Arti dan Makna Salam dalam Bahasa Jepang


Japanese Greeting

Salam merupakan kata yang paling sering diucapkan oleh manusia saat bertemu dengan orang lain. Begitu juga dengan orang Jepang yang memiliki beberapa jenis salam yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Ada beberapa makna dan arti dari salam dalam bahasa Jepang yang berguna untuk dipahami oleh orang Indonesia ketika berkunjung ke Jepang atau untuk berkomunikasi dengan orang Jepang secara online.

Salam yang umum digunakan oleh orang Jepang adalah “Konnichiwa” yang artinya “selamat siang”. Salam ini biasa digunakan saat bertemu dengan orang yang kita kenal atau masih tergolong gagasan formal. Biasanya, salam ini digunakan di siang hari ketika matahari sedang terik-teriknya. Namun, jika waktu sudah malam, maka salam yang digunakan adalah “Konbawa” yang artinya “selamat malam”.

Salam berikutnya adalah “Ohayou gozaimasu” yang artinya “selamat pagi”. Salam ini biasanya digunakan oleh orang Jepang pada saat bertemu di pagi hari dan juga pada orang yang lebih tua dari dirinya sebagai bentuk penghormatan. Untuk orang yang lebih muda, biasanya menggunakan “Ohayou” saja tanpa tambahan “gozaimasu”.

Salam yang selanjutnya adalah “Arigato gozaimasu” atau “Thank you” dalam Bahasa Inggris. Biasanya salam ini digunakan ketika kita ingin mengucapkan terima kasih kepada orang lain. Salam ini sangat penting dipelajari oleh orang Indonesia yang akan berkunjung ke Jepang karena etika negara Jepang sangat mengutamakan rasa terima kasih. Biasanya, orang Jepang akan menabung rasa terima kasih untuk digunakan pada saat-saat yang tepat.

Selain itu, terdapat salam yang biasanya digunakan ketika kita akan meninggalkan seseorang, yaitu “Ja mata” yang artinya “sampai jumpa lagi”. Salam ini biasanya digunakan ketika kita akan pergi dari tempat kerja atau tempat yang telah kita kunjungi tadi. Salam ini juga digunakan ketika seseorang akan menutup komunikasi melalui saluran telepon atau chat.

Terakhir, ada juga salam “Sayoonara” yang artinya “selamat tinggal”. Salam ini digunakan ketika seseorang akan berpisah dengan orang yang akan berpisah untuk waktu yang lama atau bahkan selamanya. Biasanya salam ini digunakan ketika orang hendak meninggalkan sebuah pekerjaan, perjalanan atau ketika seseorang akan pindah ke tempat baru.

Itulah beberapa jenis salam dalam bahasa Jepang yang sering digunakan oleh orang Jepang dalam kehidupan sehari-hari. Penting bagi para wisatawan Indonesia untuk mengetahui, memahami, dan menggunakan dengan benar jenis salam yang sesuai dengan situasi yang ada dalam kebudayaan Jepang. Saling mengucapkan salam pada orang yang kita temui, selain membuat kebudayaan Jepang tetap terjaga, juga akan membantu dalam menjaga keharmonisan hubungan sosial antara orang Indonesia dan orang Jepang.

Jenis-jenis Salam dalam Budaya Jepang


Jenis-jenis Salam dalam Budaya Jepang

Jepang memiliki budaya yang sangat unik, termasuk dalam hal upacara salam atau salutation. Upacara salam menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari di Jepang, terutama dalam lingkungan bisnis. Di Jepang, ada beberapa jenis salam yang berbeda. Setiap jenis salam biasanya digunakan dalam situasi yang berbeda dan memiliki aturan tersendiri dalam penggunaannya.

1. Bowing (menunduk)


Bowing Jepang

Bowing adalah bentuk salam yang paling umum di Jepang dan dianggap sebagai hal yang penting dalam budaya Jepang. Banyak orang Jepang yang menganggap menundukkan kepala sebagai bentuk penghormatan dan rasa hormat. Saat melakukan bowing, posisi tubuh dan kecepatan menunduk tergantung pada situasi dan status yang berbeda. Sebagai contoh, ketika seorang tamu berkunjung ke rumah seseorang, seorang tuan rumah akan mempraktikkan bow yang lebih dalam dan lebih lama daripada ketika bertemu dengan rekan kerja sehari-hari.

2. Handshake (jabat tangan)


Handshake Jepang

Sementara menjabat tangan bukanlah bentuk salam tradisional di Jepang, pengaruh budaya Barat telah membuat praktik ini menjadi populer, terutama dalam konteks bisnis. Saat melakukan handshake di Jepang, seorang individu biasanya menggunakan salam lengkap “O-jama itashimasu,” yang berarti “saya datang dan mengacaukan tatanan rumah tangga Anda.” Sebuah tanggapan umum untuk salam ini adalah “O-tsukare-sama desu,” yang berarti “anda pasti lelah.”

Menariknya, saat melakukan handshake di Jepang, biasanya tanpa firasat, beberapa orang Jepang tidak akan melepaskan genggaman tangan bahkan setelah salam selesai. Biasanya, ini dianggap sebagai tanda kepercayaan dan kesopanan dan bukan sebagai bentuk perilaku yang tidak sopan.

3. Bowing dengan tangan di sisi


Bowing dengan tangan di sisi

Jenis bowing yang berbeda dari yang umum dilakukan adalah ketika melakukan bowing dengan tangan di sisi, yang dikenal sebagai keirei. Keirei biasanya dilakukan untuk menyatakan penghormatan atau ketika menghormati tamu terhormat saat upacara-te. Saat melakukan keirei, tangan kanan diletakkan di atas kiri di depan perut dan kemudian tunduk sejauh 45 derajat.

4. Nodding (Menganggukkan kepala)


Nodding dalam budaya jepang

Penganggukkan kepala adalah bentuk salam sederhana yang banyak digunakan dalam budaya Jepang serta di banyak bagian dunia lainnya. Dalam konteks budaya Jepang, terkadang dilakukan sebagai bentuk salam atau setuju saat bertemu dengan kenalan atau teman yang telah lama tidak bertemu. Nodding biasanya dilakukan dalam situasi informal.

5. Waving (Melambai)


Melambai Jepang

Melambai adalah bentuk salam yang lebih informal dan dilakukan dengan mengangkat tangan dan membuat gerakan melingkar. Bentuk salam ini biasa digunakan di kalangan teman atau keluarga yang sudah dekat atau saat mengucapkan selamat tinggal.

Terlepas dari bentuk salam yang digunakan, menjaga tingkat kesopanan dalam budaya Jepang sangatlah penting. Ungkapan terima kasih dan penghormatan yang tepat dianggap penting dan merupakan bagian dari budaya Jepang. Oleh karena itu, penting untuk memahami praktik-praktik ini dalam lingkungan budaya Jepang, terutama jika Anda berencana untuk melakukan bisnis atau mengunjungi di negara Jepang.

Cara Memberikan Salam yang Benar dalam Bahasa Jepang


$Subtitle$

Salam adalah cara yang paling sederhana dalam berkomunikasi dan menjalin hubungan di banyak negara di dunia termasuk Jepang. Namun, tidak semua orang tahu cara memberikan salam yang benar dalam bahasa Jepang. Sebagai negara yang memiliki budaya yang berbeda, Jepang memiliki aturan-aturan tertentu dalam memberikan salam. Berikut ini adalah cara memberikan salam yang benar dalam bahasa Jepang:

1. Bow (Jegok)

$Subtitle$

Bow atau jegok adalah cara memberikan salam yang paling umum dan sering dilakukan di Jepang. Bow dalam bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai membungkukkan badan. Ukuran bow di Jepang sangatlah bervariasi, mulai dari bow yang sangat dalam sampai yang sangat ringan. Cara memberikan bow yang benar adalah dengan memperhatikan status sosial pasangan salammu, jujur, dan sopan. Ukuran bow yang benar adalah dengan mengangkat dagu kemudian membungkukkan badan, dan tergantung pada status sosial dari orang yang disalam. Bow untuk orang yang lebih tua harus lebih dalam dan lebih lama, sedangkan Untuk orang yang sebaya kamu bownya cukup satu sampai dua detik.

2. Greeting Words (Aisatsu-go)

$Subtitle$

Selain jegok atau membungkukkan badan, orang Jepang juga saling memberikan greeting words atau kata sapaan yang sering digunakan di Jepang. Kata sapaan ini sangatlah penting dalam menjalin hubungan, menunjukkan rasa hormat, dan kesopanan yang harus dilakukan di Jepang. Contohnya adalah Ohayou Gozaiusu (selamat pagi), Konnichiwa (selamat siang), dan Konbanwa (selamat malam). Sebelum menggunakan greeting words pastikan posisi kamu sebagai si-penerima atau si-pemberi salam, hirarki dan usia sangat kami perhatikan dalam adat budaya Jepang.

3. Eye Contact (Mikku Kontakku)

$Subtitle$

Eye contact atau mikku kontakku merupakan hal yang penting dalam budaya Jepang. Apabila kamu memberikan greeting words atau membungkuk, pastikan untuk melihat mata atau wajah si penerima salammu. Mata dianggap sebagai cerminan hati dan ini menunjukkan kesopanan dan kerendahan hati. Jangan lupa senyum dan tersenyumlah dengan ramah, karena akan menunjukkan sikap yang sopan dan ramah dalam berkomunikasi. Namun perlu diingat, juga jangan terlalu lama menatap mata si-penerima salam,menganggap kita melancarkan aksi teongkatan dengan terlalu lekat melihat mata lawan bicara.

4. Handshake (Haishaku)

$Subtitle$

Handshake atau haishaku adalah cara memberikan salam yang berasal dari barat. IPA dari Jepang juga sangat memungkinkan orang Jepang untuk melakukan Haishaku terutama jika mereka berbicara dengan orang-orang berpengalaman barat. Namun, haishaku tetap kurang populer di Jepang karena tidak sesuai dengan budaya Jepang yang lebih menghormati dan sarat dengan nuansa sosial. Haishaku biasanya digunakan dalam situasi formal atau profesional dan hanya terbatas pada lingkup bisnis karena mempunyai kode etik dalam memberikan salam.

5. Hug (Hagu)

$Subtitle$

Hug atau hagu termasuk hal yang jarang dilakukan orang Jepang dalam memberikan salam. Bagi kebanyakan orang Jepang, hagu mungkin terlalu dekat dan bersifat pribadi. Kebanyakan orang Jepang akan merasa tidak nyaman dan cenderung menahan pada saat melakukan hagu. Hagu hanya sesuai jika kamu sudah sangat dekat dengan penerima salammu seperti sahabat, keluarga yang menjalin hubungan dekat.

Dalam budaya Jepang, memberikan salam atau greeting words dengan benar menunjukkan rasa hormat, kesopanan, dan kerendahan hati. Gunakan greeting words dan kembangkan sikap yang sopan dan ramah agar kamu bisa terjalin hubungan dengan baik dengan orang Jepang. Tapi jangan lupa, tetap perhatikan social distancing dan memeriksa arahan kesehatan terlebih dahulu pada situasi pandemi saat ini.

Kapan waktu yang tepat untuk memberikan salam dalam budaya Jepang


Japan Greetings

Salah satu hal penting dalam budaya Jepang adalah memberikan salam atau ucapan selamat datang atau berpisah. Namun, Penting untuk diperhatikan juga bahwa cara memberikan salam di Jepang sangatlah berbeda dengan negara-negara barat. Bagi mereka, salam menjadi bagian penting dari interaksi sosial dan hubungan jangka panjang.

Tidak hanya memberikan salam dengan cara yang terse-disiplin dan sopan, Anda juga harus mengetahui waktu yang tepat untuk memberikan salam. Berikut adalah waktu tepat untuk memberikan salam dalam budaya Jepang:

Bowing Japanese Culture

1. Saat pertama kali bertemu

Saat Anda bertemu seseorang di Jepang untuk pertama kalinya, sangatlah penting untuk memberikan salam sebagai tanda penghormatan dan penghargaan. Memberikan salam bisa dilakukan dengan cara membungkuk dan mengucapkan kata “Hajimemashite” yang berarti “Senang bertemu dengan Anda untuk pertama kali”. Jangan lupa untuk mengucapkan nama Anda setelahnya.

2. Saat masuk ke dalam ruangan

Jika Anda mengunjungi rumah seseorang atau memesan makanan di restoran, memberikan salam pada saat masuk ke dalam ruangan sangatlah penting dalam budaya Jepang. Ketika Anda memasuki ruangan, Anda perlu membungkuk dan mengucapkan kata “Shitsurei shimasu”, yang berarti “Mohon izin untuk masuk”.

3. Saat memulai sebuah pertemuan

Jika Anda bergabung dalam pertemuan kelompok atau rapat bisnis, pastikan untuk memberikan salam sebagai lambang penghormatan dan penghargaan. Kita bisa memberikan salam dengan cara membungkuk dan mengucapkan kata “Yoroshiku onegaishimasu” yang artinya “Mohon bantuannya, saya berharap Anda dapat membantu saya.”

Goodbye in Japan

4. Saat berpisah

Bowing Out Japan

Saat merampungkan pembicaraan, pertemuan, atau acara, sangatlah penting untuk memberikan salam dalam budaya Jepang. Kita bisa memberikkan salam dengan cara membungkuk dan mengucapkan “Sayonara” dalam kasus yang formal dan “Ja-ne” dalam situasi yang lebih santai. Jangan lupa bahwa semakin rendah posisi tangan saat membungkuk, akan semakin besar tingkatan hormat yang Anda berikan.

5. Saat merayakan sebuah kesuksesan

Celebrating Success in Japan

Di budaya Jepang, memberikan penghargaan atas pencapaian dan merayakan kesuksesan juga merupakan hal yang sangat penting. Saat Anda merayakan kesuksesan, penting untuk memberikan salam dengan cara membungkuk dan mengucapkan kata “Omedetou gozaimasu” yang berarti “Selamat!”. Ada juga tradisi “Kampai” atau “Cheers” ketika kita minum bersama, sebagai bentuk penghormatan dan pengakuan terhadap sukses yang dicapai.

Dalam kesimpulannya, memberikan salam dalam budaya Jepang adalah sesuatu yang sangat penting. Tidak hanya membantu untuk menunjukkan rasa hormat, tetapi juga dapat menghilangkan ketidaknyamanan dan kesalahpahaman. Oleh karena itu, ketika Anda berada di Jepang, pastikan Anda memperhatikan waktu yang tepat dalam memberikan salam pada setiap kesempatan.

Perbedaan antara salam dalam budaya Jepang dan budaya Indonesia


Salam budaya Jepang dan Indonesia

Pertama-tama, perlu diketahui bahwa salam dalam budaya Jepang dan Indonesia sangat berbeda. Pada umumnya, salam dalam budaya Jepang adalah dengan membungkuk sedangkan di Indonesia salam dengan bersalaman atau mencium tangan.
Tidak hanya itu, di dalam budaya Jepang sendiri terdapat beberapa macam tingkatan penghormatan yang dapat dilihat dari cara membungkukan badan ketika melakukan salam jika dibandingkan dengan budaya Indonesia yang hanya saling menyapa saja.

Di Jepang, cara membungkuk yang benar adalah jelas-jelas ditentukan oleh norma-norma sosial yang sangat ketat. Seorang yang lebih senior dihormati dengan membungkuk dengan sudut badan yang lebih rendah dari yang lebih junior.
Jika telah melakukan kesalahan, banyak orang Jepang yang berulang kali membungkuk sebagai ekspresi penyesalan atau permohonan maaf. Seperti halnya ketika melakukan salam kepada seseorang yang tidak di kenal, orang Jepang biasanya membungkuk sebanyak dua hingga tiga kali tergantung situasi dan kesopanan.

Salam budaya Indonesia

Sedangkan di Indonesia, salam merupakan bentuk penanda persahabatan dan penghormatan antarindividu. Saat bersalaman, cara tangkapan tangan pun menjadi sesuatu yang penting karena dianggap sebagai ungkapan dari kehormatan, kepercayaan dan keserahterimaan.
Salah satu bentuk salam Indonesia yang cukup unik adalah dengan mencium tangan orang yang lebih tua atau mereka yang memegang peranan penting dalam kehidupan sosial, seperti para tamu besar, para pimpinan agama atau tokoh masyarakat.

Ada juga tangkapan tangan Indonesia yang berbeda-beda untuk tiap daerah. Misalnya, di Jawa Tengah tangkapan tangan yang umum digunakan adalah “sungkem” yaitu dengan telapak tangan menempel pada dada dan diiringi ucapan “salam-aleikum” atau salam sejahtera.

Kemudian ada juga salam yang hanya dilakukan oleh sebagian masyarakat di Indonesia seperti salam Satu Jari yang berasal dari Aceh, salam Dua Jari yang berasal dari Kalimantan Timur, dan salam Tiga Jari di Papua.

Dengan perbedaan-perbedaan tersebut, sangat penting bagi kita untuk mengetahui budaya salam yang berbeda pada tiap negara. Karena hal ini akan memudahkan kita dalam menjalin hubungan baik dengan orang-orang yang berasal dari budaya berbeda. Kita harus membuka pikiran dan berusaha untuk memahami budaya orang lain agar dapat bersikap sopan dan menghindari kesalahpahaman.

Iklan