Pengertian Dare


Pengertian Dare

Dare merupakan salah satu program rehabilitasi bagi individu yang sudah terkena ketergantungan obat-obatan terlarang atau zat adiktif lainnya. Dalam bahasa Inggris, DARE merupakan singkatan dari Drug Abuse Resistance Education. Program ini sebenarnya berasal dari Amerika Serikat, tetapi akhirnya menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Program Dare sendiri bertujuan untuk membantu individu yang terjerat dalam kebiasaan buruk penggunaan obat-obatan terlarang.

Proses rehabilitasi DARE menggunakan pendekatan yang berbeda dari program rehabilitasi pada umumnya. Mayoritas program rehabilitasi lain biasanya dilakukan dalam jangka waktu beberapa minggu atau bulan, namun pendekatan yang digunakan dalam program Dare menawarkan program jangka panjang bagi individu tersebut. Dalam program Dare, individu yang mengikuti rehabilitasi akan digolongkan ke dalam kelompok-kelompok tertentu. Setiap kelompok ini akan dipandu oleh seorang mentor yang memiliki pengalaman dan pengetahuan mengenai rehabilitasi dan pengendalian nafsu. Oleh karena itu, program Dare cocok bagi mereka yang ingin memulai hidup baru setelah jatuh ke dalam kebiasaan buruk dan kecanduan.

Pada awalnya, program Dare hanya ditujukan untuk anak-anak yang berusia sekolah dasar. Namun, seiring berjalannya waktu, program ini dapat digunakan oleh orang dewasa yang juga kecanduan obat-obatan terlarang. Program Dare bertujuan untuk mempelajari individu tentang bahaya penggunaan obat-obatan tersebut. Selain itu, program ini juga mengajarkan individu tentang konsekuensi dari perilaku buruk seperti halnya penggunaan obat-obatan terlarang. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dare America, melalui program ini anak-anak yang mengikuti Dare 44% lebih sedikit memiliki niat untuk mengkonsumsi obat-obatan terlarang setelah masuk ke sekolah menengah atas.

Dalam program Dare, individu yang mengikutinya akan diberikan pengetahuan tentang jenis-jenis obat-obatan terlarang, dampak buruk dari penggunaannya, cara menghindari godaan untuk mengkonsumsinya, serta cara menghindari pengaruh buruk dari lingkungan sekitar. Hal terpenting dalam program Dare adalah diberikannya pemahaman bahwa penggunaan obat-obatan terlarang dapat merusak kesehatan secara fisik maupun psikologis. Oleh karena itu, mereka yang mengikutinya akan diajarkan mengenai cara hidup sehat yang dapat membantu mereka untuk menjauhkan diri dari penggunaan obat-obatan terlarang.

Sementara itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Banten, menyatakan bahwa program Dare salah satu metode untuk mencegah peredaran narkotika. Hal ini tentunya sangat penting dalam konteks Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah pengguna narkotika yang cukup tinggi. Menyusul program Dare yang sukses di AS, program ini pun mulai dibawa ke Indonesia dan telah mendapatkan respons yang positif. Hal ini dapat dilihat dari adanya perusahaan dan yayasan swasta yang mendukung program ini untuk dilaksanakan secara nasional.

Program Dare sendiri adalah salah satu bentuk upaya bangsa Indonesia untuk mengatasi masalah penggunaan obat-obatan terlarang di masyarakat. Bagi mereka yang terjerat dalam kebiasaan buruk tersebut, program Dare menyediakan peluang untuk memulai hidup baru dan meraih kesuksesan di masa depan. Oleh karena itu, untuk meminimalisir dampak buruk dari penggunaan narkotika di Indonesia, program Dare harus terus dipromosikan dan ditingkatkan kualitasnya.

Jenis-Jenis Dare


Dare Challenge

Dare, meskipun dianggap berisiko, menjadi salah satu aktivitas yang paling disukai dan menarik bagi anak-anak maupun remaja. Selain menjadi pemicu adrenalin, dare juga membuat generasi muda lebih terbuka dan berani dalam mengambil keputusan. Berbagai macam jenis dare sudah dilakukan dan diminati di Indonesia, hal ini sangat merangsang kemampuan seseorang dalam mengambil resiko dan mengatasi ketakutan. Berikut akan dijelaskan beberapa jenis dari kegiatan dare yang populer di Indonesia.

100 Challenge

100 challenge

Hampir sama seperti tantangan 365 hari, 100 challenge meminta orang untuk mengerjakan kegiatan yang berbeda setiap hari selama 100 hari. Tantangan ini tidak semudah kelihatannya, karena Anda diharuskan untuk berpikir keras dan kreatif dalam memilih tantangan yang cocok untuk Anda. Beberapa contoh tantangan yang sering dimasukkan dalam 100 challenge seperti latihan fisik, pembuatan kue, hingga bergabung dengan ekstrakurikuler baru.

24 Hour Challenge

24 hour challenge

Dalam 24 hour challenge, peserta harus memulai tantangannya pada waktu tertentu kemudian dapat melakukan kegiatan apa pun selama 24 jam. Kegiatan yang dapat dilakukan dalam tantangan ini sangat bervariasi, seperti melakukan perjalanan ke suatu tempat, mencari makanan dan tempat tinggal selama 24 jam, atau berupaya bertahan hidup dalam hutan. Tantangan ini dianggap salah satu yang paling sulit di Indonesia, karena tidak banyak orang yang memiliki kemampuan fisik dan mental untuk menyelesaikannya

Food Challenge

food challenge

Food challenge bertujuan untuk menunjukkan kemampuan makan banyak sekaligus pada peserta. Tantangan ini biasanya dimulai dengan memakan sejumlah porsi makanan dalam waktu yang ditentukan, lalu peserta akan ditantang untuk memakan makanan yang semakin banyak, bahkan mungkin yang tidak biasa dan tidak disukai oleh peserta. Misalnya, peserta akan diminta untuk memakan cabai yang sangat pedas dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu yang telah ditentukan.

Fear Factor Challenge

fear factor challenge

Tantangan ini didesain untuk menguji keberanian dan ketangkasan peserta dalam menyelesaikan tantangan yang sarat akan rintangan atau bahkan takutannya. Berbagai tantangan pada kode “Fear Factor” termasuk naik kapal terbang yang tinggi, menyentuh hewan yang berkaitan dengan takutannya, atau melawan ketakutan itu sendiri dengan menghadapi tantangan berbahaya.

Order Challenge

order challenge

Tantangan jenis ini meminta peserta untuk mencoba berbicara dengan bahasa asing atau bahasa rendah hati yang berbeda dari bahasa yang dipahami peserta. Pada awalnya, peserta bertugas membaca, menghafal, dan memahami kata-kata yang biasa diucapkan dalam situasi Bertemu orang dalam bahasa yang dipilih. Setelah itu, peserta akan berbicara dengan bahasa tersebut pada orang yang meminta pesanan makanan atau minuman, tanpa terlihat seperti pesuruh yang memaksa mereka. Tantangan ini mensimulasikan situasi di mana peserta harus menyesuaikan diri di negara baru, dan meminjam kegiatan ini dapat membantu mengatasi ketakutan atau kekakuan saat menghadapi orang asing.

Sejarah dan Asal Usul Dare


Senjata Tradisional Papua

Dare atau lebih dikenal sebagai tarung dalam, merupakan suatu fenomena sosial yang cukup populer di berbagai daerah di Indonesia. Walaupun begitu, Dare terutama menjadi tarikan di Papua dan Maluku.

Dalam bahasa Papua, Dare memiliki arti “pertarungan” dan sering dihubungkan dengan pesta adat. Dare tidak hanyalah sekedar adu jotos biasa, tetapi juga menjadi suatu bentuk upacara dalam rangkaian pesta adat bagi suku-suku di Papua dan Maluku, seperti suku Dani, Suku Yali, suku Mbaham dan lain-lain.

Sejarah dan asal usul Dare sendiri masih menjadi teka-teki. Kebanyakan mempercayai Dare telah ada sejak lama dan telah terjadi sejak zaman prasejarah. Namun, menurut sejarawan Richard Chauvel, Dare muncul sebagai suatu refleksi dari keadaan sosial dan budaya Papua yang selalu dipenuhi oleh persaingan, ketegangan dan perang.

Dahulu Dare dimainkan sebagai sarana untuk menampilkan keberanian dan kekuatan, sekaligus sebagai upaya menjaga keamanan. Selain itu, Dare juga dipergunakan sebagai upacara adat yang bertugas untuk menyampaikan pesan penting tentang kesatuan, solidaritas, dan kerukunan antar suku.

Bahkan, ada suku-suku di Papua yang memandang Dare sebagai seperangkat nilai-nilai luhur atau nilai-nilai spiritual yang mencakup pengorbanan, keberanian, ketegaran, dan saling bantu serta toleransi.

Seiring dengan perkembangan jaman, Dare berubah menjadi ajang tarung tertentu. Meskipun demikian, nilai-nilai luhur yang ada di dalamnya tetap dipegang teguh oleh sebagian suku Papua. Ajang Dare dapat menjadi ajang penuh dengan kemeriahan dan harus dikerjakan dengan baik.

Namun, banyak pula hal-hal negatif yang bisa terjadi dalam ajang Dare seperti kekerasan, penggunaan senjata tradisional, bahkan bisa sampai mengarah pada tindakan bunuh diri di sebuah tarung. Karena itu, sekarang Dare lebih sering diselenggarakan untuk mencakup nilai-nilai religius, pendidikan, olahraga, dan kehidupan bermasyarakat.

Saat ini, Dare tetap menjadi bagian penting dari tradisi dan budaya Papua. Karena sistem nilai-nilainya yang kuat, Dare terus menjadi penanda identitas suku Papua dan potensi wisata budaya-pelajar di Indonesia.

Pentingnya Dare dalam Kehidupan Sosial


Pentingnya Dare dalam Kehidupan Sosial Indonesia

Dare merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan sosial. Dare dalam bahasa Indonesia berarti berani atau nekat. Namun, jenis dare yang banyak dikenal saat ini adalah Dare to Self Aware atau lebih dikenal dengan singkatan D2SA. Ini adalah gerakan social-emotional learning (SEL) yang berasal dari Amerika Serikat dan kini berkembang pesat di Indonesia. Dalam D2SA, daring adalah memahami diri sendiri dan orang lain serta mampu mengelola emosi dengan sehat dan bijaksana.

Pentingnya dare dalam kehidupan sosial lantaran sebagian besar masalah dalam kehidupan itu berasal dari permasalahan diri kita sendiri. Karenanya, memahami diri sendiri dan mengelola emosi dengan sehat dapat membantu dalam menghadapi pelbagai masalah hidup dengan lebih tenang.

Selain itu, manfaat yang didapat dari daring adalah mempermudah dalam memahami orang lain. Misalnya, saat bertemu orang yang sangat emosional, kita dapat mengenali emosi tersebut dan mengetahui cara menanganinya agar tidak menimbulkan konflik atau kerusakan hubungan.

Lalu, daring juga membantu dalam mengembangkan kepercayaan diri. Saat kita sudah mengenal diri sendiri, kita juga akan lebih percaya diri saat berbicara di depan umum atau bertemu dengan orang baru. Sebagai akibatnya, dapat membuka peluang interaksi dan kerjasama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama.

Namun, transisi dari tidak pervaya menjadi percaya diri tidak bisa terjadi dalam waktu singkat. Itu membutuhkan upaya dan sejumlah latihan. Pada tahap awal, dare dapat diaktifkan dengan melakukan hal-hal kecil seperti berbicara jujur ​terhadap diri sendiri atau berani meminta maaf pada orang lain saat moment yang tepat. Semakin sering dan konsisten melakukannya, aktivitas kecil tersebut akan menjadi kebiasaan dan dapat membantu mengembangkan rasa percaya diri.

Selain itu, daring membantu dalam menjaga dan meningkatkan hubungan sosial dengan orang lain. Dengan memahami diri sendiri dan orang lain, serta mengelola emosi, kita dapat membangun hubungan sosial yang lebih sehat dan membanjiri stres yang datang karena perselisihan atau masalah dalam hubungan itu.

Terakhir, daring membantu kita dalam mengembangkan karir atau bisnis. Seiring dengan berkembangnya teknologi, banyak perusahaan yang membutuhkan pegawai yang memiliki keterampilan sosial dan emotional learning (SEL). Mereka biasanya memilah calon pegawai yang berkemampuan daring yang tinggi untuk dapat bekerja sama dengan baik dengan lingkungan sekitar dan teman kerja.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa daring memiliki peran dan manfaat penting dalam kehidupan sosial. Maka, pentingnya daring terekam dalam berbagai program pelatihan kejuruan, pendidikan, dan juga dikembangkan sebagai strategi manajemen kekeluargaan dalam pribadi masyarakat.

Bahaya dan Dampak Negatif dari Dare


Dare Logo

Dare adalah program pendidikan yang memfokuskan pada pencegahan penggunaan narkoba dan kejahatan terkait narkoba di kalangan remaja. Namun, program ini juga mendapat banyak kontroversi dan kritik karena beberapa bahaya dan dampak negatif yang mungkin terjadi. Berikut adalah ulasan lebih lanjut tentang bahaya dan dampak negatif dari Dare.

Membuat Remaja Merasa Terbiasa dengan Narkoba


Narkoba

Dalam beberapa kasus, Dare dikritik karena keberadaannya justru membuat remaja melihat lebih banyak tentang penggunaan narkoba. Hal ini karena program ini secara implisit memperkenalkan konsep narkoba kepada mereka yang sebelumnya tidak tahu tentangnya, sebaliknya malah bisa menjadi penasaran untuk mencobanya. Oleh karena itu, kebijakan pendidikan yang realistis dan cermat sangat diperlukan.

Mengurangi Rasa Percaya Diri Remaja


kurangnya percaya diri

Dampak negatif lainnya dari Dare adalah dapat mengurangi rasa percaya diri remaja. Dalam beberapa kasus, Dare justru membuat remaja merasa takut dan khawatir akan bahayanya narkoba, tanpa memperhatikan informasi positif tentang kemampuan diri mereka untuk menolak atau dapat menghindar dari penggunaan narkoba. Akibatnya, remaja yang seharusnya lebih percaya diri untuk mengambil keputusan akan justru memiliki ketakutan berlebih, bahkan dapat berujung pada pengaruh narkoba itu sendiri.

Belajar dalam Cara yang Bersifat Dogmatis


Kelompok belajar di DARE

Dalam program Dare, seringkali para remaja dipaksa untuk menerima pandangan yang diberikan oleh guru atau mentor. Hal ini pada akhirnya dapat menyebabkan pembatasan dalam firasat mereka dan mengurangi kemampuan mereka untuk menilai dan memilah informasi dengan independen.

Kurangnya Pemahaman tentang Konteks Sosial yang Berbeda


Efek negatif narkoba pada tubuh

Seperti yang kita tahu, konteks sosial di Indonesia sangat beragam, dari mulai sosial berkebun sampai ke acara pesta di ibukota. Dalam hal ini penting bagi program Dare untuk menerapkan aspek kontekstual dari setiap kegiatan edukasinya. Kegagalan mempertimbangkan konteks sosial dapat mengakibatkan risiko remaja tidak merespon dengan baik, bahkan mungkin tidak dapat mengatasi masalah penyalahgunaannya karena kurang pemahaman konsep sosial yang jauh berbeda.

Kesimpulan


remaja di kebun

Dari beberapa bahaya dan dampak negatif dari Dare di atas, perlu diperhatikan bahwa program pendidikan ini harus disesuaikan dengan konteks sosial serta budaya yang berbeda di Indonesia. Oleh karena itu, sangat diperlukan pembelajaran yang obyektif mengenai bahaya narkoba dan menyediakan informasi agar remaja dapat memperoleh pengetahuan dasar yang lebih jelas tentang kondisi perilaku terkait narkoba. Jangan lupa bahwa peran orangtua dan masyarakat juga sangat penting dalam mengatasi masalah penyalahgunaan narkoba, sehingga remaja dapat memiliki kepercayaan diri dan informasi untuk menghargai diri serta menciptakan budaya yang lebih baik di masa depan.

Iklan