Sejarah Perhitungan Tahun di Jepang


Sejarah Perhitungan Tahun di Jepang

Di Jepang, penghitungan tahun dimulai sejak pemerintahan kaisar Jimmu pada tahun 660 SM. Hal ini berdasarkan kepercayaan Shinto yang meyakini bahwa kaisar Jimmu merupakan keturunan langsung dari dewa matahari Amaterasu. Oleh karena itu, waktu penghitungan tahun di Jepang menggunakan sistem Tahun Kaisar.

Sistem Tahun Kaisar sendiri pertama kali digunakan di Jepang pada tahun 645 Masehi di era Taika. Pada masa itu, Jepang berusaha meniru Tiongkok yang menggunakan sistem Tahun Era. Namun, sistem Tahun Era tidak cocok dengan kepercayaan Shinto yang meyakini bahwa kaisar adalah keturunan dewa, sehingga digunakanlah sistem Tahun Kaisar.

Sejak saat itu, setiap kali ada pergantian kaisar, tahun juga berubah. Misalnya saat Kaisar Showa mangkat pada 7 Januari 1989, era Heisei mulai dimulai tanggal 8 Januari 1989. Saat ini, penduduk Jepang masih menggunakan sistem Tahun Kaisar untuk menghitung tahun, meskipun di kalender resmi juga terdapat penanggalan Masehi.

Pada tahun 1873, Jepang mulai menggunakan sistem kalender Gregorian atau kalender Masehi. Namun, sistem kalender Masehi tidak begitu dikenal di kalangan masyarakat Jepang saat itu. Barulah pada tahun 1896, kalender Masehi mulai dipakai secara resmi di Jepang.

Adopsi kalender Masehi di Jepang sendiri terkait dengan modernisasi negara yang dilakukan pada saat itu. Jepang ingin sejajar dengan negara-negara barat dalam jumlah hari kerja, sistem pendidikan, dan lalu lintas laut yang mengharuskan jadwal yang sama dalam hitungan waktu. Akhirnya, pada tanggal 1 Januari 1950, penghitungan tahun di Jepang ditetapkan dengan kalender Masehi.

Namun, meskipun penghitungan tahun di Jepang sudah menggunakan kalender Masehi, adat istiadat dan kebudayaan Jepang tetap memegang teguh sistem Tahun Kaisar. Sehingga setiap ada pergantian kaisar, upacara khusus dilakukan untuk memperingati pergantian itu.

Di Jepang, keberadaan kaisar masih memiliki nilai penting dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, setiap kali ada pergantian kaisar, rakyat Jepang menganggap itu sebagai sesuatu yang sangat penting. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya rangkaian upacara dan acara khusus yang dilakukan pada saat pergantian kaisar.

Sejarah perhitungan tahun di Jepang yang dilandasi kepercayaan Shinto dan penggunaan sistem Tahun Kaisar hingga saat ini masih menjadi ciri khas dan identitas yang kuat dalam kebudayaan Jepang. Meskipun penghitungan tahun sudah menggunakan kalender resmi Masehi, adat dan kebudayaan Jepang tetap memegang teguh sistem Tahun Kaisar yang berakar dari keyakinan religius masyarakatnya.

Kalender Luna dan Solar Jepang


Kalender Luna dan Solar Jepang

Jepang memiliki dua jenis kalender yaitu kalender luna dan kalender solar. Meskipun sekarang ini kalender solar lebih sering digunakan dalam pekerjaan sehari-hari, kalender luna masih dipakai dalam acara-acara tradisional seperti upacara keagamaan atau festival.

Kalender luna Jepang atau yang disebut dengan “tsukiji” dibuat dengan menyesuaikan dengan bulan mati atau bulan baru. Di Jepang, bulan baru dihitung dari saat bulan terbit pertama kali setelah fase bulan mati. Lama bulan baru ini adalah sekitar 29,5 hari.

Sedangkan kalender solar Jepang disebut “gengō” yang berarti “nama zaman” atau “nama periode”. Kalender jenis ini mulai digunakan pada tahun 1873 setelah bergabung dengan negara-negara Barat. Pada dasarnya, kalender ini mengikuti penamaan tahun Masehi dan diawali dari masa pemerintahan kaisar di Jepang.

Gengō terdiri dari dua huruf atau karakter yang mudah diingat. Setiap kali kaisar baru naik takhta, maka diawali era baru dengan nama baru. Beberapa zaman di Jepang seperti Heisei, Showa, dan Meiji terkenal di seluruh dunia.

Untuk menghitung usia seseorang di kalender solar Jepang, tahun kelahiran yang dikurangi dengan tahun pemberlakuan zaman ditambah dengan 1. Misalnya, jika seseorang lahir pada tahun 2000 di zaman Heisei yang dimulai pada 8 Januari 1989, maka usianya saat ini adalah 20 tahun (2020-1989+1=32).

Terlepas dari perbedaan antara tsukiji dan gengō, laporan waktu masih menggunakan 24 jam serta hari dan bulan yang sama di seluruh Jepang.

Jadi, itulah sedikit informasi mengenai kalender Luna dan Solar di Jepang. Terdapat perbedaan antara kedua kalender tersebut, namun keduanya memiliki nilai penting dalam kehidupan dan budaya Jepang.

Shio dan Tahun dalam Budaya Jepang


Shio dan Tahun dalam Budaya Jepang

Budaya Jepang memiliki banyak hal unik yang menarik perhatian dunia. Salah satunya adalah sistem penanggalan berdasarkan pada hewan yang disebut shio. Shio memiliki pengaruh yang cukup besar di dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang terutama pada perayaan-perayaan, keberuntungan, dan pertanda nasib baik.

Secara garis besar, shio terdiri dari 12 hewan yang berbeda-beda yang masing-masing diwakili oleh tahun tertentu dalam siklus 12 tahunan. Orang Jepang mempercayai bahwa shio tahun kelahiran mempengaruhi kepribadian, nasib, dan sifat seseorang.

Menurut kepercayaan Jepang, tahun kelahiran merupakan sebuah siklus di mana sifat-sifat atau karakter seseorang dipengaruhi oleh shio tahun kelahirannya. Siklus ini berdurasi selama 12 tahun, jadi setiap 12 tahun sekali shio akan kembali ke awal.

Berikut adalah 12 shio dan gambarannya:

1. Shio Tikus (nezumi) – Tahun 1924, 1936, 1948, 1960, 1972, 1984, 1996, 2008, 2020, 2032
Shio tikus dianggap sebagai shio yang cerdik dan pintar. Orang yang dilahirkan pada tahun tikus dianggap pandai dalam keuangan dan pekerjaan. Tahun tikus dianggap sebagai tahun yang beruntung dan membawa keberuntungan besar bagi yang dilahirkan pada tahun ini.

2. Shio Kerbau (ushi) – Tahun 1925, 1937, 1949, 1961, 1973, 1985, 1997, 2009, 2021, 2033
Shio kerbau melambangkan keberanian, kesabaran dan keteguhan. Dalam kehidupan sehari-hari, orang yang dilahirkan pada tahun kerbau dianggap gigih dan keteguhan dalam menghadapi banyak tekanan.

3. Shio Macan (tora) – Tahun 1926, 1938, 1950, 1962, 1974, 1986, 1998, 2010, 2022, 2034
Shio macan dianggap sebagai shio yang penuh dengan semangat. Orang yang dilahirkan pada tahun macan dianggap memiliki keberanian yang luar biasa dan tidak mudah menyerah. Tahun macan dianggap membawa banyak keberuntungan dan seringkali dianggap sebagai tahun terbaik dalam siklus 12 tahun.

4. Shio Kelinci (usagi) – Tahun 1927, 1939, 1951, 1963, 1975, 1987, 1999, 2011, 2023, 2035
Shio kelinci dianggap sebagai shio yang ramah, lembut, dan memiliki kepribadian yang menawan. Orang yang dilahirkan pada tahun kelinci dianggap selalu sabar dan memiliki hati yang besar. Tahun kelinci adalah tahun yang baik untuk membangun hubungan sosial, romantis, dan bisnis.

5. Shio Naga (tatsu) – Tahun 1928, 1940, 1952, 1964, 1976, 1988, 2000, 2012, 2024, 2036
Shio naga dianggap sebagai shio yang memiliki semangat dan memiliki kepribadian yang kuat. Orang yang dilahirkan pada tahun naga dianggap penuh penghargaan dan memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan yang sulit. Tahun naga dianggap sebagai tahun yang berpotensi membawa banyak perubahan besar dalam kehidupan.

6. Shio Ular (hebi) – Tahun 1929, 1941, 1953, 1965, 1977, 1989, 2001, 2013, 2025, 2037
Shio ular dianggap sebagai shio yang pintar dan cerdik. Orang yang dilahirkan pada tahun ular dianggap memiliki kemampuan untuk melihat penyelesaian masalah yang kompleks. Selain itu, tahun ular juga dianggap sebagai waktu yang baik untuk mengejar tujuan yang sulit.

7. Shio Kuda (uma) – Tahun 1930, 1942, 1954, 1966, 1978, 1990, 2002, 2014, 2026, 2038
Shio kuda dianggap sebagai shio yang penuh dengan energi dan selalu memiliki semangat. Orang yang dilahirkan pada tahun kuda dianggap suka bersosialisasi dan seringkali memimpin dalam situasi sulit. Tahun kuda dianggap sebagai tahun yang membawa banyak kesempatan dalam karir dan kehidupan sosial.

8. Shio Domba (hitsuji) – Tahun 1931, 1943, 1955, 1967, 1979, 1991, 2003, 2015, 2027, 2039
Shio domba dianggap sebagai shio yang penuh dengan kelembutan dan kesetiaan. Orang yang dilahirkan pada tahun domba dianggap sensitif, namun juga memiliki kekuatan emosional yang luar biasa. Tahun domba dianggap sebagai tahun yang membawa keberuntungan dalam bidang keluarga dan romantis.

9. Shio Monyet (saru) – Tahun 1932, 1944, 1956, 1968, 1980, 1992, 2004, 2016, 2028, 2040
Shio monyet dianggap sebagai shio yang cerdas dan pintar dalam menghadapi situasi sulit. Orang yang dilahirkan pada tahun monyet dianggap pandai menggunakan kata-kata yang tepat dan selalu menghasilkan solusi yang cerdas. Tahun monyet dianggap sebagai tahun yang membawa banyak kesempatan dalam karir dan kehidupan sosial.

10. Shio Ayam (tori) – Tahun 1933, 1945, 1957, 1969, 1981, 1993, 2005, 2017, 2029, 2041
Shio ayam dianggap sebagai shio yang menyukai dramatis dan seringkali memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dengan kemampuan menarik hati. Orang yang dilahirkan pada tahun ayam dianggap pandai membangun hubungan dengan orang lain. Tahun ayam dianggap sebagai tahun yang membawa banyak kesempatan dalam kehidupan sosial dan menjalin hubungan sosial.

11. Shio Anjing (inu) – Tahun 1934, 1946, 1958, 1970, 1982, 1994, 2006, 2018, 2030, 2042
Shio anjing dianggap sebagai shio yang setia dan memiliki semangat yang tinggi. Orang yang dilahirkan pada tahun anjing dianggap memiliki kemampuan untuk menghargai orang di sekitarnya dan selalu memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Tahun anjing dianggap sebagai tahun yang membawa banyak keberuntungan dalam bidang karir dan hubungan keluarga.

12. Shio Babi (inoshishi) – Tahun 1935, 1947, 1959, 1971, 1983, 1995, 2007, 2019, 2031, 2043
Shio babi dianggap sebagai shio yang selalu mencoba untuk berhasil dan sukses. Orang yang dilahirkan pada tahun babi dianggap gigih dalam mencapai tujuan dan selalu memiliki semangat yang tinggi. Tahun babi dianggap sebagai tahun yang membawa banyak keberuntungan dalam bidang finansial dan romantis.

Dapat dilihat bahwa shio dan tahun dalam budaya Jepang memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan dan budaya masyarakat Jepang. Shio tahun kelahiran memiliki pengaruh yang besar dalam menentukan kepribadian dan nasib seseorang, namun tentu saja hal ini tidak bisa dijadikan acuan sepenuhnya dalam kehidupan. Di sana ada banyak hal lain yang mempengaruhi kehidupan seseorang selain shio tahun lahir.

Zodiak Tionghoa Jepang


Zodiak Tionghoa Jepang

Tahun Baru dalam budaya Jepang memiliki banyak aspek yang berbeda, salah satunya adalah zodiak Tionghoa Jepang yang menandai tahun kalender. Di Jepang, zodiak Tionghoa sering disebut Juni Shi atau 12 binatang (12-year cycle) dan masing-masing representasi tahun diberi nama berdasarkan binatang yang mewakilinya.

Zodiak Tionghoa di Jepang memiliki sedikit perbedaan dengan versi Tiongkok. Beberapa bagian terletak di posisi yang sama, seperti hewan Shio Tikus diperingkat pertama dalam kedua versi, tetapi ada beberapa perbedaan juga. Di Jepang Shio Kuda berada di urutan ke 7 dari 12 hewan. Di Tiongkok, Shio Kuda berada di urutan ke 7. Sedangkan di negara-negara lain seperti Vietnam, Korea, dan Thailand, posisi dari binatang Tionghoa berbeda-beda lagi.

Berikut adalah urutan dari 12 binatang dalam Zodiak Tionghoa Jepang beserta tahun kelahirannya:

  • Shio Tikus (24 tahun sekali) : 1924, 1936, 1948, 1960, 1972, 1984, 1996, 2008, 2020, dst.
  • Shio Kerbau (24 tahun sekali): 1925, 1937, 1949, 1961, 1973, 1985, 1997, 2009, 2021, dst.
  • Shio Macan (24 tahun sekali): 1926, 1938, 1950, 1962, 1974, 1986, 1998, 2010, 2022, dst.
  • Shio Kelinci (24 tahun sekali): 1927, 1939, 1951, 1963, 1975, 1987, 1999, 2011, 2023, dst.
  • Shio Naga (24 tahun sekali): 1928, 1940, 1952, 1964, 1976, 1988, 2000, 2012, 2024, dst.
  • Shio Ular (24 tahun sekali): 1929, 1941, 1953, 1965, 1977, 1989, 2001, 2013, 2025, dst.
  • Shio Kuda (24 tahun sekali): 1930, 1942, 1954, 1966, 1978, 1990, 2002, 2014, 2026, dst.
  • Shio Kambing (24 tahun sekali): 1931, 1943, 1955, 1967, 1979, 1991, 2003, 2015, 2027, dst.
  • Shio Monyet (24 tahun sekali): 1932, 1944, 1956, 1968, 1980, 1992, 2004, 2016, 2028, dst.
  • Shio Ayam (24 tahun sekali): 1933, 1945, 1957, 1969, 1981, 1993, 2005, 2017, 2029, dst.
  • Shio Anjing (24 tahun sekali): 1934, 1946, 1958, 1970, 1982, 1994, 2006, 2018, 2030, dst.
  • Shio Babi (24 tahun sekali): 1935, 1947, 1959, 1971, 1983, 1995, 2007, 2019, 2031, dst.

Tradisi Tahun Baru Jepang


Tradisi Tahun Baru Jepang

Ada beberapa tradisi unik yang dilakukan oleh orang Jepang pada saat tahun baru atau Shogatsu. Tradisi ini bertujuan untuk membersihkan dan memberikan keberuntungan pada tahun baru. Salah satu tradisi paling umum adalah Oosoji, yaitu membersihkan seluruh rumah dan menghilangkan semua sampah dan barang bekas lainnya. Beberapa orang juga mengunjungi kuil atau kuil untuk memohon keberuntungan di cincin Shinto. Selain itu, ada juga kebiasaan membakar klip dengan menuliskan penjara, rasa sakit, atau keinginan buruk secara simbolik.

Ada juga budaya mengirimkan kartu ucapan tahun baru atau Nengajo. Kartu ucapan ini biasanya diposting di kantor pos sebelum tahun baru dan akan diantar pada hari pertama tahun. Di pasar-pasar dan toko-toko di seluruh Jepang, dekorasi khusus dipasang untuk merayakan tahun baru, termasuk kadomatsu, yaitu dekorasi dengan batang pinus dan bambu. Selain itu, orang Jepang juga menikmati makanan khusus saat perayaan tahun baru seperti soba, ozoni, dan osechi ryori.

Pada malam tahun baru atau Oomisoka, keluarga berkumpul dan menghabiskan waktu bersama-sama untuk menjelang pergantian tahun. Pada momen ini, orang Jepang mengguyurkan jamuan kembang api yang disebut shou chiku bai untuk menyambut tahun baru. Keramaian di jalan dan taman juga dapat ditemukan pada saat malam pergantian tahun.

Shogatsu berakhir pada tanggal 2 Januari setelah tiga hari perayaan, dan pada saat itu pengusaha kembali bekerja dan anak-anak mulai kembali ke sekolah mereka.

Demikianlah beberapa tradisi perayaan tahun baru Jepang yang populer dan dilaksanakan setiap tahun. Selain berbagai budaya tersebut, orang Jepang juga mempunyai beberapa kebiasaan lain dalam menyambut tahun baru.

Merayakan Shogatsu: Tahun Baru Jepang


Tahun Baru Jepang

Shogatsu adalah hari raya yang dirayakan sebagai tahun baru di Jepang. Tidak hanya dimulai pada 1 Januari, seperti kebanyakan negara lain di dunia, tetapi Shogatsu dimulai pada tanggal 1 hingga 3 Januari. Hari yang dimulai dengan keluarga dan teman-teman berkumpul untuk menghabiskan waktu bersama dalam kualitas yang lebih baik daripada biasanya.

Tradisi-ttradisi Tahun Baru Jepang


Tradisi Tahun Baru Jepang

Tradisi awal tahun di Jepang sangatlah beragam. Warga Jepang percaya bahwa seluruh aktivitas dan tindakan selama tiga hari pertama di awal tahun baru mempengaruhi keberuntungan mereka sepanjang tahun tersebut. Beberapa tradisi tahun baru Jepang yang populer antara lain melihat pertunjukan kembang api di Kuil Meiji Jingu atau mengunjungi keluarga di kampung halaman mereka.

Jangan lupa juga untuk mencoba makanan tradisional Jepang yang disajikan selama Shogatsu. Tahun baru Jepang biasa dirayakan dengan makanan Toshikoshi soba dan Osechi-ryori. Soba adalah mie soba yang dihidangkan dengan irisan daun bawang. Sedangkan Osechi-ryori adalah makanan yang berupa bento dengan komposisi makanan yang sudah ditentukan, yang dianggap membawa keberuntungan ke dalam keluarga.

Simbol Tahun Baru Jepang


Simbol Tahun Baru Jepang

Tahun baru Jepang penuh dengan simbolisme terkait dengan harapan akan keberuntungan dan kemakmuran yang dapat diharapkan di tahun yang akan datang. Satu dari simbol-Simbol tahun baru Jepang adalah kadomatsu, yaitu hiasan bambu dan persik yang diletakkan di depan pintu masuk rumah sebagai simbol kemakmuran.

Simbol lainnya adalah Daruma, patung setengah samaran, biasanya dipasang sebagai satu set di rumah-rumah di seluruh Jepang pada akhir tahun. Awal tahun baru, orang menggambar satu mata pada patung, dan pada saat tujuan mereka tercapai, mereka menggambar mata yang lainnya.

Tahun Baru untuk Keluarga


Tahun Baru Jepang untuk Keluarga

Tahun Baru Jepang merupakan waktu berkumpulnya keluarga, dimulai pada malam Tahun Baru yang sering dikenal dengan nama Oomisoka. Pada malam tersebut, keluarga biasanya bersama-sama untuk melempar koin, rangkaian pertunjukan kembang api, dan makan toshikoshi soba. Setelah itu, keluarga pergi ke kuil terdekat pada pagi hari untuk berdoa dan memperoleh keberuntungan di tahun baru. Secara umum, Oomisoka adalah malam yang hangat dan penuh kebersamaan bagi keluarga di Jepang.

Shogatsu di Tokyo


Shogatsu di Tokyo

Bagi Anda yang ingin merayakan Shogatsu di Tokyo, di daerah itu terdapat beberapa tempat terbaik yang bisa dikunjungi seperti kuil Meiji Jingu dan kuil Senso-ji yang selalu ramai selama tiga hari perayaan Tahun Baru. Ada juga acara kembang api Monju pada 1 Januari di lingkungan Asakusa, dan festival Torigoe pada 1-2 Januari di lingkungan Taito. Wisatawan dapat mengambil bagian dalam kegiatan perayaannya atau hanya menikmati suasana Tahun Baru yang istimewa di Tokyo.

Demikianlah beberapa tradisi dan ritual yang terdapat di dalam Shogatsu, perayaan Tahun Baru di Jepang. Dalam segala hal, Shogatsu menggambarkan kemuliaan kebersamaan dan kebahagiaan yang senantiasa dirayakan setiap awal tahun. Semoga informasi ini berguna untuk Anda dalam merayakan Shogatsu di tahun-tahun mendatang. Selamat menyambut Tahun Baru Jepang!

Iklan