Sabtu dalam Bahasa Jepang: Pengenalan


Sabtu Dalam Bahasa Jepang

Sabtu, kronologi penanggalan di Indonesia yang merupakan hari keenam dalam tujuh hari dalam satu minggu. Namun, dalam bahasa Jepang, sabtu bukanlah hari keenam tetapi merupakan hari ketujuh dalam satu minggu. Dalam bahasa Jepang, sabtu dikenal sebagai “doyoubi” yang ditulis dengan karakter kanji seperti 土曜日. Simbol 土 artinya “tanah” atau “bumi” sedangkan karakter 曜日 membawa arti “hari dalam seminggu”.

Jepang mempunyai budaya yang kuat dalam penggunaan bahasa, termasuk dalam memposisikan hari dalam seminggu. Dalam penggunaan kalender, hari senin hingga jumat tersebut memiliki nama yang sama dengan yang digunakan di Indonesia, yaitu 月曜日 (getsuyoubi) untuk senin, 火曜日 (kayoubi) untuk selasa, 水曜日 (suiyoubi) untuk rabu, 木曜日 (mokuyoubi) untuk kamis, dan 金曜日 (kinyoubi) untuk jumat. Namun, untuk hari sabtu dan minggu memiliki penggunaan karakter dan ujaran yang berbeda dengan Indonesia.

Dalam dunia globalisasi seperti saat ini saat banyak warga negara dari berbagai belahan dunia berkunjung atau menjadi penduduk di Jepang, kadang ragam budaya negara asal atau bahasa yang dibawa juga ikut serta hadir di Jepang, termasuk saat memperkenalkan hari dalam seminggu. Seringkali, orang dari negara yang menggunakan bahasa Inggris, memperkenalkan hari sabtu dalam bahasa Inggris, yaitu “Saturday”. Ditambah dengan penggunaan kata Inggris untuk nomor pada kalender Jepang, akan mempermudah pengenalan hari sabtu kepada mereka yang belum memahami penggunaan bahasa Jepang.

Selain itu, di Jepang juga terdapat tradisi atau kegiatan yang hanya dilakukan pada hari sabtu. Salah satu aktivitas yang populer pada hari sabtu di Jepang adalah mempelajari bahasa, termasuk bahasa Inggris. Di banyak kota di Jepang, kebanyakan tempat kursus bahasa Inggris dan lembaga pendidikan sejenisnya menyediakan kelas pada hari sabtu, untuk memfasilitasi warga yang sibuk pada hari kerja melakukan aktivitas belajar. Dan pada akhir pekan ini juga menjadi kesempatan warga Jepang untuk dapat melakukan kegiatan wisata atau liburan dengan keluarga maupun teman.

Asal Usul Nama Hari Sabtu dalam Bahasa Jepang


Sabtu dalam Bahasa Jepang

Hari Sabtu merupakan hari yang sangat penting bagi masyarakat Jepang. Dalam bahasa Jepang, Sabtu dikenal dengan sebutan “doyobi”. Seperti halnya hari dalam Bahasa Jepang lainnya, Sabtu memiliki asal-usulnya sendiri. Berikut ini adalah penjelasan mengenai asal usul nama hari Sabtu dalam Bahasa Jepang.

Asal Usul

Sama dengan asal-usul nama hari dalam Bahasa Jepang lainnya, asal-usul nama hari Sabtu juga berasal dari Bahasa Tionghoa. Dalam Bahasa Tionghoa, Sabtu disebut sebagai xīngqīliù, yang berarti hari ke enam dalam seminggu. Hal ini karena dalam bahasa Tionghoa, sistem penomoran hari dimulai dari hari Minggu hingga hari Sabtu.

Masyarakat Jepang yang selalu meminjam banyak kata dari Bahasa Tionghoa, kemudian mengadopsi nama tersebut menjadi “doyobi” dalam Bahasa Jepang. Walaupun memiliki arti yang sama, namun sebutan “doyobi” dalam Bahasa Jepang memiliki sisi lebih estetika dan mudah diucapkan oleh masyarakat Jepang.

Kepercayaan Masyarakat Jepang terhadap Hari Sabtu

Fakta Menarik tentang Hari Sabtu dalam Bahasa Jepang

Selain hanya sebagai nama hari dalam Bahasa Jepang, masyarakat Jepang juga memiliki beberapa kepercayaan dan tradisi yang berkaitan dengan hari Sabtu. Beberapa dari kepercayaan tersebut bahkan masih sangat dipercaya hingga saat ini.

Pertama, bagi masyarakat Jepang, hari Sabtu merupakan hari yang tepat untuk melakukan ritual membersihkan hal-hal yang kotor atau menghilangkan energi negatif dalam diri dan lingkungan. Hal ini juga disebabkan karena Sabtu adalah hari keenam dalam seminggu dan pada tradisi Shinto, angka enam merupakan nomor yang berhubungan dengan keberuntungan dan perlindungan.

Kepercayaan kedua yang masih dipegang teguh oleh masyarakat Jepang adalah bahwa pada hari Sabtu, seseorang harus membayar utang-utangnya. Hal ini dilakukan karena utang dipercaya dapat memengaruhi keberuntungan seseorang. Apabila utang tidak dibayar pada hari Sabtu, dipercaya bahwa orang tersebut akan mengalami kemalangan dalam hidupnya.

Terakhir, kepercayaan yang masih sangat dipercaya oleh masyarakat Jepang terhadap hari Sabtu adalah bahwa seseorang sebaiknya tidak memotong kuku pada hari Sabtu. Hal ini dipercaya akan membawa sial bagi orang yang melakukannya.

Konklusi

Ketika mengenal lebih jauh tentang asal-usul dan konsep kepercayaan yang terkait dengan hari Sabtu dalam Bahasa Jepang, masyarakat dapat lebih mengenal dan memahami kebudayaan Jepang yang kaya dan tidak biasa. Namun, di dalam kepercayaan dan konsep sehari-hari yang bersifat personal, mungkin ada beberapa hal yang kurang dipercayai oleh sebagian orang, tetapi tetap perlu dihormati dan diperhitungkan untuk menjunjung nilai-nilai kebudayaan masyarakat Jepang.

Simbol dan Warna yang Mewakili Hari Sabtu dalam Budaya Jepang


Simbol dan Warna sabtu dalam bahasa jepang

Setiap hari di Jepang memiliki simbol dan warna masing-masing. Hal ini terkait dengan tradisi dan budaya yang ada di Jepang. Bahkan hari Sabtu pun memiliki simbol dan warna mewakili dalam Budaya Jepang.

Simbol Sabtu dalam Budaya Jepang

Simbol dari hari Sabtu dalam Bahasa Jepang adalah karakter 土 yang diucapkan sebagai “do”. Simbol tersebut melambangkan unsur tanah dan merupakan simbol dari planet Saturnus.

Do juga dapat ditemukan di dalam nama hari Sabtu dalam Bahasa Jepang, yaitu “doyo”. Doyo menyatakan 18 hari persiapan untuk musim panas. Hari Doyo selalu jatuh pada hari Sabtu terakhir sebelum musim panas dimulai. Pada hari inilah, orang Jepang melakukan kegiatan untuk memantapkan diri menjelang musim panas, seperti mandi atau bersih-bersih rumah.

Warna Sabtu dalam Budaya Jepang

Warna yang mewakili hari Sabtu dalam Budaya Jepang adalah warna hitam. Warna hitam melambangkan ketenangan, kepercayaan, yang identik dengan warna malam yang sunyi dan gelap. Hal ini sangat berbeda dengan di Yerusalem, dimana warna biru dan putih yang melambangkan kedamaian dan kebahagiaan adalah warna dari hari Sabtu.

Nama hari dalam Bahasa Jepang memiliki warna yang berbeda-beda dan dikenal sebagai Warna Yunani. Warna Yunani ditemukan oleh para ahli astrologi Yunani kuno, dimana saat menjelaskan karakter dan spiritual planet, mereka memberikan warna yang melambangkannya.

Menurut Warna Yunani, Saturnus yang melambangkan hari Sabtu diidentikkan dengan warna hitam. Saturnus dikenal sebagai planet tua yang melambangkan kesedihan dan kesendirian. Warna hitam melambangkan keheningan, kedalaman, dan kematian. Meskipun begitu, warna ini juga melambangkan kebesaran dalam kemegahan dan keindahan pada hal-hal yang misterius.

Saat hari Sabtu tiba, tidak ada yang mengenal batasan tradisi dan budaya. Maka tidak heran jika orang-orang di Jepang melakukan hal yang berbeda-beda untuk merayakan hari Sabtu. Dan mereka akan selalu merasa bangga dengan simbol dan warna yang mewakili hari Sabtu dalam Budaya Jepang.

Arti Penting Hari Sabtu dalam Tradisi Jepang


sabtu dalam bahasa jepang

Sabtu atau disebut Sabado dalam bahasa Spanyol, Sabato dalam bahasa Italia, Saturday dalam bahasa Inggris, dan Shabbat dalam bahasa Ibrani adalah hari ke-7 dalam satu minggu. Di Jepang, Sabtu dikenal dengan nama “doyo no hi” atau “hari musim panas”. Kerap kali, orang Jepang tetap memegang tradisi dan upacara pada hari itu. Sabtu dimaknai sebagai hari untuk membersihkan tubuh dan jiwa dari ketidakmurnian, dan sebagai hari untuk relaksasi dari hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari.

Secara menarik, ada banyak hal yang dilakukan orang Jepang pada hari Sabtu. Mulai dari membeli barang-barang, mengunjungi kuil, festival, atau bahkan melakukan perjalanan keluarga. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa aktivitas penting yang biasa dilakukan orang Jepang pada hari Sabtu.

Perjalanan ke Kuil


perjalanan ke kuil

Kuil atau “Jinja” dalam bahasa Jepang, adalah tempat untuk berdoa dan memohon berkah. Biasanya pada saat festival musim panas, orang Jepang membuat perjalanan ke kuil terdekat untuk berdoa atau membeli barang-barang di pasar di sekitarnya. Kuil menjadi tempat penting untuk berhubungan dengan alam dan kehidupan sekitar, serta mempersatukan orang-orang yang memiliki kepercayaan yang sama. Selain itu, orang Jepang juga membuat perjalanan ke kuil untuk “mengakhiri musim panas” dengan cara membersihkan diri dari roh jahat dengan cara membakar serangkaian lilin.

Menghadiri Upacara Haiku


upacara haiku

Haiku adalah bentuk puisi klasik Jepang yang terdiri dari 5 kaki, 7 kaki, dan 5 kaki. Namun, di Jepang, haiku menjadi aspek budaya yang tidak dapat dipisahkan dalam kepaduan kehidupan sehari-hari. Pada hari Sabtu, orang Jepang sering berkumpul untuk mengadakan upacara haiku di kuil-kuil dan taman-taman. Selain itu, juga ada perpustakaan khusus yang menampung kumpulan haiku terbesar di dunia. Aktivitas ini membantu orang Jepang untuk menyebarkan dan melestarikan seni tradisional budaya mereka.

Mengunjungi Restoran Shabu-shabu


restoran shabu-shabu

Shabu-shabu adalah jenis masakan tradisional Jepang yang terdiri dari potongan daging dan sayuran yang di rebus secara perlahan dalam panci khusus. Restoran shabu-shabu menjadi tempat populer bagi keluarga Jepang untuk berkumpul pada hari Sabtu. Sambil makan, keluarga dapat menikmati waktu bersama sambil bernostalgia, dan mengobrol tentang berbagai hal.

Tokyo Disneyland


tokyo disneyland

Tokyo Disneyland adalah taman hiburan di Jepang dengan berbagai atraksi seru. Sepertinya anak-anak dan dewasa tidak akan kehabisan kegiatan yang dapat dilakukan di sana, mulai dari parades, restoran, perbelanjaan, hingga wahana permainan yang menarik. Terlebih lagi, Tokyo Disneyland juga menyediakan wahana murah meriah dan populer bagi orang dewasa seperti “Haunted Mansion” dan “Pirates of Caribbean”.

Sabtu memang menjadi hari yang penting dalam budaya Jepang, karena orang Jepang menggunakan waktu ini untuk mengisi tubuh dan pikiran mereka dengan sesuatu yang positif dan bermakna. Setiap aktivitas pada hari Sabtu memiliki artinya sendiri-sendiri dan dijalankan dengan cara yang khas. Semangat yang terjalin antara orang Jepang dan gaya hidup mereka yang unik menjadikannya sebagai daya tarik utama bagi wisatawan internasional.

Perayaan Hari Sabtu dan Festival yang Berhubungan dengan Masyarakat Jepang


Perayaan Hari Sabtu dan Festival yang Berhubungan dengan Masyarakat Jepang

Hari Sabtu di Jepang bisa dibilang sebagai hari yang sangat sibuk bagi masyarakatnya. Sebab, selain beberapa festival besar yang diadakan pada hari tersebut, ada pula banyak kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat. Nah, untuk lebih lengkapnya, berikut adalah beberapa kegiatan perayaan hari Sabtu dan festival yang sering dilakukan oleh masyarakat Jepang.

1. Shichi-Go-San


Shichi-Go-San

Acara yang sering diadakan di Jepang pada hari Sabtu adalah festival Shichi-Go-San. Festival ini berarti “Tujuh Lima Tiga” dan biasanya diadakan pada tanggal 15 November setiap tahunnya. Festival ini diadakan khusus untuk anak-anak usia 7 tahun (Shichi), 5 tahun (Go) dan 3 tahun (San). Masyarakat Jepang percaya bahwa umur tersebut adalah usia yang penting bagi anak-anak dan mereka ingin merayakannya dengan perayaan bersama keluarga dan teman-teman mereka. Pada festival ini, anak-anak akan mengenakan pakaian tradisional Jepang dan berkunjung ke kuil untuk mendoakan keselamatan dan kesehatan mereka di masa depan.

2. Festival Kagura


Festival Kagura

Salah satu festival yang sering diadakan di Jepang pada hari Sabtu adalah Festival Kagura. Festival ini biasanya diadakan selama musim gugur dan dikenal dengan pertunjukan tarian dan musik tradisional Jepang. Selama festival, para penari akan mengenakan kostum yang unik dan memainkan instrumen musik tradisional. Festival ini dimaksudkan untuk menghormati dewa-dewa dan juga untuk menarik wisatawan dari dalam dan luar negeri.

3. Festival Chrysanthemum


Festival Chrysanthemum

Festival Chrysanthemum adalah acara yang sangat dinanti oleh masyarakat Jepang. Festival ini diadakan selama bulan November ketika bunga Krisan atau Chrysanthemum mekar. Selama festival ini, taman-taman akan dipenuhi oleh bunga Krisan dan orang-orang dapat menikmati keindahan bunga tersebut. Tak hanya menikmati keindahan bunga Krisan, pengunjung juga dapat menyaksikan pertunjukan musik dan tarian tradisional Jepang sambil menikmati makanan yang sangat lezat.

4. Festival Obon


Festival Obon

Festival Obon adalah salah satu festival yang paling penting bagi masyarakat Jepang. Festival ini diadakan pada bulan Agustus setiap tahunnya dan dimaksudkan untuk menghormati dan memuliakan roh orang-orang yang sudah meninggal dunia. Selama festival Obon, orang-orang akan menyalakan lilin dan menaruh makanan di atas altar untuk arwah kerabat mereka. Selain itu, mereka juga akan melakukan tarian tradisional seperti Bon Odori yang biasanya dilakukan pada malam hari. Di beberapa daerah, festival Obon juga dikenal dengan nama “Matsuri” dan biasanya dimulai pada hari Sabtu.

5. Festival Bunga Sakura


Festival Bunga Sakura

Festival Bunga Sakura dianggap sebagai acara terbesar di Jepang dan selalu diadakan pada bulan Maret atau April setiap tahunnya. Festival ini dimaksudkan untuk merayakan kedatangan musim semi dan mekarlah bunga Sakura yang dianggap sebagai simbol keindahan dan kekuatan Jepang. Selama festival, orang-orang akan berkumpul dan menikmati keindahan bunga Sakura sambil makan dan minum bersama keluarga dan teman-teman mereka di taman-taman yang indah. Festival ini juga biasanya diisi dengan pertunjukan musik dan tarian tradisional Jepang.

Iklan