Mae dalam Bahasa Jepang: Pengertian dan Arti


Mae dalam Bahasa Jepang

Apakah kamu mengetahui apa itu mae dalam Bahasa Jepang? Jika tidak, mari kita belajar bersama-sama! Mae adalah kata dalam Bahasa Jepang yang sering digunakan untuk berbagai hal, mulai dari arah, cara, dan masih banyak lagi.

Secara harfiah, mae berarti ‘depan’. Oleh karena itu, ketika kita memakai kata ini dalam berbagai konteks, artinya pun akan berbeda-beda. Namun, pada umumnya arti dari mae adalah sejalan dengan artinya secara harfiah, yaitu ‘depan’.

Secara umum, kata mae dalam Bahasa Jepang memiliki arti sebagai berikut:

1. Front atau depan, seperti dalam kalimat “Pintu depan” atau “Sampul buku bagian depan”.

2. Arah, seperti dalam kalimat “Langsung ke arah depan” atau “Belok kiri di depan sekolah”.

3. Waktu, seperti dalam kalimat “Hari Sabtu depan” atau “Tahun depan akan ada pesta besar”.

4. Urutan atau prioritas, seperti dalam kalimat “Anak tertua di depan” atau “Silakan masuk depan ketika sudah ada tempat duduk”.

5. Metode atau cara, seperti dalam kalimat “Berbicara langsung ke depan” atau “Menghadapi masalah secara langsung”.

6. Orang yang berada di posisi utama, seperti dalam kalimat “Pemimpin perusahaan duduk di depan” atau “Mantan presiden masih menjadi figur utama di depan media”.

7. Hal paling penting atau utama, seperti dalam kalimat “Prioritaskan tugas yang paling depan” atau “Guru selalu menekankan bahwa poin paling depan dalam presentasi harus menjadi yang paling penting”.

Bisa kita lihat bahwa makna dari mae dalam Bahasa Jepang sangat luas dan beragam. Namun, seiring dengan penggunaannya, arti dari mae bisa menjadi lebih spesifik dan hanya terkait dengan satu konteks tertentu.

Maka, banyaknya makna dari kata mae inilah yang menjadikannya begitu penting dalam bahasa Jepang. Kamu pasti akan sering menemui kata ini ketika berbicara dengan orang Jepang atau membaca teks dalam bahasa Jepang. Oleh karena itu, penting bagi kamu sebagai pemelajar bahasa Jepang untuk dapat memahami arti dari mae secara jelas dan luas.

Sejarah Singkat Penggunaan Mae dalam Budaya Jepang


mae in japanese culture

Mae dalam bahasa Jepang mengacu pada konsep ketertiban atau urutan. Secara harfiah, kata ini bisa diterjemahkan sebagai “depan”. Meskipun ini tampaknya merupakan konsep yang sangat sederhana, makna yang cukup rumit telah melekat pada konsep ini selama berabad-abad di dalam budaya Jepang. Penggunaan mae dalam kehidupan sehari-hari melingkupi banyak aspek, mulai dari hakim, toko bedak dan pelatihan budaya samurai. Di bawah ini, kita akan melihat sejarah singkat tentang bagaimana konsep mae diadopsi dan digunakan dalam budaya Jepang.

mae in Japanese history

Kata mae telah digunakan di Jepang selama berabad-abad. Meskipun belum ada catatan tertulis mengenai kapan dan di mana istilah ini pertama kali digunakan, bukti arkeologi menunjukkan penggunaannya sudah terjadi sejak zaman Kofun (abad ke-3 hingga ke-7). Pada saat itu, mae digunakan sebagai cara untuk mengidentifikasi arah datang yang benar dalam pertempuran. Meskipun konsep ini masih banyak digunakan dalam konteks militer, penggunaannya sudah menyebar ke banyak aspek kehidupan sehari-hari.

Pada zaman Heian (794–1185), konsep mae lebih berkembang dan menjangkau ke bidang-bidang seperti hubungan percintaan dan kehidupan sehari-hari. Dalam hubungan percintaan, mae mencakup konsep adab dan etika yang digunakan untuk menentukan tindakan dan perilaku yang pantas kepada seorang kekasih. Misalnya, seorang pria harus merencanakan langkah-langkah apa yang harus dilakukan saat hendak mengajak seorang wanita untuk berkencan. Konsep mae juga digunakan dalam hubungan antara majikan dan pelayan untuk menentukan batas-batas dan etika perilaku yang pantas.

mae in Japanese tea ceremony

Pada zaman Edo (1603–1868), konsep mae mengalami perkembangan lebih lanjut, terutama dalam konsep etika budaya samurai termasuk di dalamnya seni bela diri dan kesusastraan. Pada zaman ini, mae menjadi indikator penting dari kualitas seseorang dalam hal seni dan kepribadian. Konsep ini kemudian diperluas ke dalam budaya samurai dan bahkan masuk dalam seni teh dan kesenian lainnya. Dalam seni teh, mae digunakan sebagai penanda untuk mengekspresikan rasa syukur dan penghormatan kepada tamu yang datang dan juga untuk berkomunikasi secara halus.

Penggunaan mae di dalam kehidupan sehari-hari melingkupi begitu banyak aspek di dalam budaya Jepang, baik itu dalam hubungan percintaan, etika pelayanan, dan besar kecilnya pekerjaan. Ini menunjukkan seberapa pentingnya konsep ini bagi masyarakat Jepang. Meskipun konsep mae terlihat sederhana, ia justru memiliki makna yang sangat dalam. Penggunaannya yang cukup luas dalam budaya Jepang membuktikan bahwa upaya untuk menjaga ketertiban atau urutan dalam kehidupan sehari-hari adalah nilai yang sangat dihargai di dalam budaya Jepang.

Peran Mae dalam Seni Beladiri Jepang


Mae dalam Seni Beladiri Jepang

Di dalam seni beladiri Jepang, mae juga memegang peran yang penting. Mae dapat berarti segala gerakan yang berhubungan dengan posisi awal seorang beladiri Jepang, di mana pejalan kaki adalah postur yang siap bergerak. Posisi ini mempersiapkan diri sebelum bertarung dan mengharuskan orang untuk memusatkan pikiran mereka dan memfokuskan perhatian mereka ke dalam diri mereka sendiri untuk menjadi lebih baik dalam berlatih.

Seperti dijelaskan di Artikel sebelumnya bahwa mae dalam seni beladiri Jepang dipahami sebagai posisi mangunjurkan tubuh dan ke arah musuh dengan puncak kaki yang berada sejajar. Dalam perang, posisi ini begitu penting karena saat kaki diangkat ke depan, tubuh pun mempersempit sasarannya dan dalam momen yang sama kaki berada pada posisi yang siap menendang musuh.

Namun, mae dalam seni beladiri tradisional Jepang menuntut seorang prajurit atau beladiri agar tetap dapat menjaga keseimbangan, tenaga, dan momentum pada saat yang sama, selain itu, mae juga digunakan sebagai simbol penghormatan pada saat belajar atau berlatih di dojo. Seorang beladiri memulai latihan beladiri dengan menempatkan kaki sedikit terbuka dan posisi tubuh yang merendah. Secara bersamaan, ia akan mengangkat salam kepalanya sebagai tanda penghormatan kepada guru dan sesama beladiri.

Keindahan gerakan mae terletak pada kefungsian dan estetika. Gerakan yang lebih mengutamakan kefungsian cenderung sekilas terlihat kasar, sementara gerakan yang lebih banyak membawa unsur estetika terkadang terlihat sangat dramatis.

Pada praktik beladiri Jepang modern, adanya persaingan membuat beladiri lebih memperhatikan aspek estetika, terutama saat pertunjukan dan kompetisi. Beladiri akan memperlihatkan kelincahan, kecantikan, dan teknik yang indah.

Sangat penting bagi seorang beladiri untuk memahami baik fungsi dan estetika dari gerakan mae karena setiap gerakan beladiri dalam seni yang berlandaskan pada prinsip Jingi-houken memiliki peranan penting pada setiap posisi pertahanan dan serangan. Kehadiran mae juga kabarnya menjadi pertimbangan utama para juri saat penilaian turnamen beladiri Jepang.

Secara keseluruhan, mae memegang peran penting dalam seni beladiri Jepang baik dari segi praktisnya dalam berlatih ataupun estetis pada saat pertunjukkan dan itu harus dikuasai dengan baik oleh setiap beladiri yang menekuni seni beladiri Jepang.

Mae dalam Kebiasaan Sehari-hari Masyarakat Jepang


Mae dalam Kebiasaan Sehari-hari Masyarakat Jepang

Mae dalam bahasa Jepang berarti depan. Orang Jepang sangat menghargai nilai sopan santun serta mengenal etika ke dalam pergaulan mereka sehari-hari. Selain sopan santun, mereka juga sangat memperhatikan hal-hal yang terlihat sepele seperti mae. Sehingga, di setiap sudut jalan dan bangunan pun terdapat petunjuk jalan yang jelas. Di sana, terdapat tanda untuk bagian depan dan belakang. Orang Jepang sangat menekankan nilai mae pada kehidupan sehari-hari mereka.

Salah satu contoh dari mae dalam kebiasaan sehari-hari masyarakat Jepang adalah memakai sepatu yang sesuai dengan situasi. Di Jepang, memakai sepatu di dalam gedung atau makan di atas meja makan punya aturan berbeda. Seperti di dalam rumah, ketika kita memasuki rumah orang Jepang, biasanya kita harus melepas sepatu dan menggunakan sandal yang disediakan. Hal ini dilakukan untuk menjaga kebersihan dari luar rumah sehingga tidak membawa kotoran dan virus ke dalam rumah.

Menggunakan sepatu juga memiliki aturan tergantung situasinya. Misalnya di dalam kantor, kita harus memasukkan kaki ke dalam sepatu yang sesuai. Namun, di dalam WC atau saat makan di atas tatami, kita harus melepas sepatu dan memakai sandal kolong. Sandal kolong biasanya disediakan oleh tempat yang harus kita kunjungi.

Di Jepang juga dilarang merokok pada jalan raya. Pemilik toko atau restoran biasanya menyediakan tempat khusus untuk merokok jauh dari bagian depan toko atau restoran. Hal ini dilakukan agar asap rokok atau genangan abu tidak mengganggu orang yang lewat di jalan. Juga, ketika kita makan di restoran, kita harus memasang bendera kecil di atas meja jika kita ingin memesan makanan atau minuman. Setiap restoran memiliki bendera yang berbeda sehingga kita harus memahaminya terlebih dahulu sebelum memesannya. Ketika makan di restoran atau di kelas, kita harus meletakkan ponsel pada mode senyap atau matikan bunyi deringnya agar tidak mengganggu orang di sekitar kita.

Sekarang kita bahas aturan menggunakan eskalator di Jepang. Di Tokyo, aturan penggunaan eskalator sungguh unik. Saat kita menggunakan eskalator, kita harus berdiri di sisi kiri dan biarkan sisi kanan digunakan oleh orang yang ingin berkejaran. Jadi, berjalan di eskalator hanya bisa dilakukan di sisi kanan, sedangkan sisi kiri hanya digunakan untuk berdiri. Hal ini dilakukan untuk memberikan akses cepat bagi mereka yang benar-benar terburu-buru.

Masyarakat Jepang memang dikenal sebagai orang yang cinta ketertiban, dan peraturan-peraturan seperti di atas bukanlah satu-satunya aturan yang harus diikuti. Namun, penting bagi siapa saja yang mengunjungi atau tinggal di Jepang untuk mengikuti semua aturan tersebut agar tidak mengganggu masyarakat lokal dan bertindak sopan selama tinggal di negara tersebut.

Cara Menggunakan Mae dalam Bahasa Jepang dengan Tepat


Mae dalam bahasa Jepang

Mae adalah salah satu kata yang sering digunakan dalam bahasa Jepang untuk menyatakan arah atau ke depan. Meski terlihat sepele, namun penggunaan Mae dalam bahasa Jepang memiliki aturan dan tata bahasa yang berbeda dengan bahasa Indonesia. Untuk itu, artikel ini akan memberikan beberapa tips untuk menggunakannya dengan tepat.

1. Penggunaan Mae sebagai Arah


arah di Jepang

Mae dalam bahasa Jepang digunakan untuk menyatakan arah ke depan. Untuk contohnya, jika kita ingin mengatakan “Tolong tunjukkan jalan ke depan”, maka dalam bahasa Jepang akan dituturkan sebagai “Mae o oshiete kudasai”.

2. Mae sebagai Waktu atau Tanggal yang Akan Datang


Waktu atau tanggal yang akan datang di Jepang

Secara umum, Mae juga dapat digunakan untuk menyatakan waktu atau tanggal yang akan datang. Kata “Ashita Mae” berarti “besok”. Sebagai contoh, kita dapat menggunakan kalimat berikut, “Watashi wa ashita mae ni Nihon ni ikimasu” yang berarti “Saya akan pergi ke Jepang besok”.

3. Mae sebagai Kata Sambung dalam Kalimat


Mae sebagai kata sambung dalam kalimat

Mae dalam bahasa Jepang juga dapat digunakan sebagai kata sambung dalam kalimat dengan arti “sebelum”. Kata ini sering digunakan dalam kalimat yang mengungkapkan urutan atau rentetan kejadian. Sebagai contoh, “Mae ni sushi o tabemashita” yang berarti “Sebelumnya saya makan sushi”.

4. Mengenal Kata “Ushiro” Sebagai Lawan Kata Mae


Ushiro dalam bahasa Jepang

Lawan kata dari Mae dalam bahasa Jepang adalah “Ushiro” yang berarti “belakang”. Dalam beberapa kalimat, kata Mae dan Ushiro dapat digunakan seiringan untuk menyatakan posisi objek atau situasi. Sebagai contoh, “Maguro wa Mae ni arimasu, tuna wa ushiro ni arimasu” yang berarti “Maguro ada di depan, tuna ada di belakang”.

5. Menggunakan Mae dalam Kalimat yang Penuh dengan Kehormatan


Kehormatan dalam bahasa Jepang

Dalam bahasa Jepang, penggunaan bahasa yang mengandung kehormatan sangat penting, terutama dalam percakapan dengan orang yang lebih tua atau atasan. Dalam hal ini, kata “Mae” harus diganti menjadi “Go-mae” untuk menjaga kehormatan. Sebagai contoh, “Anata no oshieta mae ni, Go-mae o oshiete kudasai” yang berarti “Tolong beritahu saya sebelum Anda mengajar saya”.

Dalam dunia bahasa, setiap kata memiliki makna dan aturan tata bahasa yang berbeda-beda. Menggunakan kata dengan tepat dalam bahasa Jepang memang membutuhkan waktu dan ketekunan. Namun, dengan memahami sedikit tips yang telah disebutkan di atas, diharapkan Anda dapat lebih memahami penggunaan kata Mae dalam bahasa Jepang dengan tepat dan benar.

Iklan