Upacara Adat Kasada

Pembaca rinidesu.com, apakah Anda pernah mendengar tentang upacara adat Kasada? Upacara adat yang berasal dari Suku Tengger, Jawa Timur, ini adalah salah satu budaya leluhur yang masih lestari hingga saat ini. Dalam upacara Kasada, masyarakat Suku Tengger menghormati leluhur mereka serta mengucap syukur atas hasil panen yang diperoleh. Acara tersebut dilaksanakan di Gunung Bromo, tempat yang sangat sakral bagi masyarakat Tengger. Acara yang penuh dengan doa dan puja ini, menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan dari berbagai penjuru dunia.

Sejarah dan Asal Usul Upacara Adat Kasada

Menurut legenda, upacara Kasada pertama kali diadakan oleh Raja Brawijaya dari Kerajaan Majapahit, ketika putrinya, Roro Anteng, dan menantunya, Joko Seger, memutuskan untuk pergi hingga ke ujung timur Jawa. Di sana mereka melihat Gunung Bromo dan mengambang terkesima oleh keindahan alamnya. Karena terkagum-kagum, Roro Anteng dan Joko Seger memutuskan untuk tinggal di Gunung Bromo.

Namun, mereka menghadapi masalah berat ketika hasil panen mereka selalu gagal. Oleh karena itu, Joko Seger menghadap kepada leluhur mereka dalam mimpi dan meminta petunjuk bagaimana cara mereka dapat memperoleh panen yang melimpah. Leluhur memberi tahu Joko Seger bahwa setiap tahun ia harus mempersembahkan sesaji di kawah Gunung Bromo. Joko Seger pun mempercayai leluhur dan mulai mempersembahkan sesaji di kawah Gunung Bromo dan panennya berhasil menjadi lebih baik.

Sejak saat itu, upacara adat Kasada diadakan untuk mempersembahkan sesaji sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan permohonan agar hasil panen selalu berhasil.

Persiapan dan Pelaksanaan Upacara Adat Kasada

Persiapan untuk upacara adat Kasada dimulai jauh sebelum hari H diadakan. Masyarakat Tengger mulai menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan, dari bahan makanan hingga bahan pakaian. Bahan makanan yang disiapkan, seperti nasi tumpeng, ayam goreng, lalapan, buah-buahan dan gorengan, digunakan sebagai sesaji yang dipersembahkan.

Pada hari pertama upacara, masyarakat Tengger berkumpul di Pura Luhur Poten, salah satu kuil di lereng Gunung Bromo yang menjadi tempat ibadah mereka. Di sana, acara dimulai dengan upacara adat yadnya. Selanjutnya, segala sesuatu yang disiapkan oleh masyarakat Tengger akan dibawa ke kawah Gunung Bromo.

Saat matahari terbenam, masyarakat Tengger dan para wisatawan mulai mendaki Gunung Bromo menuju kawahnya. Mereka membawa baskom atau keranjang yang berisi sesaji, dan menghadap ke kawah untuk mempersembahkan sesaji kepada leluhurnya.

Upacara Kasada berlangsung hingga pagi, ketika matahari terbit dan semua orang sudah merasakan kedamaian setelah puja bersama. Setelah selesai, masyarakat Tengger dan para wisatawan berjalan kembali ke Pura Luhur Poten untuk meneruskan perayaan dengan mengenakan baju adat dan tari-tarian.

Kelebihan dan Kekurangan Upacara Adat Kasada

Kelebihan

1. Meningkatkan Rasa Kebanggaan dalam Budaya Leluhur

2. Memperkuat Toleransi Antarumat Beragama

3. Meningkatkan Industri Pariwisata

4. Melestarikan Budaya Asli

5. Membangun Komunitas dan Kebersamaan

6. Meningkatkan Hasil Panen

7. Menghadirkan keberuntungan dan keselamatan bagi masyarakat

Kekurangan

1. Adanya Risiko Kesehatan

2. Merusak Lingkungan

3. Melanggar Eksistensi Hewan

4. Potensi Pencurian dan Perusakan

5. Gemuruh di sekitar kawah mungkin tidak aman bagi orang-orang dengan gangguan pendengaran

6. Menjadi tidak bersahabat dengan lingkungan

7. Membutuhkan Biaya yang Tidak Murah

Informasi Lengkap tentang Upacara Adat Kasada

Nama Upacara Adat Kasada
Asal Usul Suku Tengger, Jawa Timur, Indonesia
Tujuan Menghormati leluhur serta mengucap syukur atas hasil panen yang diperoleh
Persiapan Menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan, dari bahan makanan hingga bahan pakaian
Tempat Gunung Bromo, Jawa Timur, Indonesia
Pakaian Adat Baju Hindu-Tengger
Makanan Sesajian Nasi Tumpeng, Ayam Goreng, Lalapan, Buah-buahan, Gorengan
Peserta Masyarakat Tengger dan para wisatawan

FAQ

Apa itu Upacara Adat Kasada?

Upacara Adat Kasada adalah upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat Tengger, Jawa Timur, untuk menghormati leluhur mereka serta mengucapkan syukur atas hasil panen yang diperoleh.

Di mana Upacara Adat Kasada diadakan?

Upacara Adat Kasada diadakan di Gunung Bromo, Jawa Timur, Indonesia.

Kapan Upacara Adat Kasada diadakan?

Upacara Adat Kasada diadakan pada bulan ke-14 penanggalan Tengger, yaitu sekitar bulan Oktober atau November.

Siapa yang bisa ikut Upacara Adat Kasada?

Upacara Adat Kasada terbuka untuk seluruh masyarakat Tengger dan para wisatawan.

Apa yang dimaksud dengan sesaji?

Sesaji adalah persembahan makanan yang dipakai dalam upacara adat Tengger. Persembahan makanan tersebut diberikan sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur mereka.

Mengapa Upacara Adat Kasada sangat penting bagi masyarakat Tengger?

Upacara Adat Kasada merupakan budaya leluhur yang telah dijalankan selama berabad-abad oleh masyarakat Tengger. Acara ini digunakan sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur serta permohonan agar hasil panen menjadi bagus. Selain itu, upacara ini juga dianggap sebagai bentuk persatuan dan kebersamaan masyarakat Tengger.

Apa saja yang perlu dibawa ketika mengikuti upacara adat Kasada?

Ketika mengikuti upacara adat Kasada, Anda perlu membawa kamera, jaket, dan baskom atau keranjang yang berisi sesaji sebagai persembahan.

Apa kendala yang dihadapi ketika mengikuti upacara adat Kasada?

Kendala yang mungkin dihadapi ketika mengikuti upacara adat Kasada adalah kondisi cuaca yang kurang bersahabat atau kerumunan orang yang terlalu padat.

Apa yang harus diperhatikan ketika mengikuti upacara adat Kasada?

Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika mengikuti upacara adat Kasada termasuk mengenakan pakaian yang sopan, membawa kamera untuk dokumentasi, mengikuti prosesi acara dengan tenang dan sabar, serta tidak merusak lingkungan sekitar.

Bagaimana cara menuju Gunung Bromo saat upacara adat Kasada?

Untuk menuju ke Gunung Bromo saat upacara adat Kasada, Anda bisa menggunakan kendaraan pribadi atau menggunakan jasa travel yang tersedia di sekitar Probolinggo atau Pasuruan.

Apakah Upacara Adat Kasada menjadi daya tarik wisata?

Ya, Upacara Adat Kasada menjadi daya tarik wisata karena keunikan budaya serta keindahan alam yang terdapat di Gunung Bromo.

Bagaimana cara menjaga kelestarian budaya adat Kasada?

Cara menjaga kelestarian budaya adat Kasada adalah dengan terus mempraktikkan upacara adat ini dan memperkenalkannya kepada generasi muda, serta menjaga lingkungan tempat upacara agar tetap terjaga kebersihannya.

Apakah diperbolehkan mengambil gambar selama upacara adat Kasada?

Ya, diperbolehkan untuk mengambil gambar selama upacara adat Kasada. Namun, para wisatawan disarankan untuk menghargai acara dan tidak mengganggu jalannya upacara.

Bagaimana jika cuaca buruk pada saat upacara adat Kasada?

Jika cuaca buruk pada saat upacara adat Kasada, masyarakat Tengger akan menentukan kapan upacara akan dilakukan mengikuti waktu yang sesuai dengan cuaca. Jika terjadi kondisi cuaca yang sangat tidak memungkinkan, maka upacara akan dilakukan pada hari keramat yang dilihat pada saat itu.

Apakah ada penginapan di sekitar Gunung Bromo untuk menginap?

Ya, terdapat beberapa penginapan yang tersedia di sekitar Gunung Bromo, antara lain hotel, homestay, dan villa.

Mengapa Gunung Bromo menjadi tempat upacara adat Kasada?

Gunung Bromo dianggap sebagai tempat yang sakral bagi masyarakat Tengger karena dianggap sebagai tempat tinggal dari leluhur mereka.

Bagaimana cara melakukan action untuk menjaga keberlangsungan budaya adat Kasada?

Anda bisa menjaga keberlangsungan budaya adat Kasada dengan terus mempraktikkannya dan memberikan edukasi kepada generasi muda. Selain itu, Anda juga bisa mendukung kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat Tengger dalam menjaga kelestarian budaya adat Kasada.

Kesimpulan

Upacara Adat Kasada adalah budaya leluhur yang masih lestari hingga saat ini, diadakan oleh masyarakat Tengger di Gunung Bromo. Upacara tersebut digunakan sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur serta mengucap syukur atas hasil panen yang diperoleh. Acara tersebut mengandung banyak kebahagiaan dan menunjukkan keberagaman masyarakat Indonesia. Namun, kita juga perlu memperhatikan kekurangan dan kerugian yang dapat ditimbulkan dari acara tersebut dan berusaha untuk menjaga keberlangsungan budaya adat Kasada untuk generasi yang akan datang.

Jadi, ayo jangan lewatkan kesempatan untuk menghadiri upacara adat Kasada dan mengalami pengalaman yang tak terlupakan sekaligus menjaga keberlangsungan budaya Indonesia.

Disclaimer: Artikel ini adalah untuk kepentingan SEO dan ranking pada mesin pencari Google dan bukan sebagai sumber referensi ilmiah.

Iklan