Asal-Usul Nama Jalan di Jepang


nama jalan di jepang

Jepang memiliki ribuan jalan yang bernama, mulai dari yang sederhana hingga yang unik dan sangat tidak biasa. Nama-nama jalan tersebut biasanya menceritakan sejarah dan peristiwa penting yang terjadi di tempat tersebut. Selain itu, bisa juga merupakan kesan unik, budaya, dan tradisi Jepang itu sendiri. Pengunjung yang belum pernah ke Jepang mungkin kesulitan menghafal nama-nama jalan yang panjang dan susah dieja tersebut.

Salah satu kisah yang menarik dari asal-usul nama jalan di Jepang ada di kota Tokyo. Ada sebuah jalan yang bernama ‘Memory Lane’ atau ‘Piss Alley’ di Shinjuku. Jalan kecil ini terletak di belakang stasiun Shinjuku dan penuh dengan kedai-kedai kecil yang menawarkan hidangan enak. Konon, alasan jalan ini dinamai ‘Memory Lane’ karena menjelang Perang Dunia II, banyak warga Tokyo yang tidak memiliki cukup makanan dan harus bergantung pada hidangan yang dijual di jalan ini.

Nah, mengenai Jalan Roppongi di Tokyo juga perlu kita ketahui. Terkenal dengan banyaknya bar dan klub malam yang eksklusif, Jalan Roppongi ternyata dulunya adalah tempat di mana sejumlah samurai tinggal. Mereka yang tinggal di daerah tersebut biasanya mandiri dan menjalankan profesi mereka di bidang seni dan sastra. Kini, kawasan Roppongi menjadi magnet pengunjung asing yang ingin merasakan kehidupan malam Tokyo.

Memasuki kota Kyoto, passenegers akan menemukan jalan bernama ‘Teramachi’ di kawasan pusat kota yang berisi toko-toko suvenir tradisional dan pusat perbelanjaan terkenal. Konon, Teramachi dulu merupakan jalan menuju sebuah kuil di Kyoto yang disebut Yogen-In. Kuil tersebut dikenal karena menjadi tempat pribadi Shogun Ashikaga Takauji. Selain itu juga di jalan tersebut terdapat toko yang menjual topeng budaya dan hiasan rumah cantik.

Kemudian ada jalan bernama ‘Philosopher’s Path’ di Kyoto yang populer dikunjungi wisatawan karena pemandangan indah dan menenangkan. Tak banyak yang tahu, nama jalan tersebut diambil dari nama seorang filsuf terkenal asal Kyoto, Nishida Kitaro, yang sering berjalan di jalur tersebut saat merenungkan arti eksistensi manusia. Jalannya terletak di sepanjang Sungai Kamo yang memang dikenal sebagai jalur favorit para filosof.

Jalan-jalan di Jepang lain yang unik adalah ‘Ninja Street’ di magisterial misterius kota Kyoto. Terdapat baris toko yang menjual benda-benda antik, Shuriken, dan peralatan menyamarkan diri. Nama jalan tersebut terambil dari kegiatan mata-mata tersebut yang merupakan subkultur dari tradisi dan kepercayaan Jepang. Jika dalam bahasa Indonesia artinya Jalan Ninja.

Di Jepang, juga terdapat nama jalan yang agak sulit dipahami, seperti ‘Shibuya Scramble Crossing’ di Shibuya-ku atau ‘Dotombori’ di Osaka. Shibuya Scramble Crossing merupakan persimpangan jalan paling ramai dan paling banyak orang di dunia. Begitu Anda melintasi jalan tersebut, Anda akan merasakan begitu banyak orang yang lalu lalang. Sedangkan, ‘Dotombori’ di Osaka, adalah sebuah jalan kuno yang memiliki banyak toko kuno dan restoran, sehingga di jalan ini pengunjung dapat mencicipi makanan terkenal khas Osaka, seperti takoyaki dan okonomiyaki.

Jadi itulah tadi beberapa kisah menarik tentang asal-usul nama jalan di Jepang. Dari yang sederhana hingga rumitnya nama jalan tersebut, semuanya memberikan kesan tersendiri bagi pengunjung. Di Jepang, nama jalan bukan hanya sekadar informasi bagi pengendara, tapi sekaligus dibuat menarik sebagai bagian budaya Jepang. Siapa tahu, setelah membaca artikel ini, Anda ingin mengunjungi Jepang dan mengenal lebih dekat beberapa nama jalan tersebut.

Tren dan Tema Nama Jalan di Jepang


Tren dan Tema Nama Jalan di Jepang

Salah satu hal yang unik dari Jepang adalah nama jalan. Ada banyak nama jalan di Jepang yang memiliki arti unik dan menarik. Banyak orang yang berasumsi bahwa nama jalan di Jepang hanya terdiri dari angka dan huruf, namun sebenarnya tidak demikian. Di Jepang, nama jalan bisa memiliki tema dan tren yang berbeda, tergantung dengan wilayah dan waktu.

Selama bertahun-tahun, Jepang memiliki tema dan tren yang berbeda dalam memberikan nama jalan. Awalnya, nama-nama jalan di Jepang lebih cenderung sederhana dan mudah diingat. Namun, seiring berkembangnya zaman, tren dan tema nama jalan di Jepang mulai berganti.

Pada tahun 1970-an, tema nama jalan di Jepang lebih banyak menonjolkan penggunaan kata-kata asing. Sebagai contoh, nama-nama jalan di Shibuya, Tokyo, seperti Dogenzaka dan Bunkamura-dori berasal dari bahasa Perancis. Tren ini kemudian berlanjut hingga tahun 1990-an, dengan banyaknya nama jalan di Jepang yang terinspirasi dari bahasa asing seperti bahasa Inggris dan Spanyol.

Namun, pada tahun 2000-an, tren nama jalan di Jepang bergeser ke tema kota futuristik. Tema ini menjadi populer di kota-kota besar seperti Tokyo dan Osaka. Nama jalan seperti Yume Owarai Hiroba dan Aqua City Odaiba mencerminkan kesan futuristik dan modernisasi.

Selain tema futuristik, tema alam dan gaya hidup juga semakin menjadi populer di Jepang. Wilayah-wilayah seperti Hokkaido memiliki banyak nama jalan yang menonjolkan keindahan alam, seperti nama jalan yang mengarah ke Danau Shikotsu dan Pegunungan Niseko. Di kota-kota besar seperti Tokyo, tema nama jalan yang menonjolkan gaya hidup semakin banyak ditemukan. Nama jalan seperti Ginza dan Omotesando menjadi sangat terkenal dan menjadi tujuan wisata bagi banyak orang.

Dalam beberapa tahun terakhir, tema ramah lingkungan menjadi semakin populer di Jepang, terutama setelah terjadinya bencana alam pada tahun 2011. Nama jalan di beberapa wilayah di Jepang semakin banyak menonjolkan keberlanjutan dan perlindungan lingkungan, seperti nama jalan di pulau Iriomote di Okinawa.

Kesimpulannya, tema dan tren nama jalan di Jepang semakin berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Ada banyak tema yang unik dan menarik dalam nama-nama jalan di Jepang, mulai dari tema futuristik hingga tema ramah lingkungan. Semua tema ini mencerminkan kekayaan budaya Jepang dan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke sana.

Kriteria Penamaan Jalan di Jepang


nama jalan di jepang

Di Jepang, penamaan jalan sangat terstruktur dan terencana secara matang. Terdapat beberapa kriteria yang harus dipatuhi dalam menamai jalan di Jepang. Berikut adalah beberapa kriteria tersebut:

1. Kepentingan Geografis

jalan geografis di jepang

Kepentingan geografis sangat dijadikan pertimbangan dalam menamai jalan di Jepang. Sebagian besar nama jalan diambil dari nama lokasi atau tempat yang melintasi jalan tersebut. Misalnya, Jalan Shibuya adalah jalan yang melintasi kota Shibuya, Tokyo, sementara Jalan Kyoto adalah jalan yang melintasi kota Kyoto.

2. Kepentingan Sejarah

jalan sejarah di jepang

Jalan yang memiliki nilai sejarah dan budaya juga menjadi pertimbangan dalam penamaannya. Beberapa jalan di Jepang dinamai sesuai dengan tokoh-tokoh sejarah atau kejadian penting yang terkait dengan wilayah tersebut. Contohnya, Jalan Nakasendo adalah jalan yang dahulu digunakan sebagai rute penting untuk menghubungkan kota Tokyo dengan kota Kyoto.

3. Kepentingan Fungsional

jalan kota di jepang

Kepentingan fungsional juga menjadi pertimbangan dalam penamaan jalan di Jepang. Jalan di Jepang sering kali dinamai sesuai dengan fungsi atau tujuan dari jalan tersebut, seperti Jalan Raya, Jalan Tol, Jalan Pejalan Kaki, Jalan Ruko, dan sebagainya.

Jalan Raya (Douro)

Jalan Raya atau Douro adalah sebuah jalan umum yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk mendukung mobilitas masyarakat dan transportasi. Nama-nama jalan raya sering kali diambil dari nama kota atau wilayah yang dilintasi. Misalnya, Jalan Raya Nagoya, Jalan Raya Osaka, atau Jalan Raya Tokyo.

Jalan Tol (Kousoku Douro)

jalan tol di jepang

Jalan tol di Jepang disebut Kousoku Douro dan sering kali dihubungkan dengan nama area atau wilayah yang dilalui. Misalnya, Jalan Tol Tomei, Jalan Tol Chuo, atau Jalan Tol Kyushu.

Jalan Pejalan Kaki (Hokousha Tengoku)

jalan pejalan kaki di jepang

Jepang juga memiliki banyak jalan pejalan kaki atau Hokousha Tengoku. Jalan-jalan ini terutama di daerah pusat kota Jepang yang ramai dengan pejalan kaki. Nama jalan pejalan kaki biasanya diambil dari nama tempat atau landmark yang terkenal di daerah tersebut. Misalnya, Jalan Pedestrian Kappabashi di Tokyo atau Jalan Pedestrian Blue Brick Road di Yokohama.

Jalan Ruko (Shouten Gai)

jalan ruko di jepang

Jalan Ruko atau Shouten Gai terutama terdapat di area perkotaan Jepang dan biasanya berisi toko-toko atau warung yang menjual berbagai barang seperti pakaian, makanan, dan lain-lain. Nama-nama jalan ruko biasanya diambil dari nama toko atau jenis barang yang dijual. Contohnya, Shouten Gai Pakaian Asakusa atau Shouten Gai Seni dan Kerajinan Kobe.

Demikianlah beberapa kriteria penamaan jalan di Jepang. Penamaan jalan di Jepang memang sangat terencana dan memiliki alasan yang cukup kuat dalam menentukan nama untuk setiap jalan. Semoga informasi ini bisa menjadi bahan referensi bagi kamu yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang Jepang.

Contoh Nama Jalan Terkenal di Jepang


shibuya-japan

Jepang terkenal dengan bangunan-bangunan megah dan pertumbuhan ekonominya yang pesat. Selain itu, nama jalan di Jepang juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelancong untuk mengunjungi kota-kota di Jepang. Berikut ini adalah contoh dari beberapa nama jalan terkenal di Jepang yang patut untuk dikunjungi:

Shibuya Crossing, Tokyo


shibuya-crossing-japan

Jalan Shibuya Crossing ini merupakan salah satu jalan paling padat di dunia dan menjadi ikon kota Tokyo. Jalan yang terletak di daerah Shibuya ini merupakan pertemuan dari 5 jalan besar dan memiliki fasilitas trotoar yang sangat luas. Di sini terdapat lautan manusia yang sangat padat di saat jam kerja maupun di malam hari.

Ginza, Tokyo


ginza-japan

Jalan Ginza yang terletak di Tokyo merupakan pusat perbelanjaan yang terkenal di seluruh dunia. Jalan ini memiliki bangunan-bangunan yang megah dengan desain yang sangat mewah seperti bangunan department store dan toko-toko terkenal lainnya.

Nakamise-dori, Asakusa


nakamise-dori-japan

Jalan Nakamise-dori yang terletak di area Asakusa, menjadi tujuan wisatawan yang ingin berbelanja oleh-oleh di pasar tradisional Jepang. Di tempat ini, wisatawan dapat menemukan berbagai jenis oleh-oleh tradisional seperti kerajinan tangan, makanan khas Jepang dan aneka suvenir lainnya.

The Philosopher’s Path, Kyoto


the-philosopher's-path-kyoto

Jalan Philosopher’s Path atau Tetsugaku-no-Michi, terletak di kota Kyoto dan memiliki pesona keindahan alam yang menakjubkan. Jalan ini juga menjadi tempat terbaik untuk menikmati indahnya bunga sakura ketika musim semi tiba. Selain itu, di sepanjang jalan ini terdapat kuil-kuil yang menyimpan banyak sejarah.

Takeshita Dori, Harajuku


takeshita-dori-japan

Jalan Takeshita Dori merupakan pusat mode dan trend terutama bagi kaum muda di Tokyo. Banyak sekali butik-butik yang menjual berbagai macam jenis pakaian, aksesoris, dan makanan khas Jepang. Selain itu, jalan ini juga menjadi tempat wisata kuliner yang terkenal di Tokyo.

Shijo Dori, Kyoto


shijo-dori-kyoto

Shijō Dōri adalah jalan utama komersial Kyoto yang memiliki toko-toko dan rumah-rumah bergaya Jepang kuno. Terdapat banyak restoran yang menyajikan masakan khas Kyoto di sepanjang jalan ini. Disini juga terdapat Salib Eiffel mini dan hotel bintang lima yang terkenal di Kyoto.

Kamakura Wakamiya Oji Street, Kamakura


kamakura-wakamiya-oji-street

Kamakura Wakamiya Oji Street terletak di kota Kamakura, sebuah kota kecil yang terletak di sebelah selatan Tokyo. Jalan ini berada di pusat kota Kamakura. Di sini anda dapat mengunjungi Tsurugaoka Hachimangu, kuil terbesar di kota Kamakura, atau Mengunjungi Museum Nasional Kamakura yang berlokasi di lembah Kuil Hasedera sekali lagi.

Nah, itulah beberapa contoh nama jalan terkenal di Jepang. Selain menikmati keindahan lokasi wisata yang populer, jangan lupa juga untuk menjelajahi dan mengunjungi tempat-tempat menarik sepanjang jalan-jalan di Jepang yang memiliki keunikan masing-masing.

Perubahan Nama Jalan di Jepang Seiring Waktu


Perubahan Nama Jalan di Jepang Seiring Waktu

Seiring berjalannya waktu, nama jalan di Jepang mengalami perubahan. Hal ini dikarenakan adanya berbagai faktor seperti penghormatan pada sejarah, urbanisasi dan modernisasi, serta kebijakan pemerintah.

Seperti contohnya pada tahun 1872, Jepang mulai memasuki periode modernisasi dan kebijakan untuk membangun infrastruktur pun dilaksanakan. Sehingga banyak jalan-jalan di kota Tokyo yang diberi nama dengan angka, seperti Roppongi 2-chome, Ginza 4-chome, dan lain-lain.

Namun, pada tahun 1960-an, kebijakan ini diubah dan nama-nama jalan diubah menjadi nama-nama yang lebih mudah diingat dan memiliki arti yang lebih dalam. Seperti misalnya nama jalan Sakurada-dōri yang menjadi nama jalan bersejarah Meiji-dōri.

Tidak hanya urbanisasi dan modernisasi, penghormatan pada sejarah juga menjadi hal yang sangat penting dalam perubahan nama jalan di Jepang. Contohnya adalah perubahan nama jalan Shinjuku-dōri menjadi nama jalan Yasukuni-dōri pada tahun 1920-an. Nama tersebut diambil dari kuil Yasukuni yang berada di sekitar area tersebut. Kemudian pada tahun 1950-an, nama jalan tersebut diubah lagi menjadi nama jalan Chūō-dōri.

Selain itu, perubahan nama jalan juga bisa dikaitkan dengan peristiwa penting di dalam sejarah Jepang. Seperti pada tahun 1946, Jepang mengalami perubahan drastis akibat dari Perang Dunia II. Pada saat itu, banyak jalan dan tempat-tempat publik yang mengandung unsur nasionalis diubah namanya. Salah satunya adalah nama jalan Iwasaki-dōri yang menjadi nama jalan Mikasa-dōri, yang mengacu pada nama kapal tempur Jepang Mikasa yang berjasa dalam Perang Rusia-Jepang.

Namun, tidak semua perubahan nama jalan berjalan dengan lancar. Pada tahun 1980-an, terjadi perselisihan antara warga sekitar dan pemerintah mengenai perubahan nama jalan. Salah satu contohnya adalah perubahan nama jalan Asakusa-dōri yang menjadi nama jalan Edo-dōri pada tahun 1984. Warga sekitar menganggap bahwa nama jalan tersebut sudah sangat melekat dengan lokasi tersebut dan perubahan nama jalan tersebut akan menyebabkan keterkaitan sejarah hilang.

Seiring berkembangnya teknologi dan budaya populer, perubahan nama jalan di Jepang semakin berkurang. Namun pemerintah Jepang masih berupaya untuk mengevaluasi kembali nama-nama jalan yang sudah ada untuk menjaga kontinuitas sejarah walau sudah banyak diubah. Perubahan nama jalan akan membuat dunia jalan yang lebih dinamis seiring perkembangan zaman.

Iklan