Bahasa Jepang yang Sulit Dipahami


Bahasa Jepang merepotkan

Bahasa Jepang memang sering disebut sebagai salah satu bahasa yang sulit untuk dipelajari, baik itu secara tulisan maupun lisan. Salah satu faktor yang menyebabkan bahasa Jepang menjadi merepotkan untuk dipahami adalah struktur bahasanya yang berbeda dengan bahasa-bahasa lainnya.

Salah satu contoh bahasa Jepang yang cukup sulit dipahami adalah penggunaan huruf kanji. Kanji adalah huruf-huruf yang dipinjam dari bahasa Cina dan digunakan dalam menulis kata-kata tertentu dalam bahasa Jepang. Pada awalnya, kanji hanya digunakan di kalangan bangsawan dan kelas atas Jepang, namun seiring perkembangan zaman, kanji kemudian digunakan oleh masyarakat umum.

Di Indonesia, orang yang belajar bahasa Jepang seringkali mengalami kesulitan dalam memahami huruf kanji. Hal ini karena kanji memiliki banyak arti dan cara membacanya yang berbeda-beda. Sebagai contoh, karakter kanji untuk angka sembilan bisa dibaca sebagai “ku”, namun jika digabungkan dengan karakter lainnya, dapat juga dibaca sebagai “kokonotsu”.

Selain itu, bahasa Jepang juga memiliki tingkat keformalan yang berbeda-beda tergantung pada situasi dan hubungan antara pembicara. Penggunaan bahasa formal atau informal dalam bahasa Jepang bisa membedakan antara membicarakan hal yang sopan atau tidak sopan. Hal tersebut tentu saja menjadi tantangan bagi orang Indonesia yang belum terbiasa dengan struktur bahasa Jepang.

Terkait dengan keformalan, bahasa Jepang juga memiliki bentuk kata kerja yang berbeda-beda tergantung pada situasi dan tingkat keformalan pembicaraan. Sebagai contoh, kata kerja “taberu” memiliki bentuk tidak formal “taberu” dan bentuk formal “tabemasu”. Bagi orang Indonesia yang belum terbiasa dengan struktur bahasa Jepang, perbedaan bentuk kata kerja tersebut bisa menjadi sulit dipahami.

Tak hanya itu, bahasa Jepang juga memiliki banyak kosakata yang sangat khas dan hanya digunakan di dalam bahasa Jepang saja. Sebagai contoh, kata “tsundoku” yang artinya membaca buku tapi tak pernah selesai, atau kata “betsubara” yang artinya perut kedua yang digunakan untuk menyimpan makanan penutup saat seseorang merasa kenyang.

Bahasa Jepang memang tampak cukup sulit untuk dipelajari bagi orang Indonesia yang belum terbiasa. Namun, hal itu bukan berarti tidak mungkin untuk dipelajari. Dengan tekun dan konsisten dalam belajar, siapa saja dapat menguasai bahasa Jepang tanpa perlu merasa terlalu merepotkan atau kesulitan.

Masalah dalam Mempelajari Kanji


belajar kanji

Saat mempelajari bahasa Jepang, tidak dapat dihindari untuk belajar Kanji. Kanji adalah karakter bahasa Jepang yang berasal dari China. Perbedaan huruf Kanji ini dengan huruf Hiragana dan Katakana, adalah dalam Kanji terdapat ribuan karakter yang harus kita pelajari. Jumlah karakter tersebut seringkali membuat orang merasa KS (Kanji Stress) dan berpikir bahwa kanji sangat merepotkan. Sesi belajar bahasa Jepang seringkali sangat sulit dan membuat banyak pelajar bahasa Jepang memerlukan waktu yang cukup lama dalam mempelajari dan menghapalnya.

Namun, kanji sangat penting dalam Bahasa Jepang karena bahasa Jepang menggunakan tiga jenis tulisan; Kanji, Hiragana, dan Katakana. Ketiganya dijadikan satu dalam penulisan bahasa Jepang sehingga ketiganya harus dikuasai secara baik dan benar. Dalam pelajaran Jepang, pembelajaran kanji selalu diawali dari pembelajaran dasar dan berkembang ke tingkatan yang lebih tinggi.

Bagi orang yang baru mempelajari bahasa Jepang, terkadang kalimat dengan karakter kanji seperti merupakan huruf-huruf yang tak bisa lagi dibaca dan diucapkan layaknya kata-kata asing. Kita perlu banyak melatih dan menghapal karakter tersebut dengan baik agar bisa lebih lancar saat berbicara dengan orang Jepang.

Tidak hanya itu, karena bentuknya yang rumit, belajar kanji juga membutuhkan otak yang cermat dalam mengingat bentuk semua karakter yang berbeda-beda. Belajar kanji juga memerlukan konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan ketika kita belajar hiragana dan katakana.

Mengingat bahaya kesalahan dalam penulisan bahasa Jepang, salah satu cara terbaik dalam mempelajari Kanji adalah dengan mencatat setiap kesalahan pada buku catatan. Dengan cara ini, kita tidak hanya mengingat karakter, tapi juga memahami mengapa kita melakukan kesalahan, dan bagaimana kita bisa memperbaikinya. Cara lain adalah dengan mengikuti kursus bahasa Jepang atau pembelajaran di lembaga kursus resmi.

Meskipun masalah dalam belajar kanji dapat menjadi tantangan, hal ini sesungguhnya dapat diatasi. Konsistensi, niat, dan kesabaran dalam belajar akan membantu kita dalam mempelajari dan memahami Kanji. Seiring berjalannya waktu, kita akan semakin terbiasa dan mulai nyaman dalam mengenalinya. Setelah itu, secara bertahap, kita akan lebih mudah mempelajari kosakata dan tata bahasa bahasa Jepang dengan baik.

belajar kanji

Oleh karena itu, meskipun terkadang merepotkan, belajar Kanji dianggap sebagai fondasi yang paling penting dalam mempelajari bahasa Jepang. Kurang menguasai karakter kanji tentu akan menjadi sebuah kendala dalam proses belajar bahasa Jepang. Jadi, jika Anda ingin serius belajar bahasa Jepang, meluangkan banyak waktu dan usaha dalam pembelajaran kanji adalah sesuatu yang harus dilakukan.

Kesulitan dalam Berbicara dengan EYD yang Benar


eyd indonesia

Bahasa Jepang memang bukanlah bahasa yang mudah untuk dipelajari dengan cepat. Selain itu, dalam membicarakan bahasa Jepang, kita sebagai orang Indonesia juga harus mengikuti ketentuan-ketentuan dari EYD atau Ejaan Yang Disempurnakan yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia. Bagi sebagian orang, menggunakan EYD mungkin tidak terlalu sulit, tetapi bagi yang lain, hal ini cukup memperberat mereka dalam berbicara dengan benar menggunakan bahasa Jepang.

Berbicara menggunakan bahasa Jepang adalah hal yang lumrah di Indonesia, terutama bagi para pelajar, mahasiswa, dan para profesional yang sedang mempelajari bahasa Jepang. Selain faktor pendidikan, bahasa Jepang juga menjadi populer di Indonesia karena latar belakang budaya Jepang yang dianggap unik dan menarik. Namun, ketika kita berbicara dalam bahasa Jepang, seringkali kita menemui kesulitan dalam menerapkan EYD dalam bahasa Jepang yang kita gunakan. Dalam bahasa Jepang, terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan, seperti pengucapan kata hiragana, bentuk tulisan kanji, kosa kata yang tepat, dan tata bahasa yang benar. Hal ini membuat penggunaan EYD dalam bahasa Jepang terkadang lebih sulit dibandingkan dengan bahasa Indonesia.

Kesulitan dalam menerapkan EYD dalam bahasa Jepang juga disebabkan oleh perbedaan sistem penulisan dan pelafalan antara bahasa Jepang dan bahasa Indonesia. Bahasa Jepang mempunyai beberapa huruf yang memiliki perbedaan cara pengucapan di antara kata-kata yang berbeda. Sebagai contoh, huruf 「は」(ha) pada kata 「はし」(hashi) berbeda dengan huruf 「は」(ha) pada kata 「かわいい」(kawaii). Selain itu, cara membaca kata dalam bahasa Jepang dapat pula dipengaruhi oleh huruf yang muncul sebelumnya. Masih dalam contoh huruf 「は」(ha), cara membaca kata 「はこ」(hako) akan berbeda apabila huruf tersebut muncul setelah 「た」(ta), 「さ」(sa), atau 「き」(ki).

Selain itu, dalam bahasa Jepang, terdapat beberapa istilah yang tidak memiliki padanan dalam bahasa Indonesia seperti 「お疲れさまでした」(otsukaresama deshita) dan 「いただきます」(itadakimasu). Oleh karena itu, kita sebagai orang Indonesia yang berbicara menggunakan bahasa Jepang, harus memperdalam pengetahuan kosa kata dan juga tata bahasa yang benar.

Sementara itu, beberapa tanda baca yang dipakai dalam bahasa Jepang juga dapat menjadi kendala dalam penggunaan EYD. Sebagai contoh, lambang tutup kurung atau tanda kurung yang berbeda dengan bahasa Indonesia. Dalam bahasa Jepang, tanda kurung digunakan untuk menyatakan keterangan tambahan dan kurung kotak digunakan untuk memberi tanda pada kalimat yang berada dalam bahasa asing. Lambang tanda kurung juga dapat berbeda-beda tergantung dari media yang digunakan. Oleh karena itu, kita sebagai pengguna bahasa Jepang harus memahami ketentuan-ketentuan tersebut dengan baik.

Namun, meskipun ada banyak kendala dalam penggunaan EYD dalam bahasa Jepang, bukan berarti kita tidak bisa belajar dan dikuasai dengan baik. Kita dapat memperdalam pengetahuan tentang tata bahasa dan kosakata dengan cara membaca, menulis, dan berbicara dengan orang yang sudah mahir dalam bahasa Jepang. Serta, kita juga dapat memanfaatkan media belajar yang hadir sekarang ini, seperti platform belajar online, media sosial, atau praktik langsung dengan teman-teman dalam forum komunitas Jepang di Indonesia. Dengan kesabaran dan konsistensi, penggunaan EYD dalam bahasa Jepang bisa kita kuasai dengan baik.

Pengucapan Bahasa Jepang yang Berbeda dengan Bahasa Indonesia


Pengucapan Bahasa Jepang merepotkan

Bahasa Jepang menjadi bahasa yang cukup diminati di Indonesia, baik karena alasan belajar budaya maupun untuk bekerja atau studi di Jepang. Namun, pengucapan bahasa Jepang yang berbeda dengan bahasa Indonesia seringkali merepotkan dan membingungkan untuk dipelajari. Berikut ini beberapa perbedaan pengucapan yang sering dijumpai:

1. Pengucapan Huruf V dan F

Di bahasa Jepang, huruf V dan F memiliki suara yang hampir sama. Oleh sebab itu, kata seperti “video” atau “fotografi” diucapkan menjadi “bideo” dan “fotogurafi” dengan menggunakan huruf “bu” atau “fu” saat mengeja. Hal ini mengakibatkan pengucapan menjadi sedikit berbeda dengan bahasa Indonesia yang membedakan antara kedua huruf tersebut.

2. Sistem Bunyi Kana

Bunyi kana adalah suatu sistem dalam bahasa Jepang untuk menuliskan suara dalam bentuk huruf hiragana dan katakana. Sistem bunyi kana sangat berbeda dengan bahasa Indonesia yang menggunakan alfabet Latin. Oleh sebab itu, mempelajari bunyi kana beserta karakternya sangat dibutuhkan untuk bisa membaca dan mengucapkan bahasa Jepang dengan baik.

3. Pengucapan Huruf R

Pengucapan huruf R dalam bahasa Jepang memiliki suara yang lebih lembut dan mirip dengan huruf L. Hal ini berbeda dengan bahasa Indonesia yang memiliki suara huruf R yang lebih keras dan tegas. Oleh sebab itu, dalam pengucapan bahasa Jepang, seringkali orang Indonesia mengganti suara R menjadi L untuk menyesuaikan dengan pengucapan bahasa Jepang.

4. Bunyi Khusus Nihon-Go

Bunyi Khusus Nihon-Go

Bahasa Jepang memiliki beberapa kata yang menggunakan bunyi khusus nihon-go seperti, “desu”, “masu”, “san” dan lain-lain. Bunyi khusus ini seringkali menimbulkan kesulitan dalam pengucapan dan penggunakan bahasa Jepang. Sebagai contoh, kata “arigato gozaimasu” yang artinya terima kasih, seringkali diucapkan menjadi “arigato gosaimasu” oleh orang Indonesia yang belajar bahasa Jepang.

Pengucapan bahasa Jepang yang berbeda dengan bahasa Indonesia memang tidak mudah untuk dipelajari, namun dengan latihan yang baik dan konsisten, pasti bisa dikuasai. Selain itu, memahami budaya dan kebiasaan orang Jepang juga akan membantu dalam penggunaan bahasa Jepang yang benar dan sopan.

Kebingungan dalam Menerjemahkan Kalimat dengan Benar


Kebingungan dalam Menerjemahkan Kalimat dengan Benar

Bahasa Jepang memang terkenal dengan karakter kanjinya yang cukup rumit. Tidak hanya itu, banyak kata-kata dalam bahasa Jepang memiliki arti yang beragam tergantung pada konteks kalimatnya. Oleh karena itu, terkadang bahasa Jepang bisa merepotkan ketika kita sedang menerjemahkan kalimat dari bahasa Jepang ke bahasa Indonesia.

Terjemahan yang keliru akan menyebabkan kesalahpahaman yang besar dalam suatu percakapan. Berikut adalah beberapa masalah yang sering terjadi ketika menerjemahkan kalimat bahasa Jepang ke bahasa Indonesia:

Kebingungan dalam mengartikan kata yang bergantung pada konteks

Bahasa Jepang Konteks

Kata-kata dalam bahasa Jepang sering kali bergantung pada konteks kalimatnya. Sebagai contoh, kata “hana” bisa berarti bunga atau hidung. Karenanya, penting untuk memahami konteks kalimatnya agar kita bisa menerjemahkan dengan benar dan menghindari kesalahan janggal.

Kebingungan dalam mengartikan partikel

Bahasa Jepang Partikel

Partikel dalam bahasa Jepang adalah huruf kecil yang muncul di akhir kata untuk memberikan informasi tentang fungsi kata itu dalam kalimat. Ada banyak partikel dalam bahasa Jepang, dan setiap partikel mempunyai arti yang berbeda. Oleh karena itu, penting untuk memahami penggunaan partikel dalam bahasa Jepang agar dapat menerjemahkan kalimat dengan benar.

Kebingungan dalam mengartikan kata yang tidak memiliki padanan di bahasa Indonesia

Bahasa Jepang Padanan

Terkadang, ada kata-kata dalam bahasa Jepang yang tidak memiliki padanan dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu, kita perlu mencari solusi agar hasil terjemahan tetap bisa dipahami dengan baik. Bisa dengan mengartikan kata tersebut secara harfiah atau dengan memberikan keterangan dalam bahasa Indonesia.

Kebingungan dalam mengartikan kalimat yang memiliki pola bahasa yang berbeda

Bahasa Jepang Pola Kalimat

Bahasa Jepang mempunyai pola kalimat yang berbeda dengan bahasa Indonesia. Pola kalimat dalam bahasa Jepang biasanya dimulai dengan subjek dilanjutkan dengan predikat dan diakhiri dengan kata kerja. Oleh karena itu, menerjemahkan pola kalimat dalam bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia bisa menjadi tantangan tersendiri.

Kebingungan dalam memahami arti implisit

Bahasa Jepang Implisit

Kadang-kadang, arti kalimat dalam bahasa Jepang tidak begitu saja dapat diartikan secara harfiah. Ada kalimat yang mempunyai arti implisit yang sulit untuk dipahami. Oleh karena itu, kita perlu memahami konteks kalimatnya dan menggambarkan arti yang sebenarnya berdasarkan konteks tersebut.

Itulah beberapa kesulitan yang sering dialami oleh orang Indonesia dalam menerjemahkan kalimat dari bahasa Jepang ke bahasa Indonesia. Kita perlu memahami bahwa proses menerjemahkan tidak hanya sekadar mengganti kata dengan kata, tetapi juga memahami konteks kalimatnya secara menyeluruh agar terjemahan tersebut bisa dipahami secara benar.

Iklan