak bisa sembarangan. Dalam melakukan penerjemahan, para penerjemah harus memperhatikan beberapa hal agar nanti terjemahan tersebut dapat dibaca dengan baik. Beberapa hal tersebut antara lain:

Menjaga Konsistensi Terjemahan


Menjaga konsistensi terjemahan

Para penerjemah harus memperhatikan konsistensi terjemahan untuk setiap istilah yang ada pada buku tersebut. Selain itu, penerjemah juga harus menjaga konsistensi dan penggunaan kata-kata yang tepat agar pembaca tidak salah dalam memahami makna dari sebuah kalimat yang terjemahkan. Hal ini membutuhkan kejelian dari para penerjemah dalam memilih kata yang tepat untuk dapat menghadirkan terjemahan yang enak dibaca dan mudah dimengerti.

Mengingatkan Cultural References


Mengingatkan Cultural References

Dalam melakukan penerjemahan, penerjemah harus memperhatikan referensi budaya yang ada pada buku tersebut. Karena bahasa Jepang dan Indonesia memiliki perbedaan terutama pada hal budaya, dalam hal penerjemahan tidak semua penggunaan budaya Jepang dapat dibuat serupa dalam bahasa Indonesia. Penerjemah harus mencoba untuk memberikan penjelasan dan menyesuaikan referensi budaya dalam teks terjemahan agar pembaca tidak mengalami kesulitan dalam memahami cerita atau bahasan yang ada pada buku tersebut.

Tidak Sembarang Mengganti Nama


Tidak Sembarang Mengganti Nama

Ketika melakukan penerjemahan, penerjemah harus memperhatikan penggunaan nama tokoh yang ada pada buku tersebut. Tidak semua nama bisa dibuat serupa seperti aslinya karena adanya perbedaan huruf, pelafalan dan lain sebagainya. Namun, sebaiknya dalam menjaga konsistensi penggunaan nama tokoh, penerjemah bisa melakukan beberapa pengamatan seperti melihat tanda baca, situasi dan kondisi dalam tokoh muncul, agar nama tokoh dalam teks terjemahan dapat tepat dan sesuai dengan tokoh yang sebenarnya.

Catatan Kaki Diperlukan


Catatan Kaki Diperlukan

Terjemahan dalam sebuah buku sering kali membutuhkan catatan kaki. Catatan kaki diperlukan untuk menjelaskan istilah yang tidak dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia atau memberikan keterangan tambahan yang berhubungan dengan isi buku. Hal ini akan memudahkan pembaca untuk memahami buku yang sedang dibaca sekaligus menjaga konsistensi penerjemahan sesuai dengan aslinya.

Penerjemahan buku Jepang ke dalam bahasa Indonesia menjadi hal yang penting untuk memberikan akses ke dalam sastra Jepang bagi masyarakat Indonesia yang tidak bisa membaca atau semacamnya. Dalam melakukan penerjemahan tentu saja harus memperhatikan beberapa hal penting seperti menjaga konsistensi terjemahan, mengingatkan cultural references, tidak sembarang mengganti nama dan juga catatan kaki agar terjemahan bisa sesuai dengan yang aslinya dan mudah dimengerti oleh pembaca.

Buku Jepang Terkenal dan Populer di Kalangan Pembaca di Indonesia


Buku Jepang Terkenal dan Populer di Kalangan Pembaca di Indonesia

Indonesia memiliki banyak pembaca buku, dan buku Jepang merupakan salah satu jenis buku yang banyak disukai oleh pembaca di Indonesia. Berikut ini merupakan buku Jepang yang terkenal dan populer di Indonesia:

1. 1 Litre of Tears karya Aya Kito


1 Litre of Tears

1 Litre of Tears adalah buku berbasis kisah nyata yang bercerita tentang seorang gadis bernama Aya Kito. Aya Kito memiliki penyakit yang disebut degeneratif, dan buku ini menceritakan perjuangannya hidup dengan penyakit tersebut. Buku ini sudah difilmkan dan diadaptasi menjadi serial drama televisi di Jepang. Di Indonesia, buku ini mendapat sambutan yang baik dari pembaca dan banyak orang terinspirasi oleh kisah perjuangan hidup Aya.

2. The Devotion of Suspect X karya Keigo Higashino


The Devotion of Suspect X

The Devotion of Suspect X adalah novel kejahatan misteri yang ditulis oleh Keigo Higashino. Buku ini menceritakan cerita tentang seorang matematikawan jenius bernama Tetsuya Ishigami yang membantu seorang perempuan bernama Yasuko Hanaoka untuk menyembunyikan kasus pembunuhan yang dilakukan oleh mantan suaminya. Novel ini telah memenangkan beberapa penghargaan di Jepang dan telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Indonesia.

3. Norwegian Wood karya Haruki Murakami


Norwegian Wood

Norwegian Wood adalah novel populer karya Haruki Murakami yang bercerita tentang kisah percintaan antara seorang mahasiswa bernama Toru Watanabe dan dua perempuan bernama Naoko dan Midori. Novel ini dianggap sebagai salah satu karya terbaik Haruki Murakami oleh banyak pembaca dan telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Indonesia.

4. Death Note karya Tsugumi Ohba


Death Note

Death Note adalah manga seri populer karya Tsugumi Ohba. Ceritanya mengikuti seorang siswa SMA bernama Light Yagami yang menemukan sebuah buku catatan yang dapat membunuh orang dengan hanya menulis namanya pada buku tersebut. Segera, dia mulai membunuh para penjahat dan berusaha menjadi pemecah kasus terbesar di dunia. Manga ini diadaptasi menjadi serial televisi, film, dan anime. Di Indonesia, Death Note menjadi manga yang sangat populer di kalangan pembaca manga.

5. Kimi ni Todoke karya Karuho Shiina


Kimi ni Todoke

Kimi ni Todoke adalah manga shoujo karya Karuho Shiina. Cerita mengikuti seorang gadis bernama Sawako Kuronuma yang dijuluki “Sadako” karena penampilannya yang menyerupai karakter horor “The Ring”. Dia menyukai seorang anak laki-laki bernama Shouta Kazehaya, dan dia berusaha untuk menjadi temannya dan kemungkinan menjadi lebih dari itu. Di Indonesia, Kimi ni Todoke menjadi manga shoujo yang populer dan sukses, dan telah diadaptasi menjadi seri televisi dan film live-action.

Itulah beberapa buku Jepang terkenal dan populer di kalangan pembaca di Indonesia. Buku-buku tersebut telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan membuat pembaca menjadi terinspirasi dan memiliki kecintaan terhadap buku Jepang.

Iklan