- Pendahuluan
- Kasada dalam Angka dan Statistik
- FAQ (Frequently Asked Questions)
- 1. Apa yang dimaksud dengan upacara adat Kasada?
- 2. Apakah upacara adat Kasada sudah dilindungi oleh pemerintah?
- 3. Siapa yang dapat mengikuti upacara adat Kasada?
- 4. Apa yang menjadi tujuan upacara adat Kasada?
- 5. Apakah upacara adat Kasada selalu dilakukan setiap tahun?
- 6. Apa makna dari persembahan bahan pangan pada upacara adat Kasada?
- 7. Apa saja yang harus diperhatikan saat melakukan upacara adat Kasada?
- 8. Apa yang menjadi alasan masyarakat Tengger untuk tetap melestarikan upacara adat Kasada?
- 9. Apakah wisatawan boleh mengikuti upacara adat Kasada?
- 10. Seberapa penting upacara adat Kasada bagi masyarakat Tengger?
- 11. Apakah upacara adat Kasada terdampak pandemi Covid-19?
- 12. Bagaimana cara mempersiapkan diri untuk mengikuti upacara adat Kasada?
- 13. Apa manfaat dari upacara adat Kasada?
- Kesimpulan
Salam, Pembaca rinidesu.com! Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang begitu kaya dan memukau, mulai dari tari tradisional, seni nglayap, hingga upacara adat. Salah satu upacara adat yang masih dilestarikan secara turun-temurun adalah upacara adat Kasada. Upacara ini berasal dari daerah Jawa Timur, Indonesia, dan memiliki nilai filosofis yang tinggi. Tidak hanya itu, upacara ini juga menyimpan berbagai keunikan serta kekurangan yang perlu dipahami secara utuh.
Pendahuluan
Upacara adat Kasada merupakan upacara adat paling terkenal di Tengger, Jawa Timur. Upacara ini diadakan setiap bulan Kasada di kalender Jawa. Dalam upacara ini, para penduduk Tengger memohon keselamatan dan keberkahan dari Tuhan dalam bentuk anugerah dan kekuatan gunung Bromo. Mereka berharap gunung Bromo bisa terus memberikan manfaat bagi kehidupan mereka.
Legenda mengatakan bahwa tradisi ini dimulai pada abad ke-15 saat seorang putri dari Kerajaan Majapahit menemukan sebuah kendi emas di sekitar gunung Bromo. Kendi emas ini selalu dipuja oleh masyarakat Tengger saat bulan Kasada tiba.
Meskipun upacara ini sudah berusia ratusan tahun dan menjadi sebuah warisan budaya setempat, tetapi perlu dikaji lebih dalam untuk memahami kelebihan dan kekurangannya.
Sejarah Kasada
Upacara Kasada adalah warisan budaya Tengger, suku asli pegunungan Bromo dan Semeru di Jawa Timur. Kasada adalah nama bulan ke-12 dalam penanggalan Jawa. Upacara Kasada dilaksanakan pada bulan ini dengan tujuan untuk meminta keselamatan serta berkat kepada Sang Hyang Widhi dan juga sebagai bentuk persembahan kepada Gunung Bromo.
Kasada berasal dari kata Kasodo yang artinya amplop. Amplop atau wadah ini dibawa oleh masyarakat setempat pada upacara Kasada, sebagai simbol persembahan bahan pangan untuk Dewa atau roh leluhur. Persembahan bukan hanya berupa padi, melainkan juga sayuran dan buah-buahan. Persembahan ini setiap tahunnya dilakukan pada malam hari dengan berjalan kaki ke Gunung Bromo.
Aktivitas ini menjadi sebuah pekerjaan yang sangat melekat bagi masyarakat sekitar Gunung Bromo. Tiap tahun mereka berpartisipasi dalam upacara ini dengan penuh semangat, dan biasanya didahului dengan sebuah karnaval kostum untuk memperingatinya.
Lokasi Pelaksanaan Kasada
Lokasi utama pelaksanaan upacara Kasada adalah di Gunung Bromo, kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Upacara ini dilaksanakan dengan cara mempersembahkan berbagai jenis makanan yang diyakini dapat membuat Dewi Roro Jongrang senang sehingga tidak mengganggu kehidupan masyarakat sekitar. Dewi Roro Jongrang dipercaya sebagai penjaga gunung Bromo sekaligus pemerintah lingkungan sekitar.
Walaupun lokasi utama upacara Kasada ada di Gunung Bromo, tetapi sebelum persembahan di berikan kepada Dewa, masyarakat Tengger terlebih dahulu harus merayakan Hari Raya Kasada dengan cara mengambil tanah dari kaki Gunung Bromo.
Upacara Adat Kasada dan Mitos di Baliknya
Upacara adat Kasada memiliki beberapa mitos di baliknya. Salah satu mitosnya adalah kepercayaan bahwa Dewa Penghisap Raga Senjoyo akan menyerang penduduk sekitar apabila tidak dihormati dan diberi persembahan. Persembahan ini harus dilakukan pada malam Hari Raya Kasada.
Mitos lain adalah kepercayaan bahwa penduduk sekitar akan hidup baik-baik saja jika melaksanakan upacara Kasada dengan benar. Namun, jika dilakukan dengan tidak sesuai prosedur yang benar, maka akan terjadi bencana alam sehingga penduduk sekitar terkena dampaknya.
Hal yang paling menarik adalah upacara Kasada memengaruhi bentuk Gunung Bromo sekarang. Gunung ini memiliki kawah tengah yang berbentuk lingkaran dan menjadi tempat utama untuk diadakan upacara Kasada.
Kelebihan dan Kekurangan Upacara Adat Kasada
Kelebihan Upacara
Upacara adat Kasada memiliki beberapa kelebihan, di antaranya:
1. Melestarikan Budaya
Upacara adat Kasada merupakan bagian penting dari warisan budaya masyarakat Tengger. Upacara ini telah dilestarikan oleh mereka selama berabad-abad dan masih dijaga sampai sekarang sebagai warisan nenek moyang.
2. Meningkatkan Rasa Kebersamaan
Upacara adat Kasada merupakan acara yang penting bagi masyarakat Tengger untuk berkumpul, saling mempererat tali persaudaraan, dan berdoa bersama. Hal ini dapat memperkuat rasa kebersamaan dan kerukunan antara orang-orang Tengger.
3. Menumbuhkan Kesadaran Ekologis
Kegiatan adat Kasada yang berdampak besar pada Gunung Bromo telah membuat masyarakat Tengger lebih sadar akan pentingnya menjaga lingkungan hidup. Mereka memahami bahwa alam perlu dijaga dan menyadari bahwa upacara Kasada juga akan membantu dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Kekurangan Upacara
Upacara adat Kasada juga memiliki kekurangan sebagai berikut:
1. Berdampak Buruk bagi Kesehatan
Upacara adat Kasada mengharuskan masyarakat Tengger untuk menempuh perjalanan yang cukup jauh menuju Gunung Bromo, yang dapat berdampak buruk pada kesehatan. Mereka harus menempuh perjalanan panjang di udara yang dingin dan berjalan kaki melewati lahan yang terjal dan berdebu.
2. Meningkatkan Kerusakan Lingkungan
Upacara adat Kasada juga meningkatkan kerusakan lingkungan akibat adanya aktivitas warga yang tidak sesuai dengan regulasi dan tidak memperhatikan dampak lingkungan sekitar.
3. Pengaruh Modernisasi
Seiring dengan perkembangan zaman dan modernisasi, beberapa masyarakat Tengger mulai meninggalkan tradisi upacara adat Kasada dan beralih ke penggunaan teknologi canggih. Ini membuat upacara adat Kasada mulai kehilangan daya tarik bagi generasi muda.
Kasada dalam Angka dan Statistik
Tanggal | Bulan Kasada | Jumlah persembahan yang diberikan | Jumlah pengunjung |
25 Juli 2020 | 12 | 1000+ | 5000+ |
10 Agustus 2021 | 12 | 1500+ | 7000+ |
20 September 2022 | 12 | 2000+ | 9000+ |
FAQ (Frequently Asked Questions)
1. Apa yang dimaksud dengan upacara adat Kasada?
Upacara adat Kasada adalah sebuah tradisi yang dilakukan setiap bulan Kasada dalam kalender Jawa oleh masyarakat Tengger, Jawa Timur, sebagai persembahan kepada Dewa dan Gunung Bromo. Upacara ini dipercayai dapat membawa keselamatan dan keberkahan bagi masyarakat setempat.
2. Apakah upacara adat Kasada sudah dilindungi oleh pemerintah?
Ya, upacara adat Kasada sudah dilindungi oleh pemerintah Indonesia sebagai warisan budaya tak benda pada tahun 2011.
3. Siapa yang dapat mengikuti upacara adat Kasada?
Upacara adat Kasada terbuka untuk semua orang, tetapi keikutan tetap didahulukan oleh masyarakat Tengger. Ada beberapa persyaratan tertentu yang harus dipenuhi, seperti memakai baju adat Tengger dan mentaati regulasi lingkungan sekitar.
4. Apa yang menjadi tujuan upacara adat Kasada?
Tujuan utama upacara adat Kasada adalah memohon keselamatan dan keberkahan kepada Tuhan dalam bentuk anugerah dan kekuatan gunung Bromo, sebagai simbol persembahan bahan pangan untuk Dewa atau roh leluhur.
5. Apakah upacara adat Kasada selalu dilakukan setiap tahun?
Ya, upacara adat Kasada selalu dilakukan setiap bulan Kasada. Namun, karena pandemi Covid-19, upacara pada tahun 2020 dan 2021 sempat dibatalkan.
6. Apa makna dari persembahan bahan pangan pada upacara adat Kasada?
Persembahan bahan pangan pada upacara adat Kasada merupakan bentuk penyerahan yang simbolis kepada Tuhan. Masyarakat Tengger percaya bahwa dengan memberikan persembahan makanan kepada Dewa, mereka bisa mendapatkan berkat dan keselamatan dari gunung Bromo.
7. Apa saja yang harus diperhatikan saat melakukan upacara adat Kasada?
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan saat melakukan upacara adat Kasada, seperti mematuhi regulasi yang sudah ditetapkan, menjaga lingkungan sekitar, tetap mengenakan pakaian adat Tengger, serta memperlihatkan rasa hormat dan sopan santun terhadap masyarakat setempat.
8. Apa yang menjadi alasan masyarakat Tengger untuk tetap melestarikan upacara adat Kasada?
Masyarakat Tengger melestarikan upacara adat Kasada sebagai bentuk rasa syukur mereka terhadap alam dan untuk menghargai warisan budaya yang telah ditinggalkan oleh nenek moyang mereka selama berabad-abad.
9. Apakah wisatawan boleh mengikuti upacara adat Kasada?
Wisatawan boleh mengikuti upacara adat Kasada, tetapi tetap diharapkan untuk mematuhi regulasi yang sudah ditetapkan dan memperlihatkan rasa hormat serta sopan santun terhadap masyarakat setempat.
10. Seberapa penting upacara adat Kasada bagi masyarakat Tengger?
Upacara adat Kasada memiliki nilai filosofis yang tinggi bagi masyarakat Tengger, sehingga menjadi sebuah tradisi yang harus dilestarikan dan dijaga sampai sekarang.
11. Apakah upacara adat Kasada terdampak pandemi Covid-19?
Ya, upacara adat Kasada terdampak pandemi Covid-19. Pada tahun 2020 dan 2021, upacara ini sempat dibatalkan untuk mencegah penyebaran virus. Namun, diharapkan upacara adat Kasada dapat berjalan kembali pada tahun-tahun berikutnya setelah pandemi berakhir.
12. Bagaimana cara mempersiapkan diri untuk mengikuti upacara adat Kasada?
Beberapa hal yang harus dipersiapkan ketika ingin mengikuti upacara adat Kasada, antara lain: memperlihatkan rasa hormat dan sopan santun terhadap masyarakat setempat, tetap mengenakan pakaian adat Tengger, dan membawa perbekalan.
13. Apa manfaat dari upacara adat Kasada?
Manfaat upacara adat Kasada adalah sebagai bentuk penghormatan dan penghargaaan terhadap alam serta menambah rasa kebersamaan dan persaudaraan antar masyarakat setempat.
Kesimpulan
Upacara adat Kasada berasal dari daerah Jawa Timur dan memiliki nilai filosofis serta budaya yang sangat penting bagi masyarakat Tengger. Upacara ini memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipahami secara utuh. Melalui upacara Kasada, masyarakat Tengger berpartisipasi untuk menjaga kebudayaan dan kebersamaan serta menunjukkan rasa hormat kepada gunung Bromo serta Dewa yang diyakini sebagai pelindung mereka.
Kita sebagai generasi muda, diharapkan turut melestarikan upacara adat Kasada agar warisan budaya Tengger tetap melekat dan dilestarikan dari generasi ke generasi. Saling menghormati, menjaga lingkungan, dan memahami nilai-nilai kebudayaan merupakan bentuk penghormatan dan peng