Pengertian Dasar Arti Desu


Arti Desu

Arti Desu adalah kata-kata yang sering digunakan dalam bahasa Jepang untuk mengakhiri kalimat. Frasa ini sebenarnya berarti “ini” atau “itu” dalam bahasa Inggris. Orang Jepang menggunakan kata-kata ini untuk memperjelas atau mengonfirmasi pernyataan, seperti mengatakan “Ya, ini benar” atau “Tidak, itu salah”. Dalam bahasa Indonesia, arti desu memiliki makna yang sama dengan arti “itu” atau “ya”. Biasanya, ketika kita sedang mengkonfirmasi suatu pernyataan, kita dapat mengatakan “Ya, benar itu” atau “Tidak, salah itu”. Dalam bahasa Jepang, mereka akan mengatakan “Un, sou desu” atau “Iie, chigau desu”.

Meskipun arti desu sangat sederhana, penggunaannya sangat penting dalam bahasa Jepang. Ketika kita berbicara atau menulis dalam bahasa Jepang, kita perlu menambahkan arti desu pada akhir kalimat untuk menunjukkan kesopanan dan tingkat penghormatan kepada pendengar atau pembaca. Namun, terkadang penggunaan tidak tepat bisa menyebabkan ketidaknyamanan bagi pendengar atau pembaca.

Selain itu, arti desu juga dapat digunakan untuk mengekspresikan emosi atau perasaan dalam bahasa Jepang. Ketika seseorang terkejut atau terkesan dengan sesuatu, mereka sering menggunakan ungkapan “sou desu ne” atau “sou desu ka”, yang berarti “benar benar” atau “sungguh sungguh”. Selain itu, ketika seseorang merasa terharu atau tersentuh, mereka bisa menggunakan ungkapan “arigatou desu” atau “makasih ya”, yang berarti “terima kasih” atau “terima kasih banyak”.

Namun, tidak hanya dalam bahasa Jepang arti desu digunakan. Terkadang kita bisa menemukan ungkapan “desu ne” atau “desu ka” dalam bahasa Indonesia. Salah satu contoh adalah ketika seseorang sedang menyampaikan suatu informasi kepada orang lain, namun tidak yakin apakah informasi tersebut diketahui oleh orang tersebut atau tidak. Dalam situasi seperti itu, orang Indonesia sering menggunakan ungkapan “itu kan” atau “apakah begitu” yang berarti “ya memang benar begitu kan” atau “benar begitu ya”.

Dalam kesimpulannya, arti desu adalah kata-kata yang sering digunakan dalam bahasa Jepang untuk mengakhiri kalimat dan dapat memiliki fungsi yang sangat penting dalam komunikasi sehari-hari. Terlepas dari itu, arti desu juga bisa ditemukan dalam bahasa Indonesia dalam bentuk ungkapan dan masih banyak lagi. Kita hanya perlu menggali lebih dalam untuk menemukan makna dan fungsinya dalam bahasa yang kita pelajari.

Asal Mula Penggunaan Desu di Bahasa Jepang


Asal Mula Penggunaan Desu di Bahasa Jepang

Bahasa Jepang adalah bahasa yang sangat menarik karena memiliki banyak penggunaan kata-kata yang unik dan menarik. Salah satu kata yang sering digunakan adalah “desu”. Anda pasti sering mendengar atau membaca kata ini di anime atau manga.. Namun, apakah Anda tahu dari mana asal mula penggunaan kata “desu” dalam bahasa Jepang?

Seperti halnya bahasa Indonesia, bahasa Jepang juga memiliki tata bahasa standar. Kata “desu” termasuk kata kerja yang sangat umum digunakan dalam bahasa Jepang. Kata “desu” memiliki arti “adalah” atau “merupakan” dalam bahasa Indonesia. Penggunaan kata ini menjadi sangat penting karena dapat menandakan kesopanan dan hormat dalam suatu percakapan.

Asal mula penggunaan kata “desu” sebenarnya berasal dari dunia militer Jepang. Pada masa itu, “desu” dianggap sebagai kata yang lebih sopan daripada kata kerja yang lain seperti “da” atau “des”. Oleh karena itu, kata “desu” menjadi lebih diterima dan sekarang digunakan dalam situasi formal dan informal dalam bahasa Jepang.

Ada beberapa aturan penggunaan kata “desu” di bahasa Jepang. Pertama-tama, kata “desu” digunakan untuk mengakhiri kalimat formal. Contohnya, “watashi wa ongaku ga suki desu” (saya suka musik). Penggunaan kata “desu” dalam kalimat ini menunjukkan bahwa pembicara adalah orang yang sopan dan hormat.

Kedua, kata “desu” sering digunakan dalam bentuk pertanyaan. Contohnya, “anata wa nihongo ga hanasemasu ka?” (Apakah Anda bisa berbicara bahasa Jepang?) atau “sore wa nan desu ka?” (Apa itu?). Kata “desu” dalam kedua contoh ini menandakan pertanyaan yang sopan dan ramah.

Selain fungsi-fungsinya dalam kalimat, penggunaan “desu” juga bisa menunjukkan perbedaan gender bahasa Jepang. Pada dasarnya, “desu” bisa digunakan oleh laki-laki ataupun perempuan. Tetapi, dalam kebanyakan kasus perempuan biasanya menggantikan kata “desu” dengan kata “desu wa” untuk menunjukkan kesopanan dan kelembutan.

Pada intinya, “desu” adalah kata yang penting dalam bahasa Jepang. Kata ini digunakan dalam banyak situasi dan memberikan nuansa sopan serta ramah dalam percakapan. Seiring dengan perkembangan zaman, penggunaan kata “desu” kini lebih fleksibel. Banyak anak muda Jepang kini menggunakannya dalam bahasa casual sebagai ungkapan biasa dalam percakapan sehari-hari.

Contoh Penggunaan Kata Desu dalam Bahasa Sehari-hari


kata desu dalam bahasa indonesia

Dalam bahasa Jepang, Desu adalah kata kerja yang digunakan untuk menunjukkan keberadaan atau adanya sesuatu. Namun, dalam bahasa Indonesia, kata ini digunakan dengan konotasi yang berbeda. Sebagai contoh, kata “Arti Desu” digunakan untuk menyatakan sebuah kalimat yang memiliki arti yang sama dengan “Ini adalah”. Kata ini seringkali diucapkan oleh para penggemar anime atau manga Jepang, yang sudah terbiasa dengan penggunaan kata “Desu” sehari-hari.

Contoh penggunaan kata “Desu” dalam bahasa sehari-hari adalah:

1. Ini adalah bukuku.

Dalam bahasa Jepang, kalimat tersebut akan diucapkan sebagai “Kore wa watashi no hon desu”. Penggunaan kata “Desu” sebagai pelengkap kalimat ini menunjukkan bahwa yang dipegang adalah bukunya sendiri dan bukan bukunya orang lain.

2. Kamu lucu, desu.

Ungkapan ini sering kali digunakan untuk menyatakan bahwa seseorang itu lucu dengan nada humoris. Tao penggunaan kata “Desu” disini hanyalah untuk melegitimasi atau menguatkan kalimat tersebut. Kalimat ini seringkali diucapkan dengan keterampilan berbahasa yang baik.

3. Hari ini cuacanya sangat panas, desu.

art-desu

Kalimat ini juga sering diucapkan oleh orang Indonesia, terutama pada saat-saat yang mengharuskan seseorang mengutarakan keadaan yang sedang terjadi. Dengan kata lain, kata “Desu” digunakan dengan sangat sering dan sangat umum digunakan sebagai pelengkap kalimat untuk memperkuat amanat yang diungkapkan oleh pembicara atau penulis. Ini menjadikan kata “Desu” sangat umum dan kita seringkali mendengarnya di kalangan remaja Jepang yang menggunakan kata itu dalam berbicara sehari-hari.

4. Terima kasih, desu.

Ungkapan ini sering diucapkan sebagai bentuk rasa terima kasih dari seseorang yang menerima sesuatu dari orang lain. Sekali lagi, kata “Desu” digunakan sebagai pelengkap kalimat, dan bukan sebagai elemen penting dari kalimat itu sendiri.

5. Saya tidak tahu, desu.

Kalimat ini sering diucapkan ketika seseorang tidak tahu suatu hal dan ingin mengatakannya dengan sopan. Kata “Desu” digunakan untuk menutup kalimat itu dan memberikan kesan sopan dalam berbicara. Ungkapan ini sering diucapkan oleh orang Jepang ketika bertemu dengan orang yang lebih tua dari mereka dan ingin menunjukkan rasa sopan atau hormat.

Dalam kesimpulan, kata “Desu” digunakan dengan berbagai cara dalam bahasa sehari-hari dan bahasa resmi dalam bahasa Jepang. Dalam konteks bahasa Indonesia yang lebih informal, kata “Desu” digunakan sebagai pelengkap kalimat untuk memberikan imbuhan dari kebenaran atau kepastian dalam pembicaraan atau penulisan. Di kalangan penggemar anime dan manga, kata ini sering digunakan sebagai bentuk penghormatan dan rasa kecintaan terhadap budaya Jepang. Kata “Desu” menjadi bagian penting dari komunikasi sehari-hari dan diterjemahkan oleh beberapa kata dalam bahasa Indonesia, seperti “adalah”, “itu”, atau “ini”.

Perbedaan Arti Desu dan Da dalam Bahasa Jepang


desu dan da

Bahasa Jepang memang tidak mudah dipelajari, sudah pasti. Namun salah satu kata paling dasar yang harus dipahami adalah “desu” dan “da”. Kedua kata ini sering digunakan dalam percakapan sehari-hari di Jepang dan keduanya adalah bentuk dari kata kerja “to be” dalam bahasa Jepang. Namun, meski sama-sama berfungsi sebagai kata kerja, kedua kata ini memiliki perbedaan dalam penggunaannya.

“Desu” biasanya digunakan pada situasi yang lebih formal. Kata ini menunjukkan keadaan yang sedang berlangsung pada saat ini, seperti memperkenalkan diri atau menyatakan harga yang dibayar. Kata ini juga digunakan untuk menunjukkan kesopan santunan dalam percakapan, meskipun bukanlah wajib untuk dipakai. Contoh penggunaan yang paling umum dari “desu” adalah ketika memperkenalkan diri dengan mengucapkan “Watashi wa John desu” (Saya adalah John).

Sementara itu, “da” lebih sering digunakan dalam situasi yang lebih santai. Kata ini sering dipakai dalam percakapan sehari-hari, seperti mengomentari hal-hal di sekitar kita. Kata ini juga lebih umum digunakan dalam bahasa lisan dan cenderung digunakan dalam percakapan informal. Misalnya ketika kita berkata, “Kore wa oishii da” (Ini enak banget).

Selain itu, penggunaan “da” juga bisa menunjukkan pengakuan atau penegasan. Misalnya, dalam situasi di mana seseorang menanyakan apakah kita benar-benar tahu sesuatu, kita bisa menjawab dengan “Hai, wakatta da” (Ya, saya tahu).

Perlu diingat, dalam semua situasi, penggunaan “desu” dan “da” sangatlah bergantung pada konteks dan cara berbicara orang Jepang. Karenanya, perlu melihat situasi apa yang sedang terjadi dalam sebuah percakapan agar kita dapat memilih kata yang tepat untuk digunakan.

Berdasarkan perbedaan di atas, dapat disimpulkan bahwa “desu” biasanya digunakan dalam situasi yang lebih resmi dan formal, sementara “da” lebih sering digunakan dalam percakapan sehari-hari yang lebih santai. Namun, keduanya sama-sama penting dan harus dipahami dengan baik jika ingin berbicara dalam bahasa Jepang dengan benar.

Teknik Pemilihan Kata Desu yang Tepat dalam Berbahasa Jepang


Arti Desu

Bahasa Jepang memiliki banyak pilihan kata dasar yang bisa digunakan dalam percakapan sehari-hari. Pemilihan kata yang tepat akan menambah kejelasan dan kemudahan dalam menyampaikan pesanmu di depan lawan bicaramu. Salah satu kata dasar dalam bahasa Jepang yang sering dipakai dalam percakapan sehari-hari adalah kata “desu”. Bahkan, kata “desu” merupakan kata yang paling sering dipakai dalam kalimat bahasa Jepang sehari-hari. Oleh karena itu, pemilihan kata “desu” yang tepat sangat penting untuk dipelajari oleh para penutur bahasa Jepang. Berikut adalah beberapa teknik pemilihan kata “desu” yang tepat dalam berbahasa Jepang.

Sikap Tidak Resmi
Untuk membuat percakapan lebih santai, kamu dapat menggunakan kata “desu” dalam bentuk tidak formal. Dalam bahasa Jepang, kata desu dengan bentuk tidak resmi disebut sebagai “da”. Dalam penggunaannya, kata “da” lebih cocok digunakan dalam situasi yang tidak terlalu formal seperti antara teman sebaya. Contohnya ketika kamu berbicara dengan temanmu, kamu bisa menggunakan frase “jaa, matane da” (ya, sampai jumpa) sebagai penutup percakapan yang tidak resmi.

Kesopanan dalam Percakapan Formal
Dalam percakapan yang formal, kata “desu” akan memberikan kesan sopan dan menghargai lawan bicara. Kata “desu” merupakan bahasa sopan yang cocok digunakan dalam percakapan resmi, seperti antara atasan dan bawahan atau dalam pertemuan bisnis. Contohnya, ketika kamu memperkenalkan diri, kamu bisa menggunakan kalimat “watashi wa Hanako desu” yang artinya “saya Hanako” sebagai ucapan pembuka.

Kesesuaian Waktu
Dalam berbahasa Jepang, pemilihan kata “desu” yang tepat juga tergantung pada kesesuaian waktu. Ketika kamu berbicara di malam hari atau di tempat yang relatif gelap, kamu dapat menggunakan kata “desu” dengan bentuk yang lebih panjang menjadi “deshou”, artinya “mungkin” atau “dapat diperkirakan”. Contohnya, kamu bisa menggunakan frase “kore wa ii deshou” yang artinya “ini mungkin baik-baik saja”. Penggunaan kata “deshou” memang lebih sesuai di kondisi yang agak gelap dan kurang jelas.

Penekanan Bahasa Jepang
Dalam bahasa Jepang, penekanan dan irama dalam kalimat sangat penting untuk menunjukkan arti dari sebuah frasa. Dalam kasus penggunaan kata “desu”, penekanan pada kata ini sangat membantu dalam menjelaskan pesan yang ingin kamu sampaikan. Umumnya, penekanan pada kata “desu” lebih sering dipakai pada kalimat tanya. Contohnya, ketika kamu bertanya kepada temanmu “kore wa watashi no hon desu ka?” yang artinya “apakah ini bukuku?” penekanan pada kata “desu” yang diucapkan pelan akan menunjukkan kepastian dari sebuah pertanyaan.

Penggunaan dalam Kalimat Negatif
Pemilihan kata “desu” yang tepat juga akan mempengaruhi arti dari kalimat yang ingin kamu sampaikan. Dalam kalimat negatif, kata “desu” diganti dengan kata “ja nai”. Contohnya ketika seseorang bertanya “anata wa Nihonjin desu ka?” yang artinya “apakah kamu orang Jepang?” kamu bisa menjawab dengan kalimat negatif “ie, watashi wa Nihonjin ja nai” yang artinya “tidak, saya bukan orang Jepang”.

Arti Desu

Iklan