Panjang Umur dalam Bahasa Jepang


umur panjang jepang

Di Jepang, umur sangatlah penting, karena ada banyak hal-hal yang hanya dapat dilakukan setelah mencapai usia tertentu. Selain itu, di Jepang, orang-orang sangat menghargai usia panjang atau umur panjang. Ada banyak cara untuk menyatakan umur dalam bahasa Jepang, dan pada kesempatan kali ini, kami akan membahas cara-cara tersebut.

Pertama, ada cara yang paling sederhana untuk menyatakan umur, yaitu dengan menggunakan kata “sai”. Kata ini berarti “tahun”, dan biasanya diletakkan setelah angka yang menyatakan usia. Contohnya, jika seseorang berusia 25 tahun, mereka akan mengatakan “ni juu go sai”. Jadi, “ni” adalah angka 2, “juu” berarti 10, dan “go” adalah angka 5. Jadi, “ni juu go” berarti 25. Kemudian, kata “sai” ditambahkan di akhir, sehingga menjadi “ni juu go sai”.

Selain itu, ada cara lain untuk menyatakan umur yang lebih formal, yaitu dengan menggunakan kata “dai” atau “seiki”. Kata “dai” berarti “generasi”, dan biasanya digunakan untuk menyatakan generasi orang tua atau kakek-nenek seseorang. Misalnya, jika seseorang ingin menggambarkan kakek-nenek mereka, mereka akan mengatakan “watashi no dai gojin” yang berarti “kakek-nenek saya dari lima generasi”. Sedangkan, kata “seiki” berarti “abad”, dan digunakan untuk menyatakan usia seorang institusi atau organisasi. Misalnya, jika sebuah universitas di Jepang telah berdiri selama 100 tahun, mereka akan mengatakan “seiki hyaku-nen no daigaku” yang berarti “Universitas yang telah berdiri selama seratus tahun.”

Selanjutnya, untuk orang yang lebih tua, ada cara khusus untuk menyatakan usia, yaitu dengan menggunakan kata “toshi”. Kata ini lebih sopan digunakan ketika menyatakan usia seseorang yang sudah mencapai usia tua atau lanjut usia. Karena di Jepang, ada budaya menghormati orang yang lebih tua, maka menyatakan usia mereka dengan kata “toshi” sangatlah penting. Contohnya, jika seseorang ingin mengatakan bahwa mereka berusia 80 tahun, mereka akan mengatakan “hachi juu toshi”. Dimana “hachi” adalah angka delapan, “juu” berarti sepuluh, dan “toshi” digunakan untuk menyatakan usia yang lebih tua.

Terakhir, juga ada cara lain untuk menyatakan usia dalam bahasa Jepang, yaitu dengan menggunakan kalimat khusus sebagai permulaan. Ada beberapa kalimat khusus yang digunakan untuk menyatakan usia yang sering digunakan, seperti “watashi wa juu go sai ni narimashita” yang berarti “saya berusia 15 tahun”, atau “anata wa nansai desu ka?” yang berarti “Berapa usia Anda?”. Saat menjawab pertanyaan terakhir, seseorang dapat menggunakan cara yang sederhana seperti “watashi wa juu san sai desu” yang berarti “saya berusia 13 tahun”.

Dalam budaya Jepang, usia dan umur sangatlah penting dan dihargai. Oleh karena itu, penting untuk memahami cara-cara yang tepat untuk menyatakan umur dan menggunakan cara yang tepat tergantung pada situasi. Semua cara yang telah dibahas di atas adalah cara yang umum digunakan dalam bahasa Jepang, oleh karena itu, sangatlah bermanfaat untuk menguasainya jika Anda merencanakan perjalanan ke Jepang atau ingin belajar bahasa Jepang.

Sistem Hitungan Usia di Jepang


Sistem Hitungan Usia di Jepang

Jepang dikenal sebagai salah satu negara di Asia yang memiliki budaya yang unik dan menarik. Salah satunya adalah cara mereka menyatakan usia. Berbeda dengan negara lainnya, sistem hitungan usia di Jepang sangat berbeda dan bisa membingungkan bagi orang yang tidak terbiasa.

Pada umumnya, usia dihitung berdasarkan tahun kelahiran seseorang. Namun, di Jepang, usia dihitung berdasarkan tahun kalender. Sebagai contoh, jika seseorang lahir pada tanggal 20 Desember 2000, maka ketika tahun 2001 berganti menjadi 2002, usianya langsung menjadi 2 tahun, meskipun ia baru berusia satu tahun dalam arti sebenarnya.

Selain itu, di Jepang juga terdapat istilah “tanjyoubi” atau hari ulang tahun. Berbeda dengan negara lain yang merayakan ulang tahun pada tanggal berapa seseorang lahir, di Jepang ulang tahun dihitung berdasarkan tahun kalender. Sebagai contoh, jika seseorang lahir pada tanggal 20 Desember 2000, maka pada tanggal 1 Januari 2001, usianya secara resmi menjadi 1 tahun dan pada tanggal 20 Desember 2001, ia merayakan “tanjyoubi” atau ulang tahun pertamanya.

Namun, untuk meningkatkan kemudahan bagi orang yang tidak terbiasa dengan sistem hitungan usia di Jepang, sekarang ini juga sudah ada penghitungan usia berdasarkan sistem Gregorian. Sistem ini lebih dikenal sebagai “western age” atau “usia barat”. Penghitungan usia berdasarkan sistem Gregorian dilakukan dengan menghitung tahun kelahiran seseorang pada tanggal 1 Januari, jadi tidak perlu menghitung seberapa lama seseorang sudah tinggal di dunia.

Dengan adanya sistem hitungan usia yang berbeda dari negara lain, tentu saja hal tersebut bisa membingungkan bagi orang yang baru pertama kali mendengar. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami perbedaan ini jika ingin berkomunikasi dengan orang Jepang.

Setiap kali bertemu dengan orang Jepang, pastikan untuk selalu menanyakan usia mereka dengan baik dan benar, agar tidak terjadi kesalahpahaman atau perdebatan yang tidak perlu. Dalam budaya Jepang, menjaga etika dan sopan santun dalam hal apa pun sangatlah penting, termasuk ketika bertanya tentang usia seseorang.

Menyatakan Usia dengan Kata Tahun dalam Bahasa Jepang


Cara Menyatakan Umur dalam Bahasa Jepang

Bahasa Jepang dikenal sebagai salah satu bahasa yang unik dalam mengeluarkan kata-katanya. Banyak kata dalam bahasa Jepang yang memiliki banyak arti tergantung situasi dan kondisi pengucapannya. Salah satu hal yang menarik dalam bahasa Jepang adalah cara menyatakan umur. Biasanya, dalam bahasa Jepang, umur seseorang disebut dengan kata “sai”. Berikut ini adalah beberapa cara cara untuk menyatakan umur dalam bahasa Jepang:

Cara Menghitung Umur berdasarkan Tahun Kelahiran

Cara Menyatakan Umur dalam Bahasa Jepang

Cara pertama yang dapat digunakan untuk menyatakan umur seseorang dalam bahasa Jepang adalah dengan menghitung umur berdasarkan tahun kelahiran. Di Jepang, umur seseorang dihitung berdasarkan tahun kelahirannya. Misalnya, seseorang yang lahir pada tahun 1990 memiliki umur 31 tahun pada tahun 2021. Untuk menyatakan umur seseorang berdasarkan tahun kelahiran, kita dapat menggunakan frase “toshi desu”. Contohnya, jika seseorang lahir pada tahun 1990, maka umurnya adalah “ni sen kyuu juu nen toshi desu”.

Cara Menghitung Umur berdasarkan Tahun Sistem Kelahiran Jepang

Cara Menyatakan Umur dalam Bahasa Jepang

Di Jepang, selain menggunakan sistem Umur Barat seperti diatas, ada juga sistem umur berdasarkan tahun dalam kalender Jepang. Pada tahun 2019 ini, misalnya, kalender Jepang sudah memasuki Tahun Kei (Reiwa) ketiga, yang dimulai pada 1 Mei 2019. Lalu bagaimana jika seseorang lahir pada bulan Februari atau Maret sebelum Tahun Baru Imlek? Biasanya, di Jepang, seseorang yang lahir pada tahun sebelum pergantian Tahun Baru Imlek akan dihitung masa hidupnya seolah-olah dia sudah berumur satu tahun pada saat kelahirannya. Kemudian pada saat pergantian Tahun Baru Imlek, umurnya akan bertambah satu lagi.

Contohnya, jika seseorang dilahirkan pada bulan Februari 1990, maka status umurnya seolah-olah sudah berusia satu tahun pada saat kelahirannya, dan pada tanggal pergantian Tahun Baru Imlek, usianya akan bertambah satu tahun lagi. Kenyataannya, pangkal dan awalan dari umur seseorang dihitung pada tanggal 1 Januari, sehingga orang tersebut bisa jadi akan terhitung satu tahun lebih tua daripada orang yang dilahirkan pada bulan Januari.

Cara Menghitung Umur berdasarkan Tahun Periode Lahir

Cara Menyatakan Umur dalam Bahasa Jepang umur

Cara ketiga yang digunakan untuk menyatakan umur seseorang dalam bahasa Jepang adalah dengan menghitung umur berdasarkan tahun periode lahir. Pada zaman dahulu di Jepang, umur seseorang dihitung berdasarkan periode kekuasaan kaisar. Oleh karena itu, setiap periode dianggap berbeda dan diberi nama yang berbeda pula. Contohnya, salah satu periode di Jepang adalah “Heisei”, periode ini dimulai pada tanggal 8 Januari 1989 dan berakhir pada 30 April 2019.

Umur berdasarkan periode lahir juga dihitung berbeda tergantung pada tahun kelahirannya. Oleh karena itu, dibutuhkan kalkulator usia khusus untuk menghitungnya. Meski umur berdasarkan periode lahir cukup sulit untuk dipahami, namun banyak orang Jepang yang masih menggunakan cara ini untuk menghitung usia mereka.

Itulah beberapa cara untuk menyatakan umur seseorang dalam bahasa Jepang berdasarkan tahun kelahiran, sistem kelahiran Jepang, dan periode kelahiran. Karena Jepang memiliki budaya yang sangat menyukai tata krama, maka cara mengeluarkan kata-kata juga menjadi sangat penting. Agar kamu lebih mudah memahami cara yang benar untuk menyatakan umur dalam bahasa Jepang, kamu bisa belajar bahasa Jepang secara formal baik di kelas maupun cukup secara mandiri karena banyak beredar media belajar bahasa Jepang seperti buku, aplikasi, website dan video di internet. Selamat belajar!

Perbedaan Cara Menyatakan Usia di Jepang dan Indonesia


cara menyatakan umur dalam bahasa jepang

Menyatakan umur di Jepang maupun Indonesia memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Jika di Indonesia kita lebih sering menggunakan kata-kata yang terkesan informal dan akrab, di Jepang, menyatakan usia memiliki aturan-aturan tertentu dan penggunaan bahasa yang lebih formal.

1. Penggunaan Angka

Di Indonesia, umumnya orang akan menyatakan usianya dengan mengucapkan angka-angka secara langsung, misalnya 22 tahun, 32 tahun, 46 tahun, dan lain sebagainya. Sementara itu, di Jepang, biasanya angka-angka tersebut tidak diucapkan secara langsung. Bahkan, di kalangan keluarga dan teman dekat, mereka lebih sering mempergunakan istilah gen tahun atau se umur ikut sebangsa atau setunggal.

Sebagai contoh, bila seseorang telah memasuki umur 20 tahun di Jepang, ia akan dianggap sebagai dewasa, dan saat seseorang menyebut umur mereka, mereka akan mengatakan bahwa mereka berusia 20 tahun “sai” atau dalam bahasa Jepang,「20歳」. Jadi, jika mereka telah berusia 34 tahun, mereka akan mengatakan bahwa mereka berusia “34 tahun sai” atau「34歳」dan seterusnya.

2. Bahasa Formal

Di Jepang, penggunaan bahasa formal sangat ditekankan pada banyak hal, termasuk ketika menyatakan usia seseorang. Contoh penggunaan bahasa formal tersebut yaitu「去年初めて日本に行ったとき、二十歳でした」atau ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya “Saat pertama kali ke Jepang tahun lalu, saya baru berusia dua puluh tahun.”

Sementara itu di Indonesia, ketika seseorang menyatakan usianya, penggunaan bahasa yang digunakan tidak terlalu khawatir dengan penggunaan bahasa formal atau tidak. Sehingga, umumnya orang Indonesia mengatakan usia mereka dengan kata-kata yang terkesan informal dan akrab

3. Bahasa Keras

Dalam budaya Jepang, menyebut usia secara langsung cenderung dianggap sebagai sesuatu yang tabu atau kurang sopan. Penggunaan bahasa keras (kata-kata kasar) pun dihindari karena dirasa tidak sopan atau mengganggu diri sendiri. Oleh karena itu, ketika mengungkapkan usia mereka, orang Jepang biasanya menggunakan istilah-istilah yang lebih sopan dan menghormati orang lain.

Hal tersebut sangat berbeda di Indonesia, di mana bahasa-bahasa yang lebih keras seperti kata kasar atau jargon populer sering kali digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, ketika menyatakan usia, terkadang orang Indonesia juga menggunakan kata-kata yang agak kasar atau kurang sopan.

4. Kebiasaan Menyebut Usia

cara menyatakan umur dalam bahasa jepang

Di Jepang, sering terdengar kata-kata seperti dalam bahasa Jepang, istilah umurnya ada yang memperkenalkan dirinya dengan 「17歳の川口です。 」atau dalam bahasa Indonesia, “Saya adalah Kawaguchi yang berusia 17 tahun.” Selain itu, ada juga cara menyebut usia dengan mengimbangi usia dengan tahun bagian dari zodiak China.

Di Indonesia sendiri, mengalami perkembangan yang cukup pesat khususnya dalam hal mengungkapkan usia. Bila dulu sering terdengar kalimat saya usia segini, sekarang terdapat kalimat seperti ‘kalau aku 30 tahunan’ atau ‘masih muda-muda nih, usiaku baru 22 tahun’.

Nah, itulah beberapa perbedaan cara menyatakan usia di Jepang dan Indonesia. Hati-hati dalam menyebut usia, ya! Karena walaupun mungkin terlihat sepele, tetapi penyebutan usia yang salah dapat menimbulkan kesalahpahaman dan ketidaknyamanan dalam berkomunikasi.

Budaya dan Tradisi yang Terkait dengan Cara Menyatakan Usia di Jepang


Budaya dan Tradisi yang Terkait dengan Cara Menyatakan Usia di Jepang

Japan memiliki budaya yang unik yang tidak hanya terlihat dari makanannya atau produk-produk teknologi, tetapi juga dalam cara mereka menyatakan usia. Ini terkait dengan sejarah dan tradisi Jepang yang kaya dan unik.

Usia di Jepang dihitung berdasarkan tahun kelahiran seseorang, bukan tanggal kelahiran seperti di negara lain. Ini berarti bahwa seseorang dianggap berusia satu tahun di hari kelahirannya. Selain itu, di Jepang, mereka menggunakan sistem zodiak Cina, yaitu shio, untuk menentukan umur. Setiap tahun dalam kalender Cina dikaitkan dengan hewan, jadi seseorang yang lahir dalam tahun tertentu akan memiliki shio yang sesuai.

Namun, ada juga cara lain untuk menyatakan usia di Jepang yang erat kaitannya dengan tradisi dan budaya Jepang, yaitu “tanjoubi”. Ini adalah kata dalam bahasa Jepang yang artinya “hari kelahiran”. Tradisi ini sangat penting di Jepang dan dianggap sebagai momen yang sangat spesial dalam hidup seseorang.

tradisi tanjoubi

Pada hari ulang tahun di Jepang, orang merayakan hari kelahirannya dengan berbagai cara. Biasanya mereka membuat kue ulang tahun atau “kurabu” yang khusus untuk memperingati momen tersebut. Selain itu, teman dan keluarga umumnya memberikan hadiah atau “omedetou” pada orang yang berulang tahun. Ini adalah cara lain untuk menunjukkan penghargaan mereka dan menghormati usia seseorang.

Budaya tanjoubi juga memberikan dampak yang besar pada industri hiburan Jepang, terutama anime dan manga. Dalam anime dan manga, kita dapat melihat karakter yang merayakan ulang tahun mereka dengan cara yang khas Jepang.

Selain itu, tradisi dan budaya Jepang yang kaya juga mengubah cara orang tua dan anak-anak menyatakan usia di Jepang. Di Jepang, anak-anak sering disebut “chan” atau “kun” setelah nama mereka oleh orang-orang yang lebih tua. Ini mencerminkan dari budaya Jepang yang menghargai hierarki dan penghormatan. Cara ini juga digunakan ketika menyebutkan usia seseorang. Misalnya, seorang anak berusia tujuh tahun akan disebut “shichan”.

Ini menunjukkan bahwa usia juga memainkan peran penting dalam hierarki sosial di Jepang. Orang yang lebih tua dihormati dan dihormati, dan orang yang lebih muda dihargai dan dihormati.

budaya jepang

Jadi, cara orang menyatakan usia di Jepang adalah hasil dari tradisi dan budaya unik mereka. Dalam budaya Jepang, hari ulang tahun dianggap sebagai momen yang sangat istimewa dan diberi banyak perhatian. Selain itu, penggunaan “chan” dan “kun” dalam bahasa Jepang juga mencerminkan hierarki sosial di masyarakat Jepang.

Iklan