Saru: Makna dan Asal-usulnya

Saru Artinya Apa

Saru, apa sih sebenarnya arti dari kata tersebut? Secara bahasa, kata saru memang terdengar aneh dan mungkin juga terdengar asing bagi telinga kebanyakan orang. Namun, bagi masyarakat Indonesia, kata saru konon sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Sebab, kata saru kerap menjadi kata yang sering diucapkan ketika ada seseorang yang mengeluarkan pernyataan atau omongan yang tidak masuk akal atau dapat dikatakan konyol.

Banyak orang mengatakan bahwa ‘saru’ adalah kependekan dari ‘sangat mengaruhkan’. Namun, dalam konteks yang sesuai seperti “Palang pintu sudah tutup, kenapa kamu terus berdiri di depannya? Saru banget kamu, bro!” makna dari kata saru adalah membuat lawakan atau joke di tengah pembicaraan yang serius. Tidak hanya itu, kata ini juga digunakan sebagai kalimat pembuka untuk menolak ajakan atau pun permintaan yang kurang tepat.

Kebanyakan orang mungkin tidak tahu bahwa kata saru sendiri awalnya berasal dari bahasa Jepang dan berarti ‘monyet’. Namun, tentu saja makna kata saru dalam bahasa Jepang tidak sama dengan makna kata saru dalam bahasa Indonesia. Jika dalam bahasa Jepang, saru adalah jenis primata yang tinggal di hutan-hutan. Namun, bagaimana kata saru dapat menjadi kata yang dipakai dalam percakapan sehari-hari masyarakat Indonesia?

Mungkin saja pada saat itu, kisah tentang monyet sangat populer. Kita tahu bahwa kebiasaan monyet seringkali menyenangkan untuk diceritakan, selain itu, monyet juga kerap menjadi karakter dalam cerita-cerita rakyat. Oleh karena itu, seiring berjalannya waktu, masyarakat Indonesia memakai kata saru ini untuk “bermain-main” dengan kata-kata yang kurang santun atau pun lucu.

Jadi, sekarang kamu tahu mengapa kata saru sering kita dengar dalam percakapan sehari-hari. Kata saru mungkin terdengar aneh di telinga kebanyakan orang, tetapi bagi orang Indonesia, kata ini adalah kata yang penting dalam percakapan sehari-hari. Selain sebagai kalimat pembuka untuk membuat lawakan atau joke, kata saru juga digunakan sebagai kalimat penolakan. Jadi, mulai sekarang, jangan heran lagi kalau kamu mendengar kata saru dalam percakapan di sekitarmu ya!

Jenis-jenis Saru di Dunia


Satu Jenis Saru

Saru atau kera adalah hewan primata yang terkenal dengan kecerdasan dan kemampuan mereka berinteraksi dengan manusia. Tak hanya itu, saru juga terkenal dengan sifat dan karakteristiknya yang unik dan berbeda-beda. Berikut ini adalah beberapa jenis-jenis saru yang ada di dunia:

Orangutan

1. Orangutan

Saru besar ini hidup di hutan hujan Borneo dan Sumatera dan menjadi hewan simbol Indonesia. Orangutan dikenal memiliki kemampuan intelektual yang tinggi dan hampir setara dengan manusia. Mereka juga dikategorikan sebagai satwa yang terancam punah karena habitatnya semakin berkurang dan sering menjadi korban perburuan ilegal.

Gorila

2. Gorila

Gorila merupakan jenis saru terbesar yang hidup di wilayah Afrika. Hewan ini memiliki tubuh yang besar dan kuat sehingga sangat sulit untuk ditaklukan. Meski begitu, gorila memiliki sifat yang lembut dan sangat memperhatikan kelompoknya. Mereka hidup dalam kelompok yang terdiri dari beberapa ekor hingga puluhan ekor dan dipimpin oleh seekor jantan.

Gorila juga terkenal sebagai hewan herbivora yang gemar makan daun dan buah-buahan. Mereka dapat memakan hingga 200 jenis tumbuhan yang berbeda-beda dan menggunakan otaknya yang cerdas untuk mencari makanan.

Babun

3. Babun

Babun atau juga dikenal sebagai anjing hutan adalah jenis saru yang hidup di Afrika. Meski terlihat imut dan lucu, babun memiliki sifat yang sangat ganas dan agresif. Mereka sering mempertahankan wilayahnya dengan cara menyerang hewan lain atau bahkan manusia.

Dalam kelompoknya, babun juga memiliki hierarki yang kuat dan dipimpin oleh seekor jantan yang ditentukan melalui pertarungan. Meski begitu, babun juga memiliki sifat yang ceria dan kreatif dalam mencari makanan.

Monyet

4. Monyet

Monyet merupakan jenis saru yang paling banyak ditemukan di berbagai negara di dunia. Hewan ini memiliki kemampuan beradaptasi yang tinggi sehingga mudah ditemukan di berbagai habitat seperti hutan, pantai, bahkan di kota. Monyet juga diketahui memiliki kemampuan belajar yang sangat baik sehingga sering digunakan sebagai hewan percobaan dalam penelitian-perelitian ilmiah.

Saat ini, monyet juga menjadi salah satu hewan yang paling banyak dimanfaatkan untuk kepentingan manusia seperti dijadikan hewan peliharaan, penghibur pada sirkus atau patung di destinasi wisata.

Lemur

5. Lemur

Lemur adalah jenis saru yang hanya ditemukan di Madagaskar. Hewan ini memiliki sifat yang sangat unik dan khas seperti memiliki ekor panjang, mata besar, dan hidung yang meruncing. Lemur juga dikenal dengan kemampuan menyebarkan biji buah-buahan dan biji-bijian ke seluruh penjuru hutan.

Beberapa spesies dari lemurs juga sangat terancam keberadaannya karena kerusakan habitatnya yang semakin parah dan sering menjadi sasaran perburuan. Meski begitu, lemurs juga menjadi salah satu objek wisata yang menarik di Madagaskar karena keunikan dan keindahan alamnya.

Saru dalam Budaya Jepang


Saru dalam Budaya Jepang

Saru atau monyet sangat dikenal dalam budaya Jepang. Selain karena keberadaan primata ini di Jepang, saru juga memiliki makna khusus dalam kebudayaan Jepang. Saru dianggap sebagai simbol kegembiraan, kebahagiaan, dan kesenangan.

Di Jepang, saru sering muncul dalam seni tradisional seperti ukiyo-e atau gambar-gambar kayu yang dicetak untuk dipajang di dinding. Dalam seni ini, saru sering digambarkan sedang melakukan berbagai aktivitas seperti bermain musik, menari, dan bermain dengan benda-benda lainnya.

Namun selain dalam seni, saru juga menjadi simbol penting dalam banyak festival di Jepang. Salah satu festival yang terkenal adalah festival Shinto tahunan di kota Takayama. Di sini, saru menjadi pemeran utama dalam parade festival, di mana para pemuda dari kota setempat mengenakan kostum saru dan berdansa di sepanjang jalan.

Di wilayah pegunungan di Jepang, saru digunakan sebagai nama julukan atau lambang dari daerah tersebut. Contohnya adalah kota Saru di Hokkaido dan pegunungan Saru di Kanto. Saru juga digunakan sebagai nama dari beberapa produk komersial seperti minuman energi yang mempunyai citra saru sebagai maskot.

Selain saru, hewan lainnya juga memiliki makna penting dalam kebudayaan Jepang. Misalnya, burung merak sering muncul dalam karya seni Jepang karena dianggap sebagai simbol keindahan. Begitu juga dengan kucing yang sering muncul dalam seni tradisional Jepang sebagai simbol keanggunan dan kecerdasan.

Meskipun kebudayaan Jepang telah mengalami banyak perubahan dan modernisasi, penggunaan simbol-simbol tradisional seperti saru tetap terus dipertahankan dan diapresiasi sebagai bagian dari warisan budaya Jepang.

Pemanfaatan Saru oleh Manusia


Pemanfaatan Saru oleh Manusia

Saru merupakan tumbuhan liar yang ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Tumbuhan ini memiliki beragam manfaat bagi kehidupan manusia. Berikut adalah beberapa pemanfaatan saru oleh manusia di Indonesia:

1. Saru sebagai bahan pangan


Saru sebagai bahan pangan

Di beberapa daerah di Indonesia, saru biasa dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Biasanya, saru dicampur dengan bahan lain seperti singkong atau ubi untuk membuat berbagai jenis makanan seperti ketupat atau lemper. Selain itu, saru juga bisa dijadikan bahan olahan lain seperti tepung atau keripik.

2. Saru sebagai bahan obat tradisional


Saru sebagai bahan obat tradisional

Saru juga dipercaya memiliki khasiat sebagai obat tradisional di beberapa daerah di Indonesia. Beberapa manfaat saru sebagai obat tradisional antara lain untuk mengatasi demam, batuk, diare, sakit kepala, dan sakit perut. Caranya adalah dengan merebus saru yang sudah dicuci bersih bersama dengan bahan-bahan lain yang sesuai dengan kebutuhan.

3. Saru sebagai bahan anyaman


Saru sebagai bahan anyaman

Saru juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan anyaman untuk membuat berbagai macam kerajinan tangan. Beberapa produk yang biasanya dibuat dari saru antara lain topi, tas, tempat makanan, dan keranjang. Hasil anyaman dari saru ini biasanya memiliki kekuatan yang baik dan tahan lama.

4. Saru sebagai bahan bangunan


Saru sebagai bahan bangunan

Di beberapa daerah di Indonesia, saru juga dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Biasanya, saru digunakan sebagai bahan penyekat dan atap. Penggunaan saru sebagai bahan bangunan ini bisa menjadi alternatif yang lebih murah dan ramah lingkungan dibandingkan bahan bangunan modern yang mahal dan sulit didapat.

5. Saru sebagai bahan bakar


Saru sebagai bahan bakar

Meskipun bukan bahan bakar yang umum, saru bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif di beberapa daerah di Indonesia. Caranya adalah dengan memanaskan saru yang sudah dikeringkan bersama dengan bahan tambahan lain seperti batok kelapa atau sabut kelapa. Hasilnya adalah bentuk batangan yang bisa digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak atau membuat api unggun.

Itulah beberapa pemanfaatan saru oleh manusia di Indonesia. Bagaimana dengan daerahmu? Apakah ada pemanfaatan saru lain yang belum disebutkan di atas?

Perlindungan Terhadap Saru di Indonesia


saru

Saru adalah hewan yang populer di Indonesia. Hewan primata ini menjadi simbol negara dan menjadi salah satu atraksi pariwisata. Saru dikenal sebagai binatang cerdas dan lincah, namun kepopuleran jenis hewan ini juga membawa risiko terhadap keberlangsungan hidupnya di alam liar. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia dan beberapa organisasi lingkungan telah membentuk peraturan dan kampanye untuk melindungi saru dan habitatnya.

Perlindungan Hutan untuk Saru


hutan

Habitat alam saru adalah hutan. Di Indonesia, hutan semakin menipis karena aktivitas manusia seperti penebangan kayu dan lahan pertanian. Kondisi ini tentunya berdampak pada saru dan keberlangsungan hidupnya. Pemerintah Indonesia telah mulai bertindak untuk mencegah kerusakan hutan dan mendukung konservasi hutan. Beberapa organisasi lingkungan juga telah berkontribusi dalam memperjuangkan konservasi hutan di Indonesia.

Tanggapan Terhadap Eksploitasi Saru di Negara Lain


saru lieur

Eksploitasi saru oleh beberapa negara menjadi hal yang menjadi perhatian dunia. Saru sering digunakan sebagai bahan percobaan dan hewan kesayangan dalam lingkup hewan peliharaan. Indonesia sebagai negara penghasil saru juga membuat kebijakan untuk melindungi saru dari eksploitasi oleh negara lain yang tidak memiliki undang-undang yang cukup kuat dalam melindungi keberadaan saru.

Peraturan untuk Melindungi Saru


saru mangaan

Indonesia memiliki undang-undang untuk melindungi satwa, di antaranya adalah saru. Beberapa peraturan untuk melindungi saru di antaranya adalah melarang pembukaan hutan, memperkuat pengawasan hutan dan satwa liar, melarang perindustrian kayu, memberi sanksi tegas bagi pelaku pembalakan kayu yang liar, dan mengembangkan penelitian serta pengembangan kepemilikan saru yang legal bagi komunitas adat.

Gerakan Kampanye Melindungi Saru


saru trademark

Kampanye untuk melindungi saru dan habitatnya terus digelorakan. Beberapa organisasi lingkungan menyelenggarakan gerakan kampanye dan advokasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga keberadaan saru dan habitatnya. Tidak hanya kampanye, tetapi penelitian dan pengembangan juga dilakukan untuk mendukung konservasi saru dan lingkungan alamnya.

Perlindungan terhadap saru di Indonesia menjadi penting untuk mendukung keberlangsungan hidup satwa tersebut. Tidak dapat dinafikan bahwa kehadiran saru di Indonesia telah menjadi ikon yang tidak terpisahkan dari budaya maupun pariwisata. Oleh karena itu, peran dari masyarakat juga sangatlah penting dalam menjaga saru dan habitatnya agar tetap lestari.

Iklan