Upacara Adat Kalimantan Selatan

Pendahuluan

Halo pembaca rinidesu.com, selamat datang di artikel yang membahas tentang upacara adat Kalimantan Selatan. Upacara adat merupakan salah satu warisan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan. Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki banyak ragam upacara adat adalah Kalimantan Selatan. Berbagai upacara adat masih dilaksanakan hingga saat ini sebagai bentuk penghormatan dan penghormatan kepada leluhur serta sebagai bentuk identitas kebudayaan. Artikel ini membahas dengan detail mengenai upacara adat Kalimantan Selatan mulai dari sejarah, prosesi hingga adat dan kepercayaan yang di niatkan.

Upacara adat Kalimantan Selatan memiliki kelebihan dan kekurangan, dan kedua sisi tersebut akan dibahas dengan rinci agar pembaca bisa memahami secara menyeluruh. Sebelum membahas lebih jauh, mari kita mula dengan sedikit informasi sejarah mengenai upacara adat ini.

Sejarah Upacara Adat Kalimantan Selatan

Sejak dahulu kala, masyarakat Kalimantan Selatan sudah mengenal berbagai upacara adat. Kebudayaan ini berasal dari nenek moyang mereka dan terus dilestarikan hingga saat ini. Upacara adat pada awalnya adalah bentuk penghormatan kepada dewa-dewa dan leluhur. Dalam perkembangannya, beberapa upacara adat mempunyai fungsi sosial, misalnya upacara pernikahan, khitanan, dan lain sebagainya.

Upacara adat Kalimantan Selatan mencerminkan kearifan lokal yang masih terjaga hingga kini. Setiap upacara adat juga memiliki arti dan makna yang dalam serta prosesi yang unik. Dari pantai hingga pedalaman, masyarakat Kalimantan Selatan menjaga semangat tradisi dengan menggelar berbagai upacara adat, dengan harapan agar terus dijaga dan diwarisi oleh generasi mendatang.

Kelebihan dan Kekurangan Upacara Adat Kalimantan Selatan

Meskipun upacara adat Kalimantan Selatan memiliki kelebihan, namun tetap terdapat kekurangan dalam praktiknya. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari upacara adat Kalimantan Selatan.

Kelebihan Upacara Adat Kalimantan Selatan

💫 Membangun dan Mempelihara Hubungan Sosial

Upacara adat Kalimantan Selatan memiliki peran yang sangat penting dalam membantu memperkuat hubungan sosial. Upacara adat ini dapat membangun hubungan yang harmonis antar masyarakat, anggota keluarga, serta dengan alam sekitar. Hal ini menjadi sangat penting mengingat di era globalisasi seperti sekarang, hubungan sosial banyak terganggu oleh konflik dan ketidakharmonisan.

💫 Melestarikan Budaya dan Identitas Lokal

Upacara adat Kalimantan Selatan mempunyai fungsi untuk melestarikan budaya dan identitas lokal, sehingga perilaku dan kebiasaan tradisional tidak hilang. Upacara adat yang dilakukan secara turun temurun juga memotivasi generasi muda untuk terus menjaga identitas budayanya dan dijadikan sebagai acuan dalam membangun bangsa.

💫 Memasuki Tahapan Hidup Baru

Upacara adat seperti pernikahan, khitanan, atau makan tujuh bulanan, merupakan tahapan perkembangan manusia yang dapat dianggap sebagai memasuki hidup baru. Upacara tersebut memberikan pesan kepada yang bersangkutan untuk memasuki hidup baru dengan tanggung jawab dan kepemimpinan yang baik. Oleh karena itu, sebagai bagian dari masyarakat, kita harus ikut merayakan dan meresapi makna yang terkandung dalam upacara adat ini.

💫 Mengenang Leluhur dan Orang Tua

Upacara adat Kalimantan Selatan juga dapat menjadi sarana untuk mengenang leluhur dan orang tua yang telah lama meninggal dan meninggalkan banyak kenangan. Kegiatan upacara juga mengusung nilai-nilai luhur ketimuran seperti kebersamaan, solidaritas, gotong royong, dan mandiri untuk memastikan keberlangsungan budaya yang telah diwariskan.

Kekurangan Upacara Adat Kalimantan Selatan

💢 Merusak Lingkungan dan Keseimbangan Ekosistem

Pelaksanaan upacara adat Kalimantan Selatan seringkali merusak lingkungan di sekitar tempat pelaksanaan, seperti pohon yang ditebang, kawasan lahan pertanian yang dibatalkan dan lain sebagainya. Kerusakan lingkungan yang timbul akibat pelaksanaan upacara adat ini berdampak pada keseimbangan ekosistem dan bencana alam yang sering terjadi akibat perubahan iklim.

💢 Memakan Waktu dan Biaya

Pelaksanaan upacara adat seringkali memakan banyak waktu dan biaya, terutama bagi masyarakat yang tidak memiliki sumber daya yang cukup. Selain itu, dalam prosesi upacara adat, seringkali ada perlengkapan dan properti yang harus disiapkan dengan biaya mahal. Hal ini menjadi beban bagi keluarga yang hendak memberikan upacara adat kepada anaknya, salah satunya misalnya upacara pernikahan.

💢 Memaksakan dan Melanggar Hak Asasi

Upacara adat seringkali memaksakan tradisi tertentu bagi masyarakat yang hendak mengikuti upacara tersebut. Contohnya, dalam upacara adat perkawinan, zaman sekarang masih banyak orang yang menjalankan adat penyembelihan sapi atau kerbau, padahal tidak menjamin penyembelihan tersebut dilakukan secara humane. Hal ini jelas bertentangan dengan hak asasi hewan.

💢 Membingungkan dan Meninggalkan Inovasi

Ketika masyarakat mendahulukan tradisi dan budaya, mereka tidak akan mencoba hal baru atau inovasi. Mereka cenderung mengikuti aturan dan membatasi diri dalam segala hal. Sementara generasi muda yang memiliki inovasi dan kreativitas yang tinggi, seringkali terhambat pengembangan idenya karena harus mengendus era turun temurun.

Prosesi Upacara Adat Kalimantan Selatan

Prosesi upacara adat Kalimantan Selatan memiliki beragam bentuk yang menarik perhatian. Berikut adalah mengenai prosesi dari upacara adat Kalimantan Selatan:

Upacara Adat Melaspas

Melaspas adalah upacara adat dalam agama Hindu-Bali yang dilakukan saat sebuah bangunan atau objek baru/murni, seperti rumah baru, gedung, mobil, atau mesin, akan digunakan untuk pertama kalinya. Upacara Melaspas biasanya diadakan oleh warga Bali, tetapi seiring perkembangan waktu, kegiatan ini juga ditiru oleh masyarakat Kalimantan Selatan yang besar walau mereka bukan penghayat agama HinduBali secara utuh.

Upacara Adat Mandi Sabun

Mandi Sabun adalah upacara adat lima bulanan di Kalimantan Selatan. Upacara ini biasanya diadakan oleh orang yang sedang hamil. Saat upacara ini berlangsung, calon ibu akan mandi menggunakan air yang telah dicampur dengan bahan-bahan tertentu, seperti sirih, daun pandan, garam, dan minyak kelapa. Kegiatan ini diharapkan akan membawa keberuntungan dan melindungi ibu dan bayi dari bahaya roh jahat.

Upacara Adat Pacar Utang

Pacar Utang adalah upacara adat pengganti utang dalam masyarakat Banjar. Dalam upacara ini, seorang peminjam yang tidak dapat membayar utangnya akan mengirimkan gadisnya ke peminjam sebagai bayaran ganti rugi. Gadis yang dikirim biasanya keluarga miskin dan tidak dapat membayar utang. Namun, kebiasaan ini sudah dilarang oleh pemerintah dan masyarakat modern di Kalimantan Selatan.

Upacara Adat Kelepat Padi

Kelepat Padi adalah upacara adat pemanenan padi di Kalimantan Selatan. Kegiatan ini dilakukan oleh seluruh anggota keluarga dan kerabat yang tinggal dekat dengan sawah. Upacara ini dianggap sebagai bentuk syukur atas hasil yang diperoleh dari tanaman padi.

Upacara Adat Nini’ Kubat

Nini’ Kubat adalah upacara adat talangka yang dilakukan sesuai fase bulan, karena bagi etnis Banjar, tak hanya bulan purnama yang penting adanya, melainkan pula bulan sabit. Upacara yang melibatkan anak-anak muda ini menjadi aktivitas menghilangkan rasa penat dalam bekerja di sawah dan naik perahu menuju ke talangka di sungai baru.

Upacara Adat Makan Nyamang

Makan Nyamang adalah upacara adat panjang di Kalimantan Selatan. Kegiatan ini dilaksanakan untuk merayakan tumbuh kembang anak-anak keturunan Banjar. Dilakukan untuk menandai kebiasaan keturunan Banjar yang sering berkumpul saat makan dan berdiskusi atau membuat keputusan. Upacara ini biasanya diadakan bersamaan dengan pernikahan atau khitanan.

Upacara Adat Memarapu

Memarapu adalah upacara adat penutupan tahun sekolah di Kalimantan Selatan. Upacara ini diadakan sebagai bentuk syukur dan penghormatan kepada leluhur dan dewa-dewa yang telah memberikan kesuksesan selama satu tahun. Menurut kepercayaan, semua energi positif dan negatif yang telah terkumpul selama satu tahun akan diproses dalam upacara ini untuk memulai tahun baru dengan keberuntungan.

Adat dan Kepercayaan dalam Upacara Adat Kalimantan Selatan

Upacara adat Kalimantan Selatan juga berhubungan erat dengan adat dan kepercayaan setempat. Dalam setiap upacara adat, ada beberapa budaya dan adat yang diwariskan dan juga dilakukan secara turun-temurun. Berikut ini adalah adat dan kepercayaan dalam upacara adat Kalimantan Selatan:

Belle Sanggar

Belle Sanggar adalah bentuk kepercayaan pada masyarakat Banjar, merupakan bangunan kecil yang terletak di depan rumah. Bangunan ini dianggap sebagai tempat beribadah bagi orang tua dan anak-anak. Di atas atap Belle Sanggar terdapat tiga benda sebagai perlambang Islam Banjar yaitu Ratib Al-Haddad, Jaran Idanan dan Puntan Beranang. Dalam Belle Sanggar, terdapat Mushaf Al-Quran yang biasanya dibaca sewaktu berkunjung ke sana.

Tamuan Kasih

Tamuan Kasih merupakan salah satu adat di Kalimantan Selatan yang merupakan bentuk rasa kasih sayang. Ketika seseorang meninggal, keluarga yang ditinggalkan akan membuat acara tamuan kasih. Acara ini diadakan untuk menunjukkan rasa kasih sayang dan penghormatan terakhir kepada si penerima.

Ngadongdong

Ngadongdong adalah upacara adat yang dilakukan saat ada seorang calon pasangan tunangan. Saat pria memberikan pinangan atau melamar kepada calon perempuan, keluarga perempuan akan mengadakan acara ngadongdong. Ngadongdong dilakukan sebagai satu rangkaian dari proses lamaran hingga akad nikah.

Pacar Gantung

Saat seorang pria akan melamar gadis yang ia cintai, ia akan membuat pacar gantung. Pacar gantung bisa berupa susunan daun kelapa, buah kelapa, dan hiasan lainnya. Pacar gantung itu diletakkan di atas tumpukan beras atau tepung ketan, lalu membawa serta hewan hingga tiba di rumah gadis. Proses pacar gantung merujuk pada prosesi lamaran yang dilakukan oleh masyarakat Kalimantan Selatan. Pacar gantung dibuat oleh seorang pria yang bernazar akan melamar gadis pilihannya.

Panaluan Raja

Setiap daerah di Kalimantan Selatan tidak lepas dengan Panaluan Raja yang dimaksudkan sebagai sebuah ritual adat. Tujuannya tidak lain yaitu untuk memupuk kekompakan serta mempererat hubungan antar sesama rakyat ditempat tersebut.

Tamang Kasin

Tamang Kasin adalah upacara adat dalam kehidupan masyarakat Banjar yang digelar selama peringatan untuk anak yang berusia 7 atau 14 tahun (berumur ganjil) dan 8 atau 15 tahun (berumur genap). Upacara adat ini biasanya dilakukan untuk merayakan kedewasaan atau peralihan dari anak ke remaja atau remaja ke dewasa.

Nunaga Tarik

Nunaga Tarik adalah upacara adat pemberian uang untuk tamu undangan yang dianggap sebagai adat yang meriah dan sangat penting. Disebut Nunaga Tarik karena Jumlah uang yang diberikan kepada tamu yang menghadiri acara biasanya adalah dalam bentuk undian.

Tabel Informasi Lengkap Seputar Upacara Adat Kalimantan Selatan

Iklan