Pengertian dan Asal Usul Itadakimasu


Itadakimasu

Itadakimasu merupakan ungkapan yang sering diucapkan sebelum makan di Jepang. Namun, apa arti itadakimasu dalam bahasa Indonesia? Apakah itu hanya sebuah ungkapan yang tanpa makna ataukah memiliki filosofi yang mendalam?

Itadakimasu berasal dari bahasa Jepang, terdiri atas dua kata yaitu “itadaki” dan “masu”. “Itadaki” yang berarti “mengambil”, “memperoleh”, atau “merangkap”, dan “masu” yang digunakan sebagai kata kerja sopan untuk menunjukkan penghargaan atau rasa terima kasih. Oleh karena itu, secara harfiah itadakimasu memiliki makna “saya menerima ini” atau “saya bersyukur atas makanan yang tersedia di hadapan saya”.

Selain sebagai ungkapan rasa syukur, itadakimasu juga memiliki makna filosofis yang dalam. Filosofi tersebut berhubungan erat dengan kepercayaan masyarakat Jepang yang memegang teguh nilai-nilai Shinto. Mereka percaya bahwa segala sesuatu di dunia termasuk makanan memiliki jiwa yang harus dihormati.

Itulah sebabnya, ketika makan, orang Jepang selalu berusaha untuk memperlakukan makanan dengan hormat dan tidak melakukan tindakan yang merendahkan. Mereka meyakini bahwa makanan bukan hanya memberikan energi dan nutrisi bagi tubuh, tetapi juga merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan.

Ungkapan itadakimasu juga terkait dengan konsep minimisasi rather than maximization yang ada dalam budaya Jepang. Orang Jepang memandang bahwa kelebihan atau kemewahan merupakan suatu cobaan yang datang dari Tuhan yang harus disyukuri, sementara keterbatasan yang ada di dunia ini harus dipahami dan diterima sebagai suatu keharusan. Dengan demikian, ketika makan, orang Jepang melihat makanan sebagai suatu anugerah yang harus dihormati dan diapresiasi.

Namun, bukan berarti itadakimasu hanya berlaku bagi masyarakat Jepang. Prinsip-prinsip itu juga bisa diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari, terutama pada waktu kita makan bersama keluarga atau teman. Ungkapan itadakimasu bisa dipahami sebagai pengingat bahwa makanan merupakan sumber kehidupan dan harus dihormati. Dengan begitu, kita bisa bersyukur atas anugerah yang kita terima dan menjaga keseimbangan yang ada di alam semesta.

Jadi, jika kita lebih memahami arti dan filosofi itadakimasu, kita bisa merasakan kelezatan makanan secara lebih mendalam, dan menghargai nutrisi yang diperoleh selama kita makan.

Penggunaan dalam Budaya Jepang


Penggunaan dalam Budaya Jepang

Saat makan, orang Jepang meletakkan kedua tangan di atas meja, memejamkan mata, dan mengucapkan “itadakimasu.” Kata ini diartikan sebagai ungkapan terima kasih kepada Tuhan atau sumber makanan atas penyediaannya. Namun, apa arti itadakimasu sebenarnya?

Bukan hanya sekadar ungkapan terima kasih, “itadakimasu” memiliki konotasi yang lebih dalam dalam budaya Jepang. Kata ini juga menunjukkan rasa hormat dan kesadaran akan kehadiran makhluk hidup lain yang telah memberikan makanan untuk kita, seperti tanaman dan hewan.

Budaya makan di Jepang sangat berbeda dengan di negara lain. Selain itu, setiap jenis makanan memiliki cara makan yang berbeda, bahkan sebuah makanan bisa dikategorikan sebagai makanan formal atau informal. Saat makan di restoran Jepang, ada beberapa aturan yang harus diikuti seperti meletakkan sendok dan sumpit dengan benar, meniup makanan agar tidak terlalu panas, atau makan dengan tenang.

Menurut tradisi Jepang, adalah penting untuk memiliki rasa syukur dalam setiap tindakan kita, termasuk makan. Dalam hal ini, “itadakimasu” sangat relevan, karena memberikan penghormatan dan rasa syukur pada orang-orang yang terlibat dalam menghasilkan makanan.

Namun, beberapa orang menganggap kata “itadakimasu” hanya sebuah kebiasaan tanpa makna yang mendalam. Orang-orang ini mungkin tidak memahami budaya Jepang secara keseluruhan atau kurang sensitivitas terhadap pentingnya makan dan mendapatkan makanan yang baik.

Bahkan saat makan di rumah, orang Jepang sering mengucapkan “itadakimasu” sebelum makan. Selain itu, ketika selesai makan, orang Jepang mengucapkan “gochisousama deshita” atau terima kasih atas makanannya. Ungkapan ini menunjukkan rasa terima kasih dan penghormatan pada orang yang telah menyiapkan makanan dan yang telah menyediakan makanan.

Budaya makan di Jepang sangat terikat dengan prinsip-prinsip dan norma-norma etiket. Ini menggarisbawahi betapa pentingnya makanan dan bagaimana makanan dapat menjaga hubungan sosial yang seimbang. Ketika mengunjungi restoran Jepang atau rumah teman, penting untuk memahami adab dan norma-norma makanan sehingga dapat menunjukkan rasa hormat pada penghidupan dan penemuan makanan.

Dalam kolaborasi makanan Jepang dan Indonesia, “itadakimasu” juga dapat digunakan sebagai tanda penghormatan pada budaya masing-masing negara. Bahkan, saat menikmati masakan Indonesia, cara mengucapkan “itadakimasu” dapat menunjukkan rasa terima kasih pada si penjamu dan upaya yang dilakukan untuk menghidangkan makanan yang lezat.

Dalam budaya makan Jepang, “itadakimasu” melampaui sekadar ungkapan terima kasih. Ini menyiratkan rasa hormat pada kehadiran orang lain, ada sunduluan dan penghargaan pada makhluk hidup lain yang telah memberikan makanan untuk kita. Dalam hal ini, “itadakimasu” menjadi sebuah ritual budaya yang penting dan harus dihormati.

Signifikansi Spiritual dan Etika Makan


Signifikansi Spiritual dan Etika Makan

Setiap kegiatan manusia memiliki nilai moral dan etika yang harus dijaga. Hal ini juga berlaku dalam kegiatan makan. Di Indonesia, makan bukan hanya sekadar untuk memenuhi kebutuhan energi dan nutrisi, tetapi juga memiliki signifikansi spiritual yang tinggi.

Makanan yang dikonsumsi dianggap sebagai anugerah dari Tuhan yang harus disyukuri. Oleh karena itu, sebelum makan, orang Indonesia biasanya mengucapkan “itadakimasu” atau “selamat makan” sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan. Ucapan ini memiliki makna lebih dalam daripada hanya sekadar ungkapan sopan santun, karena mengandung nilai spiritual dalam budaya Indonesia.

Di samping itu, etika makan juga sangat penting untuk dijaga. Di Indonesia, ketika makan bersama-sama, ada aturan-aturan tertentu yang harus diikuti agar suasana makan menjadi nyaman dan harmonis. Beberapa etika makan yang umum di Indonesia antara lain:

Etika Makan di Indonesia

1. Tidak Menjatuhkan Makanan

Menjatuhkan makanan dianggap sebagai tindakan yang tidak sopan dan menghina makanan yang telah diberikan sebagai anugerah dari Tuhan. Oleh karena itu, di Indonesia, dianggap tidak etis untuk meremehkan makanan dengan menjatuhkannya atau mengejeknya.

2. Bersikap Ramah dan Murah Senyum

Salah satu etika makan yang paling penting di Indonesia adalah bersikap ramah dan murah senyum saat makan bersama. Hal ini untuk membangun suasana yang harmonis dan menyenangkan saat makan bersama-sama.

3. Menjaga Ketertiban dan Kebersihan

Etika makan yang lain adalah menjaga ketertiban dan kebersihan saat makan. Di Indonesia, orang biasanya menggunakan tangan atau sendok dan garpu untuk makan. Namun, ketika menggunakan tangan, pastikan tangan dalam keadaan bersih dan terjaga kebersihannya.

Selain itu, jangan lupa untuk menjaga lingkungan sekitar tetap bersih dan teratur selama makan berlangsung. Bersihkan sisa makanan yang jatuh ke lantai atau meja dan jangan membuang sampah sembarangan, karena itu dianggap tidak sopan.

4. Tidak Menggunakan Gadget Saat Makan

Makan adalah waktu yang tepat untuk berkumpul dan bercengkerama dengan keluarga atau teman-teman. Oleh karena itu, di Indonesia, dianggap tidak etis untuk menggunakan gadget seperti telepon genggam atau laptop saat makan, karena dapat mengganggu interaksi sosial antara orang yang sedang makan bersama-sama.

Mungkin bagi orang asing, etika makan di Indonesia terdengar cukup rumit dan mengikat. Namun, sebenarnya, hal ini hanya untuk menjaga keharmonisan dan kebersamaan saat makan bersama. Jadi, jika kamu berkunjung ke Indonesia atau makan bersama orang Indonesia, jangan lupa untuk menghormati etika makan yang berlaku.

Alternatif Ekspresi Serupa di Negara Lain


Culture of Food

Itadakimasu is a Japanese expression commonly used before meals as a way of giving thanks for the food that is about to be consumed. However, similar expressions can be found in other countries around the world that share similar cultural beliefs when it comes to food.

In Indonesia, we also have unique ways to express our gratitude for food. For example:

  1. Selamat Makan
  2. The most common expression used in Indonesia before mealtime is “selamat makan,” which means “enjoy your meal.” Although it is not a direct translation of “itadakimasu,” both expressions share the same intention of showing gratitude and appreciation for the food that is being served.

  3. Suapan Pertama Kita untuk Allah
  4. Religion and Food

    Another expression that is common in Indonesia and shares a similar idea to “itadakimasu” is “suapan pertama kita untuk Allah,” which translates to “our first bite is for Allah.” This expression reminds us to always be grateful for the blessings that we have, including the food that we eat.

  5. Bismillah
  6. “Bismillah” is a widely used expression in the Muslim community that translates to “in the name of Allah.” This expression is usually said before doing anything, including eating. By saying “bismillah” before a meal, we are acknowledging the fact that we are about to consume something that Allah has provided for us.

  7. Buen provecho
  8. Food Culture

    In the Spanish-speaking world, before mealtime, it is customary to say “buen provecho,” which is equivalent to saying “enjoy your meal” in English. While it may not have the same religious connotations as “itadakimasu,” it still shows the same appreciation for food that is shared among different cultures.

  9. Bon appétit
  10. Lastly, in France, before mealtime, it is customary to say “bon appétit,” which also translates to “enjoy your meal” in English. While it may not have the same cultural and religious background as “itadakimasu,” it still shows the same appreciation and respect for food.

In conclusion, while “itadakimasu” is a unique expression that is inherently Japanese, other cultures around the world also have similar expressions that show gratitude and appreciation for the food that is being consumed. Whether it’s “selamat makan” in Indonesia, “suapan pertama kita untuk Allah” in the Muslim community, “buen provecho” in the Spanish-speaking world, “bon appétit” in France, or any other similar expression around the world, we can all agree that food is something that should be respected and appreciated.

Contoh Pengucapan dan Cara Menghasilkan Bunyi yang Benar


Pengucapan Itadakimasu

Itadakimasu adalah sebuah ungkapan yang umum digunakan oleh orang Jepang sebelum makan. Namun, di Indonesia, istilah ini biasa disebut sebagai ungkapan syukur atas makanan. Biasa disebutkan saat hendak memulai makan, ungkapan ini berasal dari bahasa Jepang. Bagi Anda yang baru saja belajar bahasa Jepang atau ingin mengetahui cara pengucapan yang benar, kali ini akan dibahas contoh pengucapan dan cara menghasilkan bunyi yang benar.

Cara Mengucapkan Itadakimasu dengan Benar

Cara Meracik Kata Itadakimasu

Sebelum memulai makan, biasanya saat semua orang telah duduk di meja makan dan semua makanan telah tersedia, maka salah satu orang di antaranya akan mengatakan, “Itadakimasu”. Yang artinya, ‘Terima kasih telah memberikan makanan’.

Terdapat beberapa cara yang dapat dicontoh agar bisa menghasilkan bunyi dalam pengucapan “Itadakimasu” dengan benar. Di antaranya adalah :

Cara A (Pengucapan Alami)

Contoh Pengucapan Itadakimasu

Cara pertama yang paling umum adalah dengan mengucapkannya dengan suara alami. Aturan yang harus diperhatikan adalah cara menggerakkan mulut mulai dari bibir hingga lidah. Andaharus menggerakan bibir seperti sedang tersenyum, dan menggerakkan lidah di belakang gigi seri di bagian atas. Jangan lupa untuk menutup mulut ketika menyebutkan kata “Ita”.

Cara B (Pengucapan Kaku)

Cara Kaku Pengucapan Kata Itadakimasu

Cara berikutnya yang bisa dicontoh adalah pengucapan “Itadakimasu” dengan cara kaku. Contoh pengucapan kaku dari kata “Itadakimasu” ini bisa diterapkan dengan kata “Itadakimasu desu”.

Beberapa orang lebih sering menggunakan cara pengucapan kedua ini ketika mereka sedang berada di tempat yang formal. Mulut harus lebih ketat dan menutupi gigi atau sama sekali tidak menampakkan gigi sedikitpun. Sehingga ucapannya akan terdengar agak kaku dan sama sekali tidak terlihat senyum.

Cara C (Pengucapan Cepat)

Cara Pengucapan Cepat Kata Itadakimasu

Cara ketiga yang banyak digunakan oleh orang Indonesia adalah mengucapkannya dengan cepat. Di Indonesia, “Itadakimasu” sering kali menjadi “Takasimasu” atau “Saksimasu” oleh kebanyakan orang. Hal tersebut dikarenakan pengucapan “Itadakimasu” yang terlalu lambat akan terdengar terlalu panjang di antara aksen bahasa Indonesia.

Pengucapan cepat atau singkat ini, terlihat lebih baik pada situasi informal seperti di rumah, di mana orang yang makan sudah akrab dengan keluarga atau sahabat. Namun, penting juga untuk menghargai pengucapan yang benar dan tidak terlalu cepat. Ucapan terdengar lebih baik bila diucapkan dengan suara yang jelas dan lambat.

Jadi, itulah beberapa contoh pengucapan dan cara menghasilkan bunyi yang benar di dalam ungkapan “Itadakimasu”. Dengan pengucapan yang benar, ungkapan ini akan terdengar lebih menjadi dan dapat menunjukkan rasa syukur Anda terhadap makanan yang Anda nikmati.

Iklan