Pengertian Kata Merendah dan Penyebabnya


orang kurang harga diri

Kata merendah sering kali menjadi momok bagi beberapa orang karena bisa menjadi penyebab timbulnya rasa kurang percaya diri. Secara umum, kata merendah dapat diartikan sebagai kata-kata atau tindakan yang mempertanyakan harga diri seseorang atau membuat orang tersebut merasa rendah diri. Kata-kata merendahkan bisa diucapkan oleh orang lain dan merujuk pada diri sendiri, seperti ungkapan “aku bodoh”, “aku lemah”, atau “aku tidak bisa”. Sementara itu, tindakan merendahkan bisa meliputi ekspresi wajah, gestur tubuh, atau bahasa non-verbal lain yang merujuk pada ketidakpercayaan diri atau keengganan untuk bersikap percaya diri.

Penyebab munculnya kata merendah bisa bermacam-macam. Ada yang menunjukkan bahwa kata-kata merendahkan diri bisa muncul akibat kondisi asal usul dari orang tersebut, seperti ketidakpercayaan diri atau kepribadian introvert. Ada pula yang menyebutkan bahwa kata merendah bisa disebabkan oleh lingkungan sekitar yang berpengaruh pada perilaku seseorang.

Sejalan dengan itu, kata merendah bisa juga muncul sebagai akibat dari pengaruh yang diberikan oleh orang lain. Misalnya, seseorang yang terus-menerus dihina oleh orang lain bisa membuatnya merasa rendah diri. Selain itu, kegagalan dalam menjawab pertanyaan atau melakukan sesuatu di depan orang banyak bisa juga menjadi penyebab timbulnya kata merendah. Hal inilah yang seringkali dialami oleh anak-anak atau remaja yang masih dalam masa pembelajaran atau penemukan jati diri.

Terkait dampaknya, kata merendah dalam jangka pendek memang bisa membuat orang merasa sedih, marah, atau kecewa. Namun, jika dibiarkan dalam jangka panjang, kata merendah bisa berpotensi menghambat pertumbuhan diri dan memperlemah kesadaran diri. Ketika seseorang terus-menerus merasa tidak-berharga, buruk, atau tidak-bisa, maka kemampuan untuk memanfaatkan peluang-peluang yang ada dalam hidup menjadi berkurang.

Oleh karena itu, sangat penting bagi seseorang untuk memperhatikan penggunaan kata dalam percakapan sehari-hari, baik sebagai pemakaian kata merendah terhadap orang lain maupun penggunaan kata merendah terhadap diri sendiri. Kita harus selalu mengingat bahwa setiap orang memiliki potensi yang tidak bisa diukur dengan nilai ketika pertama kali mengawali suatu pembelajaran atau menjalani suatu kegiatan. Setiap orang juga layak untuk mendapat kesempatan yang sama untuk berkembang dan sadar akan nilai dirinya.

Contoh Kata Merendah dalam Bahasa Jepang


Contoh kata merendah dalam bahasa Jepang

Bahasa Jepang memiliki berbagai macam kata yang dapat dipakai untuk merendahkan diri sendiri atau orang lain. Dalam bahasa Jepang, kata merendah sering kali dipakai untuk menyatakan rasa hormat dan penghormatan terhadap orang lain yang lebih senior atau memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari kita.

Berikut ini adalah beberapa contoh kata merendah dalam bahasa Jepang:

  • Watashi
  • Kata watashi adalah kata merendah yang sering kali dipakai untuk merendahkan diri sendiri. Kata ini dipakai untuk menyatakan “saya” atau “aku”. Contohnya, dalam percakapan biasa sehari-hari, orang Jepang sering kali memulai kalimat dengan kata watashi, seperti “Watashi wa name desu” yang berarti “Saya bernama…”.

  • Boku
  • Boku adalah kata merendah lainnya yang banyak dipakai oleh laki-laki. Kata ini digunakan untuk merendahkan diri sendiri ketika berbicara dengan orang yang lebih tua atau memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari kita.

  • Uchi
  • Uchi juga merupakan kata merendah yang sangat umum digunakan dalam bahasa Jepang. Kata ini dipakai untuk menyatakan “saya” atau “kami” dan biasanya dipakai oleh orang Jepang di wilayah Kansai, terutama di kota Osaka dan sekitarnya.

  • Anata
  • Anata adalah kata merendah yang sering digunakan dalam bahasa Jepang untuk merujuk pada orang yang lebih senior atau memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari kita. Kata ini berarti “Anda” atau “Kamu”, tetapi biasanya hanya dipakai dalam konteks formal dan resmi.

  • Sensei
  • Kata sensei dipakai untuk merendahkan diri sendiri ketika berbicara dengan guru atau orang yang memiliki ahli di suatu bidang. Kata ini digunakan secara umum di Jepang dan tidak hanya dipakai dalam konteks akademik, tetapi juga dalam dunia kerja atau bisnis.

Kita sebagai orang Indonesia juga memiliki kata merendah yang serupa dengan bahasa Jepang, seperti dalam bahasa Jawa kita menggunakan kula atau kangmas untuk merendahkan diri sendiri, atau sopo untuk merendahkan orang lain.

Sama seperti dalam bahasa Jepang, kita sebagai masyarakat Indonesia juga percaya bahwa penggunaan kata-kata merendah adalah hal yang penting dalam menunjukkan rasa hormat dan penghormatan terhadap orang lain.

Cara menggunakan kata merendah saat berbicara dengan orang yang lebih tua atau senior


Indonesian people respecting elderly

Indonesia is a country where respect for the elderly is deeply ingrained in its culture. The younger generation is expected to show respect towards their elders in various ways, including their choice of language. One way to show respect is by using kata merendah or humble language. Here are a few ways to use kata merendah when speaking to someone who is older or senior.

1. Menggunakan panggilan yang tepat
Di Indonesia, ada berbagai macam panggilan untuk orang yang lebih tua atau senior seperti “pak”, “ibu”, atau “kakak”. Sebelum berbicara dengan orang yang lebih tua atau senior, penting untuk menggunakan panggilan yang tepat terlebih dahulu sebagai tanda penghormatan. Misalnya, panggil “Bapak” atau “Ibu” sebelum memulai percakapan. Cara ini akan menunjukkan bahwa Anda menghormati dan mengakui posisi mereka.

2. Gunakan Bahasa yang sopan dan tidak terlalu informal
Saat berbicara dengan orang yang lebih tua atau senior, anda diharapkan untuk menggunakan bahasa yang sopan dan menghindari bahasa yang terlalu informal. Berbicaralah dengan kalimat yang jelas dan tidak menggunakan kata-kata yang kasar. Gunakan kata-kata seperti “maaf”, “tolong”, “terima kasih” dan “permisi”. Cara ini juga akan menunjukkan bahwa Anda menghargai usia dan posisi mereka.

3. Menggunakan Bahasa yang Mengandung Kata Merendah
Kata-kata yang mengandung kata merendah dapat menunjukkan penghormatan dan rasa hormat terhadap orang yang lebih tua. Misalnya, gunakan kata-kata seperti “tolong” atau “maaf” ketika meminta sesuatu dari orang yang lebih tua. Kata “tolong” menunjukkan bahwa Anda meminta bantuan dengan cara yang sopan dan mengakui bahwa mereka lebih berpengalaman daripada Anda. Demikian juga, kata “maaf” menunjukkan bahwa Anda menyadari kesalahan Anda dan ingin meminta maaf kepada orang yang lebih tua atau senior.

4. Jangan Menunjukkan Tanda-Tanda Kebencian atau Kesal pada Orang yang Lebih Tua
Saat berbicara dengan seseorang yang lebih tua atau senior, penting untuk menunjukkan rasa hormat dan sopan santun. Tidak sopan untuk menunjukkan ketidaksukaan atau kebencian pada orang yang lebih tua. Selalu bersikap ramah dan terbuka dalam percakapan Anda. Jangan menggunakan kata-kata kasar, atau menunjukkan sikap tidak mau mendengarkan.

5. Menyerahkan Kendali pada Orang yang Lebih Tua
Saat berbicara dengan orang yang lebih tua atau senior, utamakan untuk mendengarkan dan membiarkan mereka memimpin percakapan. Hindari interupsi atau bicara terus-menerus tanpa pemberian izin. Jika Anda memiliki pertanyaan atau ingin mengemukakan pendapat, tunggu hingga mereka selesai berbicara dan kemudian nyalakan lampu hijau untuk Anda mengungkapkan pendapat atau pertanyaan.

Dalam budaya Indonesia, penggunaan kata merendah sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Dalam percakapan, penting untuk memperhatikan situasi dan lingkungan. Gunakan bahasa yang sopan dan kata-kata yang mengandung kata merendah untuk menunjukkan rasa hormat dan penghormatan Anda kepada orang yang lebih tua atau senior.

Etika dalam menggunakan kata merendah dalam bahasa Jepang


etika menggunakan kata merendah dalam bahasa jepang

Kata merendah atau humble language merupakan salah satu etika penting dalam berbicara dalam bahasa Jepang. Hal ini karena bahasa Jepang sangat menekankan pentingnya adab dan sopan santun dalam berbicara. Kata merendah dipakai untuk menunjukkan rasa hormat, kerendahan hati, atau memberikan godaan. Ada beberapa aturan dalam menggunakan kata merendah dalam bahasa Jepang yang perlu diperhatikan:

1. Gunakan kata depan yang tepat

Dalam bahasa Jepang, ada beberapa kata depan yang digunakan untuk merendahkan diri. Ada beberapa kata depan seperti 私 (watashi) yang digunakan untuk berbicara tentang diri sendiri dalam situasi formal. Ketika berbicara dalam situasi informal, orang Jepang menggunakan bahasa kasual seperti 僕 (boku) atau 俺 (ore). Namun, ketika berbicara dengan orang yang lebih tua atau seseorang yang lebih tinggi dalam hierarki, kata merendah seperti おれ (ore) dan ぼく (boku) dapat digunakan secara sopan dan tidak dianggap sebagai pendekatan yang tidak pantas.

2. Hindari kata-kata yang terlalu arogan

Ketika berbicara tentang diri sendiri, hindari kata-kata yang terdengar terlalu sombong seperti 天才 (tensai), atau kata-kata yang memberi kesan bahwa kamu lebih unggul daripada orang lain. Sebaliknya, gunakan kata-kata seperti ちょっと (chotto) atau 少し (sukoshi) untuk memberi kesan bahwa kamu masih belajar dan kamu masih bisa menjadi lebih baik.

3. Ketahui situasi yang tepat

Ada saat-saat ketika kata merendah tidak perlu digunakan. Misalnya, ketika kamu sedang berbicara dengan teman yang seumuran atau dalam situasi informal di mana tidak ada hierarki yang jelas. Dalam situasi-situasi seperti itu, kamu dapat menggunakan bahasa kasual yang lebih santai.

4. Jangan terlalu sering menggunakan kata merendah

Meskipun kata merendah sangat penting dalam bahasa Jepang, terlalu sering menggunakannya bisa membuatmu terdengar seperti orang yang tidak percaya diri atau terlalu meminta maaf. Sebaliknya, cobalah untuk menggunakan kata-kata yang lebih tegas dan pasti ketika membicarakan pendapat atau keputusanmu sendiri.

5. Jangan merendahkan orang lain terlalu banyak

Ketika berbicara tentang orang lain, hindari menggunakan kata-kata yang merendahkan terlalu banyak seperti ばか (baka) atau あほ (aho), yang artinya buruk. Kamu juga harus menghindari menggunakan kata-kata kasar atau melecehkan. Sebaliknya, gunakan kata-kata yang sopan dan menghormati orang lain.

Kesimpulannya, kata merendah merupakan bagian penting dalam bahasa Jepang yang menunjukkan rasa hormat, kerendahan hati, dan kepatuhan terhadap aturan adab dan sopan santun. Ada beberapa aturan dalam menggunakan kata merendah dalam bahasa Jepang yang perlu diperhatikan agar kamu dapat berbicara dengan sopan dan menunjukkan hormat kepada orang lain.

Perbedaan antara kata merendah dan kata sopan dalam bahasa Jepang


Kata merendah dan kata sopan dalam bahasa Jepang

Di Indonesia, kita seringkali menggunakan kata-kata merendah dalam berbicara dengan orang yang lebih tua atau memiliki jabatan yang lebih tinggi. Namun, bagaimana dengan bahasa Jepang? Apakah mereka juga memiliki kata-kata merendah dalam menghormati orang lain?

Salah satu perbedaan utama antara kata merendah dan kata sopan dalam bahasa Jepang adalah bahwa kata sopan adalah bentuk penghormatan yang umum digunakan dalam bahasa sehari-hari, sedangkan kata merendah lebih umum digunakan dalam situasi formal.

Contohnya, dalam bahasa Jepang, jika seseorang berbicara dengan orang yang lebih tua atau memiliki jabatan yang lebih tinggi, mereka akan menggunakan bahasa yang lebih sopan. Hal ini ditandai dengan penggunaan akhiran “-san”, “-sama”, atau “-sensei” dalam nama seseorang untuk menunjukkan penghormatan.

Kata merendah dalam bahasa Jepang

Sementara itu, kata merendah digunakan dalam situasi formal atau resmi, seperti dalam pidato dan surat resmi. Jika seseorang ingin mengekspresikan rasa hormat atau menghargai, mereka akan menggunakan kata-kata merendah dalam situasi-situasi ini. Contohnya, kata “kehormatan” dapat diungkapkan sebagai “kegunggulan” atau “keleluasaan” dalam bahasa merendah.

Namun, tidak semua kata yang merendahkan digunakan dalam situasi resmi. Ada juga beberapa kata merendah yang digunakan dalam bahasa sehari-hari, seperti “chotto” yang berarti “sedikit”, “hana” yang berarti “hidung”, dan “uchi” yang berarti “rumah”.

Selain itu, bahasa Jepang juga memiliki istilah “teineigo” dan “sonkeigo” untuk menggambarkan cara berbicara yang sopan dan merendah. Teineigo mengacu pada bahasa sopan yang digunakan sehari-hari, sedangkan sonkeigo adalah bahasa merendah yang digunakan dalam situasi resmi.

Dalam teineigo, orang sering menggunakan kata-kata seperti “arigatou gozaimasu” (terima kasih banyak) dan “sumimasen” (maaf) untuk menunjukkan rasa hormat dan sopan santun. Sedangkan dalam sonkeigo, orang sering menggunakan kata-kata merendah seperti “o-machi shimasu” (saya menunggu permisi Anda) dan “moushiwake gozaimasen” (saya mohon maaf).

Dalam kesimpulannya, perbedaan antara kata merendah dan kata sopan dalam bahasa Jepang sebenarnya sangat mirip dengan perbedaan antara bahasa formal dan informal di Indonesia. Bahasa sopan digunakan dalam situasi sehari-hari untuk menunjukkan rasa hormat dan sopan santun, sementara bahasa merendah digunakan dalam situasi formal untuk mengekspresikan rasa penghormatan atau menghargai.

Bagi para pelajar bahasa Jepang, penting untuk memahami perbedaan ini agar dapat menghindari kesalahan dalam berbicara dengan orang Jepang. Selain itu, dengan memahami perbedaan ini, kita juga dapat lebih menghargai budaya dan penghormatan yang diberikan dalam bahasa Jepang.

Iklan