Mewujudkan Kebudayaan dan Identitas

Pembaca rinidesu.com, adat yang diadatkan adalah suatu bentuk kebiasaan atau tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi. Adat ini memberikan kesan yang mendalam bagi kebudayaan dan identitas suatu daerah atau bangsa. Sebagian orang menganggap adat sebagai sebuah nilai yang harus dijunjung tinggi, sementara yang lain menganggap adat sebagai sebuah pengekangan yang menghambat kemajuan suatu daerah.

Padahal jika diamati dengan lebih mendalam, adat yang diadatkan memiliki kelebihan dan kekurangan dalam pengaplikasiannya. Oleh karena itu, dalam artikel ini, akan diulas tentang apa yang dimaksud dengan adat yang diadatkan adalah, serta kelebihan dan kekurangan pengaplikasiannya.

Perlu diketahui, adat yang diadatkan adalah kebiasaan atau tradisi yang dianggap penting oleh masyarakat setempat. Adat ini membentuk nilai-nilai masyarakat, serta memberikan identitas yang khas terhadap suatu daerah atau bangsa. Adat ini tidak hanya berkaitan dengan tata cara perkawinan dan upacara adat, namun juga berkaitan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari seperti, cara berpakaian, bahasa, atau tata krama dalam lingkungan sosial.

Menjaga adat yang diadatkan adalah sesuatu yang dirasa penting oleh sebagian masyarakat. Sebab, adat yang diadatkan dianggap sebagai warisan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan oleh generasi selanjutnya. Dengan menjaga adat yang diadatkan, maka akan terjaga keberlanjutan budaya dan identitas suatu daerah atau bangsa.

Namun, di sisi lain ada juga yang menganggap adat sebagai sebuah pengekangan yang menghambat kemajuan suatu daerah atau bangsa. Terlebih jika adat tersebut bertentangan dengan perkembangan zaman. Sehingga, perlu dilakukan pemikiran dan rujukan adat yang diadatkan tersebut harus diaplikasikan secara bijaksana.

Pada artikel ini, akan dijelaskan mengenai kelebihan dan kekurangan adat yang diadatkan adalah secara terperinci. Hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas bagi pembaca tentang pentingnya adat yang diadatkan dan juga resiko yang mungkin timbul dalam penerapannya.

Kelebihan dan Kekurangan Adat yang Diadatkan Adalah

Kelebihan Adat yang Diadatkan Adalah

1. Mempertahankan Keberlanjutan Budaya
👉🏼 Adat yang diadatkan membantu mempertahankan keberlanjutan budaya dan identitas suatu daerah atau bangsa, sebab adat ini memuat tata cara perilaku yang erat kaitannya dengan nilai-nilai sosial budaya.

2. Menjaga Stabilitas Sosial
👉🏼 Adat yang diadatkan juga memberikan stabilitas sosial dalam masyarakat. Adat ini memberikan panduan tata krama dalam pergaulan sosial, yang sering kali menghindarkan seseorang dari perilaku yang tidak diinginkan seperti berkelahi atau mengganggu ketertiban umum.

3. Menjaga Hubungan Antarindividu
👉🏼 Adat yang diadatkan juga dapat menjaga hubungan antar-individu. Sebagai contoh, upacara adat merupakan suatu cara untuk berkumpul dan bersilaturahmi bagi keluarga besar.

4. Sebagai Inspirasi Inovasi
👉🏼 Adat yang diadatkan juga dapat menjadi inspirasi untuk inovasi pada berbagai bidang seperti seni, kuliner, dan banyak lagi. Sebab, adat ini memuat unsur-unsur yang dapat dikembangkan lebih lanjut untuk menghasilkan kreasi-kreasi yang baru.

5. Mengenal Sejarah
👉🏼 Adat yang diadatkan merupakan cerminan sejarah bangsa. Dengan mempelajari adat, maka kesan sejarah atau ciri khas yang unik dari suatu daerah atau bangsa bisa terlihat dan dipelajari.

6. Tumbuhnya Rasa Kebanggaan
👉🏼 Adat yang diadatkan juga mampu menumbuhkan rasa kebanggaan terhadap asal-usul suatu daerah atau bangsa. Sehingga, dapat memperkuat rasa nasionalisme pada masyarakat.

7. Meningkatkan Pariwisata
👉🏼 Adat yang diadatkan juga berkaitan dengan wisata budaya. Masyarakat yang menjunjung tinggi adat dan budaya, memiliki potensi pariwisata dalam hal ini wisata budaya yang cukup tinggi. Sehingga, dapat menjadi daya tarik pariwisata bagi wisatawan yang datang ke suatu daerah atau negara yang mengaplikasikan adat dengan tepat.

Kekurangan Adat yang Diadatkan Adalah

1. Sifat Statik
👉🏼 Adat yang diadatkan cenderung statik dan kaku. Hal ini dapat menghambat kemajuan suatu daerah atau bangsa dalam menghadapi perkembangan zaman.

2. Diskriminatif dalam Inklusivitas Sosial
👉🏼 Adat yang diadatkan sekiranya tidak diterapkan dengan baik dapat menghasilkan sistem sosial yang diskriminatif yang tidak mengakomodir semua lapisan masyarakat.

3. Kontra Inovasi Berkembangnya Teknologi
👉🏼 Adat yang diadatkan juga dapat mempersulit perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan. Misalnya, adat yang masih mempertahankan kepercayaan pada supranatural, sehingga menganggap keberadaan teknologi dan ilmu pengetahuan sebagai sebuah ancaman bagi adat dan kepercayaannya.

4. Tekanan Terhadap Individu yang Ingin Berkembang
👉🏼 Adat yang diadatkan juga dapat menimbulkan tekanan bagi individu yang ingin membuka jalan ke arah yang lain. Hal ini karena adat yang diadatkan membatasi seseorang untuk mengambil keputusan untuk mencari pengalaman baru dan mengeksplorasi hal-hal yang lebih luas.

5. Sebagai Justifikasi Perilaku Negatif
👉🏼 Beberapa adat yang diadatkan dapat memberikan justifikasi negatif dalam tindakan perilaku. Sebagai contoh, adat patriarki cenderung memberikan ruang yang luas bagi lelaki untuk melakukan tindakan-tindakan yang merugikan perempuan.

6. Tidak Selalu Sejalan dengan Nilai Universal
👉🏼 Adat yang diadatkan juga tidak selalu sejalan dengan nilai-nilai universal yang berlaku di masyarakat saat ini. Beberapa adat mungkin bertentangan dengan kemajuan hak asasi manusia atau kebebasan individu dalam masyarakat.

7. Tidak Lagi Punya Makna
👉🏼 Beberapa adat yang diadatkan telah kehilangan makna dan hanya menjadi seremonial semata. Akibatnya, pengaplikasiannya hanya menjadi pemuasan ego yang tidak memiliki makna sama sekali bagi kebudayaan atau identitas suatu daerah atau bangsa.

Tabel Adat yang Diadatkan Adalah

Nama Adat Tujuan Uraian Kelebihan Kekurangan
1. Adat Makan Sirih Menegaskan Identitas Setiap tamu disuguhkan sirih yang dibungkus daun pinang, gambir, kapur, dan tembakau. Sirih kemudian dijadikan selingan pembicaraan antara tuan rumah dan tamunya. Membantu menjaga hubungan sosial antara tamu dan tuan rumah. Membuat tamu merasa kurang nyaman karena terkadang tidak terbiasa mengunyah sirih.
2. Adat Ngaben Menyucikan Jenazah Upacara pemakaman bagi masyarakat Bali yang memiliki keyakinan untuk menetralkan roh yang meninggal. Membantu memenuhi tradisi agama dan menghibur keluarga yang tersisa. Upacara ini terkadang memakan biaya yang cukup besar, sehingga menjadi beban bagi keluarga yang tersisa.
3. Adat Menghaturkan Sesaji Menjaga Hubungan Dengan Penguasa Alam Minyak wangi dan berbagai macam bahan makanan diberikan sebagai sesajen atau persembahan kepada yang dihormati dari penguasa alam agar terjaga kesejatian alam semesta. Melatih ketulusan batin, penyimpanan, dan kejujuran dalam memberikan sesaji dengan segala kemampuan yang ada. Terkadang adat ini menciptakan unsur ketakutan dan tekanan bagi kaum miskin yang harus memberikan sesaji atas desakan dari masyarakat sekitar. Selain itu, persembahan yang berlebihan dapat menjadi sebuah pemborosan biaya.
4. Adat Menyambut Tamu Baru Meningkatkan Hubungan Sosial dan Keramahtamahan Salah satu adat yang diadatkan adalah menyambut tamu baru yang datang ke rumah. Sambutan berupa makanan dan segala macam kebutuhan tamu diberikan dengan tujuan untuk meningkatkan hubungan sosial dan keramahtamahan. Menjaga hubungan baik antara tamu dan tuan rumah serta meningkatkan keramahtamahan masyarakat. Pernah ditemukan kasus dimana kebudayaan tamu yang berbeda menjadi taboe dan dianggap kurang sopan karena bawaan pandangan bahwa kebudayaan masyarakat itu ibaratnya yang paling benar.
5. Adat Panganten Nama dan menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa Upacara adat Jawa yang biasanya dilakukan dalam masa tunangan. Upacara ini bertujuan untuk menghormati orang tua dan para leluhur yang telah melindungi serta memberikan kebaikan kepada keluarga. Menjaga hubungan baik antara keluarga masing-masing pihak yang akan mengadakan pernikahan. Mengikuti tradisi Adat Panganten yang biasanya dilakukan pihak keluarga, bagai dua lebah yang saling berdenging dan saling mengejar tanpa ada sepositif pengambilan keputusan.
6. Adat Mononutu Menjaga Hubungan Sosial Upacara adat masyarakat Bugis Makassar. Upacara ini biasanya dilakukan jelang pernikahan, kegiatan ini bertujuan melepaskan kekesalan serta melekatkan keimanan. Menghilangkan kekesalan pada hati, sehingga dapat meningkatkan kehalusan perilaku dan kesejukan jiwa dalam keluarga. Adat ini kadangkala memakan waktu yang begitu lama hingga menyita banyak waktu.
7. Adat Makan Satu Tepak Sirih Menghargai Tamu Upacara adat yang biasanya dipertunjukkan saat para pemimpin desa berkunjung ke rumah tokoh adat. Upacara ini dilakukan dengan memberikan seikel sirih yang disajikan dalam satu piringan atau tepak untuk dibagi bersama. Anjuran kebersamaan setara tanpa adanya diskriminasi antara pemimpin desa dengan tokoh adat. Bentuk paksaan yang terkadang menjadi kewajiban bagi pihak tuan rumah.

Frequently Asked Questions (FAQ)

1. Apa yang dimaksud dengan adat yang diadatkan?

Adat yang diadatkan adalah kebiasaan atau tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi. Adat ini memberikan kesan yang mendalam bagi kebudayaan dan identitas suatu daerah atau bangsa.

2. Apa saja kelebihan dari adat yang diadatkan?

Kelebihan dari adat yang diadatkan di antaranya adalah dapat memejaga keberlanjutan budaya, membantu menjaga hubungan sosial antar-tamu dan tuan rumah, dan menumbuhkan rasa kebanggaan terhadap asal-usul suatu daerah atau bangsa.

3. Apa saja kekurangan dari adat yang diadatkan?

Kekurangan dari adat yang diadatkan di antaranya adalah sifat statik, diskriminatif dalam inkusivitas sosial, kontra inovasi berkembangnya teknologi, tidak selalu sejalan dengan nilai universal, dan tidak lagi punya makna.

4. Adakah cara untuk menyeimbangkan pengaplikasian adat yang diadatkan?

Sebaiknya adat yang diadatkan diaplikasikan secara bijaksana

Iklan