Pengenalan Kosa Kata Kerja dalam Bahasa Jepang


Kosa Kata Kerja Jepang

Bahasa Jepang menjadi salah satu bahasa yang diminati oleh banyak orang di seluruh dunia. Hal ini tidak terlepas dari popularitas negara Jepang yang kaya akan budaya, teknologi, dan seni. Bahasa Jepang memiliki tata bahasa dan kosakata yang berbeda dengan bahasa Indonesia, termasuk dalam penggunaan kata kerja. Oleh karena itu, dalam artikel ini akan membahas pengenalan kosa kata kerja dalam bahasa Jepang.

Kosa kata kerja (dalam bahasa Jepang disebut 動詞, “doushi”) adalah salah satu jenis kata dalam bahasa Jepang yang sering digunakan dalam bentuk kalimat. Kosa kata kerja terdiri dari berbagai jenis yang digunakan sesuai dengan konteks dan situasi. Sebagai contoh, kata kerja yang digunakan untuk menggambarkan kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan, seperti “membaca” atau “memasak”.

Kosa kata kerja dalam bahasa Jepang dibagi menjadi dua kategori, yaitu kata kerja transitif dan kata kerja intransitif. Kata kerja transitif adalah kata kerja yang membutuhkan objek dalam kalimat, sedangkan kata kerja intransitif adalah kata kerja yang tidak membutuhkan objek dalam kalimat.

Berikut adalah beberapa contoh kosa kata kerja dalam bahasa Jepang:

  • 食べる (taberu) – makan
  • 見る (miru) – melihat
  • 会う (au) – bertemu
  • 泳ぐ (oyogu) – berenang
  • 寝る (neru) – tidur

Kosa kata kerja dalam bahasa Jepang juga memiliki bentuk dasar dan bentuk pola. Bentuk dasar kata kerja adalah bentuk asli dari kata kerja itu sendiri. Sedangkan bentuk pola kata kerja adalah bentuk kata kerja yang mengalami perubahan atau konjugasi sesuai dengan konjungsi yang digunakan dalam kalimat.

Berikut adalah beberapa contoh bentuk dasar dan bentuk pola kata kerja dalam bahasa Jepang:

  • 食べる (taberu) – makan
    • Bentuk dasar: 食べる
    • Bentuk pola masa sekarang: 食べます (tabemasu)
    • Bentuk pola masa lalu: 食べました (tabemashita)
  • 見る (miru) – melihat
    • Bentuk dasar: 見る
    • Bentuk pola masa sekarang: 見ます (mimasu)
    • Bentuk pola masa lalu: 見ました (mimashita)
  • 会う (au) – bertemu
    • Bentuk dasar: 会う
    • Bentuk pola masa sekarang: 会います (aimasu)
    • Bentuk pola masa lalu: 会いました (aimashita)

Selain itu, kata kerja dalam bahasa Jepang juga memiliki bentuk kata sifat atau kata benda yang disebut sebagai kata kerja sifat atau kata kerja benda. Bentuk kata kerja sifat digunakan untuk menggambarkan sifat atau perasaan, sedangkan bentuk kata kerja benda digunakan untuk menggambarkan benda atau barang.

Berikut adalah beberapa contoh kata kerja sifat dan kata kerja benda dalam bahasa Jepang:

  • 嫌い (kirai) – tidak suka (kata kerja sifat)
  • 静か (shizuka) – tenang (kata kerja sifat)
  • 散歩 (sanpo) – berjalan-jalan (kata kerja benda)
  • 本 (hon) – buku (kata kerja benda)

Dalam penggunaannya, kosa kata kerja dalam bahasa Jepang seringkali digunakan secara bertele-tele dengan partikel atau kata sambung yang tepat. Partikel atau kata sambung ini berfungsi sebagai penghubung antara kata kerja dengan objek atau subjek dalam kalimat.

Berikut adalah beberapa contoh partikel atau kata sambung yang sering digunakan dalam penggunaan kosa kata kerja dalam bahasa Jepang:

  • を (wo) – partikel untuk menunjukkan objek dalam kalimat
  • が (ga) – partikel untuk menunjukkan subjek dalam kalimat
  • に (ni) – partikel untuk menunjukkan tujuan atau tempat dalam kalimat
  • て (te) – kata sambung untuk menghubungkan antara dua kata kerja dalam kalimat

Dalam penggunaannya, pemahaman mengenai kosa kata kerja dalam bahasa Jepang akan sangat membantu dalam menguasai bahasa Jepang secara keseluruhan. Dengan mempelajari kosa kata kerja, kita dapat meningkatkan kemampuan dalam membentuk kalimat yang tepat dan mudah dimengerti oleh orang Jepang.

Keterangan Waktu dalam Konjugasi Kata Kerja Jepang


Keterangan Waktu dalam Konjugasi Kata Kerja Jepang

Konjugasi kata kerja Jepang memiliki keterangan waktu yang berbeda-beda untuk menunjukkan waktu terjadinya suatu aksi. Berikut adalah keterangan waktu yang umum digunakan dalam konjugasi kata kerja Jepang:

  • いま (ima) – sekarang
  • あした (ashita) – besok
  • きのう (kinou) – kemarin
  • あさって (asatte) – lusa
  • こんしゅう (konshuu) – minggu ini
  • らいしゅう (raishuu) – minggu depan
  • せんしゅう (senshuu) – minggu lalu
  • らいげつ (raigetsu) – bulan depan
  • せんげつ (sengetsu) – bulan lalu
  • くるしゅうまつ (kuru shuumatsu) – akhir pekan ini
  • らいしゅうまつ (rai shuumatsu) – akhir pekan depan
  • せんしゅうまつ (sen shuumatsu) – akhir pekan lalu

Contoh penggunaan keterangan waktu dalam konjugasi kata kerja Jepang:

  • わたしはいまテニスをしています。
    Saya sedang bermain tenis sekarang.
  • あした、ともだちにあいます。
    Besok, saya akan bertemu dengan teman saya.
  • きのう、がっこうにいきました。
    Kemarin, saya pergi ke sekolah.
  • わたしはあさってえいがをみます。
    Lusa, saya akan menonton film.
  • かれらはこんしゅうとうきょうにいきます。
    Mereka akan pergi ke Tokyo minggu ini.
  • らいしゅう、かれらはおおさかにいきます。
    Minggu depan, mereka akan pergi ke Osaka.
  • わたしはせんしゅう、にほんごをべんきょうしました。
    Minggu lalu, saya belajar bahasa Jepang.
  • らいげつ、わたしはあめりかにいきます。
    Bulan depan, saya akan pergi ke Amerika.
  • わたしはせんげつ、にほんにすんでいました。
    Bulan lalu, saya tinggal di Jepang.
  • くるしゅうまつ、わたしはともだちとあそびます。
    Akhir pekan ini, saya bermain dengan teman.
  • らいしゅうまつ、かれらはキャンプにいきます。
    Akhir pekan depan, mereka akan pergi berkemah.
  • せんしゅうまつ、わたしはにほんごをべんきょうしました。
    Akhir pekan lalu, saya belajar bahasa Jepang.

Pola Dasar Konjugasi Kata Kerja Jepang


Imbuhan Kata Kerja Jepang

Ternyata, saat kita belajar bahasa Jepang, ada banyak aturan yang harus diikuti, terutama saat mengubah kata kerja menjadi bentuk yang benar. Kamu mungkin sudah tahu, bahasa Jepang memiliki tiga jenis kata kerja: kata kerja dasar (Godan), kata kerja bantu (Ichidan), dan kata kerja istimewa (Suru dan Kuru). Berikut ini adalah pola dasar konjugasi kata kerja Jepang yang dapat kamu pelajari:

1. Kata kerja dasar (Godan) biasanya diakhiri dengan huruf “u” seperti “tobu” (terbang), “nomu” (minum), dan “yomu” (membaca). Untuk mengubahnya ke bentuk lampau biasa kamu cukup mengganti ‘u’ dengan ‘ta’ atau ‘da’ lalu menambahkan imbuhan -ta atau -da. “Tobita” (terbang) dan “nonda” (minum) adalah contohnya. Untuk mengubahnya ke bentuk negatif kamu menambahkan imbuhan -nai di akhir kata kerja.

2. Kata kerja bantu (Ichidan) biasanya diakhiri dengan huruf “ru” seperti “taberu” (makan) atau “miru” (melihat). Untuk mengubah ke bentuk lampau kamu cukup menghapus huruf ‘ru’ dan menambahkan imbuhan -ta atau -da. “Tabeta” (makan) dan “mita” (melihat) adalah contohnya. Untuk mengubah ke bentuk negatif kamu menambahkan imbuhan -nai di akhir kata kerja.

3. Kata kerja istimewa (Suru dan Kuru) memiliki konjugasi yang unik. Kata kerja “suru” (melakukan) dan “kuru” (datang) bertindak seperti kata kerja dasar. Untuk mengubah ke bentuk lampau biasa kamu cukup mengganti ‘u’ dengan ‘ta’ atau ‘da’ lalu menambahkan imbuhan -ta atau -da. “Shita” (melakukan) dan “kita” (datang) adalah contohnya. Namun, kamu juga bisa memasukan kata kerja lain antara Suru atau Kuru, seperti “benkyou suru” (belajar) dan “kyuuka ni kuru” (datang dalam liburan). Untuk mengubah ke bentuk negatif kamu menambahkan imbuhan -nai di akhir kata kerja.

4. Ada beberapa bentuk kata kerja khusus dalam bahasa Jepang, termasuk bentuk kembali (Kaeru), bentuk pasif (Hanasareru), dan bentuk potensial (Taberareru). Hanya ada beberapa imbuhan yang digunakan untuk menjogja bentuk kata kerja ini dan kamu perlu memahami aturan konjugasinya terlebih dahulu.

Menghafal pola dasar konjugasi kata kerja Jepang sebenarnya cukup mudah, tapi kamu harus sering berlatih menggunakannya dalam kalimat. Jangan lupa bahwa ada ribuan kata kerja dalam bahasa Jepang dan kamu perlu terus belajar dan berlatih untuk menjadi mahir. Selamat belajar!

Kata Kerja yang Berbeda Arti bergantung di Bentuknya


Kata Kerja yang Berbeda Arti bergantung di Bentuknya

Kata kerja adalah kelas kata dalam bahasa Indonesia yang mengungkapkan tindakan, perbuatan, atau keadaan. Di dalam bahasa Indonesia, beberapa kata kerja bisa berbeda arti bergantung pada bentuknya. Bentuk-bentuk kata kerja ini umumnya terdiri dari bentuk dasar, bentuk ber- dan ber-an, me- dan me-i, ter-, ke-an dan ke-kan, di- dan di-kan.

Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai bentuk-bentuk kata kerja yang berbeda arti bergantung pada bentuknya:

Bentuk Dasar

Bentuk Dasar Kata Kerja

Bentuk dasar adalah bentuk awal dari sebuah kata kerja. Contohnya, kata “makan” merupakan bentuk dasar dari kata kerja tersebut. Bentuk dasar digunakan untuk menunjukkan tindakan itu sendiri. Namun, ada beberapa kata kerja yang bentuk dasarnya bisa berbeda arti bergantung pada konteksnya.

Contohnya, kata “berangkat” memiliki arti “melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain (biasanya tempat kerja atau sekolah)”. Namun, jika kata tersebut digunakan dalam konteks perpisahan atau permulaan sesuatu, maka artinya bisa berubah. Misalnya, “sudah saatnya berangkat” memiliki arti “sudah saatnya memulai”.

Bentuk Ber-

Bentuk Ber-

Bentuk ber- dan ber-an digunakan untuk menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan bersama-sama. Bentuk ini juga dapat menunjukkan pasangan atau objek dari tindakan.

Contoh penggunaan bentuk ber- dan ber-an dalam kalimat:

  1. Saya dan ibu sudah beres-beresin rumah.
  2. Anda bisa bermain bersama teman-temanmu di taman.
  3. Anak-anak sedang berlari-larian di taman.

Bentuk Me-

Bentuk Me-

Bentuk me- dan me-i digunakan untuk menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan oleh subjek pada objek atau benda.

Contoh penggunaan bentuk me- dan me-i dalam kalimat:

  1. Saya ingin menonton film di bioskop.
  2. Kami sedang menyiapkan makan malam.
  3. Bunga-bunga di taman mekar indah sekali.

Bentuk Ter-

Bentuk Ter-

Bentuk ter- digunakan untuk menunjukkan tindakan yang dilakukan secara tidak sengaja atau tidak dikehendaki.

Contoh penggunaan bentuk ter- dalam kalimat:

  1. Saya terjatuh saat berlari di lapangan.
  2. Kacamata saya tertinggal di rumah.
  3. Pintu terkunci karena angin kencang.

Bentuk Ke-

Bentuk Ke-

Bentuk ke-an dan ke-kan digunakan untuk menunjukkan objek dari tindakan. Bentuk ke-an biasanya digunakan untuk kata benda, sedangkan bentuk ke-kan biasanya digunakan untuk kata kerja.

Contoh penggunaan bentuk ke-an dan ke-kan dalam kalimat:

  1. Mereka sedang menonton drama bertema percintaan.
  2. Saya sudah memeriksakan mobil ke bengkel.
  3. Terlalu banyak kewajiban membuat saya stress.

Bentuk Di-

Bentuk Di-

Bentuk di- dan di-kan digunakan untuk menunjukkan objek dari tindakan yang dilakukan pada sesuatu.

Contoh penggunaan bentuk di- dan di-kan dalam kalimat:

  1. Saya sedang dibuat kesal oleh anak kecil yang bermain di sebelah saya.
  2. Anda bisa merenovasi rumah tersebut dengan menambahkan atap di atasnya.

Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa kata kerja dalam bahasa Indonesia memiliki banyak bentuk yang berbeda-beda. Pengetahuan terhadap bentuk-bentuk ini bisa membantu kita dalam mengungkapkan dan memahami arti dari kalimat-kalimat yang kita baca atau dengar.

Latihan Konjugasi Kata Kerja Jepang untuk Pemula


Belajar bahasa jepang

Belajar bahasa Jepang memang terlihat menarik, apalagi jika kamu meluangkan waktu untuk mempelajari konjugasi kata kerjanya. Konjugasi kata kerja Jepang bisa dibilang cukup rumit, namun bukan berarti tidak bisa dipelajari. Di bawah ini adalah beberapa latihan konjugasi kata kerja Jepang untuk pemula yang bisa kamu coba.

1. Konjugasi Kata Kerja Dasar
Konjugasi kata kerja dasar

Sebelum kita membahas latihan konjugasi kata kerja Jepang yang lebih rumit, tentu ada baiknya untuk mengulang kembali konjugasi kata kerja dasar. Konjugasi dasar terdiri dari tiga bentuk, yaitu bentuk masu, bentuk te, dan bentuk negatif. Sebagai contoh, kata kerja “taberu” (makan) dapat dikonjugasikan menjadi “tabemasu” (saya makan), “tabete” (sedang makan), dan “tabemasen” (saya tidak makan).

2. Konjugasi Kata Kerja Bentuk Iru dan Aru
Konjugasi kata kerja bentuk iru dan aru

Konjugasi kata kerja bentuk iru dan aru sangat penting untuk dipelajari, karena keduanya digunakan sebagai kata kerja bantu untuk menyatakan keberadaan suatu benda atau orang. Kata kerja iru digunakan untuk benda atau orang yang berada di dalam ruangan, sedangkan kata kerja aru digunakan untuk benda atau orang yang berada di luar ruangan. Sebagai contoh, “hon ga arimasu” (ada buku di luar) dan “hon ga imasu” (ada buku di dalam).

3. Konjugasi Kata Kerja Bentuk Masu Minegai
Konjugasi kata kerja bentuk masu minegai

Latihan konjugasi kata kerja Jepang selanjutnya adalah konjugasi bentuk masu minegai. Konjugasi ini pada dasarnya sama seperti bentuk dasar konjugasi kata kerja, namun ada beberapa aturan tambahan yang perlu kamu pahami. Aturan tambahan tersebut meliputi penambahan huruf “i” pada kata kerja yang berakhiran dengan “e” seperti “taberu” (makan) menjadi “tabemasu” (saya makan), serta penambahan huruf “sh” pada kata kerja yang berakhiran dengan “su” seperti “hanasu” (berbicara) menjadi “hanashimasu” (saya berbicara).

4. Konjugasi Kata Kerja Bentuk Potensial
Konjugasi kata kerja bentuk potensial

Konjugasi kata kerja bentuk potensial digunakan untuk menyatakan kemampuan seseorang dalam melakukan suatu aktivitas. Misalnya, “tatsu” (berdiri) dapat dikonjugasikan menjadi “tachireru” (bisa berdiri), dan “taberu” (makan) menjadi “taberareru” (bisa makan). Perlu diingat bahwa untuk kata kerja yang berakhir dengan huruf “iru” dan “eru”, harus diganti dengan “rareru”.

5. Konjugasi Kata Kerja Bentuk Passif
Konjugasi kata kerja bentuk passif

Latihan konjugasi kata kerja Jepang terakhir adalah konjugasi bentuk passif. Konjugasi ini digunakan untuk menjelaskan bahwa suatu orang atau benda menjadi objek dalam suatu kalimat, tidak menjadi subjek. Contoh kata kerja yang dapat dikonjugasikan menjadi bentuk passif adalah “taberu” (makan) menjadi “taberareta” (dimakan), dan “kaku” (menulis) menjadi “kakareru” (ditulis). Untuk kata kerja yang berakhiran dengan huruf “su”, harus diganti dengan huruf “seru”.

Itulah beberapa latihan konjugasi kata kerja Jepang yang dapat kamu pelajari. Ingatlah bahwa pelajaran bahasa Jepang membutuhkan waktu dan kesabaran, karena konjugasi kata kerja Jepang memang tidak mudah. Namun jika kamu terus berlatih dan memperdalam pengetahuanmu tentang tata bahasa Jepang, pasti kamu akan bisa berbicara bahasa Jepang dengan lancar. Selamat belajar!

Iklan