Pengertian Kata Kerja Pasif


Pengertian Kata Kerja Pasif

Kata kerja pasif adalah salah satu tipe kata kerja yang digunakan untuk menonjolkan objek dari kalimat tersebut. Kalimat yang menggunakan kata kerja pasif akan memfokuskan pada objek yang sedang dikerjakan, bukan pada orang yang melakukannya. Dalam bahasa Indonesia, kata kerja pasif sering digunakan dalam kalimat dengan struktur SPO (Subject- Predicate-Object) atau SVO (Subject-Verb-Object).

Contohnya seperti kalimat “Buku itu dibaca oleh saya” dimana objeknya adalah “buku” yang diberi penekanan dalam kalimat tersebut. Kalimat ini juga menunjukkan bahwa si pembaca sebagai pelaku, tetapi tidak diberikan penekanan pada pelaku dalam kalimat.

Dalam menciptakan bentuk kata kerja pasif, terdapat beberapa rumus yang bisa digunakan, yaitu:

1. Subjek + TO BE + Past Participle

2. Subjek + To Be + Being + Past Participle

3. Subjek + To Be + Going to Be + Verb 3

4. Subjek + To Be + Verb 3

Baca juga: Bentuk Pasif Verb Tenses dalam Bahasa Inggris dan Contohnya

Untuk lebih memahami penggunaan dan pembentukan kata kerja pasif, perlu juga dipahami fungsi penggunaannya. Kata kerja pasif digunakan saat penulis tidak mengetahui pelaku atau ketika ia ingin menekankan objek dalam sebuah kalimat. Contohnya saat menceritakan suatu kejadian, kita dapat memilih untuk fokus pada objek apa yang terjadi ketimbang siapakah yang melakukan kejadian.

Dalam contoh kalimat di atas, fokus kalimat yang disampaikan adalah pada objek “buku” dimana secara implicit, ada pembaca atau pelaku yang tanpa dicantumkan, tetapi yang menjadi penekanan dalam kalimat itu adalah buku sebagai objek. Kata kerja pasif juga sering digunakan dalam konteks konkret atau ilmiah, seperti penulisan laporan eksperimen atau tulisan ilmiah.

Namun, penggunaan kata kerja pasif juga dapat menimbulkan kebingungan atau ketidakjelasan terhadap pembaca atau pendengar karena untuk mencari tahu pelaku dalam suatu kalimat, dibutuhkan sebuah penjelasan tambahan. Oleh sebab itu, penggunaan kata kerja pasif yang tepat dan sesuai konteks juga menjadi penting dalam penulisan atau percakapan sehari-hari.

Dalam kesimpulan, penggunaan kata kerja pasif dalam bahasa Indonesia sebaiknya diaplikasikan dengan tepat dan sesuai konteksnya. Penggunaannya bisa membantu dalam menekankan objek, tetapi juga harus tetap memperhatikan keterangan tambahan yang dibutuhkan agar tidak menimbulkan kebingungan pada pembaca.

Rumus dan Cara Membentuk Kata Kerja Pasif


Learn Bahasa Indonesia

Kata kerja pasif digunakan untuk menunjukkan bahwa objek dari suatu kalimat lebih penting dari pelaku atau subjek kalimat. Dalam bahasa Indonesia, kata kerja pasif dibangun menggunakan rumus: “di- + awalan kata kerja” atau “ter- + awalan kata kerja”. Namun, juga terdapat kasus di mana tidak menggunakan awalan sama sekali, tetapi tetap dianggap kata kerja pasif. Berikut adalah penjelasan lebih detail tentang rumus dan cara membentuk kata kerja pasif dalam bahasa Indonesia.

Di- + awalan kata kerja

Rumus atau pola dibentuk dengan menambahkan awalan “di-” di depan awalan kata kerja. Contohnya: “dibuat”, “dilihat”, atau “dibaca”. Di sini, “di-” mencerminkan bahwa kata kerja tersebut dalam bentuk pasif. Dalam bahasa Inggris, kata kerja pasif dengan pola ini sering menggunakan kata kerja “be”, seperti “was made” atau “was seen”.

Berikut ini contoh penggunaan kata kerja pasif dengan rumus “di- + awalan kata kerja”:

  • Makanan diolah dengan benar sebelum disajikan. (The food is cooked properly before being served)
  • Baju dicuci pembersih profesional. (The clothes are washed by professional cleaners)
  • Pertunjukan musik diadakan pada Minggu depan. (The music performance will be held next week)

Ter- + awalan kata kerja

Rumus atau pola lainnya untuk kata kerja pasif menggunakan awalan “ter-” di depan kata kerja. Contoh kata kerja pasif dengan pola ini adalah “terkirim”, “terbuka”, atau “terbaca”. Sama seperti pola sebelumnya, kata kerja dengan awalan “ter-” juga memperlihatkan bahwa objek dari suatu kalimat lebih penting daripada pelakunya atau subjek kalimat.

Berikut ini adalah contoh penggunaan kata kerja pasif dengan rumus “ter- + awalan kata kerja”:

  • Paket sudah terkirim kemarin pagi. (The package has been sent yesterday morning)
  • Jendela terbuka dalam badai angin yang kencang. (The window is open during the strong wind storm)
  • Buku-buku di perpustakaan dapat terbaca oleh siapapun. (The books in the library can be read by anyone.)

Kata kerja pasif tanpa awalan

Ada beberapa kasus di mana kata kerja pasif tidak menggunakan awalan sama sekali, seperti “dikatakan” atau “disebutkan”. Biasanya, penggunaan kata kerja pasif tanpa awalan ini hanya terjadi pada beberapa kata kerja tertentu.

Berikut ini beberapa contoh kata kerja pasif tanpa awalan:

  • Nama tersebut disebutkan dalam berita kemarin. (The name was mentioned in the news yesterday)
  • Komentar Anda sudah dibalas oleh staff kami. (Your comment has been replied by our staff)
  • Tidak dilupakan bahwa kita harus bersyukur atas nikmat yang diberikan. (It is not forgotten that we must be grateful for the blessings given.)

Itulah pembahasan mengenai rumus dan cara membentuk kata kerja pasif dalam bahasa Indonesia. Selain ketiga contoh tadi, masih banyak kasus-kasus lain penggunaan kata kerja pasif dalam kalimat yang bisa dipelajari. Dengan memahami pola atau rumus, maka akan lebih mudah mengenali kalimat yang menggunakan kata kerja pasif dan memahami maknanya. Selamat belajar!

Kelebihan Penggunaan Kata Kerja Pasif


Kelebihan Penggunaan Kata Kerja Pasif

Kata kerja pasif adalah kata kerja yang digunakan untuk menyatakan bahwa subjek dalam suatu kalimat mengalami suatu aksi atau keadaan, bukan melakukan aksi tersebut. Penggunaan kata kerja pasif ini memiliki kelebihan yang bisa kita manfaatkan dalam pembuatan kalimat. Apa saja kelebihan penggunaan kata kerja pasif?

  1. Menghilangkan fokus pada pelaku aksi
    Dalam kalimat aktif, pelaku aksi mendapat fokus yang lebih. Namun, pada kalimat pasif, fokus akan beralih pada objek yang mendapat aksi tersebut. Misalnya, dalam kalimat “Siti memasak nasi”, fokus pada kalimat ini lebih mengarah pada Siti. Sedangkan jika kita ubah ke kalimat pasif, menjadi “Nasi dimasak oleh Siti”, maka fokus akan beralih pada nasi sebagai objek yang mendapat aksi dimasak oleh Siti. Hal ini bisa kita manfaatkan dalam penulisan suatu artikel atau laporan untuk memfokuskan pembaca pada objek yang dibicarakan, bukan pada pelaku aksi.
  2. Menonjolkan objek yang dijelaskan
    Dalam kalimat pasif, objek yang dijelaskan akan menjadi lebih menonjol. Misalnya, dalam kalimat “Sekolah itu dibangun oleh pemerintah”, fokus pada kalimat ini lebih mengarah pada sekolah tersebut yang dibangun oleh pemerintah. Hal ini bisa berguna dalam penekanan informasi yang hendak disampaikan dalam suatu kalimat atau paragraf.
  3. Menghindari penunjukan pelaku aksi
    Terkadang, ada kalimat yang pelaku aksinya sulit untuk dijelaskan, misalnya dalam laporan kecelakaan yang melibatkan orang yang tidak dikenal. Dalam hal ini, penggunaan kata kerja pasif bisa menghindari penunjukan pelaku aksi yang sulit dijelaskan dengan jelas. Misalnya, dalam kalimat “Kamera CCTV sudah diperiksa oleh polisi” jika kita ubah ke dalam kalimat pasif, menjadi “Kamera CCTV sudah diperiksa”, maka kalimat tersebut akan lebih menyatakan bahwa kamera CCTV sudah diperiksa, tanpa harus menyebutkan oleh siapa kamera tersebut diperiksa.
  4. Menghindari kesalahan dalam penggunaan tenses
    Terkadang, dalam penggunaan kalimat aktif, seringkali kita keliru dalam penggunaan tense. Dalam kalimat pasif, tense yang digunakan dapat lebih mudah dan presisi. Misalnya, dalam kalimat “Karena saya terlambat, pertemuan tersebut sudah dimulai”, jika kita ubah ke dalam kalimat pasif, menjadi “Pertemuan tersebut sudah dimulai”, maka kalimat tersebut menjadi lebih jelas karena tense telah sesuai dengan kondisi faktual.
  5. Memberikan kesan formal dalam penulisan
    Penggunaan kata kerja pasif sering digunakan dalam penulisan yang bersifat formal seperti laporan, disertasi, atau karya ilmiah karena memberikan kesan yang lebih formal dan meyakinkan. Kita dapat memanfaatkan penggunaan kata kerja pasif ini untuk mempertegas informasi dan kesimpulan yang ingin disampaikan pada pembaca.

Terkadang, kita masih sering menganggap bahwa penggunaan kata kerja pasif hanya sebagai bentuk penghindaran tanggung jawab atas suatu aksi. Namun, jika dipandang dari sisi kegunaannya, penggunaan kata kerja pasif memiliki banyak kelebihan yang bisa kita manfaatkan. Hal ini juga penting untuk diingat bahwa penggunaan kalimat aktif atau pasif bergantung pada konteks dan tujuan dalam penulisan.

Contoh Kalimat dengan Kata Kerja Pasif


Contoh Kalimat dengan Kata Kerja Pasif

Kata kerja pasif merupakan jenis kata kerja yang menjelaskan bahwa subjek dalam suatu kalimat menjadi objek dari suatu tindakan, sehingga tindakan atau perbuatan tersebut lebih ditekankan pada objek tersebut. Contoh kalimat dengan kata kerja pasif banyak dipakai dalam bahasa Indonesia dan memiliki beberapa kelebihan antara lain membuat kalimat lebih ringkas, menghindari kesalahan dalam menggunakan subjek, serta menunjukkan kesopanan atau kehormatan terhadap subjek dalam kalimat. Berikut beberapa contoh kalimat menggunakan kata kerja pasif:

1. Kalimat Pasif Sederhana

Kalimat Pasif Sederhana

Kalimat pasif sederhana adalah kalimat yang hanya terdiri dari satu klausa atau satu tindakan. Secara umum, konstruksi dari kalimat pasif sederhana adalah obyek + kata kerja bentuk ketiga + oleh + pelaku

  • Mobil itu diperbaiki oleh mekanik
  • Tulisan itu dibaca oleh guru
  • Buku ini ditulis oleh penulis terkenal

2. Kalimat Pasif dengan Frasa Preposisi “Oleh”

Kalimat Pasif dengan Frasa Preposisi “Oleh”

Kalimat pasif dengan frasa preposisi “oleh” digunakan untuk menunjukkan orang atau benda yang melakukan tindakan dalam kalimat.

  • Rumah ini dibeli oleh Pak Darto dengan harga yang cukup murah
  • Seluruh karyawan dipekerjakan oleh perusahaan itu
  • Poster konser itu disebarluaskan oleh panitia acara

3. Kalimat Pasif dengan Frasa Preposisi “Dengan”

Kalimat Pasif dengan Frasa Preposisi “Dengan”

Kalimat pasif dengan frasa preposisi “dengan” digunakan untuk menunjukkan cara atau alat yang digunakan untuk melaksanakan suatu tindakan dalam kalimat.

  • Gedung itu dibangun dengan menggunakan material yang berkualitas
  • Makanan itu dimasak dengan bumbu yang khas
  • Jalan itu diperbaiki dengan alat berat

4. Kalimat Pasif dengan Frasa Preposisi “Tanpa”

Kalimat Pasif dengan Frasa Preposisi “Tanpa”

Kalimat pasif dengan frasa preposisi “tanpa” digunakan untuk menunjukkan tindakan atau perbuatan yang dilakukan tanpa bantuan atau alat.

  • Rumah itu selesai dibangun tanpa campur tangan pemborong
  • Rambutnya dicukur tanpa gunting
  • Puisi itu ditulis tanpa kata-kata umpatan

Kesimpulannya, menggunakan kata kerja pasif cukup penting dalam penggunaan bahasa Indonesia. Kalimat dengan kata kerja pasif bisa menunjukkan kesopanan terhadap subjek dalam kalimat, menghindari kesalahan dalam penempatan subjek, serta membuat kalimat jadi lebih ringkas. Pelajari contoh-contoh di atas dan tekankan kesalahan pada penempatan kata kerja pasif. Terus belajar dan jangan ragu untuk berlatih dalam mengucapkan kata kerja pasif dalam kehidupan sehari-hari.

Perbedaan Kata Kerja Pasif dengan Aktif dan Dalam Bahasa Jepang


Perbedaan Kata Kerja Pasif dengan Aktif dan Dalam Bahasa Jepang

Kata kerja pasif adalah bentuk kata kerja yang memberikan penekanan pada objek dalam kalimat. Dalam bahasa Indonesia, kata kerja pasif biasanya dibentuk dengan menggunakan kata “di”. Misalnya, kata kerja “makan” dalam bentuk pasif menjadi “dimakan”.

Perbedaan utama antara kata kerja pasif dan aktif adalah pada penekanan dalam kalimat tersebut. Dalam kata kerja aktif, penekanan diberikan pada pelaku atau subyek dalam kalimat sedangkan dalam kata kerja pasif, penekanan diberikan pada objek atau benda yang menjadi pusat kalimat.

Dalam bahasa Jepang, juga terdapat perbedaan antara kata kerja pasif (受動態) dan aktif (能動態). Kata kerja pasif dalam bahasa Jepang dibentuk dengan menambahkan kata “られる” (rareru) atau “れる” (reru) pada akhir kata kerja. Sedangkan kata kerja aktif dalam bahasa Jepang dibentuk dengan menambahkan kata “する” (suru) atau “ある” (aru) pada akhir kata benda atau kata kerja.

Selain perbedaan dalam pembentukan, penggunaan kata kerja pasif dan aktif dalam bahasa Jepang juga memiliki perbedaan fungsi yang berbeda-beda. Kata kerja pasif dalam bahasa Jepang memiliki fungsi untuk menunjukkan kejadian yang terjadi pada seseorang atau sesuatu tanpa menyebutkan siapa atau apa yang melakukan kejadian tersebut. Sedangkan kata kerja aktif dalam bahasa Jepang memiliki fungsi untuk menunjukkan tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh pelaku atau subyek dalam kalimat.

Contoh penggunaan kata kerja pasif dalam bahasa Jepang adalah sebagai berikut:

  • 美味しい料理が作られた (oishii ryori ga tsukurareta) – Makanan yang enak telah dibuat
  • 地震で家が破壊された (jishin de ie ga hakai sareta) – Rumah dihancurkan oleh gempa bumi

Contoh penggunaan kata kerja aktif dalam bahasa Jepang adalah sebagai berikut:

  • 私が車を運転する (watashi ga kuruma wo unten suru) – Saya mengemudikan mobil
  • 彼女は歌を歌う (kanojo wa uta wo utau) – Dia menyanyikan lagu

Dalam penggunaan sehari-hari, terutama dalam situasi formal seperti surat atau laporan resmi, penggunaan kata kerja pasif lebih sering digunakan karena memberikan kesan netral dan mendukung penyampaian pesan secara objektif. Namun dalam percakapan sehari-hari, penggunaan kata kerja aktif lebih banyak digunakan karena memberikan nuansa percakapan yang lebih aktif atau dinamis.

Iklan