Sejarah Awal dan Perkembangan Sude di Jepang


Sejarah awal dan perkembangan sude di Jepang

Sude atau seni bela diri Jepang yang terkenal ini telah berkembang selama lebih dari 800 tahun. Secara harfiah, kata ‘sude’ berarti “cara tangan yang suka bodoh,” dan ini berarti metode bertarung yang relatif kasar dan luwes, yang menyerupai bela diri lain dari Asia seperti kung fu dan taekwondo.

Sejarah awal sude di Jepang berasal dari para prajurit yang dikenal sebagai samurai zaman dulu. Mereka mempelajari teknik bela diri sude sebagai cara untuk membela diri di medan perang. Sude juga digunakan sebagai metode untuk mempertahankan diri dari para penjahat dan bahkan para pemimpin yang korup.

Beberapa tekun utama dalam sude meliputi teknik lempar, memukul, menendang, dan mengunci lawan. Teknik-teknik ini diperoleh oleh para samurai melalui pengalaman dan pelatihan yang intensif di medan perang. Oleh karena itu, sude menjadi seni bela diri yang dihormati dan dihargai di kalangan prajurit pada zaman itu.

Seiring dengan perkembangan zaman, sude menjadi populer di seluruh Jepang. Selama zaman Edo pada abad ke-17, sude dikembangkan menjadi seni bela diri yang lebih formal, dengan aturan-aturan yang jelas dan kompetisi yang resmi. Ketika Jepang mulai membuka diri ke dunia pada abad ke-19, sude mulai menyebar ke luar negeri dan menjadi semakin populer. Tahun 1882, Jigoro Kano mendirikan jujitsu yang kemudian menjadi judo dan menerima pengakuan sebagai olahraga Olimpiade.

Pada masa itu Judo sangat populer di Jepang dan seluruh dunia, tetapi ada beberapa orang yang merasa bahwa Judo terlalu membatasi gerakan sude karena bertujuan untuk menerima angka bila berhasil menjatuhkan dan mengendalikan lawan. Oleh karena itu, pada tahun 1948, sekelompok penggemar sude modern menciptakan bentuk baru dan lebih fleksibel dari sude yang mereka sebut aikido.

Aikido adalah seni bela diri yang berfokus pada mengalihkan serangan dan melindungi diri dari lawan. Aikido dikenal karena gerakannya yang elegan dan aliran yang tenang, sedangkan di sisi lain tetap dalam pertempuran. Sude modern ini adalah hasil akhir dari sejarah panjang bela diri Jepang dan terus menjadi populer hingga saat ini.

Ragam jenis sude yang ditemukan di Jepang


Sude di Jepang

Sude atau shu adalah minuman beralkohol yang berasal dari negeri Sakura, Jepang. Minuman ini memang sangat populer di tanah asalnya karena memiliki tampilan yang menarik dan rasa yang sangat khas. Tak hanya itu, kandungan alkohol yang terkandung di dalamnya juga tinggi, yaitu mencapai kisaran 15 – 20 persen.

Di Jepang sendiri, terdapat berbagai macam jenis sude yang memiliki ciri khas tersendiri. Berikut akan dijelaskan beberapa jenis sude yang ditemukan di Jepang:

1. Kire Sake

Kire sake

Kire sake merupakan jenis sude yang sangat populer di Jepang. Salah satu penyebabnya, yaitu karena kire sake memiliki kadar alkohol yang cukup tinggi, yaitu mencapai 15-20%. Selain itu, rasa dari kire sake sendiri juga khas karena biasanya dicampur dengan bahan-bahan natural seperti bunga sakura atau daun mint. Minuman ini disajikan dalam cidera kecil yang lumayan mahal.

Bagi Anda yang baru pertama kali minum jenis sude ini, maka Anda disarankan untuk meminumnya perlahan-lahan karena kadar alkoholnya yang cukup tinggi. Selain itu, pastikan pula jika Anda sudah cukup umur untuk meminumnya.

2. Umeshu

Umeshu

Jenis sude yang satu ini memiliki ciri khas karena di dalamnya terdapat buah plum yang sudah difermentasi. Selain buah plum, umeshu juga dicampur dengan gula dan alkohol yang tinggi sehingga rasanya menjadi manis. Umeshu biasanya diminum dalam keadaan dingin pada saat musim panas atau di musim semi. Bagi Anda yang tidak terlalu menyukai rasa alkohol yang cukup tinggi, maka umeshu bisa menjadi pilihan yang tepat untuk dinikmati.

Namun, meskipun rasanya yang enak, Anda juga perlu berhati-hati dalam meminum umeshu. Kadar alkohol yang terkandung di dalamnya cukup tinggi sehingga bisa memabukkan.

3. Nigori Sake

Nigori Sake

Jenis sude yang satu ini memiliki warna yang lebih putih dan kental. Hal tersebut terjadi karena proses pembuatan nigori sake tidak melalui proses penyaringan sehingga nampak seperti susu. Nigori sake biasanya disajikan dalam cidera yang lebih besar. Dalam meminumnya, sebaiknya diaduk terlebih dahulu agar cairan susu bisa tercampur dengan baik.

Rasa dari nigori sake ini tergolong manis sehingga bisa menjadi jenis sude yang cocok dipilih oleh para wanita.

4. Honjozo Sake

Honjozo Sake

Salah satu jenis sude lainnya yang patut dicoba adalah honjozo sake. Jenis sude yang satu ini memang tidak serumit jenis sude lainnya dan memiliki tingkat alkohol yang lebih rendah, yaitu hanya mencapai 15% saja. Honjozo sake biasanya disajikan hangat yang cocok untuk dinikmati pada musim dingin.

Proses pembuatan honjozo sake memang sangat rumit. Namun, pada dasarnya honjozo sake dibuat dengan teknik kimoto atau yamahai yang dapat menghasilkan sake yang lebih berbobot.

5. Futsu-shu

Futsu-shu

Terakhir, jenis sude yang satu ini merupakan jenis sude yang paling umum dan terbuat dari bahan-bahan yang biasa saja. Kadar alkohol yang terkandung di dalam futsu-shu pun tidak terlalu tinggi, hanya sekitar 10-15%. Futsu-shu cocok untuk dinikmati bersama dengan makanan berat seperti sushi atau makanan laut lainnya.

Meski sedikit lebih murah, namun futsu-shu sendiri tidak bisa disebut sebagai jenis sude yang buruk. Bahkan, ada beberapa brand futsu-shu yang lebih lezat dibandingkan dengan jenis sude yang lebih mahal.

Nah, itulah beberapa jenis sude yang ditemukan di Jepang. Jika Anda memiliki kesempatan untuk berkunjung ke negara asalnya, sebaiknya mencoba salah satunya supaya bisa merasakan kenikmatan minuman khas Jepang ini. Namun, tetap perhatikan bagaimana dosis yang tepat dan batas usia di negara Anda karena minuman ini memiliki kandungan alkohol yang cukup tinggi.

Cara Pembuatan Sude yang Benar dan Tradisional di Jepang


Cara Pembuatan Sude Jepang

Sude atau sake adalah minuman khas Jepang yang dibuat dengan fermentasi beras. Meskipun sake bisa dibuat dari beras yang sangat berkualitas atau beras biasa, cara pembuatan sake terkadang membutuhkan waktu hingga beberapa tahun. Di samping itu, cara pembuatan sude yang benar dan tradisional di Jepang membutuhkan beberapa tahap, di antaranya:

1. Pemilihan beras

Pemilihan Beras untuk Sude Jepang

Untuk membuat sude yang enak, beras harus dipilih dengan cermat. Biasanya beras yang digunakan adalah beras dengan kualitas tinggi yang disebut sebagai sake rice. Beras ini mempunyai kadar kanji yang lebih tinggi daripada beras biasa. Kadar kanji yang tinggi memungkinkan beras pilihan menjadi sangat lengket dan mampu menyerap air dalam jumlah lebih banyak.

2. Rinsing atau mencuci beras

Rinsing pada Sude Jepang

Langkah pertama dalam pembuatan sude adalah mencuci beras dengan air dingin. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang ada pada beras dan juga menghilangkan pati berlebih. Pencucian harus dilakukan beberapa kali hingga air yang mengalir bening.

3. Steaming atau mengukus beras

Steaming pada Sake Jepang

Setelah beras dicuci, beras harus diukus agar matang merata. Cara mengukus beras dapat dilakukan dengan menggunakan panci khusus yang terbuat dari kayu, atau menggunakan panci baja. Beras yang sudah matang ini nantinya akan disebut sebagai shinpaku.

4. Seeding atau menaburkan kapang

Seeding kapang untuk Sude Jepang

Langkah selanjutnya adalah menaburkan kapang aspergillus oryzae atau koji pada beras shinpaku. Kapang ini memainkan peranan penting dalam pembuatan sude, yaitu mampu mengubah pati dalam beras menjadi gula. Kapang aspergillus oryzae ini harus ditaburkan dengan merata pada beras. Setelah dilihat dari permukaan, beras harus memiliki tampilan yang homogen.

5. Fermentasi yang kedua

Fermentasi kedua pada Sude Jepang

Setelah sekitar dua minggu kemudian, nihonshu koji atau beras yang menabur kapang akan dipindahkan ke botol yang diberi nama moromi. Moromi sebenarnya adalah campuran bahan-bahan yang sudah matang, termasuk air dan yeast atau ragi. Setelah moromi terbentuk, fermentasi yang kedua harus dilakukan selama beberapa bulan hingga sude benar-benar matang dan siap untuk dikonsumsi.

Sude yang dibuat dengan cara tradisional membutuhkan banyak waktu dan tenaga, namun hasil yang dihasilkan akan sangat memuaskan. Tradisi pembuatan sude ini menjadi warisan budaya masyarakat Jepang yang terus dipertahankan hingga saat ini. Sekarang sude merupakan minuman yang sangat terkenal baik di Jepang, maupun di seluruh dunia.

Kegunaan dan nilai penting sude dalam kebudayaan Jepang


Sude in Japan

Sude atau daun dan batang dari tanaman sedge, memiliki banyak kegunaan dalam kebudayaan Jepang. Selain sebagai bahan pembuat barang kerajinan, sude juga menjadi bahan baku dasar pembuatan tatami, karpet tradisional Jepang yang terbuat dari anyaman daun sedge. Sejak zaman Edo (1603-1868), tatami telah menjadi elemen penting dalam kehidupan sehari-hari Jepang, di mana masyarakat Jepang bisa merasakan sensasi berjalan di atas permukaan tatami.

Sude juga digunakan dalam seni rupa dan kerajinan Jepang yang sangat terkenal, seperti basketware, di mana sude sering digunakan sebagai bahan dasar pembuatan keranjang dan tas. Selain itu, sude juga digunakan dalam pembuatan topi tradisional Jepang, yang disebut “suge-gasa”, dan juga sebagai bahan pembungkus di dalam permainan tradisional Jepang yang disebut “kendama”.

Namun, tidak hanya dalam kebudayaan Jepang saja, sude memiliki nilai penting bagi masyarakat Jepang. Sude bahkan tidak hanya digunakan sebagai bahan pembuat barang kerajinan, tetapi juga untuk digunakan sebagai bahan makanan. Di Jepang, terdapat sebuah hidangan tradisional yang terbuat dari sude yang dikenal dengan nama “sudare sushi”. Hidangan tersebut terdiri dari nasi sushi yang dibungkus dengan selembar sude, lalu dilumuri dengan garam atau kecap.

Tidak hanya untuk makanan, sude juga sangat berguna dalam bidang kesehatan. Sude diketahui memiliki kandungan antioksidan yang tinggi dan juga kandungan klorofil yang baik untuk tubuh. Oleh karena itu, di Jepang, terdapat minuman kesehatan yang terbuat dari sude, yang dikenal dengan nama “sudachi yu”. Minuman tersebut dikonsumsi untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mencegah kanker, dan juga sebagai obat anti-inflamasi.

Sudachi yu

Selain itu, pada perayaan tahunan Jepang, sude sering digunakan sebagai simbol atau pelengkap dalam acara-acara tersebut. Misalnya, pada perayaan “Tanabata”, sude dijadikan sebagai bahan pembuatan “tanzaku”, selembar kertas yang diukir dengan harapan dan doa-doa, lalu diikatkan pada ranting bambu yang ditempatkan di halaman rumah. Selain itu, pada perayaan “Hinamatsuri”, sude juga digunakan sebagai dasar untuk dudukan boneka dan perlengkapan permainan tradisional Jepang yang dinamai “kusudama” dan “tanzaku”.

Karena segudang manfaat dan nilai penting yang dimiliki sude bagi masyarakat Jepang, setiap tahunnya diadakan festival “Sude Matsuri”, festival yang memperingati dan mempromosikan penggunaan sude. Festival tersebut biasanya diadakan pada musim panas, mulai dari bulan Juni sampai Agustus di sejumlah tempat di Jepang. Pada festival ini, banyak kesenian dan kerajinan tradisional yang dibuat dari sude ditampilkan, serta makanan dan minuman yang terbuat dari sude juga dijual.

Dari uraian di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa sude memiliki banyak manfaat dan nilai penting bagi masyarakat Jepang. Tidak hanya sebagai bahan pembuat barang kerajinan saja, tetapi juga sebagai bahan makanan, minuman kesehatan, dan pelengkap dalam budaya dan perayaan tahunan di Jepang. Oleh karena itu, sude pun menjadi salah satu warisan budaya yang sangat berharga dan patut dijaga untuk terus lestari.

Mengenal sude sebagai produk ekspor Jepang yang dikenal di seluruh dunia


sude jepang

Sude atau biasa disebut shibori merupakan teknik pewarnaan kain yang berasal dari Jepang. Teknik ini sudah ada sejak zaman Edo, sekitar abad ke-8. Terbuat dari kain katun dan sutra berkualitas tinggi, sude memiliki corak yang begitu unik dan identik dengan budaya Jepang.

Teknik pewarnaan sude menggunakan teknik ikat dan tekan sehingga menghasilkan pola yang sangat indah pada kain. Sude sangat populer di Jepang dan menjadi salah satu produk ekspor andalan. Bahkan, di seluruh dunia banyak orang yang mengagumi keindahan sude dan menggunakannya sebagai pakaian ataupun aksesori fashion.

Sejarah sude


sejarah sude

Teknik pewarnaan sude pertama kali ditemukan di zaman Edo, selama era ini Jepang terisolasi dari negara-negara lain dan menciptakan teknologi tinggi dalam pengolahan kain. Sude pertama kali dihasilkan sebagai pembungkus penyimpanan, kain untuk pakaian serta tentara, dan digunakan sebagai kain serbet atau kain tempat duduk dalam upacara.

Saat ini, sude digunakan sebagai bahan dasar pakaian dan aksesori fashion seperti syal, tas, dan topi. Teknik ini semakin populer sejak tahun 1970-an dan 1980-an.

Cara Membuat sude


cara membuat sude

Teknik pewarnaan sude tidaklah mudah, dibutuhkan waktu dan kesabaran dalam membuatnya. Tahap pertama saat menciptakan sude adalah memilih bahan pembuatannya. Kain yan g digunakan untuk membuat sude terbuat dari kain katun atau sutra berkualitas tertentu.

Selanjutnya, dilakukan proses ikat dan tekan pada kain untuk menciptakan pola yang indah dan unik. Setelah diproses, kain kemudian dicelupkan ke dalam pewarna alami atau kimia. Dengan proses ini, kain terserap warna dan menambahkan keindahan pada corak yang tercipta. Proses akhir adalah menjemur kain terlebih dahulu agar kain cepat kering dan siap dipakai.

Keunikan sude


keunikan sude

Keunikan sude terletak pada pola dan warnanya yang unik dan berbeda dari teknik pewarnaan kain yang lain. Corak yang tercipta pada sude juga sangat indah dan delicat. Warnanya tidak mudah pudar walau sudah dicuci berkali-kali sebab warna alami atau kimia yang lebih tahan lama dan tidak meninggalkan bekas di kulit. Kain sude terasa sangat lembut dan adem saat digunakan, serta mudah disesuaikan dengan berbagai jenis pakaian.

sude di Indonesia


sude indonesia

Di Indonesia, kain sude dikenal luas karena sering digunakan sebagai bahan pembuat pakaian casual ataupun formal. Selain itu, banyak toko online yang menjual kain sude dalam berbagai varian pola dan warnanya. Harga kain sude juga bervariasi tergantung pada tingkat kerumitan dan kualitas dari kain itu sendiri.

Kain sude Jepang sangat digemari di Indonesia karena memunculkan kesan yang mewah dan elegan ketika digunakan. Banyak juga kain sude yang diimpor dari Jepang dengan harga yang lebih terjangkau namun beberapa produsen kain lokal seperti Iwan Tirta Private Collection juga menciptakan kain sude buatan sendiri dengan corak unik yang memadukan budaya Indonesia dan Jepang.

Dalam beberapa tahun terakhir, kain sude menjadi salah satu kain yang sangat populer di Indonesia dan banyak digunakan oleh para desainer lokal dalam karyanya. Hal ini membuktikan bahwa keindahan kain sude tidak hanya dikenal di Jepang tetapi juga merambah ke Indonesia.

Iklan