Sejarah Bahasa Indonesia Kasar


Bahasa Indonesia Saru

Bahasa Indonesia kasar, atau biasa disebut dengan bahasa Indonesia saru adalah bagian dari bahasa gaul yang bersifat informal dan kurang terpantau yang digunakan di kalangan masyarakat kebanyakan di Indonesia. Bahasa ini banyak digunakan di kalangan remaja meskipun penggunaan semacam ini sering dianggap tidak sopan dan kasar.

Sejarah bahasa Indonesia kasar bisa dilacak ke masa penjajahan, ketika masyarakat Indonesia memperkenalkan bahasa-bahasa Barat seperti Belanda dan Inggris. Ketika penggunaannya meluas di kalangan masyarakat Indonesia, banyak kata dan frasa dalam bahasa Barat diubah dan dilekatkan di dalam bahasa Indonesia yang digunakan sehari-hari.

Selain itu, banyaknya kosakata dalam bahasa Indonesia yang tidak terstandarisasi dan pengaruh bahasa daerah yang berbeda-beda di seluruh Indonesia juga memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan bahasa Indonesia kasar.

Pengaruh teknologi dan media sosial juga memberikan dampak pada perkembangan bahasa Indonesia saru. Dengan semakin meluasnya penggunaan teknologi dan fenomena media sosial, bahasa ini semakin dikenal dan digunakan di kalangan masyarakat Indonesia.

Bahasa Indonesia kasar terkadang dipandang sebagai bentuk tindakan tidak etis dan tidak sopan di lingkungan sosial formal ataupun pendidikan. Namun, di kalangan remaja, bahasa ini dianggap sebagai bentuk ekspresi mereka. Mereka merasa bahwa bahasa ini lebih mengekspresikan perasaan mereka dengan cara yang lebih bebas dan tidak terpaku pada kaidah formal.

Sebagian besar orang dewasa menganggap penggunaan bahasa Indonesia kasar sebagai bentuk sikap yang kurang terpuji, namun dalam bahasa gaul ini sebenarnya terdapat etika dan aturan-aturan tertentu. Bahkan, ada juga pihak yang berpendapat bahwa penggunaan bahasa Indonesia kasar dapat meningkatkan rasa solidaritas dan memperkuat relasi sosial antara remaja.

Merekalah pihak yang menyatakan bahwa penggunaan bahasa Indonesia kasar dapat dipandang sebagai bentuk interaksi sosial yang positif. Selain itu, penggunaan bahasa Indonesia kasar juga dapat membantu mendekatkan hubungan sosial antar individu.

Penggunaan kata-kata kasar dalam bahasa sehari-hari


Kata Kasar Indonesia

Bahasa merupakan alat utama dalam berkomunikasi. Dalam sehari-hari, kita banyak mengeluarkan kata-kata yang mungkin terkadang tidak baik untuk didengar. Pada umumnya, kata-kata kasar yang terdapat dalam bahasa Indonesia seringkali dijadikan sebagai bentuk ekspresi emosi seseorang, dan terkadang juga menjadi bahan candaan dalam pergaulan sehari-hari.

Ada berbagai macam kata kasar yang bisa kita temukan dalam bahasa Indonesia, mulai dari kata-kata yang mengandung unsur fitnah, caci-maki, hingga kata-kata vulgar yang tidak pantas diucapkan. Penggunaan kata-kata kasar dalam bahasa Indonesia sehari-hari sudah menjadi hal yang biasa, terutama di kalangan remaja dan anak muda. Meskipun begitu, penggunaan kata-kata kasar tersebut sebenarnya tidak baik dan perlu dihindari.

Contohnya, kata-kata kasar seperti “bego”, “idiot”, “tolol”, “bangsat”, dan masih banyak lagi seringkali digunakan tanpa banyak dipertimbangkan dampaknya. Bahkan, beberapa kata tersebut menjadi sebuah norma untuk menyebut orang lain, terlebih di media sosial. Padahal, kata-kata tersebut bisa saja menyinggung hati orang yang diucapkan, dan bisa membawa dampak buruk bagi kesehatan mental seseorang.

Di Indonesia, kata-kata kasar seringkali digunakan sebagai bentuk tekanan sosial. Misalnya, jika seseorang tidak bisa melakukan sesuatu dengan baik, mereka akan disebut “goblok” atau “bodoh”. Padahal, setiap orang tentu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Penggunaan kata-kata kasar hanya akan memperburuk situasi dan tidak membawa manfaat apapun.

Bahkan, penggunaan kata-kata kasar dalam bahasa Indonesia dapat mencerminkan pribadi yang tidak berpendidikan atau tidak beradab. Bukankah kita semua tidak ingin dianggap seperti itu?

Untuk itu, perlu ada kesadaran bersama untuk menghindari penggunaan kata-kata kasar dalam bahasa Indonesia, terutama di sekitar lingkungan keluarga dan masyarakat. Sebagai contoh, ketika sedang marah atau kesal, kita bisa mencoba menyampaikan perasaan itu dengan menggunakan kata-kata yang lebih sopan dan santun.

Selain itu, sebagai masyarakat Indonesia, ada baiknya kita juga bisa menghargai keberagaman dan perbedaan niat dan kemampuan satu sama lain. Dengan begitu, kita akan terhindar dari pemakaian kata-kata kasar yang hanya akan menyakiti hati orang lain.

Jika kita ingin memperbaiki diri, maka menghindari kata-kata kasar adalah salah satu langkah awal yang bisa kita lakukan. Bukan hanya menjaga diri sendiri, penggunaan kata-kata yang sopan dan santun juga dapat merefleksikan kepribadian yang baik.

Semoga artikel ini bisa menjadi pengingat bagi kita semua, agar selalu menghindari penggunaan kata-kata kasar dalam bahasa Indonesia sehari-hari. Kita bisa mencoba meningkatkan kesadaran diri dan juga mengajarkan kepada orang lain mengenai pentingnya menggunakan kata-kata yang sopan dan santun dalam berkomunikasi.

Dampak negatif dari penggunaan bahasa kasar


bahasa saru dampak negatif

Bahasa Indonesia saru atau sering disebut bahasa kasar memang kerap terdengar di tengah masyarakat. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, bahasa kasar masih saja digunakan dalam percakapan sehari-hari. Padahal, penggunaan bahasa kasar dapat memberikan dampak negatif bagi penuturnya sendiri serta orang di sekitarnya.

1. Menurunkan martabat

dampak bahasa saru 1

Penggunaan bahasa kasar dapat menurunkan martabat seseorang di hadapan orang lain. Kesan yang ditimbulkan dari penggunaan bahasa kasar adalah kurang sopan dan kurang mendidik. Terutama dalam lingkungan profesional, penggunaan bahasa kasar dapat menurunkan citra diri seseorang sehingga tidak dihormati oleh rekan kerja.

2. Menghindarkan dari peluang

dampak bahasa saru 2

Bahasa kasar juga dapat membuat seseorang menghindari peluang baik dalam karir maupun kehidupan sosial. Misalnya ketika dalam situasi wawancara kerja, penggunaan bahasa kasar dapat membuat peluang seseorang untuk diterima kerja semakin kecil. Di kehidupan sosial, kemampuan berbahasa baik dan benar menjadi penting karena berguna untuk menjalin relasi dengan orang lain.

3. Meningkatkan tingkat stres

dampak bahasa saru 3

Dalam banyak kasus, penggunaan bahasa kasar dapat meningkatkan tingkat stres seseorang. Misalnya ada orang yang selalu mengeluarkan kata-kata kotor ketika marah atau frustasi. Penggunaan bahasa kasar dalam keadaan stres malah dapat membuat seseorang semakin tegang dan tidak merasa lega setelahnya. Sebagai gantinya, lebih baik mengekspresikan emosi dengan kalimat yang lebih pantas.

4. Memperburuk citra diri

dampak bahasa saru 4

Bahasa kasar dapat memperburuk citra diri seseorang di mata orang lain. Bahasa kasar seringkali dikaitkan dengan orang yang kurang beradab atau kurang berpendidikan. Oleh karena itu, penggunaan bahasa kasar dapat membuat orang lain menjauhi kita dan merasa tidak nyaman berada di sekitar kita. Sementara itu, penggunaan bahasa yang baik dan santun malah dapat meningkatkan citra diri dan membuat seseorang lebih disukai oleh orang lain.

5. Tidak mendidik

dampak bahasa saru 5

Bahasa kasar tidak mendidik dan tidak memberikan manfaat apapun bagi si pengguna maupun orang di sekitarnya. Terlebih lagi ketika penggunaan bahasa kasar dilakukan oleh orang dewasa di hadapan anak-anak. Anak-anak yang masih dalam masa pembelajaran akan meniru apa yang dilihat dan didengar. Jika orang dewasa sering mengeluarkan kata-kata kasar, maka anak-anak pun akan mencontohnya dan menganggap hal tersebut sebagai hal yang lumrah.

Dari lima dampak negatif tersebut, diharapkan kita bisa lebih bijak dalam menggunakan bahasa yang pantas dan baik dalam kehidupan sehari-hari. Selain dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri, penggunaan bahasa yang baik juga dapat membuat orang lain lebih nyaman ketika berada di dekat kita.

Upaya untuk mengurangi penggunaan bahasa kasar di masyarakat


Upaya untuk mengurangi penggunaan bahasa kasar di masyarakat

Bahasa kasar atau saru memang sudah menjadi budaya yang sering terdengar di Indonesia. Namun, seiring berkembangnya zaman, penggunaan bahasa kasar menjadi semakin melekat di masyarakat. Banyak orang menggunakan bahasa kasar sebagai bentuk ekspresi diri atau untuk menunjukkan kekuatan mereka. Padahal, bahasa kasar justru dapat merusak nilai-nilai moral masyarakat.

Berikut adalah beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi penggunaan bahasa kasar di masyarakat:

1. Promosi penggunaan bahasa baik dan santun

Promosi penggunaan bahasa baik dan santun

Satu-satunya cara mengurangi penggunaan bahasa kasar adalah dengan mempromosikan penggunaan bahasa yang baik dan santun. Hal ini terutama berlaku untuk kalangan muda, dimana mereka masih terbentuk karakternya. Sejak dini, orang tua atau guru di sekolah seharusnya mengajarkan anak-anak untuk berbicara dengan bahasa yang baik dan santun. Demi terwujudnya bahasa yang baik dan santun, setiap orang perlu berkontribusi dalam mempromosikan bahasa tersebut.

2. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat

Sosialisasi kepada masyarakat

Masyarakat perlu diberi pemahaman mengenai arti penting dari bahasa kasar dan dampak buruknya bagi kehidupan sosial masyarakat. Hal ini dapat dilakukan melalui sosialisasi baik itu dari pemerintah atau lembaga swasta yang peduli terhadap bahasa yang baik dan santun. Contohnya, membuat iklan atau poster yang mengajarkan cara berbicara yang sopan atau meme- meme yang menyadarkan masyarakat agar lebih memperhatikan penggunaan bahasa.

3. Menjaga kebersihan lingkungan

Menjaga kebersihan lingkungan

Selain menciptakan lingkungan yang ramah dan bersahabat, menjaga lingkungan yang bersih juga dapat mengurangi penggunaan bahasa kasar di masyarakat. Keramahtamahan dan kebersihan lingkungan mencerminkan karakter yang dimiliki oleh masyarakat yang tinggal di tempat tersebut. Jika lingkungan tersebut bersih dan rapi, dampak yang ada di pikiran masyarakat akan menjadi positif. Dengan lingkungan yang bersih dan nyaman, masyarakat akan lebih merasa tenang dan menghindari emosi yang dapat membuat mereka berbicara secara kasar.

4. Merealisasikan sanksi bagi pelanggaran bahasa kasar

Merealisasikan sanksi bagi pelanggaran bahasa kasar

Upaya terakhir yang perlu dilakukan adalah merealisasikan sanksi bagi pelanggaran bahasa kasar. Sanksi ini diharapkan dapat menjadi efek jera bagi pelanggar bahasa kasar. Orang yang melanggar akan merasa resah dan ketakutan apabila memakai bahasa kasar. Negara Indonesia memang menghasilkan Undang-Undang No.1 Tahun 1946 tentang peraturan Tata Krama. Sebetulnya undang-undang ini sangat jelas tentang Tata Krama yang baik. Pembentukan undang-undang yang ini bisa menjadi dasar hukum bagi sanksi para pelanggar bahasa kasar dalam suatu masyarakat. Namun, pengawasan dalam pelaksanaanya harus diawasi agar tidak ada orang yang di bodohi atau dilakukan penyalahgunaan kekuasaan dalam memberikan sanksi tersebut.

Dari beberapa upaya tersebut, peran semua masyarakat sangat diperlukan. Bayangkan jika seluruh masyarakat menguasai bahasa yang baik dan santun, kemudian mereka saling menghormati satu sama lain, dampak yang akan muncul tentu sangat positif dan mempermudah kita dalam berinteraksi baik secara sosial maupun bisnis. Masyarakat yang berkarakter baik kemudian melahirkan negara yang kuat.

Cara Memperbaiki Penggunaan Bahasa yang Baik dan Santun dalam Kehidupan Sehari-hari


Bahasa Indonesia Sopan dan Rendah Hati

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Indonesia dan merupakan bahasa yang digunakan oleh sebagian besar penduduk Indonesia. Namun, sayangnya, banyak orang yang menggunakan bahasa Indonesia dengan cara yang kurang sopan dan tidak pantas. Bahasa yang digunakan tersebut biasa disebut dengan bahasa Indonesia saru. Bagaimana cara memperbaiki penggunaan bahasa yang baik dan santun dalam kehidupan sehari-hari?

1. Menghindari penggunaan kata-kata kasar dan tidak sopan

Sopan santun

Hal pertama yang harus dilakukan adalah menghindari penggunaan kata-kata kasar dan tidak sopan. Sebagai contoh, sebaiknya menghindari kata-kata seperti “b***t” atau “p***k” yang dianggap kasar dan tidak pantas. Selain itu, juga sebaiknya menghindari penggunaan kata-kata kotor yang dapat menyinggung perasaan orang lain.

2. Menggunakan bahasa yang sopan dalam berkomunikasi

Indonesia sopan

Dalam berkomunikasi sehari-hari, sebaiknya menggunakan bahasa yang sopan dan baik. Misalnya, sebaiknya mengucapkan salam ketika bertemu dengan seseorang, dan menggunakan kata-kata sopan seperti “dengan permisi” atau “maaf” saat melakukan sesuatu yang mengganggu.

3. Menghargai perbedaan bahasa dan budaya

Hormatilah bahasa dan budaya negaramu

Indonesia adalah negara yang kaya akan bahasa dan budaya. Oleh karena itu, sebaiknya kita harus menghargai perbedaan bahasa dan budaya yang ada di Indonesia. Misalnya, sebaiknya mempelajari bahasa daerah setempat, dan menggunakan kata-kata yang umum digunakan di daerah tersebut saat berkomunikasi.

4. Membiasakan diri dengan membaca buku-buku yang berkualitas

Membaca buku-buku pembelajaran

Salah satu cara terbaik untuk memperbaiki penggunaan bahasa yang baik dan santun dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan membiasakan diri membaca buku-buku yang berkualitas. Buku-buku tersebut dapat membantu meningkatkan kosa kata, pola ungkapan, serta memperkaya pengetahuan dalam berkomunikasi sehari-hari.

5. Mengikuti kursus bahasa Indonesia

Kursus bahasa Indonesia

Jika merasa kesulitan untuk memperbaiki penggunaan bahasa yang baik dan santun dalam kehidupan sehari-hari, sebaiknya ikuti kursus bahasa Indonesia. Dengan mengikuti kursus tersebut, kita dapat belajar memperbaiki penggunaan bahasa yang baik dan santun dari ahlinya.

Itulah lima cara untuk memperbaiki penggunaan bahasa yang baik dan santun dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memperbaiki penggunaan bahasa Indonesia, kita dapat meningkatkan kualitas komunikasi, serta memperlihatkan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa dan budaya Indonesia. Semoga artikel ini bermanfaat!

Iklan