Bahasa Jepang: Menantang dan Kebingungan


Bahasa Jepang: Menantang dan Kebingungan

Bahasa Jepang adalah bahasa yang menarik dan unik. Namun, belajar bahasa Jepang bisa menjadi menantang dan menguras pikiran. Selain itu, ada juga beberapa aspek bahasa Jepang yang sering menjadi kebingungan bagi para pelajar yang mempelajarinya. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

1. Tiga huruf alfabet dalam bahasa Jepang

Belajar bahasa Jepang adalah menantang karena mereka memiliki tiga jenis huruf alfabet yaitu Kanji, Hiragana dan Katakana. Kanji adalah simbol yang diambil dari bahasa Tiongkok yang digunakan untuk menulis kata-kata yang berasal dari bahasa Tiongkok. Sementara itu, Hiragana dan Katakana adalah huruf yang digunakan untuk menulis kata-kata asli Jepang. Hiragana digunakan untuk menulis kata-kata dasar, sementara Katakana digunakan untuk menulis kata-kata yang diambil dari bahasa asing.

Untuk belajar bahasa Jepang kita harus memahami ketiganya, apalagi dalam penulisan huruf Kanji yang sangat rumit, artinya satu huruf dapat memiliki banyak pengertian sehingga kita harus mempelajari dan mengingatnya satu per satu agar mudah menulis dan membacanya.

2. Polite language

Banyak orang akan sulit memahami bahasa Jepang karena bahasa Jepang memiliki beberapa bentuk kata-kata sopan yang harus digunakan tergantung dengan siapa Anda berbicara. Ada lebih dari 10 pola bahasa sopan yang harus kita pelajari dan gunakan sesuai situasi dan pangkat orang yang kita bicarakan.

Dalam bahasa Jepang, kata sapaan sangat penting dan harus digunakan tergantung pada situasi dan siapa yang Anda ajak bicara. Jika Anda memberi sapaan yang tidak tepat, maka bisa jadi Anda akan dianggap tidak sopan. Bahkan, ketika Anda meminta bantuan, Anda harus menggunakan kata-kata sopan agar orang yang Anda ajak bicara merasa dihargai.

3. Bunyi vokal yang membuat kebingungan

Bunyi vokal dalam bahasa Jepang adalah salah satu hal yang membuat kebingungan bagi banyak orang. Lidah dan gigi Anda harus bertumpang tindih untuk menghasilkan bunyi yang benar, seperti huruf “ri” dan “tsu” yang sulit diucapkan bagi orang asing.

Selain itu, vokal “u” pada beberapa kata dalam bahasa Jepang bisa tidak terdengar atau dihilangkan saat bicara sehingga Anda perlu berlatih agar dapat mengetahui kapan harus mengucapkannya dan kapan tidak.

4. Kosakata yang sulit diingat

Bahasa Jepang memiliki kosakata yang sangat banyak dan rumit. Tidak seperti bahasa Inggris yang memiliki satu kata untuk satu arti, dalam bahasa Jepang satu huruf bisa memiliki banyak makna dan penggunaan. Karena itu, orang yang belajar bahasa Jepang harus mempelajari setiap kata dan memahami makna dan penggunaannya.

5. Posisi subjek dan objek

Dalam bahasa Jepang, posisi kata subjek dan objek sangat berbeda dengan bahasa Indonesia. Dalam bahasa Jepang, kata subjek biasanya tidak perlu diucapkan karena dapat diambil dari keadaan, peran atau watak dari pembicaraan. Sedangkan kata objek biasanya diletakkan di awal kalimat sehingga agak sulit bagi orang Indonesia untuk memahaminya dengan cepat.

Kesimpulannya, belajar bahasa Jepang memang menantang dan menguras pikiran. Namun, jika Anda tekun dan serius dalam belajarnya, pasti akan dapat menguasai bahasa Jepang dengan baik. Pelajaran bahasa Jepang memang tidak mudah, tetapi bukan berarti tidak mungkin untuk bisa membuat kita lebih bisa mengapresiasi dan memahami budaya Jepang. Begitu banyak hal menarik yang bisa Anda temukan ketika belajar bahasa Jepang, baik itu dalam hal penulisan, percakapan, anime, film atau musik.

Aspek Tatabahasa Bahasa Jepang yang Sulit Dipahami


bahasa jepang aduh

Banyak orang yang menganggap bahwa bahasa Jepang sangat sulit dipelajari, terutama dalam hal tatabahasanya. Mereka mungkin merasa kesulitan dalam memahami aturan-aturan tata bahasa Jepang, dan bahkan sulit untuk membedakan antara kata-kata yang sepintas mirip tapi sebenarnya berbeda makna. Dalam artikel ini, kami akan membahas beberapa aspek dari tata bahasa bahasa Jepang yang paling sulit dipahami.

Keteraturan dalam Penggunaan Partikel


partikel jepang

Salah satu aspek tatabahasa bahasa Jepang yang paling sulit adalah penggunaan partikel. Partikel-partikel ini biasanya digunakan sebagai penanda fungsi dari suatu kata dalam kalimat. Namun, terkadang terdapat beberapa partikel yang memerlukan aturan khusus dalam penggunaannya.

Misalnya, partikel “wa” dan “ga” sering membingungkan bagi pelajar bahasa Jepang. Kedua partikel ini sama-sama berfungsi sebagai penanda subjek, namun penggunaannya memiliki aturan yang berbeda. Partikel “wa” digunakan untuk menonjolkan sesuatu yang didiskusikan dalam kalimat, sementara “ga” digunakan untuk menunjukkan identitas subjek dalam kalimat.

Contoh:
– Watashi wa sensei desu (Saya adalah seorang guru)
– Watashi ga sensei desu (Saya lah yang adalah seorang guru)


Untuk mempelajari penggunaan partikel-partikel ini, sebaiknya pelajari secara lebih mendalam untuk setiap partikel yang digunakan.

Pola Kalimat Majemuk


pola kalimat majemuk jepang

Secara umum, pola kalimat bahasa Jepang tidaklah sulit untuk dipahami. Namun, ketika datang pada pola kalimat majemuk, banyak orang yang merasa terkecoh dan bingung dengan pola kalimat yang sering dibuat terlalu rumit. Pada umumnya, pola kalimat majemuk ini terdiri dari lebih dari satu klausa atau kalimat yang digabungkan menjadi satu.

Contoh:
– Taro wa gakusei de, Hanako wa kaishain desu (Taro adalah seorang pelajar, sementara Hanako adalah seorang pegawai)
– Watashi wa gohan ga suki desu, demo tabemasen (Saya suka makan nasi, tapi tidak memakan sekarang)

Untuk menghindari kebingungan dalam belajar tata bahasa Jepang, sebaiknya pelajari pola kalimat majemuk secara perlahan dan berlatih membuat kalimat majemuk tersebut sendiri. Setelah dibiasakan, pasti akan lebih mudah untuk mempraktikannya.

Beragam Pengucapan dalam Bahasa Jepang


Beragam Pengucapan dalam Bahasa Jepang

Bahasa Jepang memiliki pengucapan yang sangat unik dan berbeda dari bahasa lainnya, bahkan diantara warga Jepang sendiri masih terdapat perbedaan dalam penguncapan kata-kata. Berikut beberapa pengucapan dalam bahasa Jepang yang dapat menjadi referensi bagi Anda yang ingin belajar bahasa Jepang.

1. Bunshin


Bunshin

Banyak orang Indonesia yang mengira bahwa bunshin dibaca “bun sin”. Padahal, jika ditinjau dari bahasa asli Jepang, bunshin seharusnya dibaca “bun shi n”. Kemungkinan besar karena Bahasa Jepang yang dituturkan oleh orang Indonesia cenderung membawa akhiran rangkap ketika mendapatkan huruf yang sama.

2. Bento


Bento

Bento adalah jenis makanan yang dapat dijumpai di Jepang. Biasanya berisi nasi, sayur-sayuran, dan daging atau ikan. Saat diucapkan, nama makanan ini harus ditekankan pada suku kata yang kedua, sehingga terdengar seperti “bentou” atau “bentoo” dalam bahasa Indonesia.

3. Atau/ou


Atau

Dalam penulisan bahasa Jepang, kata “atau” atau disebut dengan “ataikata” hanya berupa simbol. Namun, dalam pengucapannya, kata “atau” yang artinya meja (bahasa Indonesia) atau platform (bahasa Inggris) sangatlah mengikat aplikasi bunyi panjang dan pendek pada setiap ujung kata, sehingga menghasilkan bunyi “atoo” atau “atou”.
Seringkali di Jepang orang masih merasa bingung dalam menyebutkan “atau” apakah menggunakan bunyi yang lebih panjang “oo” atau menggunakan bunyi “ou”.

4. Karaoke


Karaoke

Karaoke merupakan sebuah hiburan yang sangat populer di Jepang, terutama di antara remaja. Saat mengucapkan kata ini sebaiknya dihindari penekanan pada kata “ka”, sehingga terdengar seperti “karaoke” atau “karaokee”. Pada pengucapan yang benar, penyebutan dari “ka” dan “ra” adalah sama, tanpa ada pengulangan atau penekanan yang berlebihan.

Dalam setiap bahasa pasti terdapat keunikan pengucapan, Namun uniknya, bahasa Jepang memiliki pengucapan yang sangat cukup berbeda dengan bahasa lainnya, di mana suara desis pada pengucapannya merupakan ciri khas pada setiap kata.

Reference: https://bacaterus.com/pengucapan-dalam-bahasa-jepang/

Tingkat Kehormatan dalam Berbicara dalam Bahasa Jepang


Tingkat Kehormatan dalam Berbicara dalam Bahasa Jepang

Bahasa Jepang sering kali menjadi topik yang menarik bagi banyak orang, khususnya bagi mereka yang tertarik dengan budaya Jepang. Dalam bahasa Jepang, terdapat tingkat kehormatan yang sangat penting untuk dipahami. Tingkat kehormatan dalam bahasa Jepang merupakan cara untuk menunjukkan rasa hormat dan kesopanan saat berbicara dengan orang lain terutama kepada orang yang lebih tua atau punya tingkat jabatan yang lebih tinggi. Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai tingkat kehormatan dalam berbicara dalam bahasa Jepang.

Di Jepang, terdapat tiga tingkatan kehormatan dalam bahasa Jepang, yaitu tingkatan rendah atau humbleness (謙譲語 – kenjougo), tingkatan netral (丁寧語 – teineigo), dan tingkatan tinggi atau keagungan (尊敬語 – sonkeigo). Sebagai contoh, penggunaan kata-kata yang kasar seperti “anata” atau “kimi” (sama dengan bahasa Indonesia “lu” atau “kau”) dianggap kurang sopan untuk menyapa seseorang, terutama seseorang yang lebih tua atau mempunyai kedudukan yang lebih tinggi.

Tingkat kehormatan rendah atau humble (謙譲語 – kenjougo) adalah bahasa Jepang yang digunakan untuk mengekspresikan ketundukan atau merendahkan diri sendiri di depan orang lain. Contohnya, ketika seorang karyawan berbicara dengan atasan, akan digunakan kata-kata yang merendahkan diri seperti “moushimasu” atau “itashimasu” agar menunjukkan rasa hormat dan kesopanan. Contoh lainnya bisa dilihat pada tindak-tutur maaf, di mana orang yang meminta maaf menggunakan bentuk bahasa kehormatan rendah.

Tingkat kehormatan netral (丁寧語 – teineigo) merupakan bahasa Jepang yang digunakan dalam situasi resmi atau formal seperti panggilan telepon ke perusahaan, petugas pelayanan umum, atau ketika melakukan wawancara kerja. Tingkat kehormatan netral digunakan untuk menunjukkan kesopanan kepada lawan bicara dan lebih umum digunakan daripada tingkat kehormatan rendah atau tinggi. Contoh kata-kata yang menjadi bagian dari bahasa kehormatan netral adalah “desu”, “masu”, dan “o-negai shimasu” dan masih banyak lagi.

Sedangkan tingkat kehormatan tinggi atau keagungan (尊敬語 – sonkeigo) digunakan saat berbicara dengan seseorang yang lebih tua atau mempunyai jabatan lebih tinggi. Tingkat kehormatan ini juga biasa digunakan dalam acara-acara resmi seperti seminar, konferensi, bahkan saat memberi ucapan selamat pada acara penting (pernikahan, kelahiran). Contoh dari kata-kata yang digunakan dalam tingkatan kehormatan tinggi adalah “o-kage sama de”, “o-tsuki sama desu”, dan banyak lagi lainnya.

Karena bahasa Jepang sangat erat kaitannya dengan budaya dan etika, sangat penting untuk memahami tingkat kehormatan dan memperhatikan penggunaannya pada saat berbicara dengan orang lain. Terutama untuk teman-teman yang baru belajar bahasa Jepang, jangan khawatir terlalu banyak jika memulainya dari tingkat kehormatan netral. Mulailah beradaptasi dengan lingkungan dan percaya pada intuisi. Jangan lupa berlatih terus menerus agar bisa berbicara dengan lebih baik dan nyaman dengan tingkat kehormatan yang sesuai.

Dalam kesimpulannya, tingkat kehormatan dalam bahasa jepang memang sangat penting untuk dipelajari mengingat banyak budaya yang berbeda di dunia dan Jepang menjadi salah satu negara yang sangat menjunjung tinggi tingkat kehormatan serta sopan santun dalam kehidupan bermasyarakatnya. Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk memahami tingkat kehormatan dalam berbahasa Jepang menjadi nilai tambah saat melakukan percakapan dengan teman asal Jepang atau pun peluang karier untuk bekerja di perusahaan Jepang.

Strategi untuk Memahami dan Menguasai Bahasa Jepang


bahasa jepangnya aduh

Bahasa Jepang memang terkenal sulit dalam hal mempelajarinya. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi yang tepat untuk dapat memahami dan menguasai bahasa Jepang dengan baik. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat membantu dalam mempelajari bahasa Jepang secara efektif dan menyenangkan.

Pelajari Kanji Secara Bertahap

kanji

Kanji merupakan salah satu huruf kuno Jepang yang cukup sulit untuk dipelajari. Jumlah karakter kanji sendiri mencapai ribuan. Oleh karena itu, sebaiknya mempelajari kanji satu per satu secara bertahap. Mulailah dengan kanji yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari.

Tonton Film atau Drama Jepang

drama jepang

Menonton film atau drama Jepang dapat membantu meningkatkan pemahaman terhadap bahasa Jepang. Dalam film atau drama, banyak sekali ungkapan atau kata-kata yang tidak diajarkan dalam kelas, sehingga dapat membantu dalam memperluas kosa kata dan memahami bentuk-bentuk kalimat yang lebih beragam.

Aktif Berbicara dalam Bahasa Jepang

speak japanese

Berbicara dalam bahasa Jepang secara aktif sangat membantu dalam memperkuat kemampuan berbahasa Jepang. Jangan takut untuk berbicara bahasa Jepang meskipun masih banyak kesalahan dalam pengucapannya. Semakin sering dan banyak berbicara dalam bahasa Jepang, maka semakin cepat pula dalam menguasainya.

Membaca Buku atau Artikel dalam Bahasa Jepang

read japanese

Membaca buku atau artikel dalam bahasa Jepang dapat membantu memperbaiki pemahaman terhadap tata bahasa dan kosa kata. Pilihlah buku atau artikel yang sesuai dengan minat atau topik yang disukai sehingga tidak merasa bosan atau sulit untuk dipahami.

Gabung Dalam Kelas Bahasa Jepang atau Komunitas Belajar Bahasa Jepang

komunitas belajar bahasa jepang

Gabung dalam kelas bahasa Jepang atau komunitas belajar bahasa Jepang dapat membantu dalam memperbaiki kemampuan berbahasa Jepang. Di sana terdapat guru atau teman sejawat yang juga berminat untuk belajar bahasa Jepang sehingga dapat menyemangati dan saling membantu dalam mempelajarinya.

Iklan