Asal Usul Bahasa Jepang Pangeran


Asal Usul Bahasa Jepang Pangeran

Bahasa Jepang Pangeran dimulai sejak era Nara (710-794), zaman di mana bahasa Jepang ditulis dengan menggunakan aksara China. Selama periode ini lahirlah bahasa Jepang yang tertulis dan dilafalkan secara berbeda, bahasa Jepang yang tertulis pada saat itu disebut Kanbun. Bahasa Jepang saat itu digunakan untuk menulis kisah-kisah tradisional Jepang seperti The Tale of Genji yang merupakan salah satu novel terpenting dalam sastra Jepang.

Di era Heian (794-1185), pemerintah Jepang mengembangkan aksara sendiri yang disebut Hiragana dan Katakana untuk menulis bahasa Jepang. Katakana digunakan untuk menulis kata-kata pinjaman dari bahasa China, sedangkan Hiragana digunakan untuk menulis kata-kata yang bersifat asli bahasa Jepang. Dengan perkembangan bahasa ini, bahasa Jepang Pangeran semakin matang dan berkembang menjadi bahasa yang digunakan di seluruh Jepang.

Saat ini bahasa Jepang Pangeran digunakan sebagai bahasa resmi Jepang. Bahasa ini memiliki beberapa dialek, dengan Akita dan Kansai menjadi dua beberapa dialek terkenal di Jepang. Dialek Akita dipakai di daerah Tohoku dan dialek ini dikenal untuk pengucapan kata yang kasar, sedangkan di daerah Kansai terdapat bahasa dialek yang sering disebut Kansai-ben. Bahasa dialek Kansai-ben juga termasuk dalam bahasa Jepang Pangeran namun menggunakan kosakata dan bentuk bicara yang berbeda dari bahasa Jepang standar.

Bentuk bahasa Jepang Pangeran juga sangat unik dan memiliki kekhasan tersendiri. Bahasa ini memiliki huruf kanji, hiragana, katakana, dan alfabet latin yang digunakan secara bergantian pada satu kalimat bahkan seringkali dalam satu kata. Oleh sebab itu, orang yang baru belajar bahasa Jepang kadang merasa kesulitan untuk memahami bahasa ini dengan baik. Namun, terlepas dari kesulitan tersebut, bahasa Jepang Pangeran banyak digunakan untuk kepentingan bisnis, pariwisata, dan hiburan. Kebanyakan orang Jepang dan turis luar negeri belajar bahasa ini agar mudah dalam berkomunikasi dan memahami budaya Jepang secara lebih dalam.

Bahasa Jepang Pangeran dalam Sejarah Jepang


Bahasa Jepang Pangeran dalam Sejarah Jepang

Bahasa Jepang Pangeran atau yang lebih dikenal dengan sebutan “Kanbun” memainkan peran penting dalam sejarah Jepang. Bahasa ini digunakan sebagai bahasa sastra dan administrasi selama periode Heian (794-1185M), dan dianggap sebagai salah satu bentuk tertulis Bahasa Jepang kuno.

Pada saat itu, Jepang sedang mengalami perubahan dalam sistem administrasi mereka. Sistem militer penting yang dikenal dengan nama Periode Asuka (538-710M) digantikan oleh sistem yang lebih sentralistik selama Periode Nara (710-784M). Orang yang berkuasa pada saat itu harus mengetahui cara menulis dan membaca Hanzu atau aksara Tiongkok, yang pada saat itu merupakan bahasa sastra yang dominan di Asia Timur.

Pada awalnya, orang Jepang menggunakan aksara Tiongkok untuk menulis dokumen-dokumen resmi mereka. Tetapi, karena bahasa Jepang sangat berbeda dengan bahasa Tiongkok, para ilmuwan diutus ke Tiongkok untuk mempelajari aksara dan cara menulis bahasa Jepang. Setelah mempelajari cara menulis bahasa Jepang dengan aksara Tiongkok, para ilmuwan ini menciptakan Bahasa Jepang Pangeran atau Kanbun.

Bahasa Jepang Pangeran dibangun dalam cara menulis aksara Tiongkok, tetapi dengan menggunakan tata bahasa Jepang. Maka, bahasa ini menjadi bentuk penulisan untuk bahasa Jepang klasik yang berbasis pada sastra Tiongkok.

Bahkan, selama periode Heian dan setelahnya, bahasa ini digunakan sebagai bahasa sastra dalam membaca teks-teks klasik seperti Kojiki dan Nihon Shoki. Bahasa ini juga sering digunakan oleh pembesar keshogunan untuk melakukan komunikasi administratif internal mereka.

Namun, meskipun Bahasa Jepang Pangeran sangat penting dalam sejarah Jepang, saat ini bahasa ini tidak banyak digunakan. Bahasa ini hanya diajarkan pada program studi tingkat lanjut dan digunakan untuk membaca teks-teks kuno yang sangat penting dalam sejarah Jepang.

Pada kenyataannya, bahasa Jepang yang digunakan sekarang lebih dipengaruhi oleh bahasa Tiongkok daripada Bahasa Jepang Pangeran. Kemudian, bahasa Jepang modern pun muncul pada pertengahan abad ke-19 ketika Jepang membuka diri untuk hubungan internasional dan mengambil unsur budaya barat. Bahasa Jepang yang digunakan sekarang merupakan hasil penggabungan antara bahasa Jepang klasik, bahasa Tiongkok, dan unsur-unsur asing lainnya.

Struktur Bahasa Jepang Pangeran

Struktur Bahasa Jepang Pangeran

Bahasa Jepang Pangeran, atau yang dalam bahasa Jepang disebut Oushou-go, adalah bahasa penghormatan yang digunakan untuk para bangsawan di Jepang. Bahasa ini memiliki struktur tata bahasa dan kosakata yang berbeda dengan bahasa Jepang standar. Berikut adalah struktur bahasa Jepang Pangeran:

1. Penggunaan Partikel yang Berbeda

Partikel adalah kata yang digunakan untuk menunjukkan hubungan antara satu kata dengan kata yang lain dalam suatu kalimat. Dalam bahasa Jepang standar, partikel “wa” dan “ga” digunakan untuk menunjukkan subjek dalam kalimat, tetapi dalam bahasa Jepang Pangeran, partikel “de gozaru” dan “ni gozaru” digunakan untuk penghormatan kepada lawan bicara. Contoh:

  • Bahasa Jepang Standar: Watashi wa Nihonjin desu. (Saya adalah orang Jepang.)
  • Bahasa Jepang Pangeran: Watakushi wa Nihonjin de gozaru. (Saya adalah orang Jepang yang terhormat.)

2. Penggunaan Kata-kata yang Berbeda

Beberapa kata dalam bahasa Jepang standar memiliki variasi kata penghormatan dalam bahasa Jepang Pangeran. Contohnya adalah kata “taberu” yang berarti “makan”. Dalam bahasa Jepang Pangeran, kata penghormatan untuk “taberu” adalah “meshiagaru”. Contoh:

  • Bahasa Jepang Standar: Watashi wa asa-gohan wo tabemasu. (Saya makan sarapan.)
  • Bahasa Jepang Pangeran: Watakushi wa gozen-meshi wo meshiagarimasu. (Saya makan sarapan yang terhormat.)

3. Penggunaan Kata Kerja yang Berbeda

Beberapa kata kerja dalam bahasa Jepang standar memiliki variasi kata kerja penghormatan dalam bahasa Jepang Pangeran. Misalnya, kata kerja “suru” yang berarti “melakukan” memiliki variasi penghormatan “nasaru”. Contoh:

  • Bahasa Jepang Standar: Kare wa shigoto wo shimasu. (Dia bekerja.)
  • Bahasa Jepang Pangeran: Oyoso goyaku ni nasaimasu. (Dia melakukan tugas yang terhormat.)

Dalam bahasa Jepang Pangeran, penggunaan kata-kata penghormatan sangat penting untuk menunjukkan rasa hormat kepada lawan bicara. Selain itu, tata bahasa dan kosakata bahasa Jepang Pangeran tidak hanya digunakan untuk bangsawan, tetapi juga untuk acara resmi dan upacara adat di Jepang.

Karakter dan Bunyi Bahasa Jepang Pangeran


Bahasa Jepang Pangeran

Bahasa Jepang Pangeran, atau sering disebut sebagai Bahasa Jepang Baku, merupakan Bahasa Jepang yang ditetapkan oleh pemerintah Jepang sebagai standar Bahasa Jepang yang harus digunakan pada situasi formal. Bahasa Jepang Pangeran memiliki karakter dan bunyi yang khas dan berbeda dengan Bahasa Jepang dialek.

Salah satu karakteristik Bahasa Jepang Pangeran adalah menggunakan kosakata dan tata bahasa yang baku. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan huruf Kanji, Hiragana, dan Katakana yang telah ditetapkan oleh pemerintah Jepang dalam penggunaan tulisan Bahasa Jepang. Selain itu, Bahasa Jepang Pangeran juga memiliki aturan pengucapan dan intonasi yang berbeda dengan Bahasa Jepang dialek.

Bunyi Bahasa Jepang Pangeran memiliki beberapa perbedaan dengan Bahasa Jepang dialek. Bunyi huruf vokal Bahasa Jepang Pangeran, seperti a, i, u, e, dan o, diucapkan dengan jelas dan tegas. Sedangkan pada Bahasa Jepang dialek, huruf vokal ini diucapkan dengan lebih nasal dan samar.

Bunyi huruf konsonan Bahasa Jepang Pangeran, seperti k, s, t, h, n, m, y, r, dan w, juga diucapkan dengan jelas dan tegas. Namun, terdapat beberapa perbedaan pengucapan antara Bahasa Jepang Pangeran dan Bahasa Jepang dialek pada beberapa huruf konsonan ini. Misalnya, huruf r pada Bahasa Jepang Pangeran diucapkan dengan lebih kuat dan tegas, sedangkan pada Bahasa Jepang dialek diucapkan dengan lebih samar.

Selain itu, Bahasa Jepang Pangeran juga memiliki penggunaan kata-kata yang tergolong formal dan jarang digunakan pada Bahasa Jepang dialek. Misalnya, penggunaan kata-kata seperti “gozaimasu” dan “masu” yang digunakan saat berbicara dengan orang yang lebih tua atau dalam situasi formal.

Secara keseluruhan, Bahasa Jepang Pangeran memiliki karakter dan bunyi yang khas dan berbeda dengan Bahasa Jepang dialek. Bahasa Jepang Pangeran sering digunakan pada situasi formal dan resmi, seperti dalam acara pemerintahan, bisnis, atau pendidikan. Namun, Bahasa Jepang dialek tetap dianggap sebagai bahasa yang penting dan memiliki keunikan tersendiri dalam budaya Jepang.

Iklan