Kenapa Bahasa Jepang Bisa Membuat Malu?


bahasa jepang malu indonesia

Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang terkenal di dunia dan menjadi impian bagi banyak orang untuk mempelajarinya. Akan tetapi, untuk orang Indonesia terkadang bahasa tersebut bisa menimbulkan rasa malu atau kesulitan saat digunakan. Lalu, kenapa bahasa Jepang bisa membuat malu?

Hal pertama yang dapat membuat orang Indonesia merasa malu saat berbahasa Jepang adalah karena bahasa Jepang memiliki cara bicara yang sangat sopan dan formal. Seperti kita ketahui, bahasa Indonesia pada umumnya memiliki struktur bicara yang cenderung santai dan tidak semuanya memerlukan penekanan yang tinggi pada kata-kata sopan. Namun, dalam bahasa Jepang, penggunaan bahasa sopan dan formal perlu dipahami dengan baik, karena posisi sosial yang berbeda-beda dapat mempengaruhi cara bicara yang digunakan. Misalnya, saat berbicara dengan atasan atau orang yang lebih tua, tata bahasanya akan lebih formal dan sopan agar terkesan menghormati posisi mereka.

Selain itu, salah satu faktor lain yang membuat orang Indonesia merasa kesulitan saat berbahasa Jepang adalah karena sistem penulisan Jepang yang berbeda. Bahasa Jepang menggunakan tiga jenis tulisan, yaitu kanji (huruf China), hiragana, dan katakana. Tiga jenis tulisan tersebut memerlukan pengenalan karakter yang berbeda-beda, sehingga memerlukan banyak waktu dan ketelitian untuk membuatnya benar. Bukannya membatu, beberapa karakter kanji bahkan memiliki arti yang sama, namun dibaca dengan cara berbeda sehingga membingungkan bagi orang awam untuk menghafalnya.

Maka, tidak heran jika banyak orang Indonesia merasa malu ketika harus berbahasa Jepang di depan orang yang jauh lebih kompeten dan fasih dalam penggunaannya. Selain itu, terkadang ketidaktahuan terhadap adat dan kebiasaan Jepang bisa membuat orang Indonesia merasa tidak percaya diri saat berbicara. Seperti misalnya, cara memberikan salam atau memperkenalkan diri dengan tepat yang berbeda dengan budaya Indonesia.

Secara keseluruhan, bahasa Jepang memang sangat menarik dan kaya akan budayanya. Namun di sisi lain, penggunaan bahasa Jepang kadang dapat menimbulkan rasa malu dan sulit bagi sebagian orang Indonesia. Namun, dengan kemauan untuk belajar dan latihan yang terus menerus, tentu saja hal itu bisa diatasi. Sekarang tinggal kita menentukan untung atau rugi dalam memutuskannya untuk mempelajari bahasa ini.

Kosa Kata Bahasa Jepang yang Tidak Pantas dalam Percakapan Formal


Bahasa Jepang Malu Indonesia

Bahasa Jepang memiliki bahasa-bahasa halus dan sopan yang digunakan dalam percakapan formal, namun, tidak semua kosakata bahasa Jepang cocok untuk digunakan dalam percakapan yang serius atau formal. Ada beberapa kosakata bahasa Jepang yang tidak pantas digunakan dalam percakapan formal, terutama bagi orang yang belajar bahasa jepang. Berikut ini adalah beberapa kosakata bahasa Jepang yang tidak pantas digunakan dalam percakapan formal.

1. Baka

Kata baka dalam bahasa Jepang memiliki arti bodoh atau dungu. Kata ini sering digunakan oleh orang Jepang dalam bahasa sehari-hari saat bercanda atau mengolok-olok teman mereka. Namun, dalam percakapan formal, penggunaan kata ini tidak sopan dan dapat dianggap kasar oleh pendengar.

2. Chikusho

Kata chikusho dalam bahasa Jepang memiliki arti binatang atau hewan. Namun, kata ini juga sering digunakan sebagai kata kasar untuk mengekspresikan kemarahan atau frustrasi. Penggunaan kata chikusho dalam percakapan formal dapat mengganggu lawan bicara dan menunjukkan kurangnya sopan santun.

3. Kuso

Kata kuso dalam bahasa Jepang memiliki arti kotoran atau sampah. Namun, kata ini juga sering digunakan sebagai kata kasar untuk mengekspresikan kemarahan, ketidakpuasan atau kekecewaan. Penggunaan kata kuso dalam percakapan formal dapat menunjukkan kurangnya sopan santun dan dapat dilihat sebagai sikap yang tidak profesional.

4. Dame

Kata dame dalam bahasa Jepang memiliki arti tidak bisa atau tidak boleh. Namun, kata ini juga sering digunakan sebagai kata kasar untuk mengekspresikan ketidakpuasan atau kekecewaan. Pengguaan kata dame dalam percakapan formal dapat mengganggu lawan bicara dan tidak sopan untuk digunakan dalam situasi resmi.

5. Shikato

Kata shikato dalam bahasa Jepang memiliki arti seharusnya atau harusnya. Namun, kata ini juga sering digunakan sebagai kata kasar untuk mengekspresikan kritik atau ketidakpuasan. Penggunaan kata shikato dalam percakapan formal dapat menunjukkan kurangnya sopan santun dan dapat menghancurkan suasana.

6. Shinpaishinai de kudasai

Kata ini digunakan dalam bahasa Jepang untuk mengatakan “jangan khawatir”. Namun, penggunaan kata ini dikaitkan dengan ketidakpahamanan atau ketidaktahuan akan situasi, dan dapat dianggap sebagai bentuk penghinaan atau ketidakpedulian pada lawan bicara. Seiaapnya hindari penggunaan kata ini dalam percakapan formal.

7. Atama ga warui

Kata ini digunakan dalam bahasa jepang untuk mengatakan “saya tidak berpikir dengan baik”. Penggunaan kata ini dapat dianggap sebagai bentuk kekacauan, ketidakpahamanan atau tidak serius dalam percakapan. Sebagai gantinya, pilih kata-kata yang berpikir positif dan tidak menunjukkan ketidakpahamanan pada lawan bicara.

Dengan memperhatikan kosakata bahasa Jepang yang tidak pantas digunakan dalam percakapan formal, Anda dapat terhindar dari membuat kesalahan yang tidak perlu dan lebih memahami saat dan tempat yang tepat dalam menggunakan bahasa Jepang. Ingatlah bahwa percakapan formal membutuhkan kata-kata yang lebih sopan dan direncanakan dengan baik untuk mengekspresikan diri secara efektif.

Kebiasaan Penggunaan Bahasa Jepang yang Bisa Memicu Rasa Malu


Bahasa Jepang Malu di Indonesia

Banyak orang-orang Indonesia yang menyukai budaya Jepang, termasuk bahasa Jepang. Namun, saat menggunakan bahasa Jepang, ada beberapa kebiasaan yang bisa memicu rasa malu. Berikut ini adalah beberapa kebiasaan penggunaan bahasa Jepang yang bisa memicu rasa malu di Indonesia:

1. Menambahkan “-san” pada nama orang Indonesia


-san pada Nama Indonesia

Di Jepang, menambahkan “-san” pada nama orang lain adalah hal yang umum dilakukan. Namun, jika kamu melakukan hal ini pada orang Indonesia, hal ini bisa memicu rasa malu. Karena penggunaan “-san” pada nama di Indonesia terdengan kaku dan terlalu formal, terutama jika kamu berbicara dengan teman atau orang yang lebih muda dari kamu. Sebaliknya, kamu bisa menggunakan panggilan yang lebih informal seperti “-kun” atau “-chan”. Di Indonesia biasanya orang memanggil nama, atau menggunakan panggilan seperti “Mas” atau “Mbak”.

2. Menggunakan kata-kata atau ungkapan kasar


Kata Kasar bahasa Jepang

Beberapa kata dan ungkapan dalam bahasa Jepang bisa terdengar kasar jika digunakan di lingkungan yang tidak tepat. Hal-hal seperti “chikusho” dan “shimatta” bisa terdengar sangat kasar jika kamu berbicara dengan orang yang lebih tua atau di tempat yang berbeda dari Jepang. Oleh karena itu, pastikan kamu menghindari menggunakan kata-kata atau ungkapan yang kasar saat berbicara dengan orang Indonesia.

3. Terlalu formal saat berbicara dengan teman


Berbicara Terlalu Formal bahasa Jepang

Bahasa Jepang dikenal sangat formal, terutama jika kamu ingin berbicara dengan orang yang lebih tua atau di lingkungan yang resmi. Namun, hal ini bisa memicu rasa malu jika kamu terlalu formal saat berbicara dengan teman-teman, yang seharusnya lebih santai. Terlalu banyak menggunakan kata-kata formal seperti “desu” dan “imasu” bisa membuat teman menjadi tidak nyaman jika kamu berbicara dengan gaya yang terlalu formal. Cobalah untuk menggunakan bahasa yang lebih santai dan informal dengan teman kamu, karena ini membuat mereka merasa lebih santai dan nyaman dalam percakapan.

4. Tidak memahami konteks budaya


Konteks Budaya bahasa Jepang

Konteks budaya sangat penting dalam bahasa Jepang, dan tidak memahami hal ini bisa membuat kamu merasa tidak nyaman. Sebagai contoh, ketika memberikan kado di Jepang, secara umum orang memakai tangan kiri untuk memegang kado, dan tangan kanan untuk memberikan kado. Jadi, jika kamu memberikan kado dengan satu tangan, ini bisa dianggap seperti kamu tidak memahami budaya di Jepang. Begitu juga dengan waktu dan tempat, jika kamu tidak mengikuti protokol atau peraturan, kamu bisa memicu rasa malu.

5. Tidak memperhatikan nada suara


Intonasi bahasa Jepang

Salah satu bagian terpenting dari bahasa Jepang adalah nada suara atau intonasi. Tidak memperhatikan intonasi yang tepat bisa membuat kamu terdengar tidak sopan atau tidak menghargai bahasa Jepang. Misalnya, pengucapan “hai” dengan intonasi yang salah bisa mengubah artinya menjadi “apa”, yang pastinya akan sangat membingungkan lawan bicara kamu. Oleh karena itu, pastikan kamu memperhatikan intonasi yang tepat saat berbicara bahasa Jepang.

Itulah beberapa kebiasaan penggunaan bahasa Jepang yang bisa memicu rasa malu di Indonesia. Ingatlah bahwa saat berbicara dengan orang Indonesia, kamu harus memperhatikan konteks dan kebiasaan budaya Indonesia. Cobalah untuk berbicara dengan bahasa yang lebih santai dan formal dengan teman, tapi tetap memperhatikan tingkat sopan santun yang tepat. Dengan cara ini, kamu bisa berbicara bahasa Jepang dengan lebih lancar dan tanpa memicu rasa malu pada orang lain.

Bagaimana Cara Menghindari Kesalahan dalam Berbahasa Jepang yang Membuat Malu?


Bahasa Jepang Malu

Merupakan hal yang wajar jika kita sebagai orang yang baru belajar bahasa Jepang membuat kesalahan dalam berbicara. Namun, jika kesalahan yang kita buat membuat orang Jepang merasa malu atau tersinggung, tentu saja kita harus berhati-hati. Oleh karena itu, dalam artikel ini, kami akan memberikan tips tentang bagaimana cara menghindari kesalahan dalam berbahasa Jepang yang dapat menjaga hubungan baik dengan orang Jepang.

1. Hindari Penggunaan Kosakata yang Kurang Pantas

Kosakata Jepang

Bahasa Jepang memiliki banyak sekali kosakata. Namun, beberapa kata mungkin kurang pantas untuk digunakan dalam lingkungan formal atau resmi. Ada beberapa kata yang mungkin sehari-hari digunakan di kalangan teman, namun sebaiknya dihindari ketika berbicara dengan orang Jepang yang lebih senior atau atasan. Sebagai contoh: Tilang (menghukum) dalam bahasa Jepang adalah 罰金 baka, kalian mungkin sudah sering mendengar, namun kata tersebut tergolong kasar dan sebaiknya dihindari ketika berbicara di hadapan sesama orang asing. Jadi, sebaiknya belajarlah kosakata yang lebih pantas digunakan dalam situasi formal atau resmi ketika berbicara dengan orang Jepang.

2. Berbicara dengan Bahasa Jepang yang Benar

Bahasa Jepang

Salah satu hal yang sangat penting ketika berbicara dalam bahasa Jepang adalah menggunakan bahasa yang benar. Hal ini termasuk dalam tata bahasa dan pengucapan yang benar. Untuk itu, pastikan untuk selalu memperhatikan pelafalan dan tata bahasa yang baik ketika sedang belajar bahasa Jepang. Sebaiknya, rajinlah berlatih dengan orang yang sudah lebih mahir menggunakan bahasa Jepang. Dengan belajar dan berlatih, kita bisa menghindari kata-kata dan kalimat yang salah dalam berbicara dengan bahasa Jepang.

3. Tidak Menghindarkan Bertanya pada Orang yang Tepat

Bertanya Jepang

Ketika sedang belajar bahasa Jepang, pastikan untuk bertanya pada guru atau teman yang lebih mahir menggunakan bahasa Jepang. Jangan sekali-kali malu untuk bertanya pada orang yang tepat ketika tidak memahami atau ragu dengan arti suatu kata atau kalimat dalam bahasa Jepang. Justru dengan bertanya, kita dapat belajar lebih banyak hal baru tentang bahasa Jepang dan suatu saat nanti kita juga akan bisa memberikan jawaban jika ada teman atau orang asing yang bertanya.

4. Belajar tentang Budaya Jepang

Budaya Jepang

Sebelum memulai pembicaraan dengan orang Jepang, pastikan untuk memahami budaya Jepang dengan benar. Hal ini penting karena bahasa Jepang sangat erat hubungannya dengan budaya Jepang. Ini juga termasuk dalam norma-norma sopan santun yang dipraktikkan di Jepang, seperti cara menyapa, cara berbicara, dan lain sebagainya.

Setelah membaca tips di atas, mari kita lebih berhati-hati dalam berbicara dengan bahasa Jepang. Jangan takut membuat kesalahan, tetapi jangan sampai membuat orang Jepang merasa malu. Mari menjaga hubungan baik kita dengan orang Jepang melalui berbicara yang baik dan benar!

Tips Mengatasi Rasa Malu Saat Berbicara Bahasa Jepang kepada Native Speaker


Tips Mengatasi Rasa Malu Saat Berbicara Bahasa Jepang kepada Native Speaker

Bahasa Jepang adalah bahasa yang diucapkan oleh masyarakat di Jepang. Bahasa ini sangat menarik dan unik, sehingga banyak orang tertarik belajar bahasa ini. Namun, terkadang saat menghadapi native speaker, kita merasa canggung dan tidak percaya diri dalam berbicara. Hal ini disebabkan oleh rasa malu dan ketakutan bahwa kita akan membuat kesalahan dan menjadi bahan tertawaan. Berikut beberapa tips untuk mengatasi rasa malu saat berbicara Bahasa Jepang kepada native speaker.

1. Pelajari Kosakata dan Tata Bahasa dengan Baik


Pelajari Kosakata dan Tata Bahasa dengan Baik

Salah satu cara terbaik untuk mengatasi rasa malu saat berbicara Bahasa Jepang kepada native speaker adalah dengan mempelajari kosakata dan tata bahasa dengan baik. Pelajari pola kalimat dasar, kosakata sehari-hari, dan ungkapan umum. Dengan mempelajari dasar-dasar Bahasa Jepang, kamu bisa merasa lebih percaya diri saat berbicara dengan native speaker. Selain itu, ketika kita mengetahui arti dari suatu kata dan bagaimana menggunakan kata tersebut dalam konteks yang tepat maka pastinya kita akan merasa lebih nyaman saat berbicara dengan native speaker.

2. Berlatih dengan Native Speaker


Berlatih dengan Native Speaker

Latihan membantu kita agar semakin familiar dengan suara bahasa dan kosakata yang digunakan. Saat kita berlatih dengan native speaker, kita akan lebih terbiasa dalam berbicara dan dapat memperbaiki kesalahan teknik berbicara sehingga semakin semangat dan percaya diri saat berbicara dengan native speaker. Kamu dapat mencoba mencari teman atau kelompok belajar yang bisa membantumu dalam berlatih kemampuan berbicara Bahasa Jepang.

3. Jangan Takut Membuat Kesalahan


Jangan Takut Membuat Kesalahan

Jangan takut membuat kesalahan, karena kesalahan adalah bagian yang wajar dalam belajar bahasa asing. Jangan merasa malu atau takut salah ketika berbicara dengan native speaker, karena itu adalah kesempatan yang sangat baik untuk belajar dan memperbaiki diri. Membuat kesalahan itu manusiawi, dan hal terpenting adalah belajar dari kesalahan itu dan terus berusaha berbicara dengan lebih baik lagi.

4. Berbicara dengan Perlahan dan Jelas


Berbicara dengan Perlahan dan Jelas

Saat berbicara dengan native speaker, berbicaralah dengan perlahan dan jelas. Maksud dari berbicara dengan jelas adalah agar native speaker bisa memahami apa yang ingin ditegaskan oleh pembicara. Jangan terburu-buru ketika berbicara dan hindari mengucapkan suatu kalimat yang kurang jelas. Semakin banyak kamu mengulang-ulang kata, maka kamu akan semakin lama dan sulit dipahami oleh native speaker.

5. Berbicaralah dengan Suara yang Jelas dan Nyaring


Berbicaralah dengan Suara yang Jelas dan Nyaring

Berbicaralah dengan suara yang jelas dan nyaring agar native speaker bisa mendengar dengan jelas dan memahami dengan baik. Jangan terlalu pelan atau terlalu keras saat berbicara, berbicaralah dengan suara yang natural sehingga tidak membahayakan kualitas suara kita. Suara yang cukup memberikan kepercayaan diri kala berbicara bahasa Jepang dengan native speaker. Selain itu, hindari terlalu banyak menggunakan slang atau bahasa gaul dalam berbicara, karena hal ini dapat membingungkan native speaker.

Itulah beberapa tips mengatasi rasa malu saat berbicara Bahasa Jepang kepada native speaker. Ingat bahwa belajar bahasa asing membutuhkan waktu dan latihan yang kontinu. Jangan takut salah, karena kesalahan adalah kesempatan untuk belajar. Terus berlatih dan tetap semangat!

Iklan