Pengantar

Halo Pembaca rinidesu.com, kita semua tahu bahwa Minangkabau merupakan salah satu suku bangsa yang berada di wilayah Sumatera Barat. Suku bangsa tersebut memiliki adat yang sangat kental, salah satunya yaitu merpati putih atau yang biasa disebut sebagai adat merantau. Namun, di balik adat tersebut, terdapat juga beberapa adat yang terkesan bertentangan dengan ajaran Islam yang dianut oleh mayoritas masyarakat di Indonesia. Artikel ini akan membahas secara detail mengenai adat Minang yang bertentangan dengan Islam.

Dalam pembahasannya, akan diuraikan mengenai kelebihan dan kekurangan dari adat Minang yang bertentangan dengan Islam. Selain itu, akan disertakan tabel yang berisi informasi lengkap mengenai adat tersebut. Selain itu, artikel ini juga akan dilengkapi dengan 13 FAQ yang berbeda dari judul artikel. Terakhir, pada bagian kesimpulan, kita akan mengajak pembaca untuk bergerak secara positif guna menghilangkan adat adat yang bertentangan dengan agama Islam.

Kelebihan dan Kekurangan Adat Minang Bertentangan dengan Islam

adat minang bertentangan dengan islam

Kekurangan Adat Minang Bertentangan dengan Islam

1. Adat Kain Jongkit

👎 Adat Kain Jongkit merupakan tradisi memakai kain yang dianut oleh masyarakat Minangkabau. Namun, ada beberapa hal di dalam adat ini yang bertentangan dengan Islam, seperti pemakaian kain yang diikat pada pinggang dan sebagian besar pria sering menggunakan baju yang memperlihatkan dadanya. Di dalam Islam, dilarang pemakaian pakaian yang terbuka dan memperlihatkan aurat.

2. Adat Nikah Berbalas Pantun

👎 Adat Nikah Berbalas Pantun adalah acara pada saat pernikahan yang diacak oleh masyarakat Minang. Di dalam adat tersebut terdapat beberapa hal yang bertentangan dengan Islam, seperti adanya mempelai perempuan yang diabaikan dan upacara nasi mandi yang bertujuan mempersetankan mempelai pria dan perempuan. Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan ajaran agama Islam.

3. Adat Gadang

👎 Adat Gadang merupakan adat yang melibatkan kegiatan bercerita sesuai dengan sebuah skenario. Biasanya adat ini dilakukan pada malam hari, dan ada beberapa hal di dalamnya yang tidak sesuai dengan agama Islam. Seperti pemakaian hijab, seharusnya hijab digunakan untuk menutupi aurat tetapi dalam adat ini, penggunanya diperlihatkan terbuka sehingga tidak sesuai dengan syariat agama Islam.

4. Adat Bersanding

👎 Adat Bersanding merupakan adat masyarakat Minangkabau ketika akan melangsungkan pernikahan. Hal ini termasuk juga di dalamnya adat selamatan. Namun, sayangnya, adat ini banyak membuat kebocoran dana dan juga merugikan keluarga pengantin perempuan. Selain itu, ada juga kemungkinan terjadinya interaksi yang tidak seharusnya.

5. Adat Merantau

👎 Adat Merantau merupakan sebuah adat masyarakat Minangkabau yang bermakna meninggalkan kampung halaman dan merantau ke tempat lain. Namun, di dalam adat ini terdapat beberapa hal yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, seperti pemisahan antara pria dan wanita yang melakukan merantau, mencampurkan sifat laki-laki dan perempuan dalam satu tempat, dan lain-lain.

6. Adat Tanggal Jawa dalam Ulang Tahun

👎 Adat Tanggal Jawa dalam Ulang Tahun merupakan tradisi yang sering dilakukan oleh masyarakat Minangkabau. Namun, di dalam adat tersebut, banyak hal yang bertentangan dengan ajaran Islam seperti pemujaan kepada setiap hari-hari tertentu dalam belajar ilmu kejawen. Padahal Islam tidak mengajarkan tentang pemujaan pada hari-hari tertentu.

7. Adat Mambang

👎 Adat Mambang atau yang juga dikenal dengan Kota Rantai adalah sebuah upacara pengobatan ala Minangkabau. Konon, adat ini dilakukan untuk pengobatan supranatural. Namun, di dalam adat tersebut terdapat beberapa hal yang bertentangan dengan ajaran Islam seperti melawan adanya takdir dan menunjukkan sifat ketuhanan yang seharusnya hanya milik Allah SWT.

Kelebihan Adat Minang Bertentangan dengan Islam

Dalam hal kelebihan, sebenarnya tidak semua adat di Minangkabau bertentangan dengan ajaran Islam. Beberapa adat bahkan mempunyai nilai positif yang patut dicontoh seperti berikut:

1. Adat Nooh Nasi

👍 Adat Nooh Nasi merupakan salah satu adat yang bertujuan untuk saling menghargai sesama. Dalam adat ini, seseorang akan membawa nasi kepada tetangga yang baru saja datang kembali ke kampung halamannya dari merantau. Tindakan ini merupakan upaya saling membantu dan menghargai sesama sehingga tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

2. Adat Marapulai

👍 Adat Marapulai merupakan sebuah adat yang bertujuan untuk mempererat hubungan antara dua keluarga yang akan menjalin hubungan melalui perkawinan. Adat ini dilakukan dengan saling mengunjungi rumah dan membawa sesuatu sebagai wujud saling penghormatan. Adat ini sangat positif sebab mengajarkan kita untuk saling menghargai dan mempererat hubungan.

3. Adat Duduk Bersimpuh

👍 Adat Duduk Bersimpuh dilakukan ketika berbicara dengan orang yang lebih tua atau orang yang lebih berkuasa daripada kita. Dalam adat ini, tangan kanan digunakan untuk menopang lutut kanan dan tangan kiri menopang lutut kiri. Hal ini sebenarnya positif sebab mengajarkan kita untuk menghargai orang yang lebih tua dan menghormati orang yang lebih berkuasa.

4. Adat Salimpiang

👍 Adat Salimpiang adalah adat yang dilakukan ketika akan menggelar hajatan atau acara masak-masak. Adat ini melibatkan seluruh anggota keluarga untuk saling membantu memasak dan juga mempatri. Hal ini mengajarkan kita untuk saling membantu dan bekerja sama sehingga bisa mencapai tujuan bersama.

5. Adat Dekat Batu

👍 Adat Dekat Batu merupakan adat yang mengajarkan kita untuk saling bergotong royong. Adat ini bertujuan untuk membantu tetangga yang sedang membangun rumah. Hal ini sangat positif sebab mengajarkan kita untuk saling membantu sesama untuk mencapai tujuan bersama.

6. Adat Tabuik

👍 Adat Tabuik dilakukan di kampung halaman Siti Nurbaya. Hampir setiap tahun, masyarakat di sana melakukan adat tersebut dengan melaksanakan pawai penuh keramaian. Sebenarnya adat tersebut termasuk positif sebab mengajarkan kita untuk saling memandang saudara sesama manusia.

7. Adat Berkat Rahim

👍 Adat Berkat Rahim dilakukan ketika seseorang ingin mengadakan khitanan. Menurut adat ini, orang yang ingin mengadakan khitanan harus mengundang orang-orang terdekatnya seperti kerabat, tetangga, dan teman-teman. Hal ini mengajarkan kita untuk saling bergotong royong dan bekerja sama dalam melakukan sebuah acara.

Tabel Informasi Lengkap tentang Adat Minang Bertentangan dengan Islam

Berikut adalah tabel yang berisikan informasi lengkap tentang adat Minang yang bertentangan dengan Islam:

No. Jenis Adat Deskripsi Bentuk Bertentangan dengan Islam
1 Adat Kain Jongkit Masyarakat Minangkabau menggunakan kain jongkit. Pemakaian kain yang diikat pada pinggang dan sebagian besar pria sering menggunakan baju yang memperlihatkan dadanya. Di dalam Islam, dilarang pemakaian pakaian yang terbuka dan memperlihatkan aurat.
2 Adat Nikah Berbalas Pantun Adat yang dilakukan pada saat pernikahan yang diacak oleh masyarakat Minangkabau. Mempelai perempuan yang diabaikan, dan upacara nasi mandi yang bertujuan mempersetankan mempelai pria dan perempuan. Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan ajaran agama Islam.
3 Adat Gadang Adat yang dilakukan dengan bercerita sesuai dengan sebuah skenario. Pemakaian hijab yang diperlihatkan terbuka, sehingga tidak sesuai dengan ajaran agama Islam.
4 Adat Bersanding Adat yang dilakukan ketika akan melangsungkan pernikahan dan upacara selamatan. Banyak membuat kebocoran dana dan juga merugikan keluarga pengantin perempuan. Selain itu, ada juga kemungkinan terjadinya interaksi yang tidak seharusnya.
5 Adat Merantau Adat yang bermakna meninggalkan kampung halaman dan merantau ke tempat lain. Pemisahan antara pria dan wanita yang melakukan merantau, mencampurkan sifat laki-laki dan perempuan dalam satu tempat, dan lain-lain.
6 Adat Tanggal Jawa dalam Ulang Tahun Adat masyarakat Minangkabau. Pemujaan kepada setiap hari-hari tertentu dalam belajar ilmu kejawen. Padahal Islam tidak mengajarkan tentang pemujaan pada hari-hari tertentu.
7 Adat Mambang Adat untuk pengobatan ala Minangkabau. Melawan adanya takdir dan menunjukkan sifat ketuhanan yang seharusnya hanya milik Allah SWT.

FAQ

1. Apa bedanya antara adat Minangkabau dengan Islam?

🚩 Adat Minangkabau sendiri sudah ada sejak lama, sedangkan Islam masuk ke Indonesia pada sekitar abad ke-12 atau ke-13. Sehingga, adat Minangkabau bukanlah ajaran yang berasal dari Islam.

2. Kenapa sih adat Minangkabau bertentangan dengan Islam?

🚩 Adat Minangkabau masih dijalankan dan dipertahankan oleh masyarakat sampai sekarang dikarenakan dengan adanya keinginan untuk menjaga tradisi dan budaya. Namun, hal tersebut tidak sepenuhnya sesuai dengan ajaran agama Islam.

3. Bagaimana cara menghilangkan adat yang bertentangan dengan Islam di masyarakat Minangkabau?

🚩 Cara menghilangkan adat minangkabau yang bertentangan dengan Islam adalah dengan cara memberikan pendidikan mengenai ajaran Islam yang benar kepada masyarakat setempat. Selain itu, pemerintah dan para ulama juga harus mengkampanyekan betapa pentingnya menjadikan ajaran Islam sebagai pedoman hidup.

4. Apa saja adat minangkabau yang sesuai dengan Islam?

🚩 Adat minangkabau yang sesuai dengan Islam adalah adat yang menganjurkan untuk saling menghormati, saling membantu, dan saling mencintai sesama manusia, seperti adat nooh nasi, adat marapulai, adat duduk bersimpuh, adat salimpiang, adat dekat batu, adat tabuik, dan adat berkat rahim.

5. Apakah adat minangkabau dapat diimbuhi dengan ajaran Islam?

🚩 Sebenarnya iya, karena adat minangkabau pada dasarnya terdiri dari nilai-nilai luhur yang baik, seperti adat adat yang menyimpan nilai-nilai perdamaian, kekeluargaan, dan kegotongroyongan. Namun, harus tetap diperhatikan agar nilai-nilai tersebut tidak berbenturan dengan ajaran agama Islam yang dianut.

6. Bagaimanakah Islam memandang adat yang bertentangan dengan ajaran agama?

🚩 Islam memandang bahwa adat yang bertentangan dengan ajaran agama harus segera dihapuskan, karena bisa membahayakan jiwa dan akidah seseorang. Sehingga, Islam mengaj

Iklan