Contoh Kalimat Imperatif Mengizinkan dalam Bahasa Jepang untuk Berbagai Situasi

Mengenal Kalimat Imperatif


Kalimat Imperatif

Kalimat Imperatif merupakan kalimat yang digunakan untuk memberikan suatu perintah atau perintah yang disampaikan untuk melakukan suatu tindakan atau perilaku. Kalimat Imperatif sangat sering digunakan di dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam percakapan sehari-hari, maupun di dalam bentuk tulisan tertulis.

Kalimat Imperatif selalu membawa kata kerja utama (Verb) yang bertindak sebagai panduan aksi tersebut. Biasanya pengucapan kalimat Imperatif diwarnai dengan nada yang kuat dan tegas sehingga para pendengar akan mengerti bahwa mereka harus melakukan tindakan tertentu.

Dalam bahasa Indonesia, kalimat Imperatif memiliki beberapa jenis, antara lain :

1. Imperatif Positif

Imperatif Positif

Imperatif Positif adalah jenis kalimat yang digunakan untuk memberikan suatu perintah secara langsung dan tegas, baik untuk satu orang atau beberapa orang. Imperatif Positif memiliki aturan yang cukup sederhana, yakni :

  • Kata kerja utama dalam Imperatif Positif harus berbentuk akar kata (root word) dari kata kerja. Sebagai contoh menggunakan kata kerja “Menulis”, maka bentuk Imperatif Positifnya adalah “Tulis”.
  • Kata ganti kepemilikan yang digunakan dalam Imperatif Positif biasanya bersifat umum seperti “Kalian” atau “Kita” jika kegiatan tersebut dilakukan bersama-sama, atau “Kamu” atau “Anda” jika kegiatan tersebut dilakukan oleh satu orang saja.
  • Umumnya, Imperatif Positif tidak dilengkapi dengan unsur subjek dalam kalimat, seperti “Kamu” atau “Saya”, karena frasa tersebut sudah diwakili oleh kata kerja utama.
  • Contoh kalimat Imperatif Positif yang sering kita dengar atau gunakan :
  • Tidur!
  • Makan dengan lahap!
  • Tolong jangan duduk di sana!
  • Bakar dagingnya!
  • Lompatlah!
  • Minumlah obatnya!
  • Berhenti bermain game sekarang juga!

Imperatif Positif sangatlah berguna untuk membuat suatu perintah yang sederhana dan mudah dipahami. Namun, karena penggunaan yang terlalu banyak, dapat terkesan kasar jika tidak dipadukan dengan kalimat sopan santun di depannya atau di akhir kalimat Imperatif Positif.

Penggunaan Kalimat Imperatif untuk Memberi Izin


people giving permission

Kalimat imperatif digunakan untuk memerintah atau memberi instruksi dalam bahasa Indonesia. Namun, ada juga situasi di mana kita dapat menggunakan kalimat imperatif untuk memberi izin kepada orang lain. Berikut adalah beberapa contoh kalimat imperatif mengizinkan dalam bahasa Indonesia.

Menggunakan Kata “Boleh”

people giving permission with okay hand gesture

Kata “boleh” adalah salah satu kata kunci yang sering digunakan dalam kalimat imperatif untuk memberi izin. Biasanya, kata “boleh” diikuti dengan aktivitas yang ingin diizinkan. Contohnya seperti:

  • Boleh masuk ke ruangan ini?
  • Boleh meminjam bukumu?
  • Boleh menyelesaikan pekerjaan ini besok?
  • Boleh merokok di luar ruangan?

Menggunakan Kata Kerja dan Kata “Saja”

people giving permission with smiling face

Selain menggunakan kata “boleh”, kita juga dapat menggunakan kata kerja dan kata “saja” untuk memberi izin kepada orang lain. Kata kerja yang digunakan akan tergantung pada aktivitas yang ingin diizinkan. Contohnya seperti:

  • Jangan ragu untuk meminta tolong kepada saya.
  • Silakan duduk di kursi kosong.
  • Ayo ikut bermain bola bersama kita.

Kata “saja” digunakan untuk menunjukkan bahwa orang tersebut bebas melakukan aktivitas tersebut tanpa ada peraturan atau batasan yang harus diikuti. Contohnya seperti:

  • Minumlah sebanyak-banyaknya air yang kamu mau saja.
  • Gunakan bantal sebanyak yang kamu inginkan saja.
  • Makan makanan yang kamu suka saja.

Menggunakan Kata “Silakan”

people giving permission with hand gesture

Kata “silakan” juga dapat digunakan dalam kalimat imperatif untuk memberi izin. Biasanya, kata “silakan” diikuti dengan aktivitas atau permintaan yang diinginkan. Contohnya seperti:

  • Silakan tinggalkan pesan di telepon saya.
  • Silakan kunjungi situs web perusahaan kami.
  • Silakan bawa tamu Anda ke pesta ini.

Perbedaan Kalimat Imperatif Mengizinkan dengan Kalimat Tanya

people asking question

Ketika memberi izin menggunakan kalimat imperatif, kita harus berhati-hati agar tidak membingungkan dengan kalimat tanya. Kalimat tanya menggunakan intonasi yang lebih tinggi pada akhir kalimat.

Sebagai contoh, “Bolehkah aku masuk ke dalam ruangan ini?” adalah kalimat tanya. Sedangkan, “Boleh masuk ke dalam ruangan ini?” adalah kalimat imperatif yang memberi izin kepada orang tersebut untuk memasuki ruangan tersebut.

Dengan mengetahui beberapa contoh kalimat imperatif untuk memberi izin, kita dapat lebih percaya diri dalam memberikan izin kepada orang lain. Ingatlah untuk menggunakan kata-kata yang sopan dan jelas agar tidak menimbulkan salah paham atau konflik di antara kita.

Contoh Kalimat Imperatif Mengizinkan dalam Bahasa Jepang


Contoh Kalimat Imperatif Mengizinkan dalam Bahasa Jepang

Kalimat Imperatif Mengizinkan adalah jenis kalimat yang mengharuskan seseorang untuk meminta izin atau memberikan izin kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Dalam bahasa Jepang, kalimat imperatif mengizinkan ini disebut sebagai “Keizoku” yang artinya “izin”.

Berikut ini adalah beberapa contoh Kalimat Imperatif Mengizinkan dalam Bahasa Jepang:

1. Konpurīto o suwatte mo ii desu ka?

Artinya: “Bolehkah aku duduk di kursi ini?”

2. Shashin o totte mo ii desu ka?

Artinya: “Bolehkah aku mengambil foto?”

3. Toire ni ikutte mo ii desu ka?

Artinya: “Bolehkah saya pergi ke kamar mandi?”

toilet dalam bahasa jepang

4. Sumimasen, tsukaimichi o mo ichido itte mo ii desu ka?

Artinya: “Maaf, bolehkah saya menanyakan arah lagi?”

5. Koko de denwa o kakeru koto wa dekimasu ka?

Artinya: “Bolehkah saya menggunakan telepon di sini?”

6. Shite dekiru koto o suru niha izin ga hitsuyou desu.

Artinya: “Saya perlu izin untuk melakukan hal yang saya bisa lakukan.”

Japanese mobile phone

7. Douka, sensei ni kono shitsumon o toujitai desu.

Artinya: “Saya ingin bertanya pada guru tentang pertanyaan ini.”

8. Tatemono ni haichi suru koto wa dekimasu ka?

Artinya: “Bolehkah saya menaruh tas di gedung ini?”

9. Dokusho shimasu ga, koko de yameru koto wa dekimasu ka?

Artinya: “Saya ingin membaca, bolehkah saya berhenti di sini?”

Japanese men reading books

10. Watashi wa kutsushita o nuide ite mo ii desu ka?

Artinya: “Bolehkah saya melepaskan sepatu saya?”

Itu tadi beberapa contoh kalimat imperatif mengizinkan dalam Bahasa Jepang. Kalimat imperatif mengizinkan ini sangat penting untuk berkomunikasi dengan orang Jepang. Jangan lupa untuk selalu menyertakan ungkapan sopan dan terima kasih ketika meminta izin atau memberikan izin.


imperatif mengizinkan

Kalimat imperatif mengizinkan digunakan untuk mengizinkan seseorang melakukan sesuatu atau memberi persetujuan terhadap suatu hal. Namun, dalam penggunaannya, bentuk kalimat imperatif mengizinkan dapat menunjukkan tingkat kekuatan atau kehendak yang berbeda-beda. Berikut ini adalah beberapa contoh dan penjelasan mengenai tingkat kekuatan atau kehendak dalam kalimat imperatif mengizinkan:

1. Kalimat imperatif mengizinkan dengan bentuk permintaan

permintaan

Kalimat imperatif mengizinkan dengan bentuk permintaan menunjukkan kehendak yang lebih lemah daripada bentuk lainnya. Contoh kalimat imperatif mengizinkan dengan bentuk permintaan adalah:

Silakan berbicara dengan bos Anda terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk pindah ke perusahaan lain.

Pada contoh kalimat di atas, penggunaan kata silakan menunjukkan kehendak yang lemah dan lebih bersifat sebagai permintaan. Oleh karena itu, kalimat tersebut bersifat lebih sopan dan tidak memaksakan kehendak pada seseorang.

2. Kalimat imperatif mengizinkan dengan bentuk perintah

perintah

Kalimat imperatif mengizinkan dengan bentuk perintah menunjukkan kehendak yang lebih kuat dan memaksakan kehendak pada seseorang. Contoh kalimat imperatif mengizinkan dengan bentuk perintah adalah:

Izinkan saya pergi ke acara tersebut.

Pada contoh kalimat di atas, penggunaan kata izinkan menunjukkan bentuk perintah yang lebih kuat sehingga terkesan memaksakan kehendak.

3. Kalimat imperatif mengizinkan dengan bentuk penolakan

penolakan

Kalimat imperatif mengizinkan dengan bentuk penolakan menunjukkan ketegasan dalam menolak suatu hal atau memberi persetujuan secara tidak langsung. Contoh kalimat imperatif mengizinkan dengan bentuk penolakan adalah:

Mohon maaf, saya tidak bisa memberikan izin untuk mengadakan acara di ruangan ini.

Dalam contoh kalimat di atas, penggunaan kata mohon maaf dan tidak bisa menunjukkan penolakan dengan penuh ketegasan. Meskipun tidak menggunakan bentuk perintah, namun kalimat tersebut tetap menunjukkan kehendak yang kuat.

4. Kalimat imperatif mengizinkan dengan bentuk permintaan yang diikuti dengan justifikasi

justifikasi

Kalimat imperatif mengizinkan dengan bentuk permintaan yang diikuti dengan justifikasi menunjukkan kehendak yang lebih lemah daripada bentuk perintah. Namun, kehadiran justifikasi tersebut memberikan alasan yang lebih kuat untuk melakukan suatu hal. Contoh kalimat imperatif mengizinkan dengan bentuk permintaan yang diikuti dengan justifikasi adalah:

Tolong berikan izin agar saya bisa mengambil cuti selama seminggu karena saya perlu menemani anak saya yang sakit di rumah.

Pada contoh kalimat di atas, penggunaan kata tolong berikan izin menunjukkan kehendak yang lebih lemah dan lebih bersifat sebagai permintaan, namun justifikasi yang digunakan memberikan alasan yang kuat untuk mengizinkan seseorang mengambil cuti.

Dalam penggunaannya, kalimat imperatif mengizinkan perlu diperhatikan agar tidak memberikan kesan yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, perlu dipilih bentuk kalimat imperatif mengizinkan yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

Kaidah dalam Penggunaan Kalimat Imperatif Mengizinkan


Kalimat Imperatif Mengizinkan

Kalimat imperatif mengizinkan adalah sebuah bentuk dari kalimat perintah yang digunakan untuk menyuruh seseorang untuk melakukan sesuatu dengan memberikan izin atau kesempatan kepada orang lain untuk melakukan sebuah tindakan atau kegiatan. Kalimat imperatif mengizinkan dalam bahasa Indonesia memiliki fungsi yang sangat penting untuk menjalin hubungan yang baik antara pembicara atau orang yang memberi perintah dengan pendengarnya atau orang yang mendapat perintah. Berikut adalah beberapa kaidah penting dalam penggunaan kalimat imperatif mengizinkan yang harus dipahami.

1. Menggunakan Kata “Silakan”


contoh kata silakan

Kalimat imperatif mengizinkan harus menggunakan kata “silakan” sebagai tanda memberikan izin atau kesempatan kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Kata “silakan” harus ditempatkan di awal kalimat. Contoh kalimat imperatif mengizinkan yang menggunakan kata “silakan” adalah “Silakan kamu masuk ke dalam kelas”.

2. Menggunakan Kata Kerja Bentuk Infinitif


kata kerja bentuk infinitif

Kalimat imperatif mengizinkan harus menggunakan kata kerja bentuk infinitif sebagai kata kerja utama dalam kalimat. Hal ini bertujuan untuk menjelaskan tentang tindakan atau kegiatan yang perlu dilakukan oleh seorang yang diberi izin untuk melakukan sesuatu. Contoh kalimat imperatif mengizinkan yang menggunakan kata kerja bentuk infinitif adalah “Silakan kamu membaca buku ini”.

3. Menggunakan Frasa “Bolehkah”


contoh frasa bolehkah

Kaidah lain dalam penggunaan kalimat imperatif mengizinkan adalah menggunakan frasa “bolehkah” dalam kalimat. Frasa “bolehkah” digunakan sebagai tanda untuk menanyakan izin atau kesempatan kepada orang lain. Contoh kalimat imperatif mengizinkan yang menggunakan frasa “bolehkah” adalah “Bolehkah kamu meminjam buku saya?”

4. Menggunakan Kalimat Tanya


contoh kalimat tanya

Selain menggunakan frasa “bolehkah”, kalimat imperatif mengizinkan juga bisa menggunakan kalimat tanya sebagai tanda untuk meminta izin atau kesempatan kepada orang lain. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa orang yang diberi perintah benar-benar mengerti dan memahami tindakan atau kegiatan yang harus dilakukan. Contoh kalimat imperatif mengizinkan yang menggunakan kalimat tanya adalah “Bolehkah kamu membantu saya mencari buku ini?”

5. Menggunakan Kalimat Positif


contoh kalimat positif

Kaidah terakhir dalam penggunaan kalimat imperatif mengizinkan adalah menggunakan kalimat positif. Hal ini dilakukan untuk menjaga hubungan yang baik antara pembicara atau orang yang memberi perintah dengan pendegarnya atau orang yang mendapat perintah. Kalimat positif akan memberikan rasa hormat dan penghargaan kepada orang yang diberi izin atau kesempatan untuk melakukan sesuatu. Contoh kalimat imperatif mengizinkan yang menggunakan kalimat positif adalah “Kamu boleh meminjam buku ini”.

Iklan