Ulasan Anime Princess Principal

Ulasan Anime Princess Principal
Table of contents: [Hide] [Show]

Ulasan Anime Princess Principal | Anime selalu memiliki cara unik untuk mengajak penontonnya menyelami dunia yang berbeda. Salah satu contoh menarik dari kolaborasi antara Actas dan Studio 3Hz adalah “Princess Principal,” sebuah karya yang mengajak kita menjelajahi dunia mata-mata yang penuh intrik dan suasana steampunk yang mengagumkan.

Ulasan Anime Princess Principal

Cerita dan Latar Belakang Dunia

“Princess Principal” membawa kita ke London alternatif di awal abad ke-20, di mana teknologi steampunk dan kekuatan Cavorite memungkinkan penerbangan. Inggris memanfaatkan keunggulan militer ini, tetapi secara internal terbagi menjadi dua, yaitu Kerajaan dan Persemakmuran. Cerita berpusat pada lima tokoh utama: Ange le Carré, Dorothy, Toudou Chise, Charlotte, dan Beatrice.

Ange dan Dorothy, meskipun berstatus siswa di sebuah akademi bergengsi di Kerajaan, sebenarnya adalah mata-mata yang bertugas untuk Persemakmuran. Mereka merekrut Charlotte, putri kerajaan dan pewaris takhta, serta Beatrice, seorang bangsawan muda, untuk membantu mereka dalam misi mata-mata di dunia elit Kerajaan.

Seiring alur cerita berkembang, kita diperkenalkan pada teknologi steampunk yang mengubah dunia, termasuk penemuan Cavorite yang membuat penerbangan menjadi mungkin. Meskipun tidak mencampuri diri secara mendalam dalam elemen steampunk, anime ini berhasil menarik penonton ke dalam suasana alternatif yang begitu mengagumkan.

Struktur Episodik yang Menarik

Satu hal yang membuat “Princess Principal” berbeda adalah struktur episodiknya. Meskipun diatur sebagai “cases” dengan nomor urut, alur cerita tidak berurutan secara kronologis. Misalnya, episode 2 adalah “case 1,” di mana Ange dan Dorothy merekrut Charlotte dan Beatrice. Struktur ini memberikan keunikan tersendiri karena memungkinkan penonton untuk memahami latar belakang karakter secara bertahap.

Setiap “case” seringkali bersifat mandiri dan memperdalam pemahaman kita tentang karakter-karakter utama. Beberapa episode mengungkap latar belakang karakter, sementara yang lain menyoroti kondisi masyarakat biasa di dunia mereka. Ada juga episode dengan aksi tinggi saat para gadis terlibat dalam kasus-kasus berbahaya yang mempertaruhkan nyawa mereka.

Potensi yang Kurang Terealisasi

Meskipun “Princess Principal” memiliki ambisi besar, terutama terkait dengan perubahan yang diinginkan oleh tokoh Charlotte, sayangnya, penyelesaian ceritanya kurang memuaskan. Beberapa episode menuju akhir membuat kita berpikir bahwa perubahan besar akan terjadi, tetapi klimaksnya justru mengembalikan keseimbangan politik seperti semula. Kekecewaan bisa dirasakan oleh penonton yang berharap pada perubahan yang lebih substansial.

Di sisi lain, anime ini berhasil membawa penontonnya terlibat dengan karakter-karakternya, terutama dalam separuh pertama serial ini. Backstory yang sedih dan keputusan karakter yang berdampak emosional membuat “Princess Principal” menjadi lebih dari sekadar cerita mata-mata biasa.

Seni yang Mengagumkan

Salah satu aspek yang patut diacungi jempol dari “Princess Principal” adalah seni visualnya. Dengan fokus pada detail latar belakang dan suasana malam di kota, anime ini berhasil menciptakan atmosfer steampunk yang memukau. Kolaborasi antara Actas dan Studio 3Hz memberikan hasil animasi yang konsisten dan berkualitas.

Tokoh-tokoh dalam anime ini juga dirancang dengan baik, meskipun tidak selalu menjadi yang paling menarik. Namun, desain karakter yang khas memberikan daya tarik tersendiri bagi penggemar genre steampunk dan aksi mata-mata.

Baca juga: Ulasan Anime After the Rain

Pengisi Suara yang Kompeten

Meskipun pengisi suara utama anime ini mungkin belum begitu terkenal, mereka mampu membawakan peran dengan baik. Pengisi suara untuk Ange dan Charlotte berhasil menyampaikan karakter mereka dengan nuansa emosional yang sesuai.

Kesimpulan

Meskipun “Princess Principal” tidak sepenuhnya mencapai potensinya, anime ini tetap menyajikan pengalaman yang menyenangkan, terutama bagi penggemar genre steampunk dan mata-mata. Sayangnya, anime ini terasa terlalu singkat, dan penonton mungkin merasa kecewa dengan penyelesaian cerita yang terbilang cepat

Bagi yang berharap ada kelanjutan, sayangnya, permainan seluler yang diantisipasi hanya dirilis dalam bahasa Jepang.

Dengan segala kekurangannya, “Princess Principal” tetap menyajikan dunia mata-mata yang menarik dan visual yang mengagumkan. Bagi yang menyukai kombinasi steampunk, aksi mata-mata, dan kisah penuh intrik, anime ini masih layak untuk ditonton.

Iklan