Cara Meminta dengan Sopan dalam Bahasa Jepang


Cara Meminta dengan Sopan dalam Bahasa Jepang

Indonesia dan Jepang adalah dua negara sahabat yang terletak tidak jauh dari satu sama lain, sehingga tidak heran jika ada banyak perusahaan Jepang yang berada di Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengenal bahasa Jepang, terutama jika kita ingin meminta sesuatu dari orang Jepang secara sopan. Dalam bahasa Jepang, meminta atau menyampaikan permintaan sangat penting, karena hal ini berkaitan dengan sikap sopan santun dan etika sosial. Oleh karena itu, dalam artikel ini, kami akan membahas cara meminta dengan sopan dalam bahasa Jepang.

1. Berbicara dengan memakai bahasa kehormatan “keigo”. Bahasa Jepang memiliki tiga tingkatan bahasa, yaitu “hiragana” yang digunakan oleh anak-anak dan teman sebaya, “katakana” yang digunakan untuk menulis kata-kata asing, dan “kanji” yang digunakan untuk menulis huruf kanji Jepang. Selain itu, dalam bahasa Jepang terdapat juga bahasa kehormatan atau “keigo” yang berkaitan dengan tingkat formalitas dalam berbicara. Ada tiga jenis keigo, yaitu “sonkeigo” (untuk memuliakan orang lain), “kenjougo” (untuk merendah diri sendiri), dan “teineigo” (untuk bahasa resmi). Oleh karena itu, saat meminta kepada teman atau kerabat, biasanya dilakukan dengan menggunakan “teineigo”. Contohnya, jika Anda ingin meminta air minum, Anda dapat mengucapkan “Sumimasen, mizu o kudasai” yang artinya “Maaf, tolong berikan saya air minum.”

2. Mengucapkan “arigatou gozaimasu” atau terima kasih. Terima kasih adalah kata yang sangat penting untuk diucapkan dalam setiap percakapan. Ada banyak cara untuk mengucapkan terima kasih dalam bahasa Jepang, tergantung pada situasi dan orang yang Anda ajak bicara. Jika Anda meminta bantuan kepada seseorang, maka Anda dapat mengucapkan “Osewa ni narimashita” atau “Arigatou gozaimashita” yang artinya “Terima kasih banyak untuk bantuannya”.

3. Menggunakan kode kata. Agar dapat memperlihatkan sikap sopan santun, banyak orang Jepang mempergunakan kode kata, seperti mempergunakan “kudasai” atau “onegai shimasu” ketika meminta bantuan atau permintaan. Sementara itu, jika Anda ingin memberi perintah, Anda harus menggunakan gaya bahasa “taifuu keigo” atau bahasa kehormatan dalam permintaan. Contohnya, jika Anda mengirimkan email kepada seseorang, Anda dapat menulis “Kashikomarimashita” atau “Soudesu” yang artinya “Saya mengerti apa yang Anda maksud”.

4. Menjaga bahasa dan kebijakan. Manusia mengalami kesalahan, sehingga sangatlah penting bagi kita untuk selalu menjaga bahasa dan kebijakan ketika berbicara. Jangan lupa untuk selalu menggunakan bahasa resmi dan sopan saat berbicara dengan orang Jepang. Sebagai contohnya, bagi mereka, “Arigatou gozaimashita” sangat berbeda dengan “Arigatou gozaimasu”. Jadi, Anda harus mempelajari perbedaan ini, agar tidak membuat kesalahan dalam berkomunikasi.

Dalam artikel ini, kami telah membahas cara meminta dengan sopan dalam bahasa Jepang. Dalam setiap bahasa, kata permintaan sangat penting, karena hal ini berkaitan dengan sopan santun dan etika sosial. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mempelajari cara meminta dengan sopan dalam bahasa Jepang agar dapat berkomunikasi secara benar dan efektif. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang ingin belajar bahasa Jepang.

Bentuk Kata Kerja pada Kalimat Permintaan dalam Bahasa Jepang


Bentuk Kata Kerja pada Kalimat Permintaan dalam Bahasa Jepang

Bahasa Jepang memiliki beberapa bentuk kata kerja yang dapat digunakan dalam membuat kalimat permintaan yang berbeda-beda tergantung pada situasi dan level keformalan yang diperlukan.

1. Bentuk kata kerja dasar – Bentuk dasar dari kata kerja dapat digunakan dalam kalimat permintaan tanpa harus menambahkan partikel tambahan. Contohnya adalah:

みてください (mite kudasai) – Tolong lihat / Please look

たべてください (tabete kudasai) – Tolong makan / Please eat

2. Bentuk kata kerja -てください (-te kudasai) – Bentuk ini digunakan ketika meminta seseorang untuk melakukan sesuatu. Bentuk ini lebih umum digunakan dan tersedia dalam berbagai situasi.

あけてください (akete kudasai) – Tolong buka / Please open

のんでください (nonde kudasai) – Tolong minumlah / Please drink

3. Bentuk kata kerja -なさい (-nasai) – Bentuk ini digunakan ketika meminta seseorang untuk melakukan sesuatu dengan lebih kuat atau tegas. Bentuk ini digunakan ketika berbicara dengan orang yang lebih muda atau lebih rendah statusnya.

あけなさい (akenasai) – Buka! / Open!

のみなさい (nominasai) – Minum! / Drink!

4. Bentuk kata kerja -てくれ (-te kure) – Bentuk ini digunakan ketika meminta seseorang untuk melakukan sesuatu sebagai sebuah permintaan yang lebih personal atau akrab. Bentuk ini juga sering digunakan ketika pembicara adalah seseorang yang lebih senior.

あけてくれ (akete kure) – Tolong buka / Can you open it?

のんでくれ (nonde kure) – Tolong minumlah / Will you drink it?

5. Bentuk kata kerja -てもらえますか (-te moraemasu ka) – Bentuk ini digunakan ketika meminta seseorang untuk melakukan sesuatu sebagai sebuah permintaan yang lebih sopan. Bentuk ini sering digunakan ketika pembicara adalah seseorang yang lebih junior.

あけてもらえますか (akete moraemasu ka) – Bisakah Anda membukanya untuk saya? / Can you open it for me?

のんでくださいましたら、助かります。(Nonde kudasaimashitara, tasukarimasu.) – Jika Anda bisa minumnya (untuk saya), itu akan membantu.

6. Bentuk kata kerja -くださいませんか (-kudasaimasen ka) – Bentuk ini digunakan ketika meminta seseorang untuk melakukan sesuatu dengan lebih sopan dan formal. Bentuk ini sering digunakan untuk orang yang lebih senior atau dalam situasi formal seperti permintaan di tempat kerja.

あけてくださいませんか (akete kudasaimasen ka) – Bisakah Anda membukanya? / Can you open it for me?

のんでいただけませんか (nonde itadakemasen ka) – Bisakah Anda minumnya untuk saya? / Can you drink it for me?

Dari semua bentuk kata kerja tersebut, kamu bisa memilih sesuai dengan kebutuhanmu. Namun, tetap diingat bahwa pemilihan bentuk kata kerja harus tetap disesuaikan dengan level keformalan dan situasi yang tepat saat kamu meminta sesuatu. Semoga artikel ini bermanfaat untukmu!

Ungkapan Permintaan Khusus dalam Bahasa Jepang


Ungkapan Permintaan Khusus dalam Bahasa Jepang

Bahasa Jepang memiliki ciri khas tersendiri, salah satunya adalah ekspresi bahasa dalam permintaan. Dalam bahasa Jepang, ada beberapa jenis permintaan yang sangat umum dilakukan, seperti meminta tolong, memesan makanan, serta meminta pendapat. Selain itu, terdapat juga ungkapan permintaan khusus lainnya yang sering digunakan oleh masyarakat Jepang. Berikut ini adalah beberapa ungkapan permintaan khusus dalam Bahasa Jepang yang umum digunakan oleh masyarakat setempat:

1. Sumimasen, _(Nama-san)_, _(Permintaan)_
Contoh: Sumimasen, Yuki-san, kore o kudasai (Maaf, Yuki-san, tolong berikan ini)
Ungkapan ini sering digunakan untuk meminta sesuatu pada seseorang, misalnya saat memesan makanan di restoran dan membutuhkan bantuan pelayan. Ungkapan ini sangat sopan, sehingga cocok digunakan dalam situasi formal. Selain itu, menggunakan nama orang yang dituju juga akan memberikan kesan lebih sopan.

2. _(Permintaan)_, de kudasai
Contoh: Suupaaman, kudasai (Superman, tolong berikan)
Ungkapan ini sering digunakan saat meminta sesuatu pada orang yang lebih tua. Selain itu, penggunaan bentuk kata kerja -de- mengindikasikan bahwa permintaan tersebut memerlukan kerja sama dari orang yang dimintai. Penggunaan kudasai (berikan) juga memberikan kesan sopan pada permintaan tersebut.

3. _(Dalam Bahasa Jepang)_ ka, wakarimasu ka?
Contoh: Shashin o totte itadakemasu ka, wakarimasu ka? (Anda bisakah mengambil foto untuk saya atau tidak, apakah anda mengerti?)
Ungkapan ini digunakan ketika kita membutuhkan bantuan orang lain, tetapi ingin memastikan bahwa permintaan tersebut sudah dipahami. Ungkapan ini sangat berguna saat kita berkomunikasi dengan orang asing di Jepang. Selain itu, ungkapan ini juga menunjukkan sikap sopan kita kepada orang lain.

4. _(Tempat)_ made ikura desu ka?
Contoh: Ueno-eki made ikura desu ka? (Berapa harga perjalanan ke stasiun Ueno?)
Ungkapan ini sering digunakan ketika kita ingin menanyakan harga atau biaya suatu hal. Selain itu, ungkapan ini juga sering digunakan untuk menanyakan berapa biaya ongkos taksi, ongkos kereta api, dan lain sebagainya.

5. _(Nama-san)_, shitsurei shimasu. _(Permintaan)_ no mondai wa arimasen ka?
Contoh: Yamamoto-san, shitsurei shimasu. Pen ni shite itadakemasen ka? No mondai wa arimasen ka? (Maaf mengganggu, Yamamoto-san. Bisakah Anda mengambil pulpen untuk saya? Tidak merepotkan Anda bentrok? )
Ungkapan ini digunakan untuk permintaan pada orang yang lebih tua atau ada di posisi yang lebih tinggi daripada kita. Selain itu, ungkapan ini juga cocok dipakai saat meminta maaf karena mengganggu orang lain. Penggunaan nya juga sangat sopan dan diharapkan mempengaruhi kesan dan rasa hormat yang diberikan pada orang lain.

Dalam bahasa Jepang, meminta dengan sopan sangat diperhatikan oleh masyarakat setempat. Oleh karena itu, sebelum kita meminta suatu hal pada orang lain, mari kita berusaha untuk memakai antar kata yang sesuai dan sopan. Semoga artikel ini bisa menjadi referensi bagi pembaca untuk belajar Bahasa Jepang dengan lebih baik dan bijak.

Menerapkan Nihongo Keigo pada Permintaan dengan Orang Tua atau Atasan


Nihongo Keigo

Saat berbicara dalam bahasa Jepang, terdapat beberapa tingkatan bahasa yang harus diperhatikan. Salah satunya adalah Nihongo Keigo. Nihongo Keigo adalah bentuk bahasa yang digunakan untuk menyapa seseorang yang lebih tua atau dianggap lebih tinggi statusnya. Saat meminta sesuatu kepada orang tua atau atasan, kita harus menggunakan Nihongo Keigo agar komunikasi yang dilakukan terlihat sopan dan menghargai orang yang kita ajak bicara.

Berikut ini adalah beberapa tips penting untuk menerapkan Nihongo Keigo pada permintaan dengan orang tua atau atasan:

1. Gunakan Kata Sambutan yang Tepat

Kata Sambutan yang tepat harus digunakan sebagai penghormatan atas kedudukan orang yang kita ajak bicara. Orang Jepang sangat memperhatikan penggunaan kata sambutan yang tepat dalam bahasa Jepang. Beberapa kata sambutan yang tepat antara lain adalah Okaasan (untuk ibu), Otousan (untuk ayah), Ojisan (untuk paman/tetangga), Toshishita no Mikata (untuk junior), Anata (untuk pasangan/teman), dan lain sebagainya.

2. Gunakan Kata Bantu yang Tepat

Selain menggunakan kata sambutan yang tepat, kita juga harus menggunakan kata bantu yang tepat saat meminta sesuatu kepada orang tua atau atasan. Kata bantu yang tepat seperti Kudasai, Onegaishimasu, dan Tomete Kudasai, harus digunakan untuk meminta sesuatu secara sopan dan menghargai.

3. Gunakan Kalimat dengan Bentuk Passif

Saat meminta sesuatu kepada orang tua atau atasan, kita juga harus menggunakan kalimat dengan bentuk passif. Contoh kalimat dengan bentuk passif seperti “Sumimasen, Ano Dougu wa Toretemasu ka?” atau “Shitsumon ga arimasu ga…” dapat digunakan sebagai bentuk permintaan. Penggunaan kalimat dengan bentuk passif dapat membuat percakapan terlihat sopan dan menghargai kedudukan orang yang kita ajak bicara.

4. Gunakan Eksplanasi yang Jelas dan Singkat

Saat meminta sesuatu kepada orang tua atau atasan, kita harus membuat eksplanasi yang jelas dan singkat tentang apa yang kita butuhkan. Gunakan kata-kata yang mudah dipahami oleh orang tua atau atasan untuk menjelaskan kebutuhan kita. Misalnya, saat meminta ijazah kita yang disimpan oleh orang tua, kita bisa mengucapkan “Sumimasen, Gakusei-shou ga hoshii desu.” atau “Gakusei-shou o Torete mo ii desu ka?”

Dalam bahasa Jepang, Nihongo Keigo sangat penting untuk digunakan saat berbicara dengan orang tua atau atasan. Hal ini juga dianggap sebagai bentuk penghargaan terhadap kedudukan dan usia seseorang yang kita ajak bicara. Dengan menerapkannya dengan tepat, kita dapat memperlihatkan sopan santun dan etika yang tinggi dalam percakapan kita.

Konteks Sosial dalam Meminta dalam Bahasa Jepang


Meminta di Jepang gambar

Bahasa Jepang memiliki budaya yang unik terutama dalam hal meminta. Kultur meminta dalam Bahasa Jepang dibedakan menjadi tiga tipe berdasarkan konteks sosialnya. Konteks untuk meminta yang pertama disebut o-negai (願い). Biasanya digunakan di sekolah dasar atau antara teman-teman. Konteks untuk meminta yang kedua adalah chotto ii desu ka (ちょっといいですか), Artinya, “Bisakah saya minta sedikit waktu Anda?” Konteks ini biasanya digunakan dalam interaksi bisnis, dan perlu diingat bahwa hal ini harus diucapkan secara sopan. Konteks untuk meminta yang ketiga adalah sumimasen ga (すみませんが). Sumimasen artinya maaf dan kombinasi dengan “ga” untuk menandakan bahwa pelaku ucapannya memintai sesuatu. Konteks ini biasanya digunakan ketika meminta bantuan untuk mendapatkan petunjuk atau ketika meminta bantuan di rumah sakit, stasiun kereta api atau kantor pemerintah.

Salah satu budaya memohon di Jepang adalah ketika seseorang menerima hadiah atau layanan. Dalam situasi ini, seseorang harus merespon dengan kalimat “osakini onegai shimasu” (お先にお願いします). Berikut adalah beberapa contoh permintaan dalam Bahasa Jepang.

1. Shashin wo totte mo ii desu ka? (Bisakah saya mengambil foto?)
2. Chotto kiite kudasai. (Bisakah Anda mengulanginya?)
3. Sumimasen ga, mitsukemonai desu. Doko desu ka? (Maaf, saya tidak bisa menemukannya. Dimana itu?)
4. Osusumemasu. Kono hon wo kudasai. (Saya merekomendasikan buku ini. Mohon beri saya ini.)
5. Kono resutoran no menyuu wo onegaishimasu. (Bisakah saya meminta menu dari restorannya?)

Meskipun permintaan tersebut nampak sederhana, namun sangat penting untuk menggunakan Bahasa Jepang yang tepat tergantung pada konteksnya. Jika ada kesalahan dalam meminta, seseorang dapat dianggap kurang sopan atau bahkan dianggap tidak sopan.

Dalam masyarakat Jepang, kebersamaan dan rasa saling menghargai sangatlah penting. Sehingga dalam penggunaan Bahasa Jepang, orang harus memerhatikan ucapan maaf dan rasa terima kasih. Contohnya, ketika seseorang meminjamkan buku, gadget atau barang lainnya, dia harus berterima kasih menggunakan frasa arigatou gozaimasu (terima kasih) dan ketika mengembalikan benda itu, pelakunya harus meminta maaf dengan menggunakan frasa sumimasen (maafkan saya).

Menurut beberapa studi, permintaan dalam Bahasa Jepang yang diucapkan dengan kasar atau tidak sopan terkadang disebabkan oleh kecemasan. Karena Bahasa Jepang sangat ketat dalam konteks sosialnya, ada perasaan khawatir bahwa permintaan yang tidak pantas akan menimbulkan rasa tidak suka dan ketidaknyamanan di antara teman dan rekan kerja. Jadi, sebelum melakukan permintaan, sebaiknya pikirkan dengan matang konteks yang tepat dan gunakan Bahasa Jepang dan ucapan yang tepat serta sopan.

Iklan