Asal Usul Nama Belakang Jepang


Asal usul nama belakang Jepang

Jepang dikenal sebagai negara yang identik dengan tradisi klasiknya serta kecanggihan teknologi modernnya. Namun, tahukah kamu bahwa Jepang memiliki sebuah sistem nama belakang yang cukup unik dan berbeda dari negara-negara Asia lainnya? Yuk, simak asal usul nama belakang Jepang yang akan membuka wawasanmu tentang budaya Jepang secara lebih jauh!

Sebelum tahun 1868, Jepang masih menerapkan sistem klasik yang disebut dengan nama ‘kabane’ atau juga dikenal dengan nama ‘azana’. Sistem kabane ini mengatur bahwa setiap orang hanya diberikan satu jenis panggilan atau julukan berdasarkan status sosial atau profesi mereka. Contohnya, samurai disebut dengan panggilan ‘bushi’ dan bangsawan disebut dengan panggilan ‘keizu’. Dalam sistem kabane ini, tidak ada tradisi nama keluarga atau belakang seperti yang dikenal di negara-negara Barat.

Namun, pada akhir periode Edo (1603-1868), terjadi modernisasi di Jepang yang memungkinkan masyarakat untuk memiliki lebih banyak kebebasan dalam beraktifitas. Salah satu dampak modernisasi tersebut adalah pengenalan sistem nama belakang. Pada awalnya, nama belakang hanya digunakan oleh segelintir kalangan bangsawan dan samurai saja. Namun, seiring berjalannya waktu, nama belakang mulai digunakan secara luas oleh masyarakat Jepang.

Pendekatan untuk memberikan nama belakang pada masa itu dapat berbeda-beda. Ada yang mengambil nama toponim atau nama tempat yang terkenal. Semisal, seseorang yang lahir di kota Kyoto, akan diberikan nama belakang “Kyoto”. Ada juga yang mengambil nama kerajaan, seperti yang dikenal dengan keluarga Hashimoto, yang mengambil nama dari kerajaan Hashimoto di Korea.

Tahun 1868, Jepang melalui era Meiji, yang memulai reorganisasi dalam sistem kenegaraan, pendidikan, hukum, dan sosial. Era Meiji membawa banyak perubahan besar dalam masyarakat Jepang, termasuk sistem kemiliteran, pendidikan, dan teknologi. Sistem nama belakang juga ikut berubah dan merata ke seluruh layer masyarakat. Pada waktu itu, pemerintah Jepang mengeluarkan undang-undang untuk mengatur sistem penggunaan nama belakang, yang menetapkan bahwa masyarakat dapat menggunakan nama belakang, termasuk kelas bahasa umum.

Akhirnya, pada tahun 1947, terjadi perubahan nama belakang secara radikal. Disetujui oleh Kementerian Kehakiman Jepang, terdapat undang-undang untuk mengizinkan semua warga negara Jepang untuk menggunakan nama belakang, dan memberikan hak untuk seseorang untuk memilih atau membuat nama belakang mereka sendiri. Namun, orang Jepang masih sering mempertahankan nama keluarga yang diberikan sejak lahir sebagai salah satu identitas budaya mereka.

Sekarang, nama belakang tidak hanya digunakan dalam kehidupan sosial, melainkan juga dalam siaran berita dan dalam lembaga pemerintah di Jepang. Walaupun tidak terlalu umum, ada beberapa keluarga Jepang yang menggunakan nama belakang yang sama seperti profesinya, seperti keluarga Suzuki (berasal dari bahasa “bengkel” dalam bahasa Jepang). Ini menunjukkan bahwa budaya dan tradisi dalam penggunaan nama belakang masih kuat di dalam masyarakat Jepang saat ini.

Itulah sekilas mengenai asal usul nama belakang Jepang yang cukup unik dan berbeda dari negara-negara lainnya di kawasan Asia. Namun, di balik hal tersebut terdapat keragaman serta keunikan yang membuat masyarakat Jepang semakin unik dan menarik untuk dipelajari.

Tiga Huruf Penting dalam Nama Belakang Jepang


nama belakang jepang

Nama belakang Jepang menjadi salah satu tren populer di Indonesia, terutama di kalangan anak muda. Namun, ada beberapa hal penting yang harus diketahui sebelum memilih nama belakang dari budaya Jepang. Tiga huruf penting dalam nama belakang Jepang adalah “shi,” “tsu,” dan “ya.”

shi

Huruf “shi” dalam nama belakang Jepang sebaiknya dihindari karena memiliki arti “kematian” atau “kesedihan” dalam bahasa Jepang. Oleh karena itu, beberapa orang Jepang dan budaya Jepang menganggap huruf “shi” sebagai huruf yang membawa sial. Selain itu, saat pengucapan nama belakang yang mengandung huruf “shi” secara bersamaan, suaranya akan terdengar seperti “shi”, yang berarti “mati” dalam bahasa Jepang. Oleh karena itu, jika Anda ingin memilih nama belakang Jepang yang baik, pastikan tidak mengandung huruf “shi”.

tsu

Huruf “tsu” dalam nama belakang Jepang juga merupakan bagian penting yang harus diperhatikan oleh masyarakat Indonesia yang menyukai budaya Jepang. Di Jepang, huruf “tsu” digunakan untuk melambangkan bunyi tertentu dalam bahasa Jepang. Huruf ini juga digunakan untuk menunjukkan keterangan waktu atau durasi suatu kejadian. Namun dalam nama belakang Jepang, apabila huruf “tsu” diucapkan secara terpisah, maka harus dihindari karena suaranya cukup sulit. Namun, jika huruf “tsu” digunakan untuk pengucapan suku kata tertentu, maka tidak perlu dihindari.

ya

Huruf “ya” dalam nama belakang Jepang juga menjadi huruf yang penting diperhatikan. Huruf “ya” digunakan dalam bahasa Jepang untuk menyatakan hubungan kekeluargaan. Nama belakang Jepang yang diakhiri dengan huruf “ya” biasanya merupakan sebuah nama keluarga. Huruf “ya” juga dapat digunakan sebagai konsonan penghubung antara kata dalam bahasa Jepang. Penggunaan huruf “ya” dalam nama belakang Jepang juga dapat memberikan nuansa kehangatan serta kesan ramah bagi orang yang memilikinya.

Dalam menentukan nama belakang Jepang, sangat penting untuk mengetahui makna di balik huruf-huruf yang digunakan. Ketiganya memiliki makna yang berbeda dan bisa menjadi faktor kunci dalam memberikan nama yang terbaik. Pastikan memperhatikan tiga huruf penting ini untuk memberikan kesan positif dalam nama belakang Jepang Anda. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang nama belakang Jepang.

Peran nama belakang dalam budaya Jepang


Peran nama belakang dalam budaya Jepang

Nama belakang atau family name di Jepang memiliki peran penting dalam budaya mereka. Hal ini bisa dilihat dari cara penggunaannya dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari pribadi hingga profesional. Berikut adalah beberapa peran nama belakang dalam budaya Jepang:

Menghormati orang tua


Menghormati orang tua

Dalam budaya Jepang, menghargai orangtua adalah suatu kewajiban yang sangat penting. Nama belakang yang diberikan pada seorang anak juga tidak sembarangan, biasanya diambil dari nama keluarga dari pihak ayah. Artinya, anak akan mewarisi nama keluarga ayahnya sehingga dapat memperlihatkan rasa hormat kepada ayah sebagai kepala keluarga.


Menunjukkan identitas keluarga

Pada umumnya di Jepang, satu keluarga menggunakan satu nama belakang. Ini membantu dalam mengidentifikasi dan membedakan suatu keluarga dengan keluarga lain. Selain itu, nama belakang sering digunakan sebagai identitas dalam berbagai aspek kehidupan sosial dan pekerjaan, seperti di sekolah, kantor, dan surat resmi. Hal ini juga memudahkan orang lain untuk mengetahui asal-usul dan latar belakang seseorang.

Pengaruh sistem kasta pada nama belakang


Pengaruh sistem kasta pada nama belakang

Sistem kasta atau sosial strata di Jepang mempengaruhi penentuan nama belakang. Sejarah mencatat bahwa pada masa lalu, keluarga dari kasta samurai memiliki hak istimewa untuk menggunakan nama belakang sebagai pengenal. Sedangkan orang biasa hanya boleh menggunakan nama depan saja. Namun, setelah kebijakan reformasi pada abad ke-19, semua orang Jepang diberi hak untuk menggunakan nama belakang.

Memperlihatkan hubungan keluarga


Memperlihatkan hubungan keluarga

Nama belakang juga bisa memperlihatkan hubungan keluarga antara seseorang dengan keluarga lainnya. Misalnya, seseorang dengan nama belakang “Tanaka” otomatis akan dikenal sebagai anggota keluarga yang berasal dari asal-usul Tanaka. Ini memudahkan orang lain untuk mengetahui dan memperlihatkan hubungan keluarga yang ditunjukkan oleh nama belakang.

Pengaruh media dan tren dalam penentuan nama belakang


Pengaruh media dan tren dalam penentuan nama belakang

Dalam beberapa tahun terakhir, pengaruh media, musik, dan tren sosial memengaruhi cara orang tua memilih nama belakang untuk bayi mereka. Misalnya, drama populer atau lagu bisa menjadi sumber inspirasi untuk nama belakang yang trendi atau unik. Namun, tetap saja tradisi dan makna yang terkandung dalam nama keluarga tetap dijaga.

Dalam budaya Jepang, nama belakang memiliki peran penting dalam identifying the individual’s place in the family, community, and society. Membuat Anda memahami bagaimana budaya Jepang selalu memperhatikan tradisi dan makna yang terkandung dalam nama keluarga. Selain itu, ia juga membantu dalam mengenali asal usul dan hubungan antara individu dengan keluarganya.

Nama Belakang Jepang di Indonesia: Kebiasaan dan Keunikan

Keunikannya dibandingkan dengan nama belakang di negara lain


Japanese last names

Setiap negara memiliki kebiasaan unik dalam menentukan nama belakang. Ada yang mengambil nama keluarga dari ayah, orang tua, kakek atau garis keturunan dalam keluarga. Ada juga negara yang menempelkan nama belakang sebagai status sosial atau merujuk pada wilayah asal. Begitu pula dengan kebiasaan dalam penamaan nama belakang di Jepang.

Di Jepang, nama belakang atau family name dinamakan sebagai “myouji”. Seorang anak Jepang biasanya mengambil nama belakang orang tuanya, ayah atau ibu. Namun, pada tahun 1898, pemerintah Jepang menerbitkan undang-undang yang mewajibkan penduduk untuk memiliki family name. Sejak saat itu, anak-anak yang lahir lalu tidak memiliki family name akan diberikan “nama belakang” keluarga tertentu.

Nama belakang di Jepang lebih jarang dipakai dalam pergaulan sehari-hari. Biasanya, orang Jepang lebih memperkenalkan diri dengan satu nama saja atau nama depan yang biasanya diikuti dengan panggilan “san”. Namun, nama belakang tetap menjadi identitas keluarga dan penting saat registrasi. Selain itu, nama belakang di Jepang juga memiliki keunikan yang membedakannya dari negara-negara lain.

Tidak Ada Orang Jepang yang Memiliki Sama

Non-Japanese having same last names

Salah satu keunikan dari nama belakang di Jepang adalah setiap orang Jepang tidak akan memiliki nama belakang yang sama. Ini dikarenakan adanya kombinasi kanji atau karakter-karakter yang berbeda yang digunakan dalam penamaan. Ada lebih dari 100.000 nama keluarga yang terdokumentasi di Jepang.

Bahkan, orang non-Jepang yang memiliki nama belakang yang sama dengan orang Jepang sangat mungkin tidak berasal dari keluarga Jepang dan ada kemungkinan memiliki penulisan yang berbeda. Namun, konon mereka yang memiliki nama keluarga dengan karakter yang sama, bahkan jika bukan dari keluarga yang sama, sering kali merasa memiliki ikatan khusus.

Pengaruh Dari Bahasa Tionghoa

Chinese influence in Japanese last names

Sejarah mencatat pernah terdapat pengaruh bahasa Tionghoa dalam penggunaan karakter untuk penamaan nama keluarga di Jepang. Hal ini terjadi pada masa Dinasti Tang (618-907 M) ketika para biksu, ahli dalam bahasa Tionghoa, memperkenalkan huruf-huruf Tionghoa ke Jepang. Karakter-karakter tersebut terkadang diucapkan sama, namun memiliki arti yang berbeda.

Contohnya, huruf “Tsuji” yang juga bisa dibaca “Kou” diartikan sebagai “persimpangan jalan”. Nama keluarga seperti “Koumoto”, yang diartikan sebagai “pohon persimmon kecil”, merupakan salah satu contoh karakter tersebut. Sementara, “Higashi” yang juga bisa dibaca sebagai “Tou” diucapkan sebagai “timur”.

Tidak Ada Nama Keluarga Kaisar Atau Anggota Keluarga Kekaisaran

Japanese Imperial Family

Salah satu ciri keunikan lain dari penamaan nama keluarga di Jepang adalah tidak ada penggunaan nama keluarga, termasuk bagi Kaisar Jepang atau anggota keluarga kekaisaran. Orang yang berasal dari keluarga Kekaisaran Jepang ditandai dengan nama generasi, bukan nama keluarga.

Tidak seperti negara-negara lain di mana nama belakang seseorang biasanya memberikan petunjuk tentang asal-usul keluarga, status sosial, atau bahkan pekerjaan, di Jepang nama belakang sangat dipengaruhi oleh sejarah dan ajaran budaya.

Jadi, itulah keunikan dari nama belakang di Jepang yang membedakan dengan nama belakang di negara lain. Terlepas dari keunikannya, nama belakang di negara manapun tetap menunjukkan identitas keluarga yang penting dan menjadi bagian dari kebanggaan dalam sejarah keluarga.

Nama Belakang Jepang Populer di Kalangan Selebriti


Nama Belakang Jepang Populer di Kalangan Selebriti

Nama belakang Jepang biasanya terdiri dari satu atau dua aksara, unik, dan mudah diingat. Banyak orang Indonesia terutama selebriti yang memutuskan untuk memakai nama belakang Jepang supaya terdengar lebih menarik atau juga memberikan kesan eksotis pada dirinya. Berikut adalah beberapa contoh nama belakang Jepang populer di kalangan selebriti:

1. Kato


Kato

Mungkin nama belakang Jepang yang paling sering dikenal oleh orang Indonesia adalah Kato. Nama ini populer di kalangan pemain film dan musisi. Beberapa selebriti yang menggunakan nama belakang Kato antara lain Laura Basuki dan Afgan Syahreza.

2. Watanabe


Watanabe

Salah satu nama belakang Jepang yang sering digunakan di Indonesia adalah Watanabe. Beberapa selebriti yang memakai nama belakang ini antara lain Ben Watanabe dan Yuki Kato.

3. Katana


Katana

Katana adalah nama belakang Jepang yang sering digunakan di kalangan aktris Indonesia. Beberapa selebriti seperti Nadine Chandrawinata dan Chelsea Islan menggunakan nama belakang Jepang ini.

4. Nakamura


Nakamura

Nakamura adalah nama belakang Jepang yang cukup terkenal di Indonesia. Beberapa selebriti yang memakai nama belakang ini antara lain Bella Nakamura dan Sari Nakazawa.

5. Yamada


Yamada

Yamada adalah nama belakang Jepang yang cukup populer di kalangan selebriti Indonesia. Beberapa selebriti yang menggunakan nama belakang Jepang ini antara lain Maudy Ayunda dan Marcella Zalianty.

Itulah beberapa nama belakang Jepang yang populer di kalangan selebriti Indonesia. Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu tertarik untuk memakai nama belakang Jepang juga?

Iklan