Asal Usul Bahasa Jepang dan Perkembangannya di Jepang


Bahasa Jepang

Bahasa Jepang, atau dalam bahasa Jepang dikenal sebagai Nihongo (日本語), adalah salah satu bahasa yang memiliki ciri khas dalam hal penulisan, bacaan, dan pengucapan. Bahasa Jepang pertama kali diperkenalkan di Jepang pada abad ke-4 Masehi oleh orang Korea dan sejak saat itu terus berkembang menjadi bahasa yang digunakan oleh seluruh masyarakat Jepang.

Dari segi penggunaan, Bahasa Jepang merupakan bahasa resmi di Jepang dan juga digunakan di negara-negara sekitarnya seperti Taiwan dan Korea Selatan. Selain itu, Bahasa Jepang juga menjadi salah satu bahasa yang paling populer di dunia dan dipelajari oleh jutaan orang dari seluruh penjuru dunia.

Perkembangan bahasa Jepang tidak bisa dilepaskan dari faktor sejarah dan budaya yang ada di Jepang. Seperti yang kita ketahui, Jepang memiliki budaya yang sangat kaya dan beragam, sehingga tak heran jika Budaya Jepang memainkan peran yang cukup besar dalam perkembangan Bahasa Jepang.

Pada abad ke-8, saat periode Nara (710-794), Bahasa Jepang meraih titik puncak perkembangannya dengan munculnya karakter kanji (Tulisan Tionghoa) yang menjadi bagian penting dalam Bahasa Jepang. Selain itu, pada periode Heian (794-1185), Bahasa Jepang mengalami perkembangan dalam hal sastra dan puisi, yang disebut sebagai Karya-karya klasik Jepang seperti waka dan haiku, di mana lafaz bahasa pada karya tersebut diketahui sangat unik dan menggambarkan keindahan bahasa Jepang yang luar biasa.

Selanjutnya, pada zaman Kamakura (1185-1333), Bahasa Jepang kembali mengalami perkembangan di sektor-seseptor seperti seni bela diri dan juga teater. Bahasa Jepang pada periode ini menjadi sangat berperan penting dalam pengembangan seni karate dan judo yang kita kenal saat ini.

Perkembangan Bahasa Jepang di Jepang juga tidak bisa dilepaskan dari pengaruh budaya dan bahasa yang datang dari luar seperti Tiongkok yang menjadi pengaruh besar dalam perkembangan Bahasa Jepang. Pengaruh bahasa Tionghoa ini masih sangat terasa di Bahasa Jepang saat ini seperti Bahasa Tionghoa memiliki pengaruh yang sangat kuat pada lafaz pada Bahasa Jepang.

Namun, sayangnya era modernisasi di Jepang pada saat itu juga membuat Bahasa Jepang mengalami perkembangan yang tidak diharapkan. Era kembalinya kekuasaan kaisar di Jepang (1868-1912) dianggap sebagai peristiwa yang penting dalam perkembangan Bahasa Jepang karena pada masa ini, ide-ide barat mulai memasuki Jepang dan mempengaruhi perkembangan Bahasa Jepang.

Perkembangan Bahasa Jepang terus berlanjut sampai pada saat ini, saat Bahasa Jepang telah menjadi salah satu bahasa dengan penutur terbanyak di dunia. Bahasa Jepang juga terkenal dengan huruf Hiragana dan Katakana, yang digunakan untuk penulisan dan pengucapan berbagai jenis kata dalam Bahasa Jepang.

Secara keseluruhan, perkembangan Bahasa Jepang di Jepang memiliki peran yang sangat penting bagi sejarah dan budaya Jepang. Bahasa Jepang tidak hanya menjadi bahasa resmi di Jepang, tetapi juga menjadi simbol keindahan dan kekayaan budaya mereka yang terkenal di seluruh dunia.

Kosakata Bahasa Jepang yang Berkaitan dengan Jalan-jalan


Shibuya Crossing

Bagi penggemar budaya Jepang, pasti sudah kenal dengan kosakata bahasa Jepang yang seringkali digunakan dalam kegiatan jalan-jalan. Terkhusus bagi pengunjung Indonesia, yang ingin bepergian ke Jepang, tentunya akan lebih mudah jika mengenal beberapa istilah yang kerap muncul. Berikut ini adalah beberapa kosakata bahasa Jepang yang berkaitan dengan jalan-jalan.

1. Shibuya Crossing


Shibuya Crossing

Tempat yang layak dikunjungi saat berada di Jepang adalah Shibuya Crossing. Di sini, terdapat sebuah persimpangan jalan yang sangat ramai, bahkan dianggap sebagai persimpangan tersibuk di dunia! Untuk mengunjungi tempat ini, anda dapat menggunakan kata-kata “Sibuya Kurosingu ni ikitai”.

2. Gai


Shibuya's Center Gai

Sedangkan kata “Gai” berarti “jalan” atau “gang”. Di Tokyo, terdapat sebuah jalan yang sangat populer bernama Shibuya’s Center Gai. Tempat ini biasa dijadikan destinasi untuk berbelanja, makan, bahkan sekadar jalan-jalan bersama teman. “Sibuya no sentaa gai ni ikitai” merupakan bahasa jepang yang dapat digunakan ketika hendak mengunjungi tempat ini.

3. Karaoke


Tower Records Shibuya

Berada di daerah Shibuya, tempat yang juga layak untuk Saat berjalan-jalan adalah Tower Records Shibuya. Seringkali pengunjung yang datang kesana datang untuk berbelanja bersama, kemudian menikmati karaoke dalam sebuah room tertutup. Kata-kata yang bisa anda gunakan dalam pengunjungan. ”Towa-reko Shibuyaten ni ikitai desu.”

4. Tempat Wisata


Tokyo Skytree

Tentunya tempat wisata tidak boleh ketinggalan ketika anda berjalan-jalan ke Jepang. Salah satu tempat wisata paling populer dan kerap dikunjungi adalah Tokyo Skytree. Bangunan setinggi 634 meter ini memberikan pengunjung pandangan yang sangat indah. “Toukyou Sukai tori ni ikitai.” adalah kata-kata yang bisa digunakan ketika ingin mengunjungi tempat ini.

5. Sumida River


Sumida River Fireworks Festival

Selain Tokyo Skytree, Sumida River adalah tempat wisata favorit para pengunjung Jepang. Di tempat ini, sering diadakan festival kembang api yang sangat menakjubkan. Adapun kata-kata yang dapat digunakan ketika hendak mengunjungi Sumida River, “Sumida-gawa ni ikitai”.

Demikianlah beberapa kosakata bahasa Jepang yang berkaitan dengan kegiatan jalan-jalan. Dengan mempelajari bahasa asing yang digunakan di daerah tujuan wisata, jelas membuat pengalaman berwisata Anda lebih menyenangkan dan mudah. Selain itu, anda tidak perlu khawatir tersesat atau kesulitan berkomunikasi di lokasi Anda kunjungi.

Bahasa Jepang Jalan di Indonesia

Bukan rahasia lagi bahwa bahasa Jepang merupakan bahasa asing yang sangat populer di Indonesia. Banyak orang yang belajar bahasa jepang untuk kesenangan, mungkin juga untuk melanjutkan studi, atau bahkan untuk bekerja. Namun, tahukah Anda bahwa bahasa Jepang juga digunakan di Indonesia untuk papan nama jalan? Di artikel ini, kami akan membahas lebih lanjut tentang bahasa Jepang jalan di Indonesia, terutama tiga jenis tulisan bahasa Jepang yang digunakan untuk papan nama jalan.

Tiga Jenis Tulisan Bahasa Jepang yang Digunakan untuk Papan Nama Jalan


Tiga Jenis Tulisan Bahasa Jepang yang Digunakan untuk Papan Nama Jalan

Setelah pengakuan tentang pemakaian bahasa Jepang yang digunakan pada papan jalan, dan oleh karena itu disini kita merincian lebih rinci apa itu persisnya ke tiga jenis tulisan bahasa Jepang yang umum digunakan pada papan nama jalan. Ketiganya adalah Kanji, Hiragana, dan Katakana.

1. Kanji

Kanji memiliki arti yang banyak terkait bagian-bagian tertentu pada satu kata. Hal itu membuat banyak orang merasa sulit untuk mempelajarinya, tetapi ketika kita mulai memahami asal-usul dan arti dari tiap hurufnya, akan menjadi mudah untuk dipahami. Kanji digunakan untuk menulis karakteristik atau sifat sebuah tempat atau nama sebuah lokasi. Pertama kali kanji diperkenalkan di Jepang oleh pemuka agama sehingga banyak nama-nama kuil menggunakan tulisan kanji.

2. Hiragana

Hiragana menggunakan huruf sederhana yang berfungsi sebagai bunyi sebagaimana yang ada di dalam alfabet. Hiragana digunakan untuk menulis kata-kata asing atau tempat-tempat yang lebih modern seperti nama-nama bar dan kafe. Selain itu, hiragana sering digunakan untuk menulis nama-nama kota, desa, atau kawasan desa kecil.

3. Katakana

Katakana juga menggunakan huruf yang sama seperti hiragana, tetapi memiliki arti yang berbeda. Katakana digunakan untuk menulis kata-kata asing yang diambil dari bahasa asing seperti bahasa Inggris, Prancis, atau Bahasa Indonesia. Katakana sering digunakan untuk menulis nama-nama tempat seperti pusat perbelanjaan, gedung perkantoran, atau nama-nama band dan musisi.

Dalam mempelajari bahasa Jepang, dapat sangat membantu jika kita memahami lebih banyak tentang bahasa Jepang yang digunakan di seluruh dunia, termasuk juga bahasa Jepang pada papan jalan. Setelah membaca artikel ini, kami harap Anda dapat lebih memahami jenis-jenis tulisan bahasa Jepang yang digunakan pada papan nama jalan.

Perbedaan Cara Menulis Alamat di Indonesia dan di Jepang


alamat di Jepang dan Indonesia

Bahasa Jepang Jalan atau yang biasa disebut sebagai “Jepang ala Indonesia” memiliki aturan tersendiri dalam menulis alamat. Jika biasanya kita menulis alamat secara horizontal, berbeda dengan di Jepang, alamat ditulis secara vertikal. Tidak hanya itu, bahkan cara penulisan alamat di Jepang memerlukan format yang lebih lengkap dibandingkan di Indonesia.

Saat menulis alamat di Jepang, pertama-tama kita harus menuliskan nama kelurahan (chome) sebagai penanda daerah atau wilayah. Setelah itu, baru nama desa (mura atau chiku) diikuti dengan nomor blok (ban) dan nomor rumah (go). Setiap nomor blok dan rumah dicantumkan dalam urutan yang benar, tidak boleh tertukar.

Berbeda dengan Jepang, di Indonesia penulisan alamat bisa dibilang lebih sederhana, biasanya hanya terdiri dari nama jalan, nama komplek/perumahan, nomor rumah, desa/kelurahan, kecamatan, dan kabupaten/kota. Namun, terkadang penulisan alamat juga dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah setempat, seperti pemindahan nama jalan atau blok perumahan.

Selain itu, di Indonesia juga terdapat perbedaan dalam cara penulisan alamat antara kota besar dan kecil. Di kota besar seperti Jakarta atau Surabaya, penulisan alamat sering mencantumkan RT/RW (Rukun Tetangga/Rukun Warga) untuk menandakan lokasi lebih tertentu. Sedangkan di kota kecil, biasanya hanya mencantumkan nomor rumah, desa/kelurahan, kecamatan, dan kabupaten/kota.

Namun, meskipun terdapat perbedaan dalam cara penulisan alamat di Indonesia dan Jepang, yang menjadi tujuan sama-sama ingin mengirimkan surat atau paket dengan tepat sampai ke alamat tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami dan mengikuti aturan penulisan alamat yang berlaku di masing-masing negara.

Etika Berlalu Lintas yang Berlaku di Jepang dan Tips Berjalan di Trotoar Jepang

Bahasa Jepang Jalan in Indonesia

Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang menjadi populer di Indonesia. Gaya hidup dan budaya Jepang yang unik membuat banyak orang Indonesia tertarik dan ingin terlibat dalam berbagai kegiatan atau aktivitas yang melibatkan bahasa Jepang. Salah satu aktivitas yang menarik dan sering kali dilakukan oleh orang Indonesia adalah berkunjung ke Jepang. Sebelum mengunjungi Jepang, para pelancong atau wisatawan Indonesia perlu mengetahui etika berlalu lintas yang berlaku di Jepang dan cara berjalan di trotoar Jepang yang benar.

Etika Berlalu Lintas di Jepang

Saat berkendara atau berjalan di jalanan Jepang, terdapat beberapa aturan dan etika yang perlu diikuti oleh masyarakat dan wisatawan seperti:

1. Patuhi rambu-rambu

Setiap negara pasti memiliki rambu-rambu lalu lintas. Begitu juga dengan Jepang. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat dan wisatawan Indonesia untuk memahami rambu-rambu lalu lintas yang berlaku di Jepang serta mematuhi aturannya.

2. Gunakan pedestrian crossing saat menyeberang jalan

Saat menyeberang jalan, masyarakat dan wisatawan perlu menyeberang menggunakan pedestrian crossing atau zebra cross. Terdapat banyak sekali pedestrian crossing di Jepang, bahkan di tempat-tempat yang sepi sekalipun. Penting bagi masyarakat dan wisatawan untuk tidak menyeberang jalan sembarangan.

3. Jangan berkendara sambil mengemudi

Berkendara sambil mengemudi merupakan pelanggaran berat di Jepang. Bahkan, tindakan tersebut akan mendapatkan hukuman yang cukup berat. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat dan wisatawan untuk tidak melakukan tindakan tersebut.

Tips Berjalan di Trotoar Jepang

Hal yang tidak kalah penting adalah mengetahui tips berjalan di trotoar Jepang yang benar. Berikut beberapa tips yang perlu diketahui:

1. Tepi kanan trotoar digunakan oleh masyarakat yang berjalan cepat

Saat berjalan di trotoar Jepang, tepi kanan trotoar digunakan oleh masyarakat yang ingin berjalan cepat. Masyarakat atau wisatawan yang hendak berjalan sedikit pelan disarankan untuk berjalan di tengah trotoar.

2. Jangan mengemudi sepeda motor di trotoar

Sama halnya dengan berkendara sambil mengemudi, mengemudi sepeda motor di trotoar juga merupakan pelanggaran berat yang akan mendapatkan hukuman yang cukup berat di Jepang. Oleh karena itu, tentu saja masyarakat dan wisatawan tidak boleh melakukan tindakan tersebut.

3. Perhatikan pengguna trotoar lainnya

Saat berjalan di trotoar Jepang, perlu diperhatikan pengguna trotoar lainnya seperti pejalan kaki atau pengguna sepeda. Jangan sampai terjadi benturan antara pengguna trotoar satu dengan pengguna trotoar lainnya. Bila ingin berhenti sejenak, masyarakat atau wisatawan disarankan untuk berhenti di sisi trotoar yang tidak mengganggu pengguna trotoar lainnya.

4. Patuhi aturan lalu lintas di trotoar

Setiap negara memiliki aturan lalu lintas yang berbeda-beda. Oleh karena itu, masyarakat dan wisatawan Indonesia perlu memahami serta mematuhi aturan lalu lintas di trotoar Jepang. Contohnya, saat hendak menyeberang jalan, disarankan untuk menggunakan pedestrian crossing dan selalu patuhi rambu-rambu yang ada.

5. Perhatikan ketepatan waktu

Saat berjalan di trotoar Jepang, masyarakat dan wisatawan perlu memperhatikan ketepatan waktu. Jangan sampai terlambat atau bahkan terlalu cepat. Patuhi waktu yang sudah ditentukan dengan tepat dan disiplin. Hal ini akan menunjukkan kesopanan dan etika yang baik.

Dengan mengetahui etika berlalu lintas dan tips berjalan di trotoar Jepang yang benar, masyarakat dan wisatawan Indonesia akan lebih mudah untuk berkunjung ke Jepang dan menikmati indahnya negeri Sakura. Selamat berkunjung ke Jepang!

Iklan