Sejarah dan Asal-usul Bahasa Jepang


Sejarah dan Asal-usul Bahasa Jepang

Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang menarik untuk dipelajari karena selain aksaranya yang unik, bahasa ini juga memiliki sejarah yang panjang dan penuh warna. Seperti halnya banyak bahasa di dunia, bahasa Jepang memiliki sejarah dan asal-usul yang sangat menarik untuk kita pelajari.

Bahasa Jepang berasal dari Jepang, sebuah negara di Asia Timur. Bahasa ini memiliki beberapa kemiripan dengan bahasa Korea dan bahasa Mandarin dalam hal kosakata dan tata bahasanya. Namun, bahasa Jepang memiliki banyak karakteristik unik yang membedakan bahasa ini dari bahasa-bahasa lain di dunia. Misalnya, bahasa Jepang tidak memiliki jenis kelamin yang jelas dalam kata-kata, dan tata bahasa Jepang menggunakan partikel dan konjugasi kata kerja yang rumit.

Bahasa Jepang mulai berkembang sekitar abad ke-8. Saat itu, bahasa Jepang ditulis dengan menggunakan aksara Tionghoa yang disebut kanji. Kanji diperkenalkan ke Jepang oleh para biarawan Buddhisme yang datang dari Tiongkok. Selain kanji, bahasa Jepang juga menggunakan dua aksara kana yang disebut hiragana dan katakana. Keduanya dianggap sebagai huruf fonetik untuk merepresentasikan fonem dalam bahasa Jepang.

Saat ini, bahasa Jepang menjadi salah satu bahasa yang sangat diminati di seluruh dunia. Bahkan di Indonesia, banyak orang yang mulai belajar bahasa Jepang karena adanya minat pada budaya dan pop kultur Jepang seperti anime, manga, dan cosplay. Selain itu, bahasa Jepang juga memiliki peran penting sebagai bahasa komunikasi internasional, terutama di bidang bisnis dan teknologi. Bahkan, bahasa Jepang menjadi bahasa kedua yang paling banyak dipelajari di dunia (setelah bahasa Inggris).

Secara keseluruhan, bahasa Jepang tidak hanya unik, tetapi juga menjadi kunci untuk memahami budaya Jepang secara lebih dalam. Dengan mempelajari sejarah dan asal-usul bahasa Jepang, kita dapat memperoleh wawasan yang lebih kaya tentang peradaban Jepang dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat Jepang.

Tiga Aksara Hiragana, Katakana, dan Kanji


Tiga Aksara Hiragana Katakana dan Kanji

Saat belajar bahasa Jepang, tiga aksara yang paling penting untuk dipelajari adalah Hiragana, Katakana, dan Kanji. Ketiga aksara ini sangatlah penting untuk memahami bahasa Jepang secara keseluruhan. Setiap aksara memiliki keunikan dan fungsinya masing-masing.

Hiragana

Hiragana

Hiragana adalah aksara Jepang yang paling dasar dan juga yang paling penting untuk dipelajari. Hiragana digunakan untuk menuliskan kata-kata Jepang yang tidak memiliki bentuk Kanji dan juga untuk mengubah tulisan Kanji menjadi bacaan Indonesia. Hiragana lebih mudah dipelajari dibandingkan dengan Katakana dan Kanji, karena aksara ini sangatlah simpel bentuknya dan biasanya digunakan untuk menuliskan kata-kata yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari.

Dalam Hiragana, terdapat 46 huruf yang terdiri dari 5 vokal dan 41 konsonan. Selain itu, dalam Hiragana terdapat juga tanda baca seperti tanda titik, koma, dan lain sebagainya. Dalam menulis dan belajar Hiragana, akan lebih baik bila dimulai dengan memahami setiap bahasan suku kata.

Katakana

Katakana

Setelah mempelajari Hiragana, langkah selanjutnya adalah mempelajari Katakana. Meskipun bentuk aksara Hiragana dan Katakana mirip-mirip. Namun, Katakana biasanya digunakan untuk penulisan asing kata, seperti nama-nama benda modern, kosakata asing, dan sebagainya.

Sama halnya dengan Hiragana, Katakana terdiri atas 46 huruf tapi tanpa adanya tanda baca. Katakana biasanya terlihat kurang natural jika dibandingkan dengan tulisan Hiragana karena bentuk hurufnya cenderung lebih garis-garis. Namun, tidak ada salahnya jika kita mempelajari Katakana juga untuk menambah wawasan pengetahuan kita dalam bahasa Jepang.

Kanji

Kanji

Kanji adalah aksara bahasa Jepang yang cukup sulit untuk dipelajari, tapi aksara ini sangat penting untuk dipahami agar bisa lebih mengerti bahasa Jepang secara keseluruhan. Kanji merupakan aksara yang berasal dari Cina dan tertanam cukup kuat pada budaya Jepang. Hampir 50% dari suatu tulisan bahasa Jepang menggunakan kanji, termasuk dalam buku pelajaran sekolah seperti buku pelajaran sejarah dan bahasa Jepang.

Salah satu keunggulan dalam mengetahui Kanji adalah kita dapat memahami arti suatu kata hanya melihat bentuk karakter aksara tersebut meskipun belum mengenal huruf hiragana maupun katakana. Jumlah aksara Kanji sendiri sangat banyak, bisa mencapai ribuan aksara, namun hanya ada 2.136 aksara Kanji resmi yang dipelajari melalui sekolah di Jepang.

Dalam mempelajari bahasa Jepang, ada baiknya jika kita belajar dengan cara yang sistematis dan bertahap. Mulai dari pengenalan Hiragana, Katakana hingga akhirnya anda bisa memahami dan mempelajari Kanji. Dengan memahami ketiga aksara tersebut, kita dapat lancar dalam membaca dan menulis bahasa Jepang.

Tata Bahasa Jepang: Pola dasar dan konjugasi kata kerja


Pola dasar bahasa Jepang

Pola dasar bahasa Jepang adalah kunci untuk memahami struktur kalimat bahasa Jepang. Di dalam bahasa Jepang, kalimat diatur dari kiri ke kanan dan tidak memerlukan subjek untuk mengungkapkan makna. Ada ketentuan-ketentuan tertentu dalam pola kalimat bahasa Jepang yang harus diperhatikan, seperti:

1. Subjek: Subjek di dalamt bahasa Jepang tidak selalu harus ada dan bisa diabaikan dalam beberapa kalimat.

2. Urutan: Kalimat bahasa Jepang diatur dari kiri ke kanan, dan kata kerja selalu ditempatkan di akhir kalimat.

3. Partikel: Partikel dalam bahasa Jepang berfungsi untuk menghubungkan kata dan memberi informasi tata bahasa.

4. Verb: Verba dalam bahasa Jepang tidak mengalami perubahan bentuk untuk waktu, tempat, subjek, dan objek.

Selain pola dasar bahasa Jepang, konjugasi kata kerja juga penting untuk dipahami. Berikut adalah pengertian dan contoh konjugasi kata kerja dalam bahasa Jepang:

Masu Form

Masu Form

Masu Form adalah bentuk kata kerja yang berfungsi untuk mengungkapkan tindakan yang sedang berlangsung atau akan datang. Dalam konjugasi Masu Form, sufiks “-masu” ditambahkan pada bentuk dasar kata kerja. Contohnya adalah “taberu” yang berarti “makan”, sedangkan dalam bentuk Masu Form adalah “tabemasu” yang berarti “akan makan” atau “sedang makan”.

Te Form

Te Form

Te Form adalah bentuk kata kerja yang berfungsi untuk menyatakan bahwa dua kejadian terjadi secara bersamaan. Dalam konjugasi Te Form, suffiks “-te” ditambahkan pada bentuk dasar kata kerja. Contoh kata kerja dalam bentuk dasar adalah “kau” yang artinya “membeli”, sedangkan dalam bentuk Te Form menjadi “katte” yang artinya “membeli dan”.

Tai Form

Tai Form

Tai Form adalah bentuk kata kerja yang berfungsi untuk mengungkapkan keinginan atau keinginan seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam konjugasi Tai Form, suffiks “-tai” ditambahkan pada bentuk dasar kata kerja. Contoh kata kerja dalam bentuk dasar adalah “taberu” yang artinya “makan”, sedangkan dalam bentuk Tai Form menjadi “tabetai” yang berarti “ingin makan”.

Dengan memahami pola dasar dan konjugasi kata kerja dalam bahasa Jepang, kita dapat membangun kalimat bahasa Jepang yang baik dan benar. Namun, ingatlah bahwa bahasa Jepang memiliki banyak aspek lain yang harus dipelajari, seperti kanji, kata benda, dan lainnya. Terus belajar dan berlatih, dan Anda akan menjadi lebih percaya diri dalam berkomunikasi dengan bahasa Jepang.

Kosakata Bahasa Jepang: Bentuk sehari-hari dan formal


Bahasa Jepang

Bahasa Jepang memiliki banyak kosakata yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, terdapat juga bentuk formal dari kosakata bahasa Jepang. Oleh karena itu, sebagai pemula yang baru belajar bahasa Jepang, penting untuk memahami cara menggunakan dan membedakan kosakata sehari-hari dan formal.

Kosakata sehari-hari atau dalam bahasa Jepang disebut ‘nichijou-go’ adalah kosakata yang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Penggunaan kosakata sehari-hari dianggap paling mudah untuk dipelajari karena kosakata tersebut sering kali digunakan dalam interaksi sosial sehari-hari.

Contoh penggunaan kosakata sehari-hari adalah sebagai berikut:

  • おはよう (ohayou) artinya ‘selamat pagi’
  • ありがとう (arigatou) artinya ‘terima kasih’
  • さようなら (sayounara) artinya ‘sampai jumpa’
  • ごめんなさい (gomennasai) artinya ‘maaf’
  • お願いします (onegaishimasu) artinya ‘tolong’ atau ‘harap’

Sedangkan kosakata formal atau dalam bahasa Jepang disebut ‘keigo’ sering kali digunakan dalam situasi formal seperti wawancara kerja atau audiensi dengan orang yang lebih senior. Kosakata ini biasanya dianggap lebih sulit untuk dipelajari karena membutuhkan pemahaman tentang berbagai tingkat sopan santun dari bahasa Jepang.

Contoh penggunaan kosakata formal adalah sebagai berikut:

  • おはようございます (ohayou gozaimasu) artinya ‘selamat pagi’ (bentuk formal)
  • ありがとうございます (arigatou gozaimasu) artinya ‘terima kasih’ (bentuk formal)
  • 失礼します (shitsurei shimasu) artinya ‘permisi’ atau ‘saya pamit terlebih dahulu’ (bentuk formal)
  • おじゃまします (ojama shimasu) artinya ‘permisi’ atau ‘saya pamit terlebih dahulu’ (bentuk sopan)
  • お邪魔します (ojama shimasu) artinya ‘permisi’ atau ‘saya pamit terlebih dahulu’ (bentuk sangat sopan)

Selain itu, bahasa Jepang juga menggunakan bahasa baku dan bahasa desu-masu dalam situasi formal. Penggunaan bahasa baku dan desu-masu menunjukkan bahwa pembicara menghormati lawan bicaranya.

Contoh percakapan formal menggunakan bahasa desu-masu:

  • 田中様、お待たせしました。 (Tanaka-sama, omatase shimashita) artinya ‘Maaf telah membuat Anda menunggu, Pak Tanaka’
  • はい、ありがとうございます。 (Hai, arigatou gozaimasu) artinya ‘Ya, terima kasih banyak’

Dalam percakapan formal, penggunaan kosakata formal dan bahasa baku sangat penting. Untuk itu, baik laras bahasa sehari-hari maupun formal harus Anda kuasai dengan baik sebelum berbicara dengan orang-orang yang lebih senior atau dalam situasi formal lainnya.

Dalam belajar bahasa Jepang, Anda dapat mulai dari kosakata sehari-hari yang umum digunakan dan kemudian belajar kosakata formal dan bahasa baku. Dengan belajar kosakata sehari-hari dan formal, ini dapat membuat Anda lebih percaya diri dalam berbicara dan menyampaikan pesan Anda dalam bahasa Jepang, baik dalam situasi sehari-hari maupun dalam situasi formal.

Kursus Bahasa Jepang sebagai sarana belajar yang efektif


Kursus Bahasa Jepang

Mendalami bahasa asing membutuhkan ketelatenan dan disiplin yang tinggi. Apabila pada awal pembelajaran Bahasa Jepang hanya mengenal huruf dan kosakata, maka tahap selanjutnya lebih sulit dan kompleks. Oleh karena itu, diperlukan metode belajar Bahasa Jepang yang efektif, sehingga proses pembelajaran lebih mudah, fokus, dan efektif.

Kursus bahasa Jepang adalah pilihan yang tepat untuk belajar Bahasa Jepang lebih intensif, praktis, dan sistematis. Di era digital saat ini, kursus bahasa Jepang dapat diikuti secara online atau offline. Kursus bahasa Jepang offline biasanya dilakukan dengan mengikuti private, semi-private (2-4 orang), atau kelas dengan banyak siswa di lembaga bahasa atau sekolah bahasa Jepang.

Kursus Bahasa Jepang pada lembaga atau sekolah bahasa Jepang memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh metode belajar Bahasa Jepang yang tidak bersistem. Pertama, method belajar Bahasa Jepang ada yang berpusat pada gramatikal dan juga ada yang berpusat pada komunikasi. Terdapat juga beberapa lembaga yang mengadakan kursus Bahasa Jepang dengan mempersiapkan murid untuk mengambil ujian internasional seperti JLPT (Japanese Language Proficiency Test) sehingga dapat diketahui kemampuan Bahasa Jepang murid.

Kedua, kursus Bahasa Jepang memiliki jadwal pembelajaran yang terstruktur dan terjadwal. Hal ini dapat membantu murid untuk lebih tertib dalam membagi waktu antara belajar bahasa Jepang dengan aktivitas lainnya. Kursus offline pun dapat dilakukan setiap harinya, setiap pekan, atau pada waktu yang telah disepakati. Selain itu, jelang ujian murid juga akan diberikan simulasi ujian dan tips-tips serta trik agar berhasil dalam mengikuti ujian sekaligus tingkat kelulusan yang lebih tinggi.

Ketiga, perkembangan teknologi juga membuat kursus bahasa Jepang online semakin populer. Kursus online biasanya dilakukan dengan mengikuti pembelajaran via aplikasi video call. Beberapa aplikasi pembelajaran bahasa Jepang online yang cukup populer di Indonesia, seperti Duolingo, Lingo Live, Rosetta Stone, dan masih banyak lagi. Keuntungan dari belajar via aplikasi ini adalah bisa belajar di mana saja dan kapan saja dan sesuai dengan rutinitas masing-masing. Pembelajaran bahasa Jepang dapat dilakukan tanpa harus menempuh perjalanan ke suatu tempat secara fisik.

Namun, penting juga untuk memilih lembaga kursus atau platform pembelajaran online yang tepat dan terpercaya. Memilih lembaga kursus bahasa Jepang yang tepat dapat membantu meningkatkan keterampilan kita dalam berbahasa Jepang. Jangan lupa juga untuk menjadi aktif dan berpartisipasi dalam kelas, terus bertanya pada pengajar, dan berlatih mandiri.

Kursus bahasa Jepang adalah salah satu metode belajar bahasa Jepang yang efektif. Dengan mengikuti kursus bahasa Jepang offline atau online, Anda dapat belajar bahasa Jepang secara lebih intensif, struktur, dan praktis. Pilihlah kursus yang tepat, terpercaya, dan disesuaikan dengan kemampuan Anda agar dapat mencapai tujuan belajar bahasa Jepang Anda dengan sukses.

Iklan