Selamat Datang, Pembaca rinidesu.com!

Sebagai sebuah budaya yang hidup di hutan Kalimantan, rumah adat Dayak merupakan identitas yang kuat bagi masyarakatnya. Lebih dari sekadar hunian, namun menjadi lambang kehidupan sosial, spiritual, dan sejarah panjang kaum Dayak. Selama ini mungkin Anda familiar dengan nama-nama seperti betang, lanting, atau baiban, namun sebenarnya masih banyak lagi rumah adat yang tak kalah menarik untuk dibahas. Melalui artikel ini, kami ingin mengajak Anda untuk mengenal lebih dekat 12 nama rumah adat Dayak yang kaya akan nilai filosofis dan spiritual.

Nama Rumah Adat Dayak

Mengenal Berbagai Nama Rumah Adat Dayak

Sebelum kita memasuki penjelasan setiap nama rumah adat, sebaiknya kita pahami terlebih dahulu apa itu rumah adat Dayak. Secara umum, rumah adat Dayak adalah hunian dengan arsitektur khas yang terbuat dari kayu dan bambu. Berbeda dengan hunian modern, rumah adat Dayak biasanya memiliki panjang mencapai 20 meter dan lebar sekitar 6 meter. Bentuknya menyerupai perahu terbalik dengan atap yang meruncing ke atas. Adapun menurut fungsinya, rumah adat Dayak bisa dibedakan menjadi dua, yakni rumah panjang (diakui) dan rumah panggung (betang). Kini, tanpa berlama-lama lagi, berikut adalah 12 nama rumah adat Dayak yang harus kamu ketahui:

1. Betang/Ganjang

Betang adalah rumah adat Dayak yang paling dikenal dan ikonik. Bentuknya menyerupai perahu terbalik, dengan atap berbentuk tanduk rusa. Biasanya dihuni oleh kumpulan keluarga yang memiliki kerabat dekat dan saling membantu. Di dalam betang, terdapat tempat berkumpul dan tempat tinggal secara bersama-sama. Ada satu ruangan khusus untuk “ruwah” atau roh nenek moyang.

2. Baiban

Baiban merupakan rumah adat Dayak yang bentuknya menyerupai kubah. Biasanya dihuni oleh keluarga miskin atau mereka yang tidak memiliki hubungan keluarga dekat yang bermusuhan. Jika ada sebuah desa yang tidak memiliki betang, mereka akan membangun baiban sebagai ganti rumah adat.

3. Lamin

Lamin adalah rumah adat Dayak yang bentuknya melingkar dan beratap runcing. Di dalamnya terdapat satu ruangan, dan biasanya digunakan sebagai tempat penyimpanan persediaan makanan dalam jumlah besar. Beberapa keluarga mungkin juga menggunakan lamin sebagai tempat tinggal sementara saat musim panas datang.

4. Lanting

Lanting adalah rumah adat Dayak yang lebih kecil dari betang dan berbentuk persegi panjang. Biasanya dihuni oleh keluarga yang terdiri dari lima sampai sepuluh orang. Di dalam lanting, terdapat dapur, kamar mandi, kamar tidur, dan ruang tamu. Bangunan lanting juga sering digabungkan dengan bangunan kamu untuk penyimpanan ternak dan gudang.

5. Kejai

Kejai adalah rumah adat Dayak yang bentuknya mirip dengan baiban, namun lebih kecil. Di dalamnya hanya terdapat satu ruangan, dan biasanya dihuni oleh sepasang suami istri atau satu keluarga kecil. Kejai biasanya dipasang di dekat sungai untuk memudahkan aktivitas melaut dan menangkap ikan.

6. Mockey

Mockey adalah rumah adat Dayak yang lebih sederhana dan dibuat dari kayu yang lebih kecil. Biasanya dihuni oleh seorang petani atau nelayan. Namun, meskipun sederhana, bangunan mockey tetap memiliki nilai filosofis yang tinggi, karena biasanya mereka juga membangun rumah tersebut dengan bantuan masyarakat sekitar.

7. Baloy

Baloy adalah rumah adat Dayak yang terbuat dari kayu dan dihuni oleh keluarga kecil atau pasangan yang baru menikah. Bentuknya yang mungil elegant, membuat baloy cocok dipadu dengan hutan dan sungai sebagai latar belakangnya.

8. Sandung

Sandung adalah rumah adat Dayak yang dibangun sebagai tempat terakhir bagi jenazah yang sudah dimandikan. Bukan tempat tinggal, namun sebagai perlindungan bagi jenazah dari binatang buas dan sebagai tempat istirahat sebelum prosesi pemakaman.

9. Banwa

Banwa adalah rumah adat Dayak yang bentuknya persegi panjang dan tidak terlalu besar. Biasanya dihuni oleh keluarga yang berada di antara keluarga miskin dan kaya. Banwa memiliki atap yang cukup tinggi dan dilengkapi dengan jendela kecil di sudut dinding.

10. Pendam

Pendam adalah rumah adat Dayak yang dibuat sebagai tempat penyimpanan dan perlindungan batang kayu atau rotan. Pendam biasanya terletak jauh dari pemukiman, di dalam hutan, dan hanya bisa diakses melalui jalur sungai atau jalan setapak. Pendam menjadi simbol penting bagi kaum Dayak karena sebagian besar kehidupan masyarakatnya bergantung pada hasil hutan seperti rotan, kayu, atau biji meranti.

11. Kemali

Kemali adalah rumah adat Dayak yang bentuknya mengikuti alur dan bentuk tanah. Kemali biasanya terdiri dari dua atau tiga ruang dan dihuni oleh tiga atau empat keluarga. Di dalamnya terdapat dapur, tempat tidur, dan ruang tamu.

12. Sandung Manes

Sandung Manes adalah rumah adat yang dibangun untuk melayani upacara ruwah atau upacara adat Dayak yang melibatkan para leluhur yang sudah meninggal. Biasanya bangunan ini dibangun oleh para suku Dayak dari segala usia.

Kelebihan dan Kekurangan Nama Rumah Adat Dayak

Kelebihan Rumah Adat Dayak

Kelebihan dari rumah adat Dayak adalah nilai filosofis yang terkandung di dalamnya. Arsitektur dan bentuk bangunan rumah adat Dayak selalu berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan hubungannya dengan alam sekitarnya. Struktur rumah adat Dayak juga hemat energi dan ramah lingkungan, karena bahan bakunya berasal dari kayu yang lebih mudah didapat. Selain itu, rumah adat Dayak juga memiliki ruang-ruang khusus seperti ruang ruwah atau ruang untuk menyimpan sesajen yang menjadi simbol budaya dan kepribadian khas Dayak.

Kekurangan Rumah Adat Dayak

Salah satu kekurangan rumah adat Dayak adalah kesulitan dalam perawatan. Karena terbuat dari kayu, rumah adat Dayak membutuhkan perawatan yang intensif agar tetap kokoh dan tahan lama. Selain itu, hutan yang menjadi sumber kayu untuk pembuatan rumah adat Dayak semakin lama semakin menyusut, sehingga para suku Dayak kesulitan untuk memperoleh bahan baku kayu yang berkualitas.

Tabel Nama Rumah Adat Dayak

No. Nama Rumah Adat Dayak Bentuk dan Fungsi Lokasi
1 Betang/Ganjang Hunian keluarga Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah
2 Baiban Hunian sederhana Kalimantan Tengah
3 Lamin Tempat penyimpanan makanan Kalimantan Barat
4 Lanting Hunian keluarga sederhana Kalimantan Selatan
5 Kejai Hunian pasangan atau keluarga kecil Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan
6 Mockey Hunian petani atau nelayan Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan
7 Baloy Hunian pasangan baru menikah Kalimantan Barat
8 Sandung Tempat terakhir bagi jenazah Kalimantan Tengah
9 Banwa Keluarga antara miskin dan kaya Kalimantan Tengah
10 Pendam Penyimpanan batang kayu atau rotan Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah
11 Kemali Hunian tiga sampai empat keluarga Kalimantan Tengah
12 Sandung Manes Tempat upacara adat Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan

FAQ Tentang Nama Rumah Adat Dayak

1. Apa itu nama rumah adat Dayak?

Nama rumah adat Dayak adalah sebutan untuk berbagai bangunan hunian dengan arsitektur khas yang dibuat oleh suku Dayak di Kalimantan. Setiap nama rumah adat memiliki ciri khas, fungsi, dan makna yang berbeda-beda.

2. Apa saja nama-nama rumah adat Dayak yang terkenal?

Beberapa nama rumah adat Dayak yang terkenal antara lain betang/ganjang, baiban, lamin, lanting, kejai, mockey, baloy, sandung, banwa, pendam, kemali, dan sandung manes.

3. Apa filosofi di balik bentuk dan desain rumah adat Dayak?

Bentuk dan desain rumah adat Dayak selalu berkaitan dengan kehidupan sosial, spiritual, dan sejarah panjang kaum Dayak. Rumah adat Dayak sering kali dijadikan sebagai lambang kehidupan bersama dalam masyarakat, dan hubungan dengan alam sekitarnya.

4. Apa kelebihan dari rumah adat Dayak?

Kelebihan dari rumah adat Dayak antara lain nilai filosofis yang tinggi, hemat energi, dan ramah lingkungan. Secara fungsional, rumah adat Dayak juga memiliki ruang-ruang khusus yang menjadi simbol budaya dan kepribadian khas Dayak.

5. Apa kekurangan dari rumah adat Dayak?

Kekurangan dari rumah adat Dayak antara lain kesulitan dalam perawatan karena terbuat dari kayu, dan kurangnya pasokan bahan bakunya karena penebangan hutan yang semakin marak.

6. Apa saja jenis-jenis rumah adat Dayak berdasarkan fungsinya?

Rumah adat Dayak dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan fungsinya, yakni rumah panjang (diakui) dan rumah panggung (betang). Diakui adalah hunian besar yang dihuni oleh beberapa keluarga dan bertujuan sebagai pusat aktivitas masyarakat. Sedangkan betang adalah hunian keluarga yang lebih kecil dan biasanya ditempati oleh satu keluarga saja.

7. Apakah rumah adat Dayak menjadi destinasi wisata yang populer?

Ya, beberapa daerah di Kalimantan Ada yang mendorong rumah adat Dayak menjadi salah satu tujuan wisata utama. Berkunjung ke hunian tradisional merupakan kesempatan yang unik dan menarik untuk mengenal lebih dalam budaya dan kearifan lokal masyarakat Dayak.

Kesimpulan

Maka, berkunjung ke Kalimantan tidak lengkap rasanya tanpa mempelajari lebih dalam mengenai rumah adat Dayak yang memiliki sejuta makna dan filosofi. Setiap nama dan bentuk rumah adat Dayak memiliki keindahan yang memiliki nilai keunikan tersendiri yang sayang untuk dilewatkan. Sebagai pengunjung, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah memperdalam pengetahuan sejak dini mengenai adat trad

Iklan