Jam Sekolah di Jepang: Berapa Lama Siswa Belajar?


Jam Sekolah di Jepang

Salah satu hal yang sangat ditekankan di Jepang adalah pendidikan. Terkenal sebagai salah satu negara dengan tingkat pendidikan yang tinggi, Jepang memiliki sistem sekolah yang berbeda dengan Indonesia. Salah satu perbedaan yang paling mencolok adalah lamanya jam sekolah yang ada di Jepang.

Di Indonesia, lamanya jam sekolah adalah sekitar 6-7 jam dalam sehari. Sedangkan di Jepang, siswa belajar di sekolah selama lebih dari 8 jam sehari. Biasanya dimulai dari pukul 08.30 hingga 15.30 atau 16.30. Hal ini ternyata diatur oleh pemerintah setempat dan hampir semua jenjang pendidikan, mulai dari SD hingga SMA menerapkan jam sekolah yang sama.

Sebetulnya, mengapa jam sekolah di Jepang lebih panjang daripada Indonesia? Padahal siswa juga butuh waktu istirahat dan aktivitas belajar yang menyenangkan di luar jam sekolah. Menurut informasi yang dikutip dari berbagai sumber, ada beberapa alasan mengapa pemerintah Jepang menetapkan jadwal sekolah seperti itu, diantaranya:

  1. Alasan untuk efektifitas pembelajaran dan persiapan

Salah satu faktor penting yang menjadi alasan utama dari penerapan jam sekolah yang panjang adalah efektifitas dalam belajar. Anak didik akan lebih maksimal dalam belajar karena ada waktu yang lebih banyak untuk sukses dalam setiap pelajaran. Tak hanya itu, di dalam waktu tersebut, siswa Jepang juga diberikan waktu untuk mempersiapkan aktivitas yang akan mereka lakukan untuk kegiatan-kegiatan di luar kelas, seperti klub atau organisasi.

  1. Menjadi bagian dari budaya Jepang

Kegiatan ekstra kurikuler, seperti sekolah klub yang sudah disebutkan sebelumnya, adalah salah satu budaya sekolah di Jepang. Di sekolah, siswa diminta untuk aktif terlibat dan ikut serta dalam kegiatan klub atau organisasi yang mereka suka. Dari kegiatan inilah, mereka juga bisa mendapatkan pengalaman dan keterampilan sosial yang sangat berguna di masa depan.

  1. Preparation untuk ujian masuk perguruan tinggi

Di Jepang, ada ujian masuk perguruan tinggi yang sangat ketat dan kompetitif. Oleh sebab itu, siswa harus mempersiapkan diri dengan baik, terutama saat berada di tingkat SMA. Mereka harus belajar tambahan dan wajib hadir di sekolah pada hari sabtu untuk kegiatan belajar bersama atau yang dikenal dengan istilah “Saturday School”. Maka dari itu, pemerintah menetapkan jam sekolah yang lebih lama agar para pelajar lebih berhasil dalam ujian masuk perguruan tinggi.

Jadi, jam belajar yang panjang sebenarnya memiliki alasan tersendiri dan menjadi kebiasaan yang melekat di sistem pendidikan di Jepang. Tentu saja, setiap negara mempunyai cara dan alasan yang berbeda-beda dalam menjalankan sistem pendidikan mereka. Namun sisi positif dari sistem Jepang adalah efektifitas dalam pembelajaran dan juga memupuk disiplin serta mengembangkan keterampilan sosial siswa.

Jadwal Sekolah di Jepang: Apa Saja Aktivitasnya?


Jadwal Sekolah di Jepang

Setiap siang pada hari Selasa dan Kamis, murid-murid di Jepang mengalami praktik olahraga disebut jako. Murid-murid mempraktikkan senam atau olahraga lain untuk membuat mereka sehat dan kuat. Biasanya, murid-murid memakai kostum khusus dan sepatu olahraga pada saat ini. Senam di Jepang sangat bervariasi. Beberapa jenis meliputi senam yoga dan tarian tradisional. Biasanya, guru pengelola akan memasang musik agar lebih meriah.

Selain senam, murid-murid Jepang mengejar banyak kegiatan ekstrakurikuler dalam dan setelah jam sekolah. Dan tidak seperti di negara-negara barat, banyak sekolah di Jepang tidak menawarkan olahraga interskholastik atau atletik. Alih-alih, murid-murid merayakan keberhasilan mereka dengan klub dan tim selama waktu yang mereka sediakan. Ada klub untuk hampir setiap keinginan dan minat. Ada klub bahasa Inggris, klub sepak bola, klub tari, klub seni bela diri, dan banyak lagi. Klub dan aktivitas ekstrakurikuler lainnya dimaksudkan untuk membantu murid mengejar minat mereka, membangun pengalaman yang berkaitan dengan profesi atau kehidupan selanjutnya, dan menghabiskan waktu setelah sekolah dengan teman sejawat. Sebagian besar klub mempraktikkan satu atau dua jam setelah sekolah setiap hari.

Selain klub, beberapa sekolah juga menawarkan tambahan kelas bahasa Inggris setelah jam sekolah. Kelas bahasa Inggris tambahan ini ditujukan untuk membantu murid yang ingin memperbaiki kemampuan bahasa Inggris mereka di luar sekolah. Kelas ini juga terkadang dimaksudkan untuk membantu persiapan murid Jepang untuk kuliah di negara-negara berbahasa Inggris. Setelah kelas, murid Jepang sering mempertunjukkan keterampilan bahasa Inggris mereka melalui pidato atau presentasi untuk dihadiri oleh murid lain dan guru pengelola.

Selama liburan musim panas, banyak siswa Jepang juga mengunjungi kamp pelatihan di luar kota. Banyak teman sekelas yang pergi ke kamp bersama. Mereka belajar menemukan potensi yang belum digali dan menjalin persahabatan dan pertemanan yang dapat berlangsung seumur hidup. Kegiatan kamp meliputi memasak makanan, berkemah di alam terbuka, mendaki gunung, dan memancing.

Kegiatan ekstrakurikuler dan tambahan dalam sistem pendidikan Jepang bertujuan untuk melatih dan membina murid secara keseluruhan agar mereka lebih terampil dalam disiplin yang diminatinya dan terlatih untuk menguasai bahasa asing. Selain itu, kegiatan ini juga mendorong murid supaya dapat menciptakan lingkungan yang nyaman dan akrab dalam lingkungan sekelas dan sebabarannya.

Tugas Sekolah di Jepang: Berapa Lama Siswa Harus Mengerjakannya?


jam sekolah jepang

Pendidikan di Jepang merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Terlepas dari kualitas pengajaran, banyak juga yang menaruh perhatian pada sistem tugas sekolah di negara ini. Program belajar yang cukup ketat di Jepang membuat kebanyakan siswa baru pulang ke rumah di malam hari setelah menyelesaikan semua tugas sekolahnya. Oleh karena itu, perlu diketahui berapa lama sebenarnya siswa di Jepang harus mengerjakan tugas sekolah mereka.

1. Sekolah Dasar
sekolah dasar jepang
Di Jepang, siswa Sekolah Dasar biasanya belajar selama enam hari dalam seminggu. Selain belajar di sekolah selama delapan jam, mereka juga membutuhkan waktu untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru mereka. Waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas di rumah biasanya berkisar antara 30 hingga 60 menit per hari. Namun, jika ada tugas yang lebih sulit, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya bisa mencapai dua jam.

2. Sekolah Menengah Pertama
sekolah menengah pertama jepang
Siswa Sekolah Menengah Pertama di Jepang belajar selama enam hari dalam seminggu. Mereka biasanya belajar di sekolah selama delapan jam dan mengerjakan tugas sekolah di rumah selama 60 hingga 90 menit. Namun, pada hari Sabtu, siswa Sekolah Menengah Pertama hanya belajar selama setengah hari dan tidak ada tugas yang diberikan oleh guru mereka di hari ini.

3. Sekolah Menengah Atas
sekolah menengah atas jepang
Pada tingkat Sekolah Menengah Atas, siswa di Jepang belajar selama enam hari dalam seminggu dan menerima tugas yang lebih rumit dari pada tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas sekolah biasanya berkisar antara 90 hingga 120 menit per hari. Hal ini disebabkan karena siswa di level ini sudah harus mempersiapkan diri untuk ujian masuk ke perguruan tinggi.

Meskipun tugas sekolah di Jepang cukup banyak, tetapi siswa di negara ini juga bisa mengikuti kegiatan ekstrakulikuler seperti latihan club olahraga, kelompok studi, atau teater. Tujuannya adalah untuk mengembangkan keterampilan sosial dan kepribadian mereka selain fokus pada pelajaran.

Kegiatan Ekstrakurikuler di Sekolah Jepang: Apa Saja yang Ditawarkan?


Ekskul di Sekolah Jepang

Setiap sekolah di Jepang menawarkan kegiatan ekstrakurikuler atau yang biasa disebut dengan ekskul. Ekskul membantu siswa untuk mengembangkan diri di luar akademik dan melatih berbagai keterampilan yang tidak bisa didapatkan dalam kelas. Di sini kami akan membahas beberapa ekskul yang biasanya ditawarkan di Jepang.

Sport Clubs atau Klub Olahraga


Olahraga di Sekolah Jepang

Seperti namanya, sport clubs atau klub olahraga merupakan ekskul yang bergerak di bidang olahraga. Klub olahraga di sekolah Jepang sangat populer dan cenderung kompetitif. Di klub olahraga ini, siswa akan dilatih oleh pelatih profesional dan mengikuti kompetisi dengan sekolah lain di daerah atau bahkan kompetisi di tingkat nasional. Beberapa klub olahraga yang biasanya ditawarkan di sekolah di Jepang adalah klub tenis, klub baseball, klub sepak bola, klub basket, dan masih banyak lagi.

Klub Musik atau Music Clubs


Musik di Sekolah Jepang

Klub musik adalah ekskul yang memungkinkan siswa mengekspresikan diri dalam bidang musik. Klub musik di sekolah Jepang sangat beragam, mulai dari klub band, paduan suara, klub tari, hingga klub orkestra. Siswa akan belajar memainkan alat musik, menyanyikan lagu, menari, dan mengikuti pertunjukan musik di berbagai acara sekolah.

Klub Seni atau Art Clubs


Seni di Sekolah Jepang

Klub seni adalah ekskul yang bergerak di bidang seni dan desain. Di klub seni ini, siswa akan belajar berbagai teknik seni seperti melukis, menggambar, merajut, membuat kerajinan tangan, dan masih banyak lagi. Siswa juga akan diajarkan cara mengembangkan kreativitas dan membuat sebuah karya seni yang unik. Karya seni yang dihasilkan oleh siswa kemudian akan dipamerkan di acara sekolah atau di festival seni di kota mereka.

Klub Sains atau Science Clubs


Sains di Sekolah Jepang

Klub sains adalah ekskul yang bergerak di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Di klub sains ini, siswa akan diajarkan berbagai eksperimen sains, membuat benda-benda elektronik sederhana, atau bahkan merakit dan memprogram komputer. Siswa juga akan diajarkan cara mengembangkan inovasi dan menyelesaikan permasalahan dengan menggunakan ilmu pengetahuan.

Itulah beberapa ekskul yang biasanya ditawarkan di sekolah Jepang. Ekskul membantu siswa mengembangkan minat dan bakat di luar akademik dan mengembangkan banyak keterampilan sosial dan kognitif. Ekskul juga membantu siswa merasa lebih nyaman di sekolah dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Dampak Lama Sekolah di Jepang Terhadap Kesehatan dan Kesejahteraan Siswa


jam sekolah di jepang

Pendidikan di Jepang memang selalu dianggap salah satu pendidikan terbaik di dunia. Hal tersebut bisa terlihat dari kultur di Jepang yang begitu menghargai pendidikan, terutama pendidikan formal. Walau begitu, sistem pendidikan Jepang seringkali memaksa siswanya untuk belajar dengan waktu yang terlalu lama dan inilah yang membawa dampak buruk terhadap kesehatan dan kesejahteraan siswa. Berikut adalah 5 dampak negatif dari lama sekolah di Jepang terhadap kesehatan dan kesejahteraan siswa.


Kurangnya Waktu Istirahat


waktu istirahat

Biasanya, di sekolah Jepang, siswa hanya diberi waktu istirahat singkat dan terkadang tidak memadai untuk memulihkan tenaga mereka. Beberapa siswa bahkan memilih untuk memanfaatkan waktu istirahat mereka untuk belajar lagi atau bahkan membentuk klub ekstrakurikuler. Kondisi ini membuat siswa menjadi kekurangan waktu tidur yang cukup dan kurang beristirahat. Padahal, waktu istirahat yang cukup sangatlah penting untuk membantu siswa mengoptimalkan pembelajaran yang mereka terima.


Terlalu Lama Duduk


lama duduk

Ketika belajar selama berjam-jam, tentu saja siswa akan kehabisan energi dan kekurangan waktu untuk berolahraga. Selain itu, kebanyakan pelajaran di sekolah Jepang disampaikan dengan cara duduk di lantai, yang tentunya sangat membatasi gerakan tubuh para siswa. Dalam jangka panjang, kegiatan duduk dan kurang bergerak ini dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti obesitas dan masalah postur tubuh.


Stres yang Tinggi


stres jepang

Setiap sekolah di Jepang memang terkenal dengan jumlah tugas yang cukup banyak yang diberikan pada siswa. Kebanyakan siswa bahkan harus belajar hingga malam, menambah beban stress yang mereka alami. Akibatnya, beberapa siswa mengalami kecemasan dan depresi, bahkan terkadang memutuskan untuk bolos sekolah.


Tingkat Kelelahan yang Tinggi


kelelahan

Karena jumlah tugas yang cukup banyak dan kurangnya waktu istirahat, banyak siswa di Jepang yang merasa sangat lelah dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Beberapa siswa bahkan berhasil tertidur selama pelajaran di kelas. Kelelahan yang tinggi ini dapat menyebabkan siswa kehilangan konsentrasinya saat belajar, yang pada akhirnya berdampak pada kinerja akademis mereka.


Kurangnya Kreativitas


kreativitas

Siswa di sekolah Jepang seharusnya diberikan kesempatan untuk mengembangkan kreativitas mereka sendiri. Akan tetapi, dengan waktu yang terlalu lama untuk belajar, tugas yang terlalu banyak dan kurangnya waktu istirahat, membuat siswa kekurangan kesempatan untuk mengembangkan kreativitas mereka sendiri. Hal ini tentu saja sangat merugikan, mengingat kreativitas suatu bangsa adalah hal yang sangat penting untuk menghasilkan inovasi yang bermanfaat.


Maka dari itu, diharapkan agar sistem pendidikan di Jepang dapat memperhitungkan kesehatan dan kesejahteraan siswa dalam mengatur jadwal belajar mereka. Pendekatan holistic harus dilakukan agar siswa dapat mengembangkan semua aspek kehidupan mereka, baik yang berhubungan dengan akademik maupun kesehatan mental dan fisik mereka.

Iklan