Abang Panggilan: Profesi yang Sering Dijadikan Pilihan?


abang panggilan

Abang panggilan atau yang juga dikenal dengan sebutan gigolo, menjadi topik hangat di Indonesia akhir-akhir ini. Meskipun terbilang tabu dan ilegal, namun tidak sedikit pria yang memilih profesi ini. Lantas, apa sebenarnya yang membuat abang panggilan menjadi pilihan? Dan bagaimana cara mereka menjalankan profesinya? Simak ulasannya di bawah ini.

Sejak dahulu, profesi abang panggilan sudah ada di Indonesia. Namun, popularitasnya semakin berkembang sejak munculnya media sosial dan aplikasi kencan online. Pria yang memilih berprofesi sebagai abang panggilan umumnya mempunyai alasan tertentu, salah satunya karena faktor ekonomi. Ada juga yang melakukannya hanya karena ingin merasakan sensasi dan mengeksplorasi kebebasan.

Sebagian besar abang panggilan ini bekerja secara freelance dan tidak terdaftar di lembaga formal apapun. Mereka biasanya mempromosikan jasa mereka melalui sosial media ataupun aplikasi kencan online, atau bahkan melalui referensi dari klien yang sudah pernah memakai jasa mereka sebelumnya. Beberapa di antara mereka juga bergabung dengan agen yang khusus menawarkan jasa abang panggilan.

Dalam menjalankan profesinya, abang panggilan biasanya memberikan layanan tidak hanya dalam bentuk hubungan intim, tetapi juga untuk mendampingi klien dalam sebuah event atau pesta. Beberapa bahkan menawarkan jasa sebagai teman untuk berlibur. Mereka biasanya menetapkan tarif per jam, per malam, atau bahkan per minggu, tergantung kebutuhan klien dan kesepakatan yang sudah disepakati sebelumnya.

Meskipun terbilang ilegal, namun profesi sebagai abang panggilan tidak terlalu sulit untuk dijalankan. Sebab, banyak masyarakat yang sebenarnya membutuhkan jasa seperti ini. Sebagian dari mereka ingin merasakan pengalaman romantis tanpa perlu memberikan komitmen dalam sebuah hubungan yang serius. Ada juga yang membutuhkan kehadiran seseorang untuk menemaninya dalam acara tertentu, memperbaiki mood, atau sekadar ingin merasakan perhatian dan penghargaan dari orang lain.

Namun, tentu saja profesi ini tidak terbilang mudah. Abang panggilan harus menghadapi stigma negatif dan penghakiman dari sebagian masyarakat, terutama karena mereka dianggap melanggar norma dan moralitas. Selain itu, mereka juga berisiko tertular penyakit menular seksual dan memicu konflik dengan klien atau pihak yang tidak setuju dengan profesinya.

Meskipun ilegal, nyatanya bisa dibilang abang panggilan merupakan profesi yang cukup menjanjikan secara finansial. Tentu saja hal ini tergantung pada seberapa banyak permintaan yang ia terima, besaran tarif yang ditetapkan, dan kualitas pelayanan yang diberikan. Namun, sebelum menganggap profesi ini sebagai opsi karir, sebaiknya pertimbangkan matang-matang dampak dan konsekuensinya.

Siapakah Mereka? Pelanggan Abang Panggilan yang Tertarik pada Pria


Pelanggan Abang Panggilan yang Tertarik pada Pria

Abang panggilan atau gigolo, adalah seorang pria yang dibayar oleh wanita untuk memberikan layanan seksual atau keintiman lainnya. Namun, tidak hanya wanita yang membutuhkan layanan ini. Di Indonesia, ada juga pelanggan abang panggilan yang tertarik pada pria. Siapakah mereka?

1. Wanita single atau jomblo – Ya, tak sedikit wanita Indonesia yang merasa kesepian dan membutuhkan seseorang untuk menemani dan memperhatikan mereka. Beberapa wanita memutuskan untuk menggunakan jasa abang panggilan agar mereka bisa merasakan keintiman dan mendapatkan pengalaman yang menyenangkan.

2. Wanita berusia matang – Anda mungkin tidak percaya, tetapi tidak sedikit wanita yang sudah menikah ataupun berusia di atas 40 tahun membutuhkan layanan abang panggilan. Beberapa dari mereka merasa tidak puas dengan pasangan atau kehidupan seksual mereka dan mencari pelampiasan dengan gigolo.

3. Wanita karir – Kehidupan karir yang sibuk dapat membuat seseorang merasa kesepian. Beberapa wanita karir menyewa abang panggilan agar ada seseorang yang bisa menemani mereka dalam acara atau mengurangi rasa kesepian yang mereka rasakan.

4. Wanita LGBT – Dalam masyarakat Indonesia yang masih sangat konservatif, menjadi lesbian atau gay adalah hal yang tabu dan sulit diterima oleh lingkungan sekitar. Beberapa lesbian memutuskan untuk menyewa jasa abang panggilan untuk membantu mencari kepuasan dan keintiman yang diinginkan mereka.

Jadi, seperti yang Anda lihat di atas, ada banyak jenis wanita yang memanfaatkan layanan abang panggilan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Sebenarnya, hal ini tidak selalu tentang seks, tapi juga tentang keintiman dan perhatian. Untuk beberapa pelanggan, jasa abang panggilan adalah pelampiasan, sementara bagi yang lain, hal itu adalah cara mendapatkan pijat atau keintiman di tengah kesibukan hidup mereka.

Dampak Negatif dari Menjadi Abang Panggilan dan Bagaimana Mengatasinya

Abang Panggilan

Abang panggilan atau gigolo adalah sebutan bagi laki-laki yang menyediakan jasa sebagai teman kencan untuk wanita dengan imbalan uang. Meskipun tidak sepenuhnya dilarang oleh hukum, namun profesi ini memiliki dampak negatif terhadap pelakunya. Berikut adalah beberapa dampak negatif menjadi abang panggilan dan bagaimana mengatasinya.

1. Merusak hubungan dengan keluarga dan teman

merusak hubungan dengan keluarga dan teman

Banyak orang yang merasa malu dan tidak berkenan bila memiliki kerabat atau teman yang terlibat dalam bisnis gigolo. Selain itu, profesi ini dianggap merusak citra keluarga dan membuat hubungan dengan keluarga dan teman menjadi tidak harmonis.

Agar menghindari dampak negatif ini, abang panggilan sebaiknya memiliki pertimbangan yang matang sebelum memutuskan untuk terjun ke dalam profesi ini. Jangan sampai menjalankan bisnis gigolo membuat hubungan dengan keluarga dan teman menjadi retak.

2. Merusak kesehatan baik secara fisik maupun psikologis

merusak kesehatan

Profesi abang panggilan biasanya berhubungan dengan banyak wanita. Hal ini meningkatkan risiko penularan penyakit kelamin dan membuat tubuh menjadi lelah akibat melakukan aktivitas seksual yang berlebihan. Selain itu, pekerjaan ini juga dapat membuat psikologi seseorang menjadi tidak stabil akibat harus menuruti keinginan pelanggan dan terus mencari uang.

Untuk mengatasi dampak negatif ini, seorang abang panggilan harus lebih menjaga kebersihan dan kesehatan. Selain itu, mereka juga harus menjauhi aktivitas yang dapat merusak kesehatan tertentu. Untuk kesehatan mental, dapat mencoba melakukan meditasi atau konseling dengan psikolog untuk menyeimbangkan kehidupan pribadi dan profesional.

3. Menjadi takut pada rasa cinta yang sebenarnya

takut rasa cinta

Banyak abang panggilan berhenti dari pekerjaan ini akibat mereka merasa tidak percaya pada cinta sebenarnya. Mereka takut tersentuh pada rasa cinta karena selama ini hanya mengejar uang dan kepuasan seksual pelanggan. Hal ini membuat mereka menjadi sulit untuk membangun hubungan yang harmonis dengan sejumlah wanita.

Untuk mengatasi dampak negatif ini, seorang abang panggilan dapat membuka diri untuk mendapatkan cinta sejati. Mereka harus yakin bahwa profesi mereka tidak menentukan siapa mereka dan bahwa mereka masih dapat membangun hubungan yang sehat dengan wanita tanpa melihat uang atau seks sebagai keseluruhan.

4. Merupakan tindakan hukum yang terlarang

Tindakan hukum terlarang

Banyak orang tidak menyadari, bahwa menjadi abang panggilan adalah sebuah tindakan pidana dan terlarang di Indonesia. Selain itu, terlibat dalam bisnis ini dapat membawa masalah hukum dan merusak masa depan seseorang akibat masalah hukum yang menimpanya. Sebaiknya hindari profesi ini atau pilihlah profesi yang jelas tidak melanggar hukum.

Itulah beberapa dampak negatif dari menjadi abang panggilan dan bagaimana mengatasinya. Meskipun profesi ini dapat memberikan keuntungan yang besar, namun dampak negatifnya jelas mengindikasikan bahwa sebuah profesi tidak selalu menguntungkan untuk dimasuki. Pilihlah profesi yang jelas menguntungkan secara fisik dan mental.

Diskriminasi terhadap Abang Panggilan di Masyarakat Jepang


Abang Panggilan di Jepang

Abang panggilan atau yang lebih dikenal dengan sebutan gigolo adalah sebuah profesi di mana seorang pria menerima bayaran untuk memberikan layanan seperti kencan, mendengarkan, dan aktifitas seksual kepada perempuan. Di Indonesia abang panggilan bisa kita jumpai dengan mudah di beberapa tempat hiburan dan media sosial, tetapi di Jepang abang panggilan dianggap sebagai profesi yang tercela.

Abang panggilan di Jepang lebih dikenal dengan sebutan “host” atau “kyaba-kura” yang merupakan klub malam di mana para host bekerja. Seorang host biasanya mengenakan pakaian elegan dengan rambut yang diwarnai dan diatur dengan rapi. Host di klub malam Jepang bertugas untuk menyambut para tamu perempuan dan memberikan hiburan yang baik melalui obrolan santai, minuman, dan makanan. Ada juga layanan khusus seperti menyanyikan lagu karaoke atau menari untuk memperlihatkan bakat mereka.

Namun, di sisi lain profesi ini sering mendapat pandangan negatif dan stigma dari masyarakat Jepang. Hal ini terkait dengan tradisi dan budaya di Jepang yang cenderung menghindari segala bentuk perilaku ekspresif dan sensasional. Masyarakat Jepang menganggap bahwa perilaku dan penampilan host bukanlah hal yang sopan dan mencerminkan kurangnya moralitas dan budaya Jepang yang baik. Padahal, sebenarnya banyak host yang membantu para tamunya dalam hal mendengarkan keluhan dan memberikan dukungan moral.

Bahkan, persepsi tersebut berujung dengan diskriminasi dan pengucilan sosial bagi para host. Banyak dari mereka yang kesulitan mencari pekerjaan lain ketika mereka ingin keluar dari profesi ini. Mereka dianggap sebagai orang yang tidak pantas dan kurang memiliki kualifikasi sehingga sulit untuk diterima di tempat kerja yang lebih baik. Akibatnya banyak host selalu hidup dalam ketakutan kehilangan pekerjaannya dan mendapatkan tekanan psikologis yang berat.

Masyarakat Jepang juga terlihat tidak menghargai kontribusi ekonomi yang dihasilkan oleh para host di klub malam. Dalam laporan yang dikeluarkan oleh Pusat Data Industri Hiburan Jepang pada tahun 2019, industri klub malam di Jepang berhasil menghasilkan nilai sekitar ¥1,1 triliun atau sekitar Rp141 triliun. Tetapi kontribusi ekonomi yang dihasilkan dari industri kurang mendapat perhatian.

Masyarakat Jepang sendiri tidak sepenuhnya membenci profesi host, namun kebanyakan dari mereka hanya melihat profesi ini sebagai tindakan kegagalan moral dan kurang sopan serta menyimpang dari budaya tradisional. Hal penting yang harus dilakukan adalah meningkatkan pemahaman dan edukasi terhadap profesi ini agar dapat menghilangkan stigma dan diskriminasi yang melekat pada abang panggilan di Jepang. Bagi para host sendiri, walaupun pekerjaannya banyak mendapat tekanan dan diskriminasi, mereka tetap melakukan pekerjaan ini dengan semangat yang kuat dan berharap bisa memperbaiki pandangan masyarakat Jepang terhadap profesi mereka.

Peluang Bisnis Abang Panggilan di Tengah Tren Penurunan Jumlah Penduduk di Jepang?


abang panggilan

Abang panggilan adalah sebutan untuk pria yang biasa dipanggil untuk menemani orang, termasuk wanita, untuk berbagai keperluan seperti acara kencan, pergi ke pesta, dan bahkan sekadar menemani untuk mengobrol. Dalam beberapa tahun terakhir, bisnis abang panggilan ternyata sedang naik daun. Fenomena ini terjadi bukan hanya di Indonesia atau Asia, tapi juga di Jepang, sebuah negara di Asia Timur. Meskipun Jepang sedang mengalami penurunan jumlah penduduk, bisnis abang panggilan ternyata tetap menjanjikan peluang bisnis yang menjanjikan untuk para pelakunya. Simak penjelasannya di bawah ini.

Apa itu Abang Panggilan?


apa itu abang panggilan

Abang panggilan sebenarnya bukanlah fenomena baru. Di Indonesia, mereka yang berprofesi sebagai abang panggilan biasa dipanggil dengan sebutan “gigolo” atau “lelaki bayaran”. Namun saat ini, istilah abang panggilan mulai digunakan untuk menggantikan istilah-istilah tersebut. Abang panggilan sebenarnya adalah pria yang menyediakan jasa untuk menemani wanita atau bahkan pria untuk berbagai keperluan. Jasa yang ditawarkan bisa berupa menemani untuk pergi ke acara kencan, pergi ke pesta, atau bahkan sekadar menemani untuk mengobrol.

Abang Panggilan di Jepang


abang panggilan di jepang

Di Jepang, bisnis abang panggilan juga sedang naik daun. Kebutuhan untuk mendapatkan teman bisa datang dari berbagai kalangan, terutama kalangan wanita yang merasa kesepian. Jepang memang dikenal sebagai negara dengan tingkat kesepian yang tinggi, karena difasilitasi dengan adanya teknologi yang canggih. Oleh karena itu, kehadiran abang panggilan menjadi solusi bagi mereka yang ingin memiliki teman yang bisa dicari dengan mudah tanpa melalui proses pacaran atau pernikahan.

Mengapa Bisnis Abang Panggilan di Jepang Menjanjikan?


bisnis abang panggilan

Meskipun Jepang sedang mengalami penurunan jumlah penduduk, bisnis abang panggilan ternyata menjanjikan peluang bisnis yang menjanjikan. Kebutuhan untuk memiliki teman menjadikan bisnis abang panggilan menjadi bisnis yang menjanjikan. Di Jepang, bisnis abang panggilan cukup berkembang dan menjadi pilihan yang menarik bagi mereka yang merindukan teman untuk sekadar bertukar cerita atau bersenang-senang. Selain itu, kebutuhan akan jaminan privasi juga menjadi alasan mengapa para pelanggan memilih menghubungi abang panggilan daripada mencari teman di kehidupan nyata.

Bagaimana Peluang Bisnis Abang Panggilan di Indonesia?


peluang bisnis abang panggilan

Meskipun di Indonesia istilah abang panggilan masih agak tabu, bisnis ini sudah mulai dikenal beberapa tahun terakhir. Beberapa platform online bahkan sudah menyediakan layanan abang panggilan, seperti aplikasi Amel, AyoDate, Tepat Goyang, dan sebagainya. Bisnis abang panggilan ini juga menjanjikan peluang bisnis yang menarik, mengingat kebutuhan akan jasa ini cukup besar, terutama bagi orang-orang yang kesulitan mencari teman atau membangun hubungan sosial di kehidupan nyata. Namun, tentunya bisnis abang panggilan di Indonesia perlu dijalankan dengan cara yang bermartabat dan etis, agar tetap dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat yang positif bagi para pelanggannya.

Kesimpulan


kesimpulan

Bisnis abang panggilan memang masih menjadi topik yang cukup sensitif di Indonesia. Meski demikian, kehadiran bisnis ini tetap menarik untuk diperbincangkan. Di Jepang, bisnis abang panggilan telah berjalan dengan cukup baik dan menjanjikan keuntungan yang menarik. Kebutuhan akan teman dan jaminan privasi menjadikan pelanggan bisnis abang panggilan semakin meningkat. Hal ini tentunya menjadi peluang bisnis yang menarik bagi para pelaku bisnis di Indonesia, asalkan tetap dijalankan dengan cara yang bermartabat dan memberikan manfaat yang baik bagi pelanggannya.

Iklan