Sejarah Angka dalam Bahasa Jepang


Angka dalam bahasa Jepang

Saat mempelajari bahasa Jepang, ada banyak hal yang perlu dikuasai. Salah satunya adalah angka-angka dalam bahasa Jepang. Angka-angka dalam bahasa Jepang memiliki sejarah dan cerita menarik di baliknya. Mari kita bahas sejarah dari angka dalam bahasa Jepang ini.

Angka-angka Jepang memiliki sejarah yang cukup panjang. Awalnya, angka-angka dalam bahasa Jepang ditulis dengan huruf kanji. Namun, penulisan angka dengan kanji ini dirasa kurang praktis karena membutuhkan waktu dan usaha lebih dalam menulisnya. Oleh karena itu, orang Jepang mulai mengembangkan cara penulisan angka yang lebih sederhana dan praktis.

Penulisan angka-angka dalam bahasa Jepang memiliki perbedaan dengan penulisan angka-angka dalam bahasa Inggris. Di Jepang, ada dua sistim penulisan angka. Sistem pertama adalah dengan menggunakan angka arab, seperti yang digunakan di seluruh dunia. Sistem kedua adalah dengan menggukanan angka Jepang (Kanji & Hiragana). Sistem kedua ini lebih sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari orang Jepang. Jika di Indonesia kita menggunakan angka 1 sampai 9, sedangkan di Jepang, tiap angka memiliki sejarah dan cerita di balik penulisannya.

Sebagai contoh, angka 1 dalam bahasa Jepang ditulis dengan tiga bentuk yang berbeda. Bentuk pertama adalah “ichi” yang ditulis dengan menggunakan huruf kanji. Bentuk kedua adalah “hitotsu” yang ditulis dengan menggukanan huruf hiragana. Dan bentuk ketiga adalah “hi” yang digunakan dalam beberapa situasi khusus seperti untuk menghitung jam atau menunjukkan nomor urut pada bangku bus.

Angka 2 dalam bahasa Jepang juga ditulis dengan tiga bentuk yang berbeda, yaitu “ni” dengan huruf hiragana, “futa” juga dengan huruf hiragana dan “jutsu” dengan huruf kanji. Begitu seterusnya hingga angka 10.

Tidak hanya itu, angka dalam bahasa Jepang juga memiliki sejarah dalam hal penggunaannya. Saat ini, orang Jepang lebih sering menggunakan angka Arab atau menggunakan sistem ponsel untuk membantu mereka mengingat angka yang lebih sulit. Namun, di masa lalu, sistim penulisan angka dengan huruf kanji sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini terutama karena angka-angka dalam bahasa Jepang memiliki nilai simbolis yang mendalam. Beberapa angka dianggap beruntung, sedangkan beberapa angka dianggap membawa ketidakberuntungan.

Sebagai contoh, angka 4 dianggap membawa ketidakberuntungan di Jepang. Alasannya adalah karena ungkapan “shi” dalam bahasa Jepang memiliki pengucapan yang sama dengan ungkapan kematian. Oleh karena itu, angka 4 sering dihindari oleh orang Jepang dalam kehidupan sehari-hari nya. Selain itu, angka 9 juga dianggap sebagai angka yang membawa ketidakberuntungan karena pengucapannya mirip dengan kata “marukuzu” yang berarti kegagalan.

Sebagai kesimpulan, angka dalam bahasa Jepang memiliki sejarah dan cerita menarik di baliknya. Setiap angka memiliki beberapa cara penulisan dan arti yang berbeda yang menunjukkan nilai simbolisnya yang mendalam bagi orang Jepang. Hal ini menunjukkan bahwa mempelajari bahasa Jepang bukan hanya tentang memahami tata bahasa atau kosakata, tetapi juga mengenai bagaimana menghargai budaya dan sejarah orang Jepang.

Cara Menulis Angka Jepang


Angka Jepang

Jepang adalah negara yang terkenal dengan bahasa yang unik serta budayanya yang kaya akan tradisi dan keindahan. Tak terkecuali dengan angka, bahasa Jepang juga memiliki cara penulisannya sendiri yang berbeda dari bahasa lain. Angka dalam Bahasa Jepang biasa disebut Kanji (漢字) yang memiliki simbol khusus untuk masing-masing angka. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengetahui dan memahami cara menulis angka Jepang.

1. Angka 1 – 10


Angka 1-10

Untuk menulis angka 1 sampai 10 dalam bahasa Jepang, simbol yang digunakan adalah sebagai berikut:

No. Simbol Bunyi (huruf latin)
1 ichi
2 ni
3 san
4 shi, yon
5 go
6 roku
7 shichi, nana
8 hachi
9 kyuu, ku
10 juu

Pada angka keempat, terdapat dua cara penulisan yaitu “shi” dan “yon”. “Shi” jika digunakan dalam kosakata yang berkaitan dengan kematian atau keretakan, maka sebaiknya hindari penggunaannya karena angka “4” memiliki arti buruk dalam budaya Jepang. Sedangkan “yon” dapat digunakan dalam kosakata yang tidak berkaitan dengan kematian atau keberuntungan.

2. Angka 11 – 100


Angka 11-100

Setelah mempelajari cara menulis angka 1 – 10, langkah selanjutnya adalah mempelajari cara menulis angka 11 – 100. Dalam bahasa Jepang, angka-angka tersebut ditulis seperti berikut:

11 – 19: Angka 10 ditambahkan dengan angka 1-9 secara berurutan. Contohnya:

No. Angka Bunyi (huruf latin)
1. 11 juu ichi
2. 12 juu ni
3. 13 juu san
4. 14 juu yon, juu shi
5. 15 juu go
6. 16 juu roku
7. 17 juu shichi, juu nana
8. 18 juu hachi
9. 19 juu kyuu, juu ku

20 – 100: Untuk menulis angka 2 – 100, kita menggunakan cara penulisan sebagai berikut:

Angka Bunyi (huruf latin) Simbol
20 ni juu 二十
30 san juu 三十
40 yon juu, shi juu 四十
50 go juu 五十
60 roku juu 六十
70 shichi juu, nana juu 七十
80 hachi juu 八十
90 kyuu juu, ku juu 九十
100 hyaku

Jika ingin menulis angka yang belum tertera dalam tabel, Anda bisa mengkombinasikan simbol yang ada seperti pada contoh berikut:

  • 21: ni juu ichi
  • 33: san juu san
  • 48: yon juu hachi
  • 99: kyuu juu kyuu

Dengan memahami cara menulis angka Jepang, Anda juga dapat memperkaya kosakata dan keterampilan dalam bahasa Jepang. Selain itu, pemahaman Anda terhadap tren teknologi dan seni di Jepang pun dapat semakin meningkat.

Angka dalam Budaya dan Superstisi Jepang


Angka dalam Budaya dan Superstisi Jepang

Angka dalam budaya Jepang merupakan bagian penting dari kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang. Dalam bahasa Jepang, setiap angka memiliki arti dan makna yang tersembunyi.

Dalam superstiti Jepang, angka juga memiliki peran penting dalam menentukan nasib seseorang serta pengaruhnya terhadap kehidupan sehari-hari. Beberapa angka dipercayai membawa keberuntungan, sedangkan yang lain membawa malapetaka.

Salah satu angka yang memiliki pengaruh besar dalam budaya dan superstiti Jepang adalah angka 3.

Angka 3 dalam budaya Jepang biasanya digunakan untuk melambangkan keindahan, kegelapan, dan kebenaran. Di Jepang, ada tiga dewa yang terkenal, yaitu dewa keberuntungan, dewa kekayaan, dan dewa panjang umur. Setiap dewa ini dipercayai mampu memberikan kebahagiaan dalam hidup seseorang.

Selain itu, angka 3 juga memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang. Di Jepang, ada tradisi yang disebut “San-san-kudo”, yaitu tradisi pernikahan di mana pengantin akan minum tiga kali dari cangkir yang berbeda-beda. Tradisi ini dipercayai memberikan kebahagiaan, keberuntungan, dan harapan bahwa pernikahan akan bersikap harmonis.

Namun, di sisi lain, angka 3 juga mempunyai makna negatif dalam superstiti Jepang. Dalam bahasa Jepang, ada frasa “sanzu no kawa wo wataru”, yang berarti “menyeberangi sungai tiga kali”. Frasa ini dipercayai membawa malapetaka bagi seseorang yang harus menyeberangi sungai tiga kali. Hal ini karena ada kepercayaan bahwa ketika seseorang menyeberangi sungai tiga kali, maka mereka akan mengalami kemalangan atau terkena kutukan.

Dalam istilah medis di Jepang, ada juga penyakit yang disebut “San kan Byou” atau penyakit tiga kali. Penyakit ini berkaitan dengan wasir dan dipercayai memberi efek buruk bagi seseorang yang menderitanya. Maka dari itu, orang Jepang sering menghindari angka 3 dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Demikianlah, angka 3 memiliki peran penting dalam budaya dan superstiti Jepang. Meskipun memiliki makna positif dan negatif, masyarakat Jepang selalu menghormati angka ini serta mengikuti tradisi dan adat yang berkaitan dengan angka ini. Sehingga, angka 3 bukanlah hanya sekedar angka, tetapi memiliki kandungan makna yang sangat dalam bagi kehidupan masyarakat Jepang.

Angka dalam Bisnis Jepang


Angka dalam Bisnis Jepang

Bisnis Jepang memiliki budaya tersendiri dalam menggunakan angka. Angka-angka tersebut memiliki makna tersendiri dan digunakan pada berbagai situasi yang berbeda.

1. Nomor Telepon
Angka-angka dalam nomor telepon akan memiliki arti tertentu bagi orang Jepang. Misalnya, 49 dianggap sebagai nomor yang beruntung karena pengejaannya memiliki kesamaan bunyi dengan kata “sakura” yang merupakan lambang nasional Jepang. Sementara 43 dianggap sebagai nomor buruk karena pengejaannya mirip dengan kata “sakaratul maut” yang berarti sakit sebelum mati.

2. Untuk Jumlah Uang
Ketika melakukan bisnis dengan Jepang, Anda juga perlu memperhatikan penggunaan angka pada jumlah uang. Dalam bahasa Jepang, angka-angka tertentu digunakan untuk menyampaikan arti keberuntungan atau kebahagiaan. Misalnya, angka 8 dianggap sebagai nomor yang beruntung dan kebersamaan. Begitu juga dengan angka 9 yang dianggap sebagai nomor keberuntungan dalam bisnis karena ketika diucapkan, angka ini menyerupai kata dalam bahasa Jepang yang berarti “terus menerus”.

3. Tanggal Penting
Dalam bisnis, Jepang sering menandai hari-hari penting dengan menggunakan angka tertentu. Misalnya, 1 Januari dianggap sebagai hari nasional di Jepang. Sedangkan tanggal 9 September (9/9) dianggap sebagai “Hari Thank You” atau hari terima kasih di Jepang.

4. Nomor Ruangan
Nomor ruangan dalam gedung kantor atau gedung bisnis lain juga memiliki makna tersendiri bagi orang Jepang. Misalnya, nomor 4 dianggap sebagai nomor yang buruk karena pengejaannya mirip dengan kata “shi” yang berarti “mati”. Sedangkan nomor 8 dianggap sebagai nomor yang beruntung karena pengejaannya mirip dengan kata “ya” yang berarti “untung”.

Dalam berbisnis dengan Jepang, Anda tidak hanya perlu memperhatikan penggunaan bahasa Jepang, tetapi juga penggunaan angka-angka tertentu yang memiliki makna tersendiri bagi orang Jepang. Dengan memahami penggunaan angka-angka tersebut diharapkan akan membantu Anda untuk menjalin hubungan bisnis yang baik dengan orang Jepang.

Angka dalam Kalender Jepang


Angka dalam Kalender Jepang

Jepang memiliki kalender tradisional yang disebut dengan “Kalendar Tionghoa” atau “Kalendar Lunar”. Dalam kalender ini,digunakan angka-angka khusus yang memiliki makna penting. Dalam penulisan kalender Jepang menggunakan dua sistem, yaitu sistem tahunan dan sistem bulanan. Setiap tahun dan bulan memiliki angka yang berbeda, namun begitu, angka dalam kalender Jepang ini sangat dipercaya dan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat Jepang.

Angka 5 dalam Kalender Jepang


Angka 5 dalam Kalender Jepang

Angka 5 atau “Go” dalam bahasa Jepang, sering kali diartikan sebagai angka yang membawa keberuntungan. Dalam Kalender Jepang, angka ini memiliki makna penting dan digunakan untuk berbagai keperluan.

Salah satunya adalah dalam perayaan ke 5 tahun. Pada saat perayaan ini, masyarakat Jepang mengadakan “Shichigosan”, yakni tradisi buddha yang dipercaya dapat membawa keberuntungan kepada anak-anak berusia 3, 5, dan 7 tahun. Saat anak-anak berusia 5 tahun, mereka akan diberikan sebuah pakaian khusus (Hakama) yang dipercaya dapat melindungi dari keberuntungan buruk. Selain itu, pada saat ulang tahun ke 5, anak-anak juga diberikan hadiah khusus.

Di Jepang, angka 5 juga sering dipakai sebagai nomor urut serial, misalnya terdapat no 5 di tempat parkir atau gelanggang olahraga, meskipun di beberapa tempat, nomor urut 4 juga sering digunakan.

Terkait dengan kepercayaan, sepasang kayu, yang disebut “Gohei”, juga dipercaya memiliki arti penting dalam kehidupan masyarakat Jepang. kayu ini biasanya ditempelkan pada Shinto Shrine, dan dalam hal ini Gohei yang berjumlah lima akan dibuat dengan tahapan tertentu sesuai dengan keyakinan shinto untuk membawa keberuntungan.

Angka lima juga sering kali digunakan dalam seni dan permainan tradisional Jepang, seperti dalam permainan “Go” atau lukisan “gokei” yang menggambarkan samudra luas dan gunung-gunung besar. Menurut keyakinan masyarakat Jepang, angka 5 juga sering kali digunakan dalam kebudayaan mereka sebagai simbol keseimbangan dan kesempurnaan.

Namun, dibalik itu semua, di Jepang terdapat sebuah “Benda Terkutuk”, yakni Gōzu dari angka lima atau lebih populer dikenal sebagai “gashadan”. Benda ini berbentuk stik kayu dengan bagian atas seperti tanduk dengan jumlah lima pada setiap lengan. Dikatakan bahwa siapa saja yang membawa benda ini akan ditimpa berbagai macam masalah, terutama kecelakaan. Oleh karena itu, banyak masyarakat yang menghindari benda yang berkaitan dengan angka 5 ini.

Dalam kesimpulannya, angka 5 atau “Go” memang memiliki kepercayaan dan keistimewaan tersendiri di Jepang. Digunakan dalam berbagai keperluan, angka ini memiliki makna penting dalam perayaan, kebudayaan, bahkan pengaruhnya pun sudah terasa pada kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang. Namun, sisi buruk dari angka ini pun ada, misalnya seperti “benda terkutuk” yang harus dihindari. Dari penjelasan di atas, kita bisa memahami bahwa angka bisa menjadi salah satu bagian kebudayaan dan keyakinan masyarakat yang cukup kuat, tak terkecuali masyarakat Jepang.

Iklan