Istilah Umum dalam Kalender Jepang


bulan-bulan dalam bahasa jepang

Japan is known for its unique culture and traditions, including its calendar system. In Japan, there are many special words for the months of the year that have unique interpretations and meanings. Here are some Istilah Umum dalam Kalender Jepang or common terms in Japanese calendar system.

1. 睦月 (Mutsuki)


Gambar Mutsuki

Bulan pertama dari kalender Jepang, Mutsuki (睦月) diartikan sebagai bulan “persahabatan”. Saat ini, musim dingin yang sebenarnya mulai dan Miyako Odori, Festival Tari Istana, diadakan di Kyoto. Ini adalah bulan yang merupakan awal dari kegembiraan tahun baru Jepang. Pada zaman Edo, teater Kabuki dan bunraku sangat populer di bulan ini.

2. 如月 (Kisaragi)


Gambar Kisaragi

Kisaragi (如月) bisa diterjemahkan sebagai “bulan penuh harapan”. Bulan Februari biasanya merupakan bulan terdingin di Jepang. Bunga-bunga plum pertama muncul pada bulan ini mengumumkan akan datangnya musim semi. Ada sebuah festival di Chiba Prefecture yang diadakan setiap tahun pada bulan ini dan merupakan salah satu festival pertama dalam setahun itu.

3. 皐月 (Satsuki)


Gambar Satsuki

皐月 (Satsuki) diartikan sebagai “bulan air”. Bulan ini biasanya terjadi pada bulan Mei. Pada saat ini, bunga azalea mekar di seluruh Jepang, Tengu dan dekorasi Yukata kadang-kadang digunakan di kuil-kuil untuk menghormati dewa-dewa.

4. 文月 (Fumizuki)


Gambar Fumizuki

Bulan Juni di Jepang disebut sebagai Fumizuki (文月). Istilah ini bisa diartikan sebagai “bulan kebudayaan”. Bulan ini dipenuhi banyak festival yang berhubungan dengan tradisi kebudayaan Jepang. Awal musim panas terjadi pada bulan Juni ini, dan biasanya bertepatan dengan musim memanen teh dan bunga iris yang bisa ditemukan di seluruh Jepang.

5. 霜月 (Shimotsuki)


Gambar Shimotsuki

霜月 (Shimotsuki) yang berarti “bulan embun es” atau “bulan embun”, terjadi pada bulan November. Waktu ini biasanya menandai musim dingin yang tiba di seluruh Jepang. Ada beberapa festival di bulan November ini seperti Shichi-go-san, di mana anak-anak berusia tiga, lima, dan tujuh tahun pergi ke kuil untuk berterima kasih telah dewasa dan diberkati oleh Dewi Shinto-buddha.

6. 師走 (Shiwasu)


Gambar Shiwasu

Bulan terakhir dalam kalender Jepang, Shiwasu (師走) diartikan sebagai “seorang guru berlari”. Arti dari istilah ini mengacu pada kepadatan yang dimiliki bulan ini dengan banyak tugas akhir tahun yang harus diselesaikan. Ini adalah waktu ketika pengusaha menyelesaikan laporan akhir tahun mereka dan orang Jepang bersiap untuk liburan selama seminggu dari hari Natal.

Itulah beberapa bulan dalam kalender Jepang dengan istilah unik dan spesifik. Dengan makna dan festival yang berbeda setiap bulannya, kita bisa lebih memahami budaya dan tradisi Jepang dan juga melihat perubahan musim serta perayaan-perayaannya.

Penamaan Bulan Berdasarkan Cuaca dan Musim di Jepang


Penamaan Bulan Berdasarkan Cuaca dan Musim di Jepang

Salah satu budaya unik Jepang adalah penamaan bulan berdasarkan cuaca dan musim yang ada di negara tersebut. Penamaan ini diwariskan dari zaman dahulu kala dan masih dipertahankan hingga saat ini.

Di Jepang, ada 24 istilah untuk bulan berdasarkan cuaca dan musim yang berubah setiap bulannya. Penamaan ini dipengaruhi oleh pengamatan cuaca dan musim yang dilakukan oleh penduduk Jepang sejak zaman dulu dan juga ramalan cuaca dari ahli astronomi China.

Beberapa bulan yang memiliki penamaan berdasarkan cuaca dan musim di Jepang antara lain:

1. Mutsuki (Januari)

Mutsuki Bulan Januari Jepang

Mutsuki berasal dari kata “muku” yang berarti “bersih”. Bulan ini disebut juga sebagai “Shinryoku no Tsuki” karena ditandai dengan daun tipis yang baru tumbuh atau dengan bahasa Jepang, Shinryoku.

2. Kisaragi (Februari)

Kisaragi Bulan Februari Jepang

Bulan Februari dalam bahasa Jepang disebut dengan “Kisaragi” yang artinya hujan tipis atau salju yang turun dengan cair. Hal ini menggambarkan cuaca musim semi yang masih dingin dan basah.

3. Sakura (Maret)

Sakura Bulan Maret Jepang

Sakura adalah bunga sakura yang mekar pada bulan Maret. Bulan ini juga disebut sebagai “Haru No Shi Zukuri” atau saat di mana kehidupan baru dimulai.

4. Uzuki (Mei)

Uzuki Bulan Mei Jepang

Uzuki berasal dari kata “uzura no ki” atau “burung puyuh”. Bulan ini merupakan musim di mana para peternak memelihara burung puyuh untuk dijadikan santapan.

5. Tanabata (Juli)

Tanabata Bulan Juli Jepang

Tanabata adalah bulan di mana bintang Vega dan Altair bertemu untuk berkencan. Karena itulah ada tradisi Menulis permintaan atau harapan pada kertas yang akan diikat di bambu dan diletakkan di sungai danau atau tempat umum.

6. Tsukimi (September)

Tsukimi Bulan September Jepang

Tsukimi adalah bulan dimana para orang Jepang merayakan purnama atau dekat dengan bulan purnama dengan mengadakan acara makan-makan sambil mengagumi keindahan bulan.

Demikian beberapa contoh penamaan bulan berdasarkan cuaca dan musim di Jepang. Semoga pengetahuan tentang budaya Jepang ini dapat menambah wawasan kita mengenai negara Sakura ini.

Perayaan Keagamaan dan Penamaan Bulan dalam Kalender Jepang

Perayaan Keagamaan dan Penamaan Bulan dalam Kalender Jepang

Perayaan keagamaan merupakan tradisi yang sangat kental di Jepang. Bulan-bulan dalam kalender Jepang memiliki hubungan yang erat dengan perayaan-perayaan keagamaan tersebut. Ini bisa dilihat dari nama-nama bulan dalam kalender Jepang yang menunjukkan perayaan keagamaan yang terjadi pada bulan tersebut.

Berikut adalah penjelasan tentang beberapa perayaan keagamaan dan penamaan bulan dalam kalender Jepang:

1. Januari (Mutsuki)

Januari (Mutsuki)

Bulan Januari disebut Mutsuki dalam kalender Jepang. Pada bulan ini, terdapat dua perayaan keagamaan yang cukup terkenal di Jepang, yaitu Shogatsu (Tahun Baru Jepang) dan Seijin no Hi (Hari Seijin).

Shogatsu merupakan perayaan tahun baru yang dirayakan di seluruh Jepang. Perayaan ini dimulai dari tanggal 1 hingga 3 Januari. Selama perayaan Shogatsu, orang Jepang mengunjungi kuil atau kuil untuk berdoa dan meminta keberuntungan di tahun yang baru.

Sementara, Seijin no Hi merupakan perayaan yang terjadi pada hari kedua Senin di bulan Januari dan ditujukan untuk para pemuda dan pemudi yang telah berumur 20 tahun atau 20 tahun terakhir. Pada hari ini, para pemuda dan pemudi di Jepang mengenakan kimono dan mengikuti perayaan di kuil atau balai kota. Seijin no Hi penting dalam budaya Jepang karena menandai masuknya para pemuda dan pemudi ke dalam masyarakat dewasa.

2. Maret (Yayoi)

Maret (Yayoi)

Bulan Maret disebut Yayoi dalam kalender Jepang. Pada bulan ini, terdapat perayaan keagamaan Hina Matsuri yang terkenal. Hina Matsuri juga disebut sebagai perayaan Hari Boneka. Pada perayaan ini, orang Jepang menghias rumah mereka dengan boneka-boneka cantik yang mewakili keluarga kaisar dan tokoh-tokoh Istana Kerajaan. Hina Matsuri diadakan pada tanggal 3 Maret setiap tahunnya. Di dalam tradisi Jepang, orang Jepang percaya bahwa boneka-boneka tersebut dapat melindungi anak-anak dari penyakit dan bencana alam serta membawa kebahagiaan dan kesuksesan bagi keluarga mereka.

3. Juli (Minazuki)

Juli (Minazuki)

Bulan Juli disebut Minazuki dalam kalender Jepang. Pada bulan ini, terdapat perayaan keagamaan yang sangat penting dalam budaya Jepang, yaitu Tanabata Matsuri (Festival Bintang). Tanabata Matsuri diadakan pada tanggal 7 Juli setiap tahunnya. Perayaan ini merupakan peringatan atas pertemuan jangka pendek antara dua bintang di atas langit, yaitu Vega dan Altair. Tradisi Tanabata Matsuri telah ada di Jepang sejak abad ke-8.

Pada perayaan Tanabata Matsuri, orang Jepang menghias jalanan, toko, dan rumah mereka dengan berbagai dekorasi yang berbentuk bintang dan lampu hias. Selain itu, orang Jepang juga menulis doa-doa mereka pada kertas berwarna dan menggantungnya di pohon bambu. Orang Jepang percaya bahwa doa-doa tersebut akan terkabul jika mereka mengikuti aturan dan tradisi Tanabata Matsuri dengan benar.

Itulah beberapa perayaan keagamaan yang terjadi di Jepang dan penamaan bulan dalam kalender Jepang. Kesemuanya memiliki nilai historis dan budaya yang sangat kuat di Jepang. Bagi Anda yang ingin mengunjungi Jepang, mencoba mengikuti salah satu dari perayaan keagamaan tersebut bisa menjadi pengalaman yang sangat berkesan dan akan mendapatkan pengalaman yang sulit untuk dilupakan.

Sejarah dan Asal Usul Penamaan Bulan dalam Bahasa Jepang


Bulan dalam bahasa jepang

Bulan adalah satelit alami Bumi yang terus-menerus memantulkan sinar matahari ke Bumi sehingga muncul sebagai bola cahaya putih di langit malam. Namun, di Jepang, bulan juga berfungsi sebagai penanda musim dan budaya. Bahasa Jepang memiliki sejumlah istilah yang digunakan untuk menyebut bulan-bulan dalam setahun. Berikut ini adalah sejarah dan asal usul penamaan bulan dalam bahasa Jepang.

Berdasarkan sejarah, penggunaan kalender bulan di Jepang telah dimulai sejak zaman kuno. Negara itu pada awalnya menerima kalender bulan dari Tiongkok kontinental, yang kemudian disesuaikan dengan kehidupan masyarakat Jepang. Bukti tertua dari kalender bulan Jepang ditulis dalam “Manyoshu”, kumpulan puisi kuno dari periode Nara (710-794 M). Puisi-puisi ini mengungkapkan keindahan alam dan nilai-nilai budaya yang dihubungkan dengan bulan.

Penamaan bulan-bulan dalam bahasa Jepang mengacu pada beberapa tradisi Jepang, termasuk siklus pertanian dan periode musim. Namun, terlepas dari asal-usulnya, nama bulan-bulan dalam bahasa Jepang sangat mirip dengan nama bulan-bulan dalam bahasa Korea dan Tionghoa, karena budaya-budaya tersebut berbagi sejarah yang sangat erat.

Penamaan bulan dalam bahasa Jepang berasal dari sistem penamaan lunar yang membedakan antara bulan purnama dan bulan tidak purnama. Sebagai contoh, ‘tsukimigusa’ yang berarti ‘bulan bunga-bungaan’ disebutkan dalam puisi kuno dari era Nara dan digunakan untuk menggambarkan bulan purnama yang muncul di awal musim semi. Sementara itu, ‘shokangetsu’ menggambarkan bulan setengah yang muncul pada awal musim gugur dan digunakan oleh keluarga kekaisaran sebagai penanda awal perayaan Chuseok.

Momen penting dalam kalender Jepang selalu dipandang sebagai refleksi budaya dan kisah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, termasuk sesuatu yang seperti bulan di malam musim dingin. ‘Giwaki’ atau ‘bulan sengaja’ dalam bahasa Jepang dipandang sebagai bulan yang memadukan kecantikan dan ketenangan, yang terlihat di malam dingin ketika bulan menyelimuti bumi dengan cahayanya. Orang Jepang memandang bulan sebagai pengingat untuk amortisasi kondisi alami yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan sehari-hari dan juga menjadi peluang merayakan kecantikan alam.

Petang hari, kelompok masyarakat Jepang biasanya mengadakan festival kecil dengan bunyi terompet dan es krim di padang rumput dengan melihat bulan secara virtual di stadion setempat. Sementara itu, bagi pecinta alam, mereka bisa menikmati kecantikan bulan purnama malam musim panas yang disebut “Hanzoku”. Kegiatan ini menarik minat publik dan menjadi salah satu daya tarik wisata di Jepang.

Nah, itulah sejarah dan asal usul penamaan bulan dalam bahasa Jepang. Terlepas dari sejarah dan asal usulnya, bulan di Jepang tetap menjadi salah satu simbol yang terus diperhatikan dan dihargai. Bagi mereka yang memiliki minat di bidang budaya Jepang, tak ada salahnya mengenal lebih dalam mengenai penamaan bulan Jepang dan perayaan-perayaan yang berkaitan di sekitarnya.

Memahami Arti dari Setiap Nama Bulan dalam Bahasa Jepang


Bulan Dalam Bahasa Jepang

Di Jepang, setiap bulan memiliki nama yang diberikan untuk memperingati acara atau momen penting yang terjadi pada bulan tersebut di masa lalu. Ini menunjukkan betapa pentingnya budaya dan sejarah di Jepang. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai arti dari setiap nama bulan dalam bahasa Jepang:

Januari – Mutsuki (睦月)


Januari Bulan Dalam Bahasa Jepang

Mutsuki dalam bahasa Jepang berarti “bulan yang menyenangkan”. Nama ini diberikan karena pada bulan Januari di Jepang adalah musim dingin yang sangat indah. Ada banyak festival dan perayaan yang diadakan di seluruh negeri untuk merayakan awal tahun yang baru.

Februari – Kisaragi (如月)


Februari Bulan Dalam Bahasa Jepang

Arti dari nama Kisaragi adalah “bulan yang sama seperti awan”. Nama untuk bulan ini diberikan karena pada bulan Februari, awan sering muncul selama saat musim dingin di Jepang. Kisaragi juga menjadi nama tradisional untuk gadis Jepang.

Maret – Yayoi (弥生)


Maret Bulan Dalam Bahasa Jepang

Yayoi adalah “bulan rintangan yang baru” atau “bulan yang subur”. Nama ini diberikan karena pada bulan Maret, musim semi di Jepang dimulai dan tanah menjadi subur untuk ditanami. Pada saat ini juga, banyak bunga sakura mekar memberikan pemandangan yang indah di seluruh Jepang.

April – Uzuki (卯月)


April Bulan Dalam Bahasa Jepang

Bulan April disebut Uzuki dalam bahasa Jepang yang berarti “bulan kelinci”. Nama ini diberikan karena bulan April identik dengan kelinci yang melambangkan keberuntungan di Jepang. Selain itu, saat musim semi yang meriah dan kegembiraan penduduknya menjadi gambaran khas Jepang pada bulan ini.

Mei – Satsuki (皐月)


Mei Bulan Dalam Bahasa Jepang

Satsuki dalam bahasa Jepang memiliki arti “bulan bulan penuh keberuntungan”. Nama ini diberikan karena pada bulan Mei banyak festival dan kegiatan lainnya seperti olahraga bertujuan untuk mengumpulkan keberuntungan bagi penduduk yang merayakannya.

Bulan Dalam Bahasa Jepang

Dalam kesimpulannya, nama bulan dalam bahasa Jepang memberikan nilai arti bagi penduduknya. Nama itu dibuat berdasarkan sejarah budaya dan kepercayaan penduduknya. Sehingga, nama-nama bulan dalam bahasa Jepang memiliki banyak makna dan pesan di dalamnya.

Iklan