Arti dan Sejarah Ni Juu dalam Budaya Jepang


Ni Juu dan Budaya Jepang

Ni Juu, atau romanisasi dari kata “Nijuu” adalah sebuah kata dalam bahasa Jepang yang bermakna “dua puluh”. Namun, Ni Juu juga merupakan lambang penting dalam seni bela diri Jepang, khususnya dalam aikido dan judo. Dalam seni bela diri tersebut, Ni Juu memiliki arti yang mendalam dalam hal teknik, filosofi, dan spiritualitas. Bagi masyarakat Jepang, Ni Juu tidak hanya sekedar angka, melainkan lambang penting dalam kebudayaan mereka.

Ni Juu digunakan dalam seni bela diri karena konsep dasarnya yang terkait dengan prinsip “juu” (柔), yang bermakna “lunak”. Prinsip ini merujuk pada cara menangani situasi dengan cara yang lebih fleksibel, lebih efektif, dan lebih efisien. Hal ini melibatkan menghindari konfrontasi langsung, memanfaatkan kelemahan lawan, mengalihkan kekuatan musuh, memanfaatkan momentum, dan mengarahkan gerakan lawan ke dalam posisi yang memungkinkan penyerangan yang lebih mudah.

Namun, Ni Juu tidak hanya bermakna tentang teknik bela diri. Dalam seni bela diri Jepang, konsep Ni Juu juga mewakili prinsip-prinsip filosofis dan spiritual yang berarti dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks ini, Ni Juu mewakili pentingnya fleksibilitas, keterbukaan, kesederhanaan, rendah hati, dan harmoni dalam hidup. Prinsip-prinsip ini menjadi dasar bagi budaya Jepang yang didasarkan pada kesadaran sosial, nilai etika, dan kehidupan yang seimbang.

Sejarah Ni Juu dalam seni bela diri dapat ditelusuri kembali hingga ke zaman samurai, ketika seni bela diri menjadi bagian dari pelatihan militer. Konsep Ni Juu pada waktu itu dianggap sebagai prinsip penting untuk mempelajari senjata tradisional dan teknik bela diri, dengan tujuan mengembangkan keterampilan, ketangkasan, dan kemampuan bertahan hidup di medan perang.

Ni Juu juga terkait erat dengan Taoisme, filsafat yang berasal dari Tiongkok dan berkembang di Jepang. Taoisme menekankan pada fleksibilitas sebagai bentuk kekuatan, dengan menekankan pada konsep “air” atau “air mengalir”. Prinsip-prinsip ini tercermin dalam seni bela diri Jepang, yang sering menggunakan gerakan yang elastis, ringan, terkontrol, dan refraksionis.

Dalam kebudayaan Jepang, Ni Juu juga melambangkan konsep “mu”, yang bermakna kosong atau tak berbentuk. Konsep ini ditemukan dalam banyak aspek kebudayaan Jepang, termasuk seni, literatur, dan agama. Pemahaman akan kosong atau tak berbentuk ini dimaksudkan untuk mempromosikan kesadaran diri, refleksi, dan pemikiran jernih yang menghasilkan kesadaran dan wawasan yang lebih dalam.

Secara keseluruhan, Ni Juu memiliki arti yang mendalam dalam kebudayaan Jepang. Ni Juu mengajarkan prinsip-prinsip fleksibilitas, kesederhanaan, harmoni, dan kosong yang merupakan dasar dari seni bela diri, budaya, dan filosofi Jepang. Melalui Ni Juu, masyarakat Jepang terus menghargai nilai-nilai ini sebagai bagian integral dari kehidupan mereka, dan terus mengembangkan seni bela diri serta kebudayaan mereka melalui prinsip-prinsip ini.

Fungsi Ni Juu dalam Kehidupan Sehari-hari di Jepang


ni juu in japan

Ni juu atau 20 yen merupakan salah satu pecahan uang Jepang yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari di Jepang. Pecahan uang ni juu mempunyai fungsi yang sangat penting bagi masyarakat Jepang dalam melakukan transaksi kecil, seperti membayar transportasi umum dan membeli jajan di toko-toko kecil.

Di Jepang, sebagian besar transportasi umum seperti kereta api, bus, dan taksi menggunakan sistem pembayaran elektronik bernama Suica atau Pasmo. Namun, masih banyak pula masyarakat terutama di pedesaan yang menggunakan koin ni juu sebagai cara pembayaran transportasi umum. Biasanya, pengemudi atau petugas di stasiun transportasi akan meminta koin ni juu sebelum kita naik kereta ataupun bus.

Selain digunakan sebagai alat pembayaran transportasi umum, ni juu juga digunakan untuk membeli jajan di toko-toko kecil. Di seluruh penjuru Jepang, kita akan dengan mudah menemukan toko-toko kecil yang menjual jajan berbagai macam makanan dan minuman yang dibanderol dengan harga 20 yen. Saking populernya, banyak masyarakat Jepang yang mengumpulkan koin ni juu yang tidak terpakai untuk digunakan saat membeli jajan di toko-toko tersebut.

Tidak hanya itu, ni juu juga sering digunakan dalam berbagai jenis permainan mesin, seperti mesin gashapon atau yang sering disebut vending machine. Di Jepang, hampir di setiap mall atau stasiun kereta api terdapat berbagai jenis mesin gashapon yang membutuhkan koin ni juu untuk memainkannya. Dalam mesin gashapon, kita bisa mendapatkan berbagai macam barang kecil seperti mainan, kunci, dan lain-lain.

Selain itu, ni juu juga digunakan sebagai alat tukar kembalian pada beberapa mesin penjual minuman atau makanan di tempat umum seperti stasiun kereta api dan pusat perbelanjaan. Pembeli dapat memasukkan uang kertas atau koin lain, dan kembalian akan diberikan dalam bentuk koin ni juu.

Lalu, bagaimana cara membedakan ni juu asli atau palsu? Ni juu yang asli biasanya memiliki ukuran dan tebal yang sama dengan koin 50 yen, hanya saja warnanya lebih muda dan memiliki gambar yang berbeda. Sedangkan ni juu palsu biasanya terbuat dari bahan yang lebih ringan dan memiliki warna yang kurang terang dibanding yang asli. Untuk menghindari penipuan saat menerima kembalian, biasakanlah untuk selalu memeriksa koin yang kita terima dengan baik.

Secara umum, ni juu memang tidak termasuk dalam nilai uang yang besar, namun tak dapat dipungkiri bahwa pecahan uang ini mempunyai peran penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang. Ni juu menjadi salah satu ciri khas dan identitas budaya Jepang yang patut kita apresiasi dan pelajari lebih dalam.

Proses Pembuatan Ni Juu dari Bahan Alam hingga Menjadi Produk Siap Pakai


Ni Juu Indonesia

Ni Juu is a traditional Indonesian cloth made from natural materials such as cotton and sago palm fiber originating from the eastern parts of Indonesia, precisely Maluku. The name “Ni Juu” comes from the language of the Alifuru tribe, which means “woven cloth.”

The process of making Ni Juu has its uniqueness compared to other methods of weaving. First, the fabric is created to be coarse before undergoing a complex process. This process is intended to produce an elegant end product. Here’s how the process goes step by step:

1. Choosing the materials.

First, the materials for making Ni Juu consist of cotton and sago palm fiber. The chosen cotton must be of good quality and not mixed with other fibers. The sago palm fiber must be prepared beforehand with the meticulous process of cleaning and separating the palm pieces and then boiled for an extended period so that it is ready to be used. Both materials must have the same thickness and type.

2. Preparing the motifs.

Before starting to make the fabric, the motif of the fabric must be created first. This motif is usually made into a design that is then spun. This design is made by traditional skilled craftswomen and passed down from generation to generation.

3. The Knitting Process.

Ni Juu Indonesia knitting process

The knitting process is the most complicated stage in the making of Ni Juu. The craftsmanship requires patience, dexterity, as well as the ability to undergo repetition while still maintaining the perfect level of accuracy. They also use traditional instruments called “lamo,” which is used to adjust the yarn allocation while weaving.

First, knitting is done vertically from top to bottom. This process forms the base of the overall weaving process. Then, after finishing a few rows for the base, an intricate weave pattern is added with the unique design of each “ikat,” which refers to the way the yarns are tied and dyed before the weaving process. Every ikat pattern used has its meaning and story, symbolizing the tribe’s culture and tradition, making it unique to each particular region and tribe.

4. Finalizing the Ni Juu product.

The final step is finishing the product. The Ni Juu is washed and soaked in hot water to form a more comfortable and soft texture. After that, it is dried under the sun, and the fabrics’ edges are hemmed. After that, the finished Ni Juu can be purchased in various forms depending on the needs and preferences of the consumers, such as ni juu clothes, bedding, and even art.

In conclusion, producing Ni Juu takes a lot of effort and patience from the craftspersons. This meticulous process takes more than a week to complete. Ni Juu is not just a piece of fabric, but it contains cultural and traditional values, making it an essential part of Indonesian heritage and history.

Jenis-jenis Ni Juu yang Dijual di Pasar Jepang


Jenis-jenis Ni Juu yang Dijual di Pasar Jepang

Ni Juu atau “gulungan kulit daging” dalam Bahasa Jepang adalah makanan favorit berupa daging sapi atau ayam yang dikuliti dan dimasak dengan berbagai cara kemudian digulung menjadi bentuk silinder. Makanan ini menjadi salah satu makanan favorit di jepang selain sushi dan ramen. Dalam artikel ini, akan membahas jenis-jenis ni juu yang dijual di pasar Jepang.

1. Yakiniku Ni Juu
Yakiniku Ni Juu, seperti namanya, adalah jenis ni juu terbuat dari daging yang dipanggang pada panggangan kecil di atas meja di restoran yakiniku atau di rumah. Daging yang digunakan dalam yakiniku ni juu biasanya adalah sapi atau ayam yang disajikan dengan saus dan jenis sayuran yang berbeda-beda.

2. Noko Ni Juu
Noko ni juu adalah ni juu yang terbuat dari daging sapi yang dicincang dan digoreng dengan bumbu garam dan lada. Daging sapi yang digunakan untuk noko ni juu sangat empuk dan sering disajikan dengan saus mayonaise atau saus spesial.

3. Katsu Ni Juu
Katsu ni juu adalah makanan yang terbuat dari daging sapi atau ayam yang digoreng dengan tepung roti. Daging yang digunakan untuk membuat katsu ni juu dipotong tipis dan direndam dalam telur sebelum digoreng dengan tepung roti. Makanan ini sering disajikan dengan saus Tonkatsu yang terbuat dari kecap manis, saus apel dan bawang putih.

4. Cheese Ni Juu
Cheese ni juu adalah jenis ni juu yang terpopuler di kalangan anak muda Jepang. Dalam pembuatan cheese ni juu, daging yang digunakan adalah daging sapi atau ayam yang dicincang dan dimasak dengan bumbu yang khas. Setelah itu, daging sapi atau ayam yang sudah dimasak dicampur dengan keju mozarella yang leleh dan kemudian digulung menjadi bentuk silinder. Cheese ni juu disajikan ketika keju dalam bentuk mozarrella masih panas dan meleleh.

5. Onigiri Ni Juu
Onigiri ni juu adalah jenis ni juu yang terbuat dari nasi dan daging cincang yang dimasak terpisah. Dalam pembuatan onigiri ni juu, nasi yang digunakan adalah nasi yang mengandung saus khusus yang terbuat dari kecap manis, bawang dan micin sehingga memberikan rasa khas pada onigiri ni juu.

Itulah jenis-jenis ni juu yang dijual di pasar Jepang. Dapat ditemukan di toko-toko makanan di Jepang, tidak hanya di warung-warung di pinggir jalan. Ni Juu adalah salah satu hidangan spesial di Jepang, dan hanya dengan mencobanya kita bisa merasakan kelezatannya.

Cara Menggunakan dan Merawat Ni Juu dengan Benar untuk Memperpanjang Umur Pemakaian


Ni Juu

Ni Juu adalah alat yang sangat bermanfaat dalam hidup sehari-hari, terutama bagi penggemar masak. Ni Juu biasanya digunakan untuk menggiling aneka jenis rempah-rempah, seperti bawang putih, jahe, atau cabe. Selain itu, Ni Juu juga bisa digunakan untuk menghaluskan udang atau ikan tanpa kulit dengan mudah.

Jika Anda baru pertama kali menggunakan Ni Juu, pastikan bahwa Anda sudah mencuci bagian dalam Ni Juu dengan air bersih dan sabun sebelum digunakan. Selain itu, pastikan pula bahwa semua bagian telah kering secara menyeluruh sebelum digunakan.

Setelah itu, letakkan rempah-rempah dan bahan yang ingin dihaluskan ke dalam Ni Juu. Kemudian, mulailah menggerakkan pegangan Ni Juu dengan gerakan maju mundur. Anda akan merasakan beban ketika memulai menggiling bahan tersebut, namun suatu ketika akan terasa lebih ringan jika sudah lebih lembut.

Langkah-langkah Merawat Ni Juu Anda:


Merawat Ni Juu

1. Membersihkan Ni Juu dengan Benar:

Setelah menggunakan Ni Juu, jangan mengabaikan pembersihan alat ini. Langkah terbaik adalah dengan membersihkan Ni Juu secara menyeluruh dari setiap sisa dan bahan rempah-rempah yang mungkin masih tersisa di dalam Ni Juu. Jangan meletakkan Ni Juu dekat dengan alat yang digunakan untuk membersihkan rumah, seperti sapu dan sikat. Kacang, beras atau gula dapat memicu masalah penyumbatan pada galian cairan Ni Juu. Jangan lupa untuk juga membersihkan pegangan yang digunakan untuk menekan rempah-rempah dengan membersihkan alat.

2. Jangan Mencuci Ni Juu dengan Memakai Air Panas:

Mencuci Ni Juu dengan air panas tidak dianjurkan. Hal tersebut akan merusak sistem Ni Juu. Gunakan saja air biasa ketika mencuci Ni Juu. Jangan merendam alat ini ke air karena menimbulkan penuangan air ke alat tersebut. Usap dengan lembut menggunakan spons memang disarankan, namun jangan sampai membikin kerusakan pada galian Ni Juu.

3. Segera Keringkan Ni Juu:

Setelah selesai mencuci dan membersihkan Ni Juu, jangan lupa untuk segera mengeringkan Ni Juu. Hal ini dapat dilakukan dengan menjemur atau mengelap dengan kain kering, tetapi perlu diingat untuk jangan cuma mengelapnya di bagian dalam saja. Bagian luar Ni Juu juga perlu Anda keringkan. Jangan biarkan Ni Juu dalam keadaan basah lebih lama agar tidak berkembang biak jamur, sehingga berdampak buruk pada kesehatan Anda.

4. Jangan Meletakkan Ni Juu di Tempat yang Lembap:

Jangan meletakkan Ni Juu di tempat lembap seperti dalam kabinet dapur Anda. Tempat ini akan menjadi tempat berkembang biak bakteri dan jamur. Lebih baik Anda menyimpan Ni Juu di tempat yang kering dan tidak terkena cahaya matahari langsung.

5. Pastikan Ni Juu dalam Kondisi Tidak Berkotoran:

Mengecek kondisi Ni Juu

Pantau kebersihan Ni Juu Anda dengan melihat dari sisa-sisa bahan yang terekam pada sela-sela galian Ni Juu. Ini bisa memicu aroma aromatik yang tidak diinginkan pada makanan yang akan dibuat, dan itu bisa juga mengurangi kinerja Ni Juu.

Dengan melakukan perawatan Ni Juu secara tepat, Anda bisa memanfaatkan alat ini dalam jangka waktu yang lebih lama dan membuatnya menjadi alat yang lebih efektif saat digunakan. Pastikan Anda juga membeli Ni Juu yang berkualitas agar penggunaan bisa lebih optimal dan maksimal.

Iklan