Pengenalan Kata-kata dalam Keluarga


Keluarga Indonesia

Indonesia adalah salah satu negara di Asia Tenggara yang memiliki banyak keanekaragaman budaya. Salah satu kebudayaan yang masih dilestarikan hingga saat ini adalah kebiasaan menerapkan kosa kata dalam keluarga. Dalam keluarga, kosa kata yang dipakai saling menunjukkan status dan memberikan identitas.

Indonesia terdiri dari banyak suku bangsa dan setiap suku bangsa memiliki bahasa dan kosa kata yang berbeda-beda. Namun, ada beberapa kata yang umum digunakan di seluruh Indonesia.

Berikut adalah daftar kata-kata dalam keluarga yang biasa digunakan di Indonesia:

  • Ayah / Papa / Bapak – adalah panggilan untuk ayah dalam keluarga
  • Ibu / Mama / Emak – adalah panggilan untuk ibu dalam keluarga
  • Kakak – adalah panggilan untuk kakak yang lebih tua/ kandung / tiri / angkat
  • Adik – adalah panggilan untuk adik kandung / tiri / angkat
  • Kakek – adalah panggilan untuk kakek dari ayah atau ibu
  • Nenek – adalah panggilan untuk nenek dari ayah atau ibu
  • Cucu – adalah panggilan untuk cucu / anak dari anak
  • Paman – adalah panggilan untuk saudara laki-laki dari ayah atau ibu
  • Bibi – adalah panggilan untuk saudara perempuan dari ayah atau ibu
  • Saudara – adalah panggilan untuk kakak atau adik
  • Menantu – adalah istri atau suami dari anak
  • Mertua – adalah orang tua dari suami atau istri
  • Keponakan – adik dari anak atau sepupu dari anak
  • Pacar – adalah istilah untuk tunangan atau pasangan di masa depan
  • Suami – adalah istilah untuk pasangan laki-laki
  • Istri – adalah istilah untuk pasangan perempuan
  • Anak – adalah panggilan untuk anak dalam keluarga

Panggilan dalam keluarga ini diberikan sesuai dengan jenis kelamin, umur, dan kedudukan dalam keluarga. Panggilan ini dianggap sangat penting oleh masyarakat Indonesia, terutama oleh orang tua yang mengajarkan anak-anak mereka untuk memahami dan menggunakan panggilan yang tepat dalam keluarga.

Dalam penggunaan kata-kata di atas, terdapat beberapa variasi tergantung pada daerah atau suku bangsa yang menggunakannya, sehingga masing-masing memiliki cara panggilan dan kosa kata yang berbeda-beda.

Pada waktu tertentu, terdapat sebuah upacara adat atau kebiasaan dalam keluarga Indonesia yang disebut dengan “Gotong Royong”. Gotong royong berarti gotong atau bersatu untuk melakukan sesuatu. Biasanya kegiatan ini terjadi dalam hubungan keluarga besar, dalam gotong royong ini anak, orang tua, kakek-nenek, paman, dan bibi akan bekerja bersama-sama membersihkan rumah, menumbuk padi, atau melakukan kegiatan lainnya.

Melalui gotong royong, keluarga Indonesia belajar tentang solidaritas, kebersamaan, kemauan untuk membantu dan saling bekerja sama dengan disiplin. Gotong royong pada satu sisi mengajarkan rasa kekeluargaan serta kearifan lokal, sementara pada sisi lain, melatih kedisiplinan dan tanggung jawab moral dalam berbakti terhadap orang-orang yang tercinta.

Jadi, dari subtopik ini kita bisa menyimpulkan bahwa penggunaan kosa kata dalam keluarga Indonesia sangat penting dan dianggap sebagai salah satu nilai yang harus di jaga dalam budaya Indonesia.

Hubungan Keluarga dalam Bahasa Jepang


Hubungan Keluarga dalam Bahasa Jepang

Keluarga memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia dan Jepang. Meskipun budaya kedua negara berbeda, namun keduanya memiliki kesamaan dalam menempatkan keluarga sebagai lingkungan utama bagi individu. Tak heran jika keduanya memiliki kosa kata keluarga yang cukup banyak dan kompleks. Bagi masyarakat Indonesia yang tinggal di Jepang atau bahkan untuk memperdalam studi pelajaran bahasa Jepang, penting untuk memahami kosa kata keluarga dan hubungan mereka dalam bahasa Jepang. Berikut merupakan beberapa istilah dan frasa yang perlu diketahui:

Keluarga Langsung dan Tidak Langsung

Istilah penting pertama adalah 家族 (kazoku) untuk keluarga langsung dan 親戚 (shinseki) untuk keluarga tidak langsung. Keluarga langsung bisa terdiri dari orang tua, anak, dan saudara kandung sedangkan keluarga tidak langsung terdiri dari saudara sepupu dan paman serta bibi. Istilah ini penting untuk dipahami karena terkadang penggunaan bahasa bergantung pada siapa yang sedang diacu.

Penyebutan Nama dalam Keluarga

Cara penyebutan nama dalam keluarga Jepang juga memiliki etiket yang perlu diperhatikan. Dalam keluarga, anak yang lebih tua biasanya dipanggil dengan nama panjang, sementara adik dipanggil dengan nama pendek. Saat berbicara dengan orang tua, anak akan memanggilnya “oya-san” atau “tou-san” untuk ayah dan “kaa-san” atau “haha-san” untuk ibu. Orang tua terkadang juga memanggil anak-anak mereka dengan nama panggilan yang unik.

Adik Laki-Laki dan Perempuan

Untuk adik laki-laki, istilah “otouto” dapat digunakan untuk memanggil secara umum. Sementara untuk adik perempuan, “imouto” dapat digunakan. Bagi mereka yang memiliki adik laki-laki atau perempuan tertentu, ada penggunaan istilah khusus seperti “aniki” atau “onee-chan” untuk abang atau kakak tertua, dan “otouto” atau “imouto” untuk adik yang lebih muda.

Keponakan

Keponakan dalam keluarga di Jepang biasanya diacu dengan “oi” atau “mei” tergantung pada jenis kelamin dan umur. “Oi” digunakan untuk keponakan laki-laki yang lebih tua, sementara “mei” digunakan untuk keponakan perempuan yang lebih muda.

Mertua dan Menantu

Istilah untuk mertua dan menantu cukup banyak dan kompleks dalam bahasa Jepang. Ada istilah secara langsung seperti 義父 (gifu) untuk mertua laki-laki dan 義母 (gibo) untuk mertua perempuan. Sementara untuk istilah secara tidak langsung seperti “taiken” atau “nyoubou” untuk menantu laki-laki dan “musume-yome” untuk menantu perempuan.

Hubungan Keluarga yang Berjarak

Untuk keluarga jauh seperti sepupu, pamannya, atau bibi, istilah “itoko” dapat digunakan untuk merujuk secara umum. Namun, untuk orang yang bertalian dekat, seperti sepupu seorang ibu, atau sepupu dari pihak ayah, terdapat istilah yang berbeda yang dipakai yaitu “so-bou” dan “so-ko” .

Itulah beberapa kata atau frasa bahasa Jepang tentang keluarga yang paling penting dan umum digunakan di Jepang. Dalam budaya Jepang khususnya, memiliki etiket dan etika yang berbeda dalam mengucapkan kata-kata kerabat. Oleh karena itu, saat berbicara menggunakan bahasa Jepang, sangat penting untuk memahami dan menggunakan kosakata keluarga yang benar untuk menciptakan hubungan yang baik dan sopan.

Keakraban dalam Keluarga: Kata-kata Seru dalam Bahasa Jepang


Dalam keluarga, kita biasanya memanggil anggota keluarga dengan berbagai sebutan yang merujuk pada posisi atau instansi. Namun, terkadang kita ingin menambahkan keakraban saat memanggil mereka. Banyak referensi budaya yang memberikan kosakata untuk memanggil orang terdekat lebih mesra. Tidak terkecuali dalam bahasa Jepang, sebuah budaya yang menganut hierarki yang kuat namun yakni dengan adanya beberapa kosakata yang mempererat keakraban antar keluarga.

Adakah sebutan yang dapat menambah keakraban dalam keluarga dengan bahasa Jepang? Ada! Berikut beberapa kata seru yang digunakan di dalam keluarga, antara lain:

Anata

Sebelum lebih jauh, kami ingin mengemukakan bahwa kata seru ini digunakan oleh istri untuk memanggil suaminya. Anata berarti “anda” atau “kamu” dalam Bahasa Jepang. Dalam keluarga, biasanya terdapat sebutan yang digunakan antar pasangan suami istri. Anata digunakan sebagai pengganti nama suami atau istri, saat berbicara kepada pasangannya. Terdengar sederhana, namun penggunaan anata menunjukkan adanya ketulusan dalam hubungan kasih sayang suami istri.

Papa & Mama

Dalam kamus bahasa Jepang, kata “papa” dan “mama” sama dengan dalam bahasa Indonesia. Namun, di Jepang, “papa” dan “mama” bukan hanya digunakan oleh anak-anak untuk memanggil orang tuanya, sebutan ini sering dipakai bahkan dalam acara-acara formal, atau dalam percakapan antar teman masa kecil. Jadi, tidak hanya menambah keakraban antara orang tua dan anak, tapi juga memperkuat tali persaudaraan antar teman.

Ojiisan & Obasan

“Ojiisan” berarti kakek dalam bahasa Jepang, sedangkan “Obasan” berarti bibi atau nenek. Bukan hanya sebatas panggilan keluarga, panggilan ini juga digunakan untuk menghormati orang tua yang lebih tua daripada sebutan “oyaji” dan “kachan”. Meskipun terlihat vintage, biasanya, panggilan ojisan dan obasan sering terdengar dalam keluarga yang masih memegang tradisi.

Oniisan & Oneesan

Meneruskan seputar tradisi keluarga, Oniisan dan Oneesan digunakan untuk memanggil kakak laki-laki dan kakak perempuan. Destinasi hubungan dengan kakak pun sangat berbau keakraban karena panggilan ini juga sering dipakai dalam percakapan anak muda. Terlihat sederhana, namun orang Jepang memegang etika hubungan yang sangat kuat, sehingga panggilan ojiisan dan obasan memperlihatkan nilai kekeluargaan yang kuat.

Selain sebutan di atas, masih banyak lagi kosakata kekeluargaan bahasa Jepang yang bisa dipelajari. Dari yang biasa-biasa saja hingga panggilan yang sangat kuno. Namun, satu sama lain selalu dirancang dan digunakan untuk mempertahankan nilai kekeluargaan yang kuat. Dalam menjalankan sebuah tradisi keluarga, tidak ada kata terlambat untuk mempelajarinya, bukan?

Ungkapan dalam Keluarga Jepang yang Perlu Anda Ketahui


Ungkapan keluarga jepang

Adat dan kebiasaan dalam keluarga Jepang juga terkenal unik dan khas, termasuk dalam penggunaan bahasa di dalamnya. Sebagai tamu atau malah baru tinggal di negeri sakura, tentu sudah seharusnya mengetahui beragam ungkapan di dalam keluarga Jepang yang wajib dipahami.

1. Itadakimasu dan Gochisousama Deshita


Itadakimasu

Itadakimasu adalah ungkapan yang biasa diucapkan oleh seluruh anggota keluarga Jepang ketika akan memulai makan bersama. Itadakimasu berasal dari kata ‘itadaku’ yang memiliki arti menghormati, mengucapkan terima kasih atau menyerahkan kepemilikan dari pengucap kepada orang lain. Pemakaian itadakimasu di dalam keluarga Jepang berfungsi untuk menghormati dan menunjukkan rasa terima kasih terhadap orang yang telah menyiapkan makanan

Selain itadakimasu, ungkapan Gochisousama Deshita juga tak kalah pentingnya. Setelah selesai makan, seluruh anggota keluarga Jepang juga wajib mengucapkan gochisousama deshita (terima kasih atas makanannya). Hal ini merupakan salah satu bagian dari budaya sopan santun yang kental di dalam masyarakat Jepang.

2. Okaeri dan Tadaima


okaeri aimashita

Di dalam keluarga Jepang, ketika anggota keluarga yang lain pulang ke rumah, dapat diucapkan okaeri (selamat pulang). Sedangkan, ketika kita pulang ke dalam keluarga Jepang, ungkapan tadaima (aku sudah pulang) yang paling sering dipakai. Yang menarik, setelah kedua ungkapan tersebut terucapkan, biasanya akan diikuti ucapan Itadakimasu bila waktu bertemu dengan keluarga disaat jam makan siang atau makan malam. Hal ini, lagi-lagi menunjukkan nilai sopan santun dan kebersamaan yang sangat kental dalam budaya Jepang.

3. Omedetou dan Gambatte


Omedetou

Sebagai negara yang sangat menghargai waktu dan produktivitas, tak mengherankan jika masyarakat Jepang memahami pentingnya dukungan dan motivasi di dalam keluarga. Ketika seseorang anggota keluarga meraih kesuksesan atau merayakan hari spesial, ungkapan Omedetou (selamat) akan sangat sering kamu mendengar. Selain itu, kebiasaan dekatan yakni dukungan atau motivasi juga menjadi penting dalam keluarga Jepang. Ungkapan yang biasanya digunakan untuk inipun adalah gambatte. Diharapkan dengan pasangan atau keluargapun dapat saling mendukung dan memotivasi agar cita-cita tercapai .

4. Sayonara dan Dewa Mata


Sayonara

Sayonara merupakan kata dalam bahasa Jepang yang digunakan ketika seseorang meminta ijin untuk pergi dengan serius. Ketika anggota keluarga yang lain ingin pergi dan tak akan segera kembali ke rumah, kata sayonara pun dapat diucapkan. Kendati demikian, sayonara terkadang dipandang sebagai ungkapan yang terkesan formal atau rada jauh, ada ungkapan informal seperti dewa mata (sampai jumpa lagi) yang dapat kita gunakan ketika berpisah dengan keluarga Jepang.

Begitulah beberapa ungkapan dalam keluarga Jepang yang wajib kamu ketahui. Diharapkan bisa membantu kamu mengenal adat dan kebiasaan masyarakat Jepang yang tentu sangat berbeda dengan budaya kita di Indonesia.

Menjalin Hubungan dalam Keluarga: Bentuk Kata dalam Bahasa Jepang


Japanese family words

Keluarga merupakan bagian yang amat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia dan Jepang. Kita dapat mengetes apakah tata hubungan antar keluarga di Indonesia dan Jepang terdapat perbedaan atau tidak dengan mempelajari bahasa mereka. Bagaimana bentuk kata-kata yang sebagai penunjuk hubungan yang kuat dalam keluarga? Berikut ini adalah beberapa kata-kata dalam Bahasa Jepang yang mengindikasikan hubungan dalam keluarga.

1. Oya (親) – Orang Tua


japanese words for mother

“Oya” adalah kata yang umum digunakan untuk menyebut orang tua. Di Jepang, setiap menikah, seseorang harus meninggalkan keluarga mereka dan mencari suaminya/sendiri, dan ini membuat peran keluarga sangat penting bagi orang Jepang. karena itu, tidak mengherankan jika kata seperti “oya” sangat umum digunakan di Jepang untuk menyebut orang tua mereka.

2. Chichi, Otoosan (父, お父さん) – Ayah


Japanese words for father

Di Jepang, menghormati dan meresapi peran ayah sebagai kepala keluarga adalah hal yang amat penting. Oleh karena itu, tidak popular jika setiap anggota keluarga dipanggil dengan sebutan “papa”.

3. Haha, Okaasan (母, お母さん) – Ibu


Japanese words for mother

“Haha” dan “okaasan” adalah kata-kata yang umum digunakan di Jepang untuk menyebut kata “ibu”. Meskipun sebenarnya dua kata itu memiliki arti yang sama, banyak orang Jepang memutuskan untuk menggunakan “okaasan”, karena mereka lebih merasa nyaman dengan kata tersebut.

4. Nii-chan (兄ちゃん) – Kakak Laki-Laki


Japanese words for brother

“Nii-chan” adalah sebutan untuk kakak laki-laki dalam Bahasa Jepang. Meskipun, sebutan ini tercenderung kurang resmi, orang Jepang menggunakannya pada saat ingin mengacu pada kakak laki-laki mereka, baik untuk mengungkapkan kasih sayang maupun penghargaan.

5. Shimai (姉妹) – Kakak Perempuan


Japanese words for sister

“Shimai” adalah bentuk kata-kata yang digunakan untuk menyebut kakak perempuan. Selain itu, “ane” dan “onee-chan” adalah kata yang biasa digunakan untuk kata “kakak”, namun kedua kata tersebut memiliki nuansa yang berbeda. “Ane” sering digunakan untuk kakak perempuan yang lebih tua, sementara “onee-chan” ditujukan pada kakak perempuan yang lebih muda.

Jadi, demikianlah beberapa bentuk kata Bahasa Jepang yang mengindikasikan hubungan dalam keluarga. Kita dapat mengetes beberapa kata dalam Bahasa Jepang tersebut untuk membangun tata hubungan dalam keluarga.

Iklan