11 Kebiasaan Belajar Anak ini Bantu Mereka Sukses di Bangku Sekolah

Kebiasaan Belajar Anak

 

Sedih rasanya saat anak malas mengerjakan PR, enggan ke sekolah, dan lebih memilih gadget dibandingkan harus mengerjakan PR-nya. Anda merasakan hal yang sama seperti yang saya rasakan? Saya yakin semua orang tua pasti khawatir saat anak memunculkan indikasi malas belajar.

Ada banyak bayang-bayang negatif yang menghantui kita sebagai orang tua ketika proses belajar anak tidak maksimal. Mulai dari tidak naik kelas, tidak bisa membaca, lemah di bidang berhitungnya, minim wawasan, dikucilkan dalam pergaulan, jelek nilainya dan tidak siap bersaing di meja kerja di masa mendatang.

Apapun alasannya, meski tidak ada penyebab khusus yang membayang-bayangi, namun saat kebiasaan belajar anak kurang baik, sebagai orang tua kita akan merasa khawatir. Kita merasa tanggung jawab kita tidak terlaksana dengan baik.

Sebaliknya, saat prestasi belajar anak di sekolah cemerlang, nilainya bagus dan konsisten menempati urutan pertama, kita akan merasa bangga dan bahagia menyaksikan itu semua. Atasi masalah malas belajar anak dengan tips praktis yang sudah teruji berikut ini.

1. Bantu Anak Meng-Organisir Keperluan Sekolahnya dengan Baik

Terkadang, anak-anak ogah belajar karena enggan mencari bahan atau materi yang harus dipelajari karena sheet dari sekolah terlalu banyak. Lebih dari itu, materi yang banyak yang harus dipelajari itu berserakan, campur jadi satu antara buku PR, buku materi, buku tugas, dan hasil ulangan. Bingung? Sudah pasti!. Mencari bahannya saja sudah capek, belum lagi belajarnya. Anak-anak akan merespon instruksi kita dengan gerutuan panjang dan berujung marah-marah.

Bantu anak meng-organisir kebutuhan sekolahnya dengan baik agar tidak sampai berserakan. Sediakan beberapa box file yang masing-masing di isi dengan satu jenis buku. Kelompokkan sesuai dengan jenisnya. Ini memudahkan anak untuk mencari apa bahan pelajaran yang akan dipelajari. Anak pun terbiasa rapi dan melatih dirinya agar tidak terburu-buru.

Selain cara tersebut, pandu anak untuk selalu membuat rincian kegiatan yang akan dilakukan pada hari itu. Misalkan saja, malam ini mereka akan menyelesaikan PR apa saja dan sampai nomor berapa saja.

Anak-anak yang tidak merencanakan kegiatannya dengan baik biasanya ada satu dua kegiatan atau tanggung jawab yang lupa padahal itu sifatnya wajib untuk diselesaikan. Cek apakah anak-anak sudah meletakkan materi sekolahnya sesuai kelompoknya pada box file yang sudah di sediakan dan siapkan note dengan cover yang lucu untuk mencatat kegiatan sehari-harinya.

2. Cari Tahu Apa Harapan dari Sekolah

Setiap awal semester, biasanya anak akan diberi outline materi yang harus dipelajari oleh guru masing-masing. Atau, Anda bisa mengeceknya di daftar isi buku pegangan siswa untuk mengetahui apa saja bab yang dipelajari sampai akhir semester itu.

Pastikan anak menguasai setiap materi pada setiap babnya. Ketahui berapa nilai minimal yang harus dicapai. Agar lebih yakin, tidak ada salahnya Anda berkomunikasi dengan wali kelas mengenai sejauh mana ekspektasi dari pihak sekolah terkait pencapaian akademik anak-anak. Nantinya, ini akan menjadi panduan apakah kemampuan anak masuk dalam kategori atas, atau menengah ke bawah.

3. Lingkungan Belajar yang Kondusif

Penyebab menurunnya semangat belajar anak salah satunya adalah karena lingkungan belajar yang tidak kondusif. Lingkungan belajar yang mudah mengalihkan perhatian anak seperti suara televisi yang keras, kondisi sekeliling yang ramai, gadget dengan game yang seru, agaknya menjadi alasan yang kuat kenapa anak pada akhirnya lebih memilih main dibandingkan belajar.

Desain lingkungan belajar yang kondusif dengan lokasi belajar yang nyaman, tenang, dan minim interupsi agar anak fokus. Ciptakan ruangan belajar dengan warna yang disukai anak-anak, dengan sedikit aksesoris atau gambar yang dipilihnya sendiri untuk menghias ruangan tersebut.

Pastikan ventilasi udara atau pencahayaan udara yang cukup dan ruangan selalu dalam keadaan rapi dan bersih. Jauhkan anak dari gadget untuk sementara waktu. Ide bagus untuk melengkapi ruangan tersebut dengan fasilitas audio jika kebetulan si kecil adalah pecinta music.

4. Buat Rencana Belajar yang Terarah

Yup, buatlah rencana belajar yang terarah. Ketahui kapan anak akan menghadapi ulangan harian, Penilaian Tengah Semester dan Penilaian Akhir Semester. Jika anak lebih sering menjawab dengan kata Tidak Tahu, hubungi pihak sekolah khususnya wali kelasnya untuk mendapatkan informasi kapan pastinya ujian tersebut diadakan. Sediakan pula kalender akademik untuk memudahkan penghitungan.

Rencanakan tahap belajar anak, apa materi yang dipelajari hari ini dan apa yang harus dikuasai esok hari. Mempelajari materi ulangan sedikit demi sedikit dan dengan waktu persiapan yang cukup lama mengurangi rasa stres, dan beban akibat belajar dengan sistem kebut semalam.

Ketahui apa model soal yang diujikan. Apakah jenis pilihan ganda ataukah essay. Pandu anak berlatih sesuai dengan model soal yang diujikan. Buat goal bersama anak dan semangati serta dukung anak untuk mencapai goal tersebut dengan rasa bahagia, tanpa rasa adanya paksaan.

5. Arahkan Anak agar Selalu Berfikir Positif dan Tidak Pesimis

Mindset yang harus dibentuk pertama-tama adalah pikiran positif. Proses belajar anak akan lebih rileks dan lebih efisien jika pikiran anak dalam kondisi tenang dan positif. Jangan sampai anak  tertekan dan stres karena cara belajar anak yang kurang tepat. Arahkan anak agar biasa berkata Ya Mom, aku bisa untuk menyugesti diri bahwa setiap orang bisa menaklukkan materi pelajaran apapun selama ada keinginan dan usaha yang kuat.

Anak-anak yang sering mengeluh Ah, Mama, waktunya tinggal besok, aku nggak paham materinya. Bantu anak mengubah keluhan tersebut menjadi Ma, aku mau siapin ujian mulai sekarang deh. Nanti biar waktunya nggak mepet-mepet. Kalau persiapannya baik, insya Alloh hasilnya bakalan baik. Ya Kan, Ma?

Sugesti anak untuk selalu berfikir positif. Ketegangan selama belajar menurun dengan cara pikir yang positif dan selalu optimis.

6. Buat Kelompok Belajar

Terkadang, proses belajar anak menjadi lebih efektif dan efisien saat anak tergabung dalam kelompok belajar. Tentu tidak selamanya demikian sebab pada momen-momen tertentu anak-anak butuh fokus dan konsentrasi tanpa adanya interupsi dari siapapun.

Tergabung dalam kelompok belajar merangsang anak untuk lebih aktif dalam belajar, berusaha sekuat tenaga bersama teman-temannya untuk memahami konsep dengan lebih cepat dan lebih baik lagi. Libatkan anak dalam kelompok belajar kecil yang terstruktur dan kondusif. Selain menghilangkan ketegangan saat belajar, kelompok belajar ini menjadikan anak belajar dengan cara yang lebih rileks.

7. Rangsang Anak agar Aktif Mendengarkan

Saya pribadi yang kebetulan berprofesi sebagai pengajar merasakan betul bagaimana harus mengeluarkan tenaga ekstra saat menghadapi anak-anak yang ramai selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Menghadapi kelas yang besar dan gaduh tentu bukan hal yang mudah.

Konsentrasi mereka teralih karena asyik berbicara dengan temannya yang jahil atau karena akivitas lain yang sengaja mereka lakukan. Jika diamati, teralihnya pikiran anak tersebut tidak lain karena mereka belum sepenuhnya paham akan pentingnya belajar. Anak-anak enjoy dengan aktivitasnya sendiri sehingga kelas pun menjadi gaduh.

Latih anak agar terbiasa fokus pada apa yang disampaikan gurunya di sekolah. Saat anak mendengarkan instruksi perhatikan anak-anak, ini materi yang penting atau saat gurunya berkata Saya akan menulisnya di papan tulis. Anak-anak di catat ya, ini poin penting. Mendengarkan instruksi tersebut pikiran anak sudah seharusnya otomatis teralih dan fokus pada apa yang disampaikan bapak dan ibu guru.

Anak-anak yang fokus mendengarkan,  anak-anak yang konsentrasi pada apa yang diterangkan Bapak dan ibu guru saat di sekolah, cukup mudah menangkap konsep yang disampaikan. Anak-anak yang cara belajarnya fokus seperti inilah yang prestasinya melejit di sekolah.

8. Terapkan Strategi yang Tepat saat Menghadapi Ujian

Menghadapi ujian, biasanya anak-anak akan merasa down, apalagi jika persiapan mereka minim. Terapkan tips menghadapi ujian yang tepat bagi anak. Pertama, ubah cara belajar anak yang mula-mula sukanya sistem kebut semalam berubah menjadi persiapan yang panjang.

Pastikan mood anak sedang bahagia saat mengikuti ujian. Usahakan anak hadir di lokasi 10 menit sebelum waktunya dalam kondisi ready; berseragam rapi, dengan perlengkapan tulis yang diperlukan untuk menghadapi ujian. Kurangnya kesiapan tersebut biasanya membuat anak merasa tidak siap dan down. Persiapan yang maksimal membuat anak merasa lebih percaya diri.

9. Membaca Efektif

Apa yang diharapkan saat anak membaca buku? Harapannya anak-anak akan memahami poin penting yang ada di dalam buku tersebut. Ya, tidak sekedar membaca tentunya. Apalagi jika bahan bacaanya banyak. Yang terpenting adalah bagaimana caranya agar anak memahami apa poin penting yang ada di dalam buku itu.

Minta anak membaca satu atau dua halaman buku bacaan, dan tanyakan pada mereka apa isi cerita  tersebut. Atau, berikan pertanyaan 5W-1H untuk memastikan apakah anak paham poin penting dari cerita tersebut.

10. Gambaran Universitas yang ingin Dituju

Apakah tidak terlalu terburu-buru memberikan gambaran dimana anak akan berkuliah di masa mendatang? Saya rasa tidak!. Anak-anak yang tahu dunia luar melalui usaha yang kita lakukan, dan paham dimana dan dengan siapa mereka nantinya akan berkompetisi, akan bersiap sedini mungkin dengan banyak belajar. Rangsang belajar anak dengan memberikan gambaran tentang kampus terbaik yang hanya bisa di capai dengan belajar yang maksimal. Yuk, dorong proses belajar anak agar semakin maksimal dengan cara ini.

11. Disiplin

Faktor penting dalam proses belajar anak salah satunya adalah dengan membiasakan anak untuk bersikap disiplin. Disiplin dalam belajar sangat penting dan harus disertai dengan pemahaman bahwa belajar adalah hal yang penting yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh.

Biasakan anak disiplin belajar sejak dini; pahamkan anak apa akibat yang didapat jika mereka tidak belajar dengan maksimal selagi muda; hindari pemaksaan namun lebih kepada cara memandu anak untuk belajar dengan cara yang lebih halus;  jika dirasa anak lelah, ambil jeda sejenak ajak mereka refreshing agar pikiran fresh. Terakhir, apa yang anak lakukan tidak jauh berbeda dari apa yang orang tuanya jalani setiap hari. Mari menjadi tauladan yang baik bagi proses belajar anak.

Proses belajar anak berpengaruh pada prestasi yang mereka dapat di sekolah. Maksimalkan kegiatan belajar anak dengan cara di atas agar prestasinya melejit dan mencintai dunia pendidikan.

Baca juga

Iklan